Renungan Dari Pipit : Betulkah Orang Terkenal Lebih Unggul Dari Orang Biasa?

Selamat Sore Kawan MM!

Siang ini, saat istirahat makan siang, hampir saja saya ngakak di kantor. Sebuah komentar masuk di post “Kolom Renungan Maniak Menulis : Inspirasi Dari Orang Biasa“.

Untung saja, nasi yang sedang dikunyah tidak menyembur keluar dan akhirnya ditelan dengan baik tanpa membuat saya keselek. Tapi, tetap saja, senyum lebar mampir di muka saya yang pasti sedang ruwet karena dikejar si bos laporan bulanan.

Inti komentarnya sederhana tapi nyentil banget pada pola pikir masyarakat dewasa ini. Saya sendiri jadi ikut berpikir “Apakah orang terkenal lebih unggul dari orang biasa?”

Begini lengkapnya komentar dari Pipit, juragan dari blog Heypipit.

Renungan Dari Mbak Pipit - Betulkah Orang Terkenal Lebih Unggul Dari Orang Biasa

Terus terang, suka. pake banget dengan gaya lugas yang dipakainya. Cool banget.

Pernyataannya pas banget dengan kebiasaan masyarakat (dimanapun) yang selalu memandang “tinggi” mereka yang berhasil dalam hal materi, ketenaran, dan kepintaran.

Gelar haji, Prof, Ir. dan gelar-gelar lain menjadi buruan dan terkadang ditampilkan agar mendapatkan respek dan perhatian dari orang lain.

So, pernyataan yang merepresentasi kehidupan riil.

Tapi, kalau dipikir ulang, apakah memang demikian adanya? Apakah memang harus begitu? Kalau memang harus begitu, berarti memang betul hanya orang terkenal, “hebat”, pandai, yang bisa dan boleh menginspirasi?

Kalau saya sih mikirnya,

  • Maaf, tidak boleh ada kastanisasi dalam kehidupan manusia, semua manusia itu sama dan sederajat
  • Kalau mau begitu, Piagam Hak Asasi Manusia harus diubah karena harus ada pemisahan dimana manusia unggul harus diberi posisi yang lebih tinggi, UUD 1945 juga harus direvisi
  • Kembali ke zaman feodal dong kalau memang seperti itu dimana ada kelas dalam masyarakat, saya sih tidak mau
  • Yang boleh mikir cuma orang kaya, tenar, pandai saja, kalau tidak masuk kategori itu cuma harus nutur, mau begitu? Saya sih tidak

Meski saya paham bahwa meski tak terlihat, tetapi “masyarakat penggila status” itu masih ada, saya tidak mau mengikutinya.

Saya akan menghormati seseorang, bukan dari gelar, kekayaan, jabatan atau kepandaiannya jika ia sudah memberikan kontribusi sebaik dan sebanyak mungkin bagi manusia lainnya.

Seperti saya juga akan menghormati orang “biasa” saja jika ia bisa melakukan hal yang sama.

Tentu juga tidak melupakan penghormatan sebagai bagian dari norma dan etika dalam masyarakat, seperti kepada orangtua, guru, dan orang lain.

Semua itu bukan karena merasa mereka lebih “unggul”, tetapi karena mereka adalah manusia dan kodratnya manusia adalah untuk saling menghormati dan menghargai.

Tapi, apa yang dikatakan Pipit, membuat saya jadi bertanya-tanya juga, kalau orang terkenal itu “kentutnya” wangi atau tetap bau yah?

Ada yang bisa bantu jawab?

14 thoughts on “Renungan Dari Pipit : Betulkah Orang Terkenal Lebih Unggul Dari Orang Biasa?”

  1. wakakakakakakakaa, mau komenin template, tapi ngakak dulu ama tulisan di akhir.

    Ya sudah pasti sama aja lah dengan kentutnya orang yang (kurang) terkenal.

    Ya kecuali mungkin orang terkenal itu minum ASI mulu, nggak makan apa-apa sama sekali, palingan kentutnya bau susu basi (dibahas!, wakakakakakakakak)

    Even Lee Min Ho atau Gong Yoo atau siapa lagi tuh para oppa Korea idola mamak-mamak.
    Kentutnya ya bau, jijay banget dekat mereka kalau suka kentut.
    Oke sudahi bahas kentut, hahahahahaha

    Bapaaakkk, lama nggak ke sini, template berubah lagi, sebenarnya suka visual yang kemaren, tapi ini jujur kenceeeenggg dan wuuussss wuussss banget dibukanya πŸ˜€

    Makanya si Eno jadi ikutan merombak tampilan blognya dengan si bunny berkumis yang makin simple, ternyata liat tampilan blog ini ya πŸ˜€

    Tapi, over all suka sih, bagi saya, sesimple apapun blog, asal ada archives, itu udah lebih dari cukup, apalagi responsive gini, dibuka tampilan apapun, archivesnya ikut πŸ˜€

    Saya jadi pengen ikutan donggg, tapi kok ya, kalau simpel gini, kenarsisan saya kagak kebagian tempat dong, hahahahahaha πŸ˜€

    Btw, ngomongin orang terkenal unggul, saya nggak tahu sih Pipit komenin yang mana, cuman kalau baca komennya setuju aja sih, karenaaaa…

    Sebenarnya hanya sedikit orang yang bisa memilah-milah apa yang dia lihat dan yakini di zaman sekarang.

    Jangankan orang awam, bahkan orang-orang yang udah malang melintang di dunia maya dan nyata, masih juga nggak bisa bedain mana prinsip kebenaran, mana fanatiknya πŸ˜€

    Saya juga dulu pernah ada di posisi tersebut, di mana kalau saya udah kagum ama seseorang, yang biasanya orang cerdas, udah deh, semua yang dia lakukan pasti berarti banget buat saya, even 1 kata dari mulut atau tulisannya.

    Tapi seiring waktu, apalagi setelah saya aktif ngeblog, sering ikutan buzzer, influencer dan semacamnya, beberapa orang juga kadang mulai terpengaruh dengan saya, mata saya jadi terbuka.

    Dan sadar, kalau sebenarnya, orang terkenal, sebenarnya kurang lebih sama aja dengan orang biasa, bedanya, dia menang dalam branding, sehingga jangkauan dia menunjukan kemampuannya lebih besar ketimbang orang biasa, yang mungkin punya kemampuan dan pengetahuan sama bahkan lebih.

    Yang kedua, mungkin usia dan jam terbang kali ya, pengalaman hidup akan membuat kita mengerti betapa naifnya kita mengidolakan orang terkenal dan meremehkan orang biasa.

    Mungkin seperti itu bapakkk πŸ˜€

    Reply
    • 1. Jadi, sama yah.. sama wanginya gitu? (#terus dibahas)

      2. Template yang itu nggak bisa dibawa kesini Rey. Ini sudah di WP sedang itu kan template Blogspot. Terpaksa gantilah. Sukurlah setidaknya terasa cepat

      3. Narsis itu sejenis makanan apa sih.. hahaha..

      4. Don’t worry Rey, semua orang rasanya sih pasti pernah begitu. Bahkan saya semasa muda juga pernah kok. Cuma memang betul semakin tua, biasanya kita semakin bisa menelaah lebih dalam lagi tentang segala sesuatu. Jadi, bener pake bangetzz

      Reply
  2. Tetap bau~lah mas, semua manusia kentutnya bauk tauk πŸ˜‚ *dibahas* hehehe. Saya paham kenapa orang terkenal lebih sering didengar daripada orang biasa, mungkin anggapan lebih sering ini = jumlah massa yang dipunya. Seperti yang mba Pipit bilang hehehe karena semakin banyak massa semakin banyak yang dengar ~ tapi di luar itu sih perkara berbobot apa nggak, jangan lihat dari terkenalnya, tapi lihat dari isinya 😁

    Ngomong-ngomong, saya percaya setiap dari kita itu influencer alias orang yang bisa menginfluence orang lain meski cuma satu orang πŸ˜† jadi nggak apa-apa banget belajar dari orang biasa, even saya sering belajar dari orang-orang yang kelihatannya biasa padahal aslinya luar biasa 🀭 Jadi, semoga konten tulisan orang biasa tetap ada di blog MM ya, mas 😍

    Reply
    • Betul sekali mba Eno.. Saya setuju sekali dan juga yakin bahwa manusia itu pada dasarnya seorang influencer. Dia bisa mempengaruhi orang lain.

      Kenapa ada pepatah “Mutiara keluar dari mulut anjing sekalipun, ya tetap mutiara” saya rasa karena merepresentasi “setiap manusia dalah influencer tadi”.

      Hahahaha.. cuma saya bingung mba Eno masuk orang biasa atau luar biasa neh.. πŸ˜›

      Reply
  3. aku baca komen mba pipit kok ya ada benernya, kadang aja aku mikir, contohnya selebgram nih, padahal mah awalnya dia biasa aja,, karena didukung dengan kulit putih tinggi langsing mempesona, jadilah selebgram seperti sekarang, dikenal sekota, dan orang yang nggak mengenal pribadi dari selebgram ini pasti akan berpikir, “lah iya wong dia cantik, terkenal, banyak yang kagum, pasti pinter”,
    tapi ga semua kayak gitu, aku aja yang seringkali berhubungan sama SPG yang notabene klien yang aku pake, aku suruh kirim email aja nggak ngerti carae, lahh piye tohh. Karena sudah kenal, jadi aku ngomongnya nyablak hahahaha, ga pake sok halus halusan

    pertanyaan pak anton yang terakhir ini aku ga bisa jawab hahaha

    Reply
    • Pandangan Pipit itu benar adanya Nun. Kadang keterkenalan seseorang bukan karena memang dia lebih baik, bisa saja karena beruntung atau fisiknya. SPG nya cantik2 ya nun… hahahah #nanya

      Jawab dong, pandangan Ainun penting loh untuk yang satu itu.. hahahahaha

      Reply
  4. Kentut orang terkenal, tergantung siapa yang cium. Mungkin kalau yang cium adalah orang yang sedang tergila-gila padanya, maka akan terasa wangi 😝. Namanya juga orang lagi jatuh cinta, kotoran aja rasa coklat kan? 😝

    Pertanyaan lain, kalau orang ganteng/cantik, pas ngeden apakah mukanya tetap ganteng/cantik? 😝 *Bahas terossss Li…*

    Reply
  5. Eladah.. kaget aku tuh, wkakakakaka
    Mau nyapa Mas Anton, la ndilalah.. ada nama beta terpampang di maniak menulis.
    Maniakers mana suaranya??
    Mantaaap!!
    Lah kek mancing mania ini mah.

    Dari banyak komen kenapa sepertinya pada suka sama kentut? Tapi bener kok, kentut itu pertanda kesehatan kita baik. Ntar g kentut susah, biaya rumah sakit mahal.

    Reply
    • Wakakakakaka… Pakabar Maniakeerrsss… hahaha.. seneng dengernya

      Lha itu sudah terjawab kan dengan sendiri mengapa banyak yang menyukai untuk membahas “kentut”. Terlihat tidak berharga dan dibenci, tetapi kalau dia tidak ada, pasti kelimpungan.

      Kecil dan tidak disukai, tetapi PEEENTTTINGG BANGET

      Reply
    • Jeliii..

      “Bau” dalam hal ini merujuk pada makna “bau busuk” seperti yang dipergunakan pada bahasa sehari hari, seperti bilang sampah itu bau (busuk). Kentut lu bau.. tidak berarti berarti bau secara keseluruhan, tetapi bau yang tidak mengenakkan/busuk. Konteksnya begitu

      Begitu mas calon superman

      Reply

Leave a Reply to PIPIT Cancel reply