NoFollow Link Juga Berharga Dan Bukan Sampah

Selamat Sore Kawan MM!

Saya pernah disindir seorang kawan blogger terkait pemberian backlink. Waktu itu, dia bilang, “Ah, Pak Anton mah ngasihnya cuma link nofollow doang”. Memang saat itu saya memberikan sebuah tautan dengan rel “nofollow” yang mengarah kepada blognya.

Dan, rupanya dia mengeceknya serta menemukan bahwa tautan yang diberi bersifat nofollow.

Kecewa dia rupanya karena berharap menerima dofollow link.

Oh ya, sebelum lebih jauh, penjelasan sedikit tentang kedua jenis link ini

  • Do Follow : tautan ini seperti memberi sinyal kepada crawler/bot mesin pencari (Google) untuk mengikutinya ke tempat asal. Juga memberikan tambahan “otoritas” bagi blog/website yang dituju
  • No follow : tautan ini berkebalikan karena rel nofollownya memerintahkan berkebalikan dari dofollow. Tidak juga memberi tambahan aliran otoritas kepada website/blog yang dituju

Yah, saya mengerti sindirannya. Karena ia beranggapan bahwa link dengan sifat itu tidak ada manfaatnya. Tidak memberi apa-apa.\

Apalagi kelahiran rel “nofollow” itu sendiri awalnya, tahun 2005, adalah untuk menekan spam.

Jadi, paham sekali mengapa ia mengatakan itu.

Tersinggung? Tidak lah.

Cuma tersenyum saja. Mungkin dia tidak pernah menyadari kalau nofollow link itu bukan tidak bermanfaat.

Landasan berpikirnya

  • Nofollow link adalah tetap link yang kalau diklik akan menampilkan website/blog/laman yang dituju. Dengan kata lain keberadaan link itu akan “mengalirkan” trafik (banyak atau sedikit tergantung besarnya blog pemberi)
  • Nofollow link “tidak memberi pengaruh pada SEO”? Kata siapa? Wikipedia adalah website yang selalu memberikan link nofollow kepada website rujukannya dan blog Lovely Bogor menerima beberapa. Laman yang mendapat tautan seperti ini terbukti tetap tampil perkasa di SERP
  • Kalau nofollow link dianggap tidak berharga, mengapa juga banyak yang ribut ketika kolom komentar dihilangkan kolom urlnya? Padahal yang diberikan bersifat nofollow? Kenyataannya, meski kecil, pengaruhnya tetap ada
  • Google sendiri tidak menyebutkan bahwa mereka “TIDAK AKAN” menelusuri nofollow link, mereka hanya menyebutkan “(Terjemahan) Biasanya, kami tidak menelusuri..” Kata biasanya, umumnya, menjelaskan bahwa mereka (dengan penilaian sendiri) akan tetap menelusuri semua link yang menurut mereka berkaitan

Pandangan ini datang setelah membaca cukup banyak referensi dari para “pakar” dan “penggelut” dunia SEO.

Silakan baca kalau memang mau (dalam bahasa Inggris)

Jadi, saya tidak memberikan sesuatu yang “tidak bermanfaat” kepadanya sebenarnya. Hanya tidak sesuai dengan ekspektasinya saja.

Apakah saya tidak pernah memberikan Dofollow Link? Ya tidak lah. Beberapa blog yang benar-benar membuat saya terkesan, tetap saya berikan link jenis ini. Cuma saya tidak merasa perlu menyebutkan dimana dan kapan (kadang di tulisan yang tidak disangka)

Bagi diri sendiri sih, saya tidak pernah mengecek apakah link yang diberikan kepada blog MM atau yang manapun dofollow atau nofollow.

Baca juga : Renungan dari Yoga Akbar – Prinsip Vs Duit, Pilih Yang Mana?

Bagi saya sederhana saja, link jenis apapun yang diberikan, saya akan berterima kasih dan sangat menghargai. Saya tidak terbiasa “menghargai” pemberian seseorang dari nilainya karena saya tahu yang mahal itu adalah “perhatian” dari sang pemberi. Bukan apa yang diberi.

6 thoughts on “NoFollow Link Juga Berharga Dan Bukan Sampah”

  1. Bagi saya pribadi menulis link adalah untuk memberi informasi lebih terhadap pembaca akan situs atau sesuatu hal yang saya bahas. Bagi saya sebagai pembaca, selama link bisa diklik menuju halaman terkait, tentulah link tersebut bermanfaat.

    Hanya saja kalo sudah ngomongin SEO, tentu ada saja yang ngebahas dofollow dan nofollow. Saya sendiri kebiasaan juga nulis link nofollow. Kecuali ada content placement minta dofollow. Tentu harus diikuti.

    Reply
  2. Saya nggak tau cara check no-follow dan do-follow mas 🀣 memang kita bisa check ya link kita di blog orang no-follow dan do-follow? πŸ™ˆ

    Kalau saya, semua blog yang saya link mayoritas do-follow. Yang no-follow biasanya kalau link mengarahkan ke google profile deh seingat saya ~ tapi saya pribadi nggak terlalu ingat selalu do-follow apa nggak πŸ˜†

    Saya tuh dulu hobi masukkan link blog teman-teman dan pastinya saya do-follow link tersebut, cuma semenjak baca-baca kalau blog spam score besar bisa menular ini itunya, saya jadi lebih hati-hati masukkan link blog teman-teman, takutnya ada yang nggak suka kalau ‘ketularan’ hahaha.

    Karena kan nggak semua orang bisa sepemikiran sama mas Anton yang info kalau spam score nggak menular, jadi saya ubah linknya dari link blog ke link google profile-nya πŸ™ˆ alhasil saya no-follow deh karena linknya mengarah ke google profile which is I know google nggak butuh dikasih link do-follow hahahahaha πŸ˜‚

    Reply
    • Mau jawab semalem, eh internet rumah ngadat.. wkwkwk

      Cek nofollow/dofollow : pake browser saja bisa Eno, bisa tambahkan extension kalau di Chrome untuk melihatnya

      Iya lah kalau Google mah dah ga butuh…Padahal kalau ketularan kan bagus Eno, ketularan rame dan banyak dikunjungi orang.

      Mungkin sebenarnya saya iseng ngasih no-follow tuh karena punya standar tambahan sendiri. Nofollow kalau sifatnya normal dan berbagi, dofollow buat yang “buaagus” dan bikin saya terkesan.. wakakakakakakak

      Saya nggak pernah ngasih ke Google Profile mbak.. hahaha.. karena mereka kan bukan cuma ga butuh dofollow link, kayaknya mereka mah ga butuh link.. wwkwkkww

      Reply
      • Pertanyaanku udah diwakilkan dengan kak Eno nih wkwk.
        Tapi aku sampai sekarang masih nggak paham sama link no-follow dan do–follow ini tujuannya untuk apa.

        Aku tahu sih kalau kita input link di post, ada tulisannya “no-follow” atau nggak. Tapi, bukankah baik no-follow dan do-follow sama-sama link? Dan bisa diklik juga, kan? Berarti nggak terlalu ngaruh baik itu no-follow atau do-follow. Karena selama itu link hidup, bisa diklik, faedahnya udah tersampaikan kan, gitu nggak sih, kak >.<

      • Fisiknya sama, tetapi di bagian dalamnya, “aliran otoritas” dari sebuah web ke web lain tidak ada. Itu anggapannya dan memang sebenarnya tidak salah 100% karena secara teknis begitu.

        Kalau dari sisi pandang SEO, Dofollow lebih menguntungkan. Bagi pemburu DA dan PA juga begitu.

        Cuma akhirnya mereka menafikan bahwa nofollow sendiri tetap link dan berpotensi mengalirkan trafik ke blog mereka.

        Gitu Neng Lia

Leave a Reply to Khairunnisa Ast Cancel reply