Selamat Malam Kawan!
Beberapa waktu yang lalu saya menulis tentang beredarnya “mitos” spam score menular dalam beberapa tulisan. Terus terang, saya pikir dunia blogging penuh dengan mitos tidak jelas dan tidak berdasarkan fakta.
Beberapa kawan bertanya, “Memang ada yang mengatakan seperti itu mas, kalau spam score menular dan sampai ada yang menyarankan menutup kolom url supaya tidak tertular?
Mungkin beberapa screenshoot di bawah ini bisa memberikan gambaran tentang tren yang sedang berlangsung. Yang seperti ini lah yang membuat banyak blogger yang tidak mau lagi mengaktifkan kolom url di bagian komentar
Silakan dibaca sendiri yah.
Siapa yang menulis semua itu? Ya, sesama blogger sendiri. Namanya tidak disebutkan, tetapi para blogger sendiri yang membuat mitos itu hadir di dunia mereka.
Kok mitos? La iya, memang begitu.
1) Tulisan-tulisan itu tidak memberikan landasan yang jelas karena MOZ sebagai pencetus istilh spam score tidak pernah menyebutkan spam score menular kok
Coba baca tulisan “Apakah Spam Score Menular? Mitos atau Fakta? Disana saya terjemahkan 27 indikator spam score yang disampaikan oleh MOZ
2) Kalau spam score melebihi 17, Google akan melakukan deindex? Ini jelas bullshit alias omong kosong
Kenapa? Karena Lovely Bogor pernah memiliki spam score 78% karena kesalahan saya, tetapi banyak sekali tulisannya yang justru nangkring di page one SERP Google. Kalau di deindex, hal itu tidak mungkin terjadi.
Silakan baca : MOZ Spam score tinggi, perlukah khawatir?
3) Spam Score tinggi pasti berarti karena terhubung dengan website lain yang bersifat spammer? Masa sih?
Belajar dari Lovely Bogor, penyebab spam score tinggi itu karena saya melakukan kesalahan sendiri.
Saya memasang link sitewide di footer dan sidebar ke subdomain blog itu sendiri. Hasilnya, nilai spam score meroket sampai 78%. Penyelesaiannya sederhana saja, saya hapus semua link sitewide tersebut dan spam score turun sampai 1% saja. Baca di “Cara Menurunkan Spam Score hingga 77% a la Lovely Bogor ”
4) Disavow backlink menurunkan spam score? Bisa bayangkan sendiri saja, Disavow itu untuk Google Search Console sedangkan spam score untuk MOZ. Dua perusahaan yang berbeda
Lalu kenapa dikait-kaitkan? Saya melakukan disavow lebih dari 1000 link ke Lovely Bogor, tetapi spam score tetap saja 78%. Ya jelas tidak akan turun karena memang tidak nyambung sama sekali
Tetap kritis kawan terhadap berbagai informasi yang disampaikan. Bahkan ketika informasi itu datang dari kolega, teman, kawan. Jangan hanya ditelan dan kemudian dilepehkan lagi ke orang lain.
Meski kemasannya cantik dan menggoda, cobalah teliti dan manfaatkan untuk mengolah kembali informasi yang masuk. Jangan malas untuk melakukan cek dan ricek.
Hal itulah (kemalasan) yang kerap membantu penyebaran hoax dan informasi tidak benar.
Mungkin, saya perlu membuatkan juga satu kolom khusus lagi di blog MM.
Kalau “website menarik” disediakan untuk blog/website yang enak dan bagus untuk dibaca, mungkin perlu ada “website beracun” karena di dalamnya mengandung informasi tidak benar dan tidak jelas yah..?
Tapi… saya akan terlalu kejam kalau begitu dan toh hak mereka juga untuk berpendapat. Seabsurd apapun pandangan mereka, tetaplah sebuah pandangan yang harus dihargai.
Lagipula, saya harus percaya kalau kawan MM, semua mampu memilah informasi dengan baik, termasuk dari yang seperti itu.
Akhirul kata, ingat “JANGAN LANGSUNG PERCAYA”, termasuk apa yang saya tulis. Lakukan cek dan ricek, baca lebih banyak, dan kemudian temukan jawabannya sendiri.
Selamat malam kawan!
Saya sepakat dengan tulisan lain di blog ini bahwa salah satu kekurangan blogger di Indonesia itu karena beberapa diantaranya ada yang gak paham bahasa inggris. Akhirnya, kadang gak bisa memaknai dengan baik sumber aslinya atau bahkan mungkin gak tertarik baca sama sekali karena kemampuan berbahasanya masih harus ditingkatkan. Saya juga gak ahli dalam bahasa asing, tapi untuk bisa menulis seperti berbagai klaim pada gambar (screenshot) yang ditampilkan di tulisan ini, itu benar-benar diluar kemampuan saya. Muke gileeee….
Iya Mas Hamsul.. Ceritanya jadi berkembang tidak terkendali . Padahal faktanya berbeda jauh sekali.
Hahahahaha