Blogger Senior dan Yunior : Kriterianya Bagaimana?

Selamat Malam Kawan MM!

Anda termasuk blogger senior atau blogger yunior? Mana kategori yang tepat untuk Anda?

Kalau sudah menentukan, boleh saya bertanya kriteria yang dipakai seperti apa?

Terus terang, saya sendiri mengalami kesulitan untuk memisahkan mana blogger yang harus dimasukkan ke dalam kategori senior dan mana yang harus digolongkan sebagai yunior.

Selama ini, saya tidak bisa menemukan standar atau patokan yang bisa dipakai untuk menilai dan mengklasifikasi para blogger.

Mungkin, harus diakui juga, saya berpandangan kalau di blogosphere, dunianya kaum blogger, dunia maya, sebutan seperti itu tidak seharusnya ada. Masyarakat disini seharusnya lebih egaliter dibandingkan masyarakat di dunia nyata.

Padahal, pemakaian sebutan senior dan yunior menunjukkan adanya hirarki dan adanya sebuah sistem.

Biasanya, sebutan ini akan berkaitan dengan wewenang, jabatan, tanggungjawab, dan fungsi. Oleh karena itu, sebutan berbasis hirarki ini seharusnya hanya ada di dalam sebuah organisasi yang memiliki sistem jelas.

Dalam sistem kemasyarakatan Indonesia sendiri, hanya ada pemakaian kata lansia, bukan senior yang dilakukan dengan kriteria usia, yaitu di atas 60 tahun. Dalam keseharian, tidak ada pembagian senior dan yunior secara gamblang, yang ada tua dan muda saja.

Nah, herannya justru sekarang di dunia blogger pemakaian senior dan yunior cukup marak juga digunakan. Padahal, seharusnya tidak ada, setidaknya begitu menurut logika saya.

Kenapa?

  • usia jarang disebutkan dalam halaman “Tentang” sehingga pengelompokkan berdasarkan usia susah dilakukan
  • penilaian berdasarkan “fisik” pun juga sulit karena sangat tidak mungkin menilai berapa usia dari kartun yang terpasang, atau kaki seseorang
  • penilaian berdasarkan pengetahuan juga sulit dilakukan karena tidak pernah ada tes untuk membuktikan kemampuan masing-masing
  • dari pencapaian atau hasil ngeblog juga tidak mungkin karena banyak blogger yang tidak pernah sama sekali ikut lomba apapun, yang artinya sulit dibandingkan
  • lamanya seseorang ngeblog juga tidak mungkin dilakukan, karena meski ada yang sudah 10-15 tahun ngeblog, kalau dilihat arsipnya, bolong banyak. Belum lagi ada yang berpindah-pindah platform yang menghilangkan sebagian “riwayat”
  • kalaupun lamanya ngeblog bisa jadi ukuran, masalah kriteria juga belum ada, berapa tahun yang harus dilalui untuk mendapatkan sebutan “senior” dan berapa untuk kelas “yunior”
  • blogger tidak berada dalam sistem yang memiliki hirarki yang jelas, konsep blogsophere menganut konsep masyarakat jaringan yang tidak mengenal “batas”, termasuk batas usia dan sebagainya
  • penentu dan kriteria untuk pengklasifikasian juga tidak ada karena memang tidak ada sistem

Lalu, pertanyaannya mengapa kaum blogger gemar sekali menggunakan kedua istilah ini?

Kemungkinannya kalau ditelaah ada pada sistem ewuh pakewuh, kebiasaan “merendahkan diri” yang juga merupakan cerminan budaya Timur di Indonesia.

Seorang blogger akan merasa nyaman dan lebih suka berada pada posisi “merendah” yang minim sorotan. Posisi yang bagus sekali untuk menerapkan “merendahkan diri, meninggikan mutu”.

Tidak heran mayoritas blogger akan selalu menyebut dirinya, “Ah, saya mah cuma newbie, pemula” yang menunjukkan posisi terendah dalam konsep hirarki.

Apakah benar seperti itu? Tidak tahu juga.

Hanya asumsi saja.

Masalah kah dalam hal ini? Tidak juga sih. Hanya sedikit tergelitik dengan fenomena seperti ini.

Pandangan saya, tidak seharusnya ini terjadi. Blogger ya blogger saja. Tidak perlu embel-embel lain.

Seorang blogger “senior” belum tentu pengetahuannya lebih baik daripada yang “yunior”. Tidak pasti juga lebih berhasil (dalam hal apapun). Seorang yunior tidak berarti dia lebih bodoh daripada seniornya dan bahkan sangat bisa jadi lebih hebat.

Lagipula, segala embel-embel itu tidak membawa manfaat juga, bahkan cenderung merepotkan (tidak nyaman). Terutama, bagi blogger “berusia lanjut”, seperti saya yang sebentar lagi sudah mencapai usia 50, otomatis langsung masuk ke dalam kalangan senior.

Padahal, dalam hal pengetahuan dan kemampuan, jelas masuk yunior.

Tapi, mungkin, ada Kawan MM yang tahu bagaimana proses pengkategorian blogger senior dan yunior? Bisa bantu?

Mungkin saya bisa memahami, mengapa dunia yang seharusnya egaliter justru melangkah membentuk sebuah hirarki tersendiri?

19 thoughts on “Blogger Senior dan Yunior : Kriterianya Bagaimana?”

  1. Waduhh, berattt pembahasannya 😂
    Dan lagi-lagi aku merasa tersentil dengan tulisan Kakak wkwkw

    Kalau aku berpendapat, perihal sebutan senior, newbie dll, dibaliknya ada kesan merasa rendah diri dan merasa orang yang lebih dulu ngeblog atau terlihat lebih lama ngeblog itu berarti lebih senior/master dalam dunia blogging. Apalagi kalau sampai di atas 5 tahun dan sangat aktif, terlihatnya “senior banget nih”.
    Dengan berpikir bahwa seseorang lebih senior jadi menimbulkan rasa segan dan lebih hormat gitu sih Kak karena sebagian orang ada yang lebih senang diberi status “senior” walaupun Kak Anton sendiri sih nggak begitu 😁

    Reply
    • Hadeuh Lia….. #tepokjidat.. kayaknya si Prikitiw sedang ngasah golok neh..Saya nggak nyentil, lagi nendang sana sini sajah.. hahahahaha

      Masuk akal sekali Lia, unsur ewuh pakewuh dan juga rasa rendah diri bisa menyebabkan seseorang memakai sebutan seperti ini. Cerminan dari “rasa” di hatinya, sehingga dia memutuskan untuk merendahkan diri atau merasa rendah diri.

      Ohh.. jadi bisa dikata sesuatu yang sangat subyektif dan tanpa dasar yang jelas dong, hanya berdasarkan asumsi dan perasaan saja.

      Kenapa harus merasa segan? Bukankah malah menghambat interaksi dan justru menjadi tidak bebas? Bukankah hormat itu memang harus ada dalam setiap interaksi antar manusia (tidak peduli tingkatannya)?

      Iya nggak sih?

      Mungkin bisa jadi karena saya pingin dianggap muda terus yah ? 😀 😀

      Reply
      • Rendah diri tidak bagus mas..

        Merendahkan diri akan tergantung situasi karena merupakan bentuk dari sikap dalam interaksi sosial. Terkadang dalam dunia pergaulan, merendahkan diri diperlukan.

        Rendah hati sih ya sudah jelas

      • Kalau tentang senior atau yunior, dalam konteks mana yang lebih dulu ngeblog, saya masuk kategori yunior nih. Buat blog baru beberapa bulan yg lalu..

        Menurut saya, tidak masalah sih dgn adanya sebutan senior di blo, untuk mereka-mereka yg udah lama berkecimpung di dunia ini. Nantinya para senior bisa berbagi ilmu nya yang udah didapat duluan kepada seniornya.

  2. Mungkin lebih umumnya Faktor kebiasaan kali yaa kong…Udah 15 tahun ngeblog disebut senior atau Master…Padahal lamanya orang didunia blogging bukan jaminan dia seorang senior yang harus dicontoh…Dalam artian lamanya orang didunia blogging bukan berarti ia punya kemampuan luar biasa.🤣🤣

    Blogger baru kalau Bebet,bibit & bobotnya luar biasa bukan tidak mungkin bisa menjadi inspirasi bagi Blogger tua..🤣🤣🤣

    Intinya gw juga nggak percaya dalam dunia blogging ada sebutan Senior & Yunior Itu hanya istilah saja yang terkadang jadi kebiasaan dalam sehari2, Karena sudah belasan tahun ngeblog disebut Senior atau Master yaa bisa juga hanya untuk penyemangat bagi blogger tua agar tetap menulis..🤣🤣🤣 Betul yang ente bilang Blogger yaa tetap blogger mau baru lama sama saja..🤣🤣🤣

    Kecuali Google atau Pengelola Website besar membuat aturan Akan ada jaminan pada blogger lama….Mungkin gw tunjuk tangan….Saya dari tahun 2004 tapi blognya sudah kehapus semua…🤣🤣🤣🤣

    Yang cuma saya tahu tulisan lama dari seorang Blogger tua jika berbobot itu yang punya nilai berarti dimata Google…Itu juga katanya..🤣🤣🤣🤣

    Udaaahh aaahhh kong gw juga nggak tahu Tanya saja sama para Master2 Blogger tahun zebot gw mah Ubi…Eehh salah Newbie..🤣🤣🤣🤣

    Reply
    • Nah kah sekarang saya lagi nanya sama Tong Dahlan yang termasuk blogger tahun zebot… kalau melihat catatan sejarahnya kan sudah sangaaat beruumuuur.. sampe kelihatan bulukan.

      Jadi, intinya apa Tong, kebanyakan “katanya”..

      Tapi, saya pikir kenapalah harus membuat hirarki yang tidak penting sama sekali dalam dunia yang seeharusnya bebas merdeka dari seperti ini. Persis seperti yang elu jelaskan di atas tong Dahlan

      Reply
      • Sekarepmu dewelah kong.🤣🤣Cuma mau nanya perasan ada postingan baru terus hilang kembali…Apa mungkin digondol Jin kong….Beehaaaa..🤣🤣🤣🤣

      • Kagak bro.. hari ini gue belum nulis apapun, lagi beberes rumah gegara kebanjiran euy..

        Lu salah liat kali, jangan-jangan itu penampakan bang pepet dan mbak kun yang lagi iseng

  3. Selama ini tidak ada rentang umur untuk menentukan kategori senioritas dan yunioritas dlm dunia blog. Coba mas anton bikin teori atau penelitian sendiri tentang kategori di atas. Entar sy sadur penelitiannya untuk tulisan sy. Supaya jelas pengelompokkan kategorinya. Piye mas?

    Reply
  4. Kalau saya menganggap seseorang senior apabila orang tersebut masuk dua kategori versi saya yaitu jam terbangnya lebih tinggi dalam artian waktu bloggingnya lebih lama daaan jumlah postnya lebih banyak 😂

    Lihat dikuantitas bisa dibilang 😁 hehe. Tapi sama seperti yang Lia tulis pada komentar di atas. Usually, saya anggap seseorang senior karena saya respect sama mereka (contoh mas Anton atau mba Rey, salah dua yang memang saya respect dari awal), jadi saya anggap senior bukan karena saya ingin merendah *saya sundah pendek soalnya* hahahahahaha 😆✌️

    Mungkin karena lebih enak sebut blogger senior daripada blogger tua, mas 😜 That’s why panggilan blogger senior lebih sering ke ada di luaran 😁

    Reply
    • Kuantitas ya Eno, sesuatu yang memang paling bisa dipergunakan karena ada ukurannya… wajar juga sebenarnya kalau mengukur kesenioritasan dari kuantitas, tapi kan ga menunjukkan apapun selain “waktu” saja..

      Waduh #sungkem sama Eno hahahahaha… saya juga respect sama Eno dan teman-teman yang lain kok. Karena saya pikir juga membantu saya berkembang.

      Yah belajar dari Eno, saya ga berani bilang “pendek”, tapi bilang Eno imut.. wakakakakaka…(padahal lihat orangnya saja belum pernah)

      Iya juga sih soal sebagai kata pengganti, yowis.. kalau ada yang manggil saya blogger senior berarti konotasinya blogger tua yah .. bisa diterima.. hahahahaha

      Reply
  5. Nggak cuma di dunia blog mas, di dunia perhobian lain selalu ada hierarki senior dan junior. Terutama di kalangan orang Asia, sih. Mungkin erat hubungannya dengan budaya dan pola edukasi yang selama ini diterima.

    Tambahan, mas. Panggilan senior dan junior selain untuk unggah ungguh sering dipakai juga untuk cari aman, melarikan diri, dan ajang bully lucu-lucuan. Senioritas erat dengan anggapan kesempurnaan dan pengalaman, sementara banyak orang yang takut menyandang itu.

    Saya sendiri nggak tahu senior atau junior itu harus dikategorikan berdasarkan apa. Mungkin pengalaman berkecimpung di sebuah bidang, ya. Sampai istilahnya, apa ya sudah kaffah.

    Yang saya hafal, ciri-cirinya senior yang sudah level demikian… biasanya satu. Enggak suka kalau dianggap senior dan sering menasihati kenapa harusnya nggak perlu ada senioritas….:D

    Reply
    • Bener banget tuh Pheb, pola didik dan budaya memang yang membentuknya.

      Heemm.. kesempurnaan dan pengalaman yah, padahal mah pengalaman setiap orang berbeda.

      Jadi, nggak tau kriterianya ya Pheb… justru pingin tahu bingitz, apa yang patokannya..

      Oooh.. baru tau ciri senior begitu..:=D

      Reply
  6. bapaakkkk, ini menarik.
    Pertama, kalau saya menganggap blogger senior itu adalah blogger yang udah lebih dulu ngeblog dibanding saya, jadi mungkin lebih ke jam terbang, biar kata mungkin juga sekarang udah nggak terlalu aktif.

    tapi kalau blogger yang pengetahuannya banyak dan dibuktikan dengan blognya, saya nyebutnya mastah aka master kali yak, ini kayak Pak Anton, atau mastah blogger yang udah malang melintang, dan kasih ilmu blog sesuai pengalamannya bukan cuman teorinya.

    Nah yang kedua yang menarik adalah, “Seorang blogger akan merasa nyaman dan lebih suka berada pada posisi “merendah” yang minim sorotan. Posisi yang bagus sekali untuk menerapkan “merendahkan diri, meninggikan mutu” ”

    Nah ini yang agak rempong buat saya.
    Jujur saya memang nggak terlalu pinter dalam ilmu blogging, nggak terlalu punya waktu banyak dalam mengutak atik mencoba berbagai imu blogging biar blognya bagus.

    Maka dari itu, saya pakai cara lain buat bersaing (harus bersaing, karena monetisasi blog aka butuh uang wakakakaak), yaitu dengan branding.

    Saya sering menulis setiap hari, itu juga sebagai langkah branding, menulis berbagi pengalaman apa aja di medsos.

    Lalu setelah ada satu atau dua teman blogger yang memuji, entah mengapa saya merasa nggak pantas untuk itu, dan saya langsung mengkerut.
    Entahlah, saya kayaknya tidak suka disorot, tapi saya butuh dikenal, hadeh gimana coba itu wakakakak.

    Reply
    • Gusrak… Mau branding pas dikenal mengkerut.. Piye sih Nduk! Yang bener ajah.

      Branding mah kudu mau jadi terkenal, kalau nggak lha ya ngapain juga branding.

      Ga nyaman sebenarnya Rey dilabeli apapun hahahaha.. Tapi bagus juga karena dikau berarti sama dengan Eno punya kriteria.. hahaha walaupun sebenarnya kan dengan branding juga bisa. Soalnya blogger kan bisa punya seribu topeng.. hahahaha

      Tapi saya sih salut dengan dikau dalam hal ini, semangatnya luar biasa dan itu harus benar-benar diacungi jempol. Nggak salah juga kalau Rey dijadikan panutan oleh banyak blogger yang lain… Karena sebenarnya kan orang butuh penyemangat dan bukan sekedar ilmu teori..

      Nah, kebiasaan paradoks, nggak di sini, ga di blog sendiri. Ga mau disorot tapi butuh dikenal. piye toh kowe

      Reply

Leave a Reply to Wahid Priyono Cancel reply