Wujud Empati Kepada Sesama Blogger, Sebenarnya Mudah Dilakukan

Selamat Pagi Sobat MM!

Kata orang, kehidupan di zaman sekarang lebih individualistis karena orang sibuk dengan memikirkan kepentingan dirinya sendiri. Yah, walau sebenarnya tidak bisa digeneralisir seperti itu, ada benarnya juga karena dibandingkan masa lalu, memang “berbeda”.

Sebuah hal yang dimaklumi juga mengingat persaingan dan kompetisi di masa sekarang yang semakin ketat. Mau tidak mau, seseorang dipaksa untuk fokus pada dirinya sendiri kalau tidak mau tertinggal.

Dan, kalau membaca tulisan Reyne Raea pada tulisan “Tetap Eksis Dan Bersaing Sehat Di Antara Para Blogger“, rupanya sentuhan individualisme pun sudah merasuki dunia para blogger.

Tulisan itu bagus karena mengedepankan empati kepada sesama blogger yang sepertinya sudah menurun dibandingkan sebelumnya.

Bahkan sekedar kolom untuk menempatkan URL pada komentar saja sampai ditutup entah dengan alasan apa. Mungkin karena takut DA (Domain Authority) dan PA (Page Authority) nya turun kalau membaca tulisan itu. Padahal, dipikir lagi nilainya tidak seberapa.

Belum lagi kalau membaca ada yang mau komentar di blog kawan yang lain harus melakukan screening dulu takut tertular Spam Score. Rasanya kok yah ngenes banget. Sampai segitunya.

Hanya saja, saya mengerti bahwa itu adalah hak-hak individu yang harus dihargai. Pilihan setiap orang berbeda dan mungkin mereka merasa hal itu diperlukan demi kepentingan blog mereka.

Tetap saja individualistis yah terdengarnya?

Cuma, saya pikir, saya tidak mau begitu. Bagaimanapun saya punya target untuk bisa mendapatkan penghasilan dari blog saat pensiun nanti, rasanya ogah untuk terlalu fokus dalam persaingan seperti itu.

Belajar dari pengalaman Maniak Menulis sendiri setelah migrasi ke WordPress, saya menemukan bahwa bantuan dari kawan-kawan sesama blogger membantu sekali. Semula, saya memprediksi sampai akhir tahun, performa blog ini akan menurun. Mungkin hanya 30-40% saja yang bisa diharapkan saat tahun ini berakhir.

Tapi, kenyataannya berlawanan dengan prediksi tersebut. Perkembangannya jauh sekali lebih baik dan mungkin bisa diharapkan pada akhir tahun 60-70% performa blog ini sudah akan kembali lagi.

Salah satunya, mungkin metriks Alexa blog MM yang justru lebih ramping daripada sebelum pindah. Kemudian, data Google Analytics yang juga terlihat menanjak dibandingkan saat baru boyongan.

Semua itu saya pikir karena “bantuan” teman-teman, baik yang sudah saya kenal atau baru saja kenalan.

Bantuannya berupa apa?

  • Komentar
  • Backlink
  • Share
  • Menyebut nama saya

Hasilnya bagus sekali bagi perkembangan blog ini. Terima kasih banyak ya Kawan.

Berdasarkan pengalaman inilah, saya pikir, sebagai sesama blogger, kita bisa saling membantu perkembangan blog masing-masing. Dengan catatan, kita mau mengalihkan sedikit fokus kita, dari kepada diri sendiri menjadi kepada orang lain.

Sedikit saja, tidak perlu banyak. Bagaimanapun, rasa sayang kepada diri sendiri penting sekali. Tapi, mungkin kita bisa berbagi sedikit rasa sayang itu kepada rekan blogger yang lain.

Caranya sebenarnya tidak susah. Contohnya yang bisa dilakukan

Buka lebih dari satu laman

Kadang sebuah blog memang tidak sesuai dengan minat kita. Kita tidak merasa relate. Hasilnya, baru satu halaman kita tidak merasa nyambung, lalu menekan tombol back dan pergi.

Sering juga, meski kita suka pada sebuah blog, tapi saat melihat di beranda tidak ada tulisan baru, kita pergi begitu saja.

Dampaknya tidak terlihat, tapi pasti Bounce Rate blog itu akan bertambah. Iya kan?

Padahal, kita bisa menghindari itu dengan menyempatkan diri membuka halaman lain. Bounce rate akan meninggi kalau pengunjung hanya membuka 1 halaman saja, nah kita membuka 2. Kunjungan kita tidak akan terhitung sebagai pantulan dan tidak akan membuat BR bertambah tinggi.

Tidak susah dilakukan sebenarnya. Kalau masuk ke beranda/homepage, klik saja satu artikel lain yang manapun. Dengan begitu sudah 2 laman dibuka.

Tidak menambah tinggi bounce rate blog tersebut.

Agak Lamaan Dikit Di Blog

Salah satu indikator blog yang bagus, katanya ada pada betah nggaknya pengunjung di sebuah blog. Hal itu terlihat dari berapa lama rata-rata waktu yang dihabiskan mereka saat datang ke sebuah blog.

Sering kita tidak sadar juga, kalau berkunjung ke blog, kemudian tidak suka isinya atau karena sibuk, si blogger belum sempat menelurkan tulisan baru, langsung pergi padahal baru 15 detik.

Dampaknya, angka rata-rata kunjungan ya menurun drastis.

Padahal, bisa dihindari, kalau kita mau membuka halaman lain sehingga tidak terlalu sebentar berada di sana. Saya pikir 2 menit bukan waktu yang lama untuk menunggu dan dengan itu saja sudah membantu sekali. Selama itu, coba saja buka laman lain, seperti arsip, siapa tahu saja ada tulisan lama yang menarik.

Setidaknya kita bisa membantu rekan blogger tersebut untuk dua hal, Bounce Rate tidak meninggi dan durasi sesi terjaga.

Saya bersyukur kawan-kawan MM baik-baik sehingga membuat durasi blog ini berada di atas 6 menit. Terima kasih atas empatinya kepada saya.

Berkomentar lah

Ngaku! Saya salah dan dulu kadang malas meninggalkan jejak dan lebih suka memakai mode stealth alias berjelangkung ria.

Bukan karena pelit, tapi ya karena memang pemalas saja.

Cuma, saya pikir sikap seperti itu sangat tidak bagus dan menunjukkan kepedulian saya terhadap rekan blogger yang lain.

Sebuah komentar, apalagi panjang dan relevant akan sangat membantu sebuah blog. Maniak Menulis menerima kebaikan rekan-rekan sesama blogger yang meninggalkan komentar dalam jumlah banyak dan panjang.

Hasilnya terlihat sekali.

Blog ini terlihat ramai banget.

Tentunya akan di satu saat akan membuatnya terlihat menarik bagi calon pengunjung yang lain. Lagipula, hal itu akan membantu juga dalam hal durasi rata-rata yang dihabiskan pengunjung di blog tersebut.

Oleh karena itu, sekarang, bahkan seberapapun tidak merasa relate dengan tulisan yang saya baca, saya akan tetap berusaha meninggalkan komentar., sebisa-bisanya. Setidaknya saya memberikan apresiasi terhadap upaya rekan blogger itu.

Apalagi kalau komentar di dua halaman setiap kali berkunjung, pasti akan membantu menambah kesan ramai sekaligus mengurangi Bounce Rate.

Backlink (Tautan Balik)

Yang satu ini meski kata orang tidak penting, tetap saja penting. Bahkan, kalau membaca banyak pembahasan dunia SEO, keberadaan backlink masih penting untuk mengembangkan blog.

Tidak heran banyak yang mau membayar untuk bisa mendapatkan backlink dari sebuah blog. Backlink sudah bernilai komersial.

Mungkin karena itulah, banyak blogger merasa berat untuk memberikan backlink ke blog lain. Kenapa harus memberi “gratis” kalau ada yang mau bayar?

Apalagi, kalau menurut tulisan Reyne Raea di link yang saya berikan di atas, katanya memberi “outbound link” keluar itu memperlambat naiknya DA dan PA.

Makin tambah malas saja kan? Sudah gratis beresiko pada blog sendiri.

Cuma, belajar dari pengalaman orang yang sudah sukses duluan, seperti Pete Cashmore (Mashable) dan Darren Rowse (Problogger dan Digital Photography School), justru salah satu kesuksesan mereka adalah karena memberikan backlink kepada blog lain. Tidak peduli besar kecilnya, mereka selalu memasukkan setidaknya satu outbound link di dalamnya.

Istilah yang mereka pakai adalah linky.

Pengetahuan SEO saya yang cetek itu juga mengajarkan bahwa memberi outbound link justru membantu ke-SEO-an sebuah tulisan.

Plugin Yoast SEO yang banyak dipakai pengguna WordPress akan memberi sinyal oranye pada sebuah tulisan dimana di dalamnya tidak ada outbound link atau tautan keluar. Mau diotak atik bagaimanapun, selama tidak ada sinyalnya oranye dan tidak bisa hijau.

Jadi, kenapa harus pelit berbagi tautan balik? Pemikiran itu juga merupakan salah satu yang mendasari saya membuat Info Blog, yang sekarang menjadi kolom Renungan. Saya mau berbagi backlink kepada siapapun.

Toh saya tidak rugi apa-apa. Siapa tahu hal itu akan bisa membantu mengarahkan 1-2 pengunjung blog ini ke blog kawan. Soal nilai tambah SEO atau hubungannya dengan DA & PA sih, kebetulan saya tidak terlalu peduli.

Tidak takut pada spam score atau DA & PA yang lamban naik? Sampai sejauh ini, saya bukan pengejar content placement yang dibatasi kriteria minimum DA&PA, jadi “who cares?

Lagipula, kalau itu berpengaruh, seharusnya Mashable tidak akan mencapai DA 93 dan Problogger 75. Padahal mereka rajin berbagi tautan balik. Seharusnya sih tidak bisa seperti itu.

*****

Ini sih hanya sekedar pemikiran saja.

Saya pikir, bukankah di dunia nyata pun kita selalu diajarkan sejak kecil untuk memiliki empati kepada sesama? Bukankah kita diajarkan untuk membantu orang lain yang membutuhkan?

Lalu, kenapa kita tidak bisa menerapkan di blogosphere, yang sebenarnya juga merupakan representasi manusia di dunia maya? Kenapa kita tidak bisa saling peduli dan saling membantu untuk berkembang?

Apakah harus hanya dengan kompetisi kita bisa maju? Tidak bisakah dengan saling peduli kita berkembang bersama?

Yah menurut saya sih tidak. Banyak jalan untuk berkembang bersama.

Itu pemikiran saya saja. Siapa tahu ada yang mau ikutan? Tapi dengan catatan, karena judulnya adalah “empati”, jangan berharap ada imbal balik.

Lakukan dengan iklas tanpa mengharapkan apapun. Jangan setelah memberi backlink atau berkomentar, kemudian bilang ” kunbalnya ditunggu yah” atau “backlinknya ditunggu yah”.

Kalau itu dilakukan namanya bukan berempati, tapi jual beli.

Yuk ah.

20 thoughts on “Wujud Empati Kepada Sesama Blogger, Sebenarnya Mudah Dilakukan”

  1. Hehehehe, setuju sama tulisan di atas 😂

    Saya pribadi kalau buka blog teman biasanya tunggu ada dua post tayang, baru deh saya berkunjung dan baca ke duanya 😆 semisal hanya satu post tayang, saya tetap berkunjung, kemudian klik previous post untuk baca balasan dari komentar yang saya berikan pada post sebelumnya 😂 sebab saya sering lupa klik notify me hahahaha. Jadi kadang nggak tau komentar saya dibalas apa, dan kesempatan blogwalking saya gunakan untuk baca komentar balasan 😍 so pada satu blog, saya bisa habiskan waktu 5 menitan mas ~ dan dalam sejam bisa baca 5-10 post tergantung dari seberapa banyak update-annya 😁

    Selain poin-poin di atas, ada lagi yang sometimes saya lakukan kalau lagi iseng buka blog teman-teman lewat hape. Yaitu klik iklan 🙈

    Reply
    • Kalau Eno sekarang sudah jadi penjelajah dunia blog, soalnya setiap saya sampai ke sebuah blog sudah pasti ada komentarnya disana.. Hahahaha.. Bener-bener hebat.

      Makasih ya mbak Eno sudah memberi bantuan kepada Maniak Menulis. Hahahaha soalnya boubce rate turun drastis dan durasi time naik terus..

      Yang, terakhir.. ehmm.. pasti para publisher adsense senang kalau semua kayak Mbak Eno.. wkwkwkwkw

      Reply
  2. Nampaknya saya harus setiap jam berkunjung ke blog maniakmenulis ini, karena dalam sehari sudah posting beberapa judul artikel. Kalau tidak salah pak Anton ini mengelola beberapa blog ya? Luar biasa!

    Saya baru tahu kalau banyak hal sederhana yang dilakukan sesama blogger untuk blog lainnya. Terima kasih untuk pencerahannya.

    Saya sendiri tidak pernah menempatkan diri ke dalam persaingan dengan blog lain, apalagi dengan blog yang sudah “lepas landas” (bahasanya orde baru di rencana pembangunan lima tahun dulu, hehe), termasuk blog pak Anton.

    Tapi memang sih pak, selama ini saya tidak memandang sebegitu pentingnya kehadiran saya bagi blog lain. Apalagi yang sudah banyak pengunjung dan komentatornya. Saya merasa kunjungan saya hanya seperti remahan peyek, yang jatuh ke lantai menunggu giliran untuk disapu. Hehe.

    Sekarang setelah membaca tulisan ini, saya sih dengan senang hati memperhatikan aktivitas saya di blog lain seperti yang sudah dijelaskan di atas.

    Tapi untuk beberapa blog saya masih sering “numpang lewat” pak, terutama kalau kontennya jauh dari keseharian saya.

    Misalnya konten tentang kecantikan atau kosmetik. Jangankan mau komentar, membaca kontennya saja saya tidak mengerti. Jadi mohon maaf untuk mbak/ibu yang konten blognya tentang kecantikan. Saya mungkin cuma bisa menyumbang kunjungan saja.

    Reply
    • Waduh jangan setiap jam mas.. saya belum sanggup posting tiap jam mah..wakakakak…

      Benar benar “luar biasa” mas.. repotnya .. keteteran saya hahahaha.. Yang gitu jangan dikagumin mas, karena saya sendiri merasakan ada “kesalahan” dalam cara saya, cuma karena sudah terlanjur jalan, saya pantang mundur dan harus terus berjalan. Meski keteteran, saya akan usahakan terus yang terbaik.

      Mas bukan recehan. Buat saya tidak ada pengunjung recehen. Satu pengunjung buat saya saja berharga dan saya perjuangkan. Saya senang mas Agung datang kesini dan bisa berbincang. Maaf kalau belum sempat terlalu sering datang ke blognya mas..

      Numpang lewat dua tulisan juga sudah sangat membantu loh mas.. wakakakak saya juga gitu kalau ke blog kecantikan.Bingung mas.. kalau saya ikutan bahas soal lipstik, entar dicurigai, tau tentang cara pakai bedak, tambah curiga..

      Terima kasih banyak buat kunjungannya mas. I appreciate it a lot

      Salam hormat untuk mas Agung

      Reply
  3. Setuju banget dengan tulisan ini. Kalau mau berkunjung ke sebuah blog ya berkunjung aja, nggak usah ngarepin dikunjungin balik. Saya suka baca tulisan di blognya Pak Anton, setelah sering disebut sama temen saya, Reyne Raea. Kepingin juga bisa dapat penghasilan dari blog seperti salah satu tulisan di blog Pak Anton. Sampe sekarang masih belajar bikin tulisan yang bagus dulu, mudah-mudahan nantinya bisa begitu juga.

    Reply
    • Welcome ke Maniak Menulis mbak Estelita… Alhamdulillah mbak suka berada disini. Iyah Rey itu temen berantem wakakakak..

      Butuh perjuangan mbak untuk mendapatkan penghasilan dari blog. Persis seperti bisnis. Yang bisa saya sarankan sekarang hanyalah, menulis, menulis, dan menulis saja dulu. Teruskan menjadi produktif dalam menulis sambil mengasah kemampuan menulis dulu.

      Bebaskan hati dulu sampai jatuh cinta dulu dengan ngeblog.

      Setelah itu, biasanya peluang itu akan hadir.

      Semangat ya mbak..

      Reply
  4. Sampai saat ini, menurutku yang paling sulit dilakukan adalah untuk selalu meninggalkan komentar di tiap blog yang aku kunjungi, kak 😂
    Menulis komentar itu cukup menguras otak buatku, apalagi kalau topiknya yang aku nggak familiar 😂
    Mungkin kak Anton ada tips dan trick supaya bisa berkomentar dengan lebih baik, nggak menguras otak tapi bukan one liner gitu?

    Reply
  5. Aku sukaaaa baca tulisan mas Anton yg ini :D. Trutama “who cares Ama batasan DA PA Krn saya bukan pengejar content placement” ❤️

    Aku selalu usahain baca minimal 2 tulisan dari temen2 blogger yg mampir ke blog ku, ato juga blog dari temen2 yg tulisannya aku dapet dari komunitas blogging. Ga masalah kalo mereka ga mau kunbal ke aku, Krn toh selera orang berbeda2. Aku ga bisa maksain org lain untuk suka dengan tulisanku, Krn aku ngerti traveling bukan untuk semua orang. Ada orang2 yg ga suka ngelakuin hal begini apalagi di zaman pandemi. Mending mereka baca artikel bermutu, ttg cara tetep waras selama pandemi misalnya :p.

    It’s okay kok.. aku sendiri Krn memang suka membaca, ga merasa keberatan juga baca artikel temen2, even yg udah lama, kalo memang mereka belum mempublish cerita baru. Krn aku tau itu bagus utk angka Bounce rate di blog mereka :).

    Naaah kalo ketemu blog yg artikelnya agak susah untuk dikomentari, nth Krn terlalu berat isinya, aku juga ngikutin cara yg kamu tulis mas. Liat dulu tulisan2 yg lain. Mungkin ada yg menarik dan LBH mudah dimengerti . Aku bakal komen di situ. Tapi pernah sih, aku Nemu blog yg tulisannya berat semuaaaa ekwkwkwkwkwk. Aku nyerah mau komen. Kalo dipaksa, yg ada kok seolah aku terlihat bodoh banget mempertanyakan begitu :p. Jadi maaaaf, biasanya aku ga jd komen. Tapi setidaknya udah mampir agak lama sebelum close kan 🙂

    Reply
    • Karena memang begitu adanya. Saya nggak peduli sama DA dan PA. Meski saya paham, tetapi tidak menemukan alasan untuk fokus ke arah sana. Jadi, kenapa harus memberatkan diri?

      Iyah, memang banyak blog yang berat isinya. Saya juga melakukan hal yang sama kalau memang tidak memungkinkan. Contoh seperti bahasan kosmetik, ya mana sangguplah saya ikut ngomong.. wakakakakaka.. Jadi, paling saya ubek ubek arsip yang tidak bahas itu. Cuma ya kalau fokus sama fashion dan kecantikan, ya nyerah juga. Cukup baca beberapa halaman, setidaknya tidak naikin boine rate.

      Kalau soal kunbal, SAMA. Saya tidak pernah berharap kunbal kalau bermain ke blog yang lain. Mau sukur, tidak ya sukur juga.. hahaha..

      Reply
  6. ooooo maiiii guuuddd…

    Bentar bapak… ini sejak saya datang beberapa hari lalu udah migrasi ke WP kah?
    Saya terlalu baper dan terharu baca postingan Pak Anton, sampai saya nggak ngeh kalau udah migrasi.

    Sampai saya tadi baru baca separuh, langsung scroll ke bawah liat kolom komentarnya hahahahaha.

    Waaahhh kereeennnn, migrasi beneran nih, bikin saya mupeng (saya mah semua muanya mupeng terooossss).

    Btw enakan mana ya bapak? migrasi atau bikin blog baru di WP?
    Eh udah lama sih, udah ada tulisannya, tapi masih gretongan.

    Cuman nanya dulu sih, belom sanggup atur waktu sayanya.
    Mungkin tahun depan dipikirin ikutan ke WP, karena kalau buat saya, urus WP itu wajib serius.

    MIHIIILLLLLL SOALNYA hahaha.

    Oh ya, tengkiu udah di mention bapak, fenomena itu nyata, dan memang saya jadi liat performa kebanyakan orang yang menutup komentar atau setidaknya dibuka tapi urlnya dihilangkan, DA mereka jadi melesat naik.

    Cuman, kalau saya pribadi, tergantung sih ya, toh juga blog tidak semata dari DA/PA.

    Kalau mengejar DA/PA terlalu sulit, masih banyak jalan ke Jepang eh Mekah aja ding 😀

    Bisa dengan branding, justru branding menurut saya jauh lebih baik.
    Karena jadinya daya jual kita lebih luas, karena orang nggak datang hanya karena tulisan kita ada di page one google, tapi juga datang karena tulisan kita di nanti-nantikannya 😀

    Btw bapak, setuju banget!
    Meski menurut saya, kadang orang datang ke blog kita, dan melihat nggak ada tulisan baru, jadinya mereka kabur lagi.
    Itu bukan karena nggak mau komen atau gimana, TAPI SULIT CARI ARCHIVESNYA BAPAKKKK! hahaha.

    Itulah mengapa, hal yang paling saya suka kalau buka blog orang adalah, responsive menampilkan archives.
    Jadi, meski nggak ada tulisan baru, saya bisa utak atik tulisan lama, dan saya malah suka baca tulisan lama di blog orang.

    Kayak blog Mba Fanny, itu semua tulisannya sejak awal ngeblog udah saya baca dong, saking ada archives yang mudah diakses.

    Saya lebih suka akses tulisan lama dari situ, jadi saya tahu, mana yang belum saya baca, mana yang udah.

    Reply
    • Udehhh…. dari terakhir kali kamu kesini mah udah beberapa minggu pake WP.. dikau saja yang nggak sadar.

      Emang sekarang ga serius Rey..? Tiap hari nulis itu ga serius? Terus seriusnya gimana?

      Saya percaya soal menutup kolom url karena saya menemukan banyak blogger yang sekarang begitu. Cuma nggak tau kaitan dengan DA dan PA dan pilih ga percaya..

      Yah masa dua halaman doang ajah ribet si Rey.. klik homepage + satu halaman, biar kagak ngatri isinya juga pan yang penting ga bounce rate.. 1-2 menit mah ga rugi.. wakakakakakaka

      Memang betul, makanya saya masih pakai sidebar untuk sementara untuk tempat arsip (dan kode iklan) di MM. Tapi ke depannya, mungkin akan dihapus sidebarnya. Tergantung perkembangan dulu nih mengingat kebanyakan akses lewat ponsel

      Reply

Leave a Reply to Reyne Raea Cancel reply