Membangun Rutinitas : Kunci Perkembangan Blogger Dan Blognya

Selamat Sore Kawan MM!

Rutinitas itu membosankan. Yah, memang betul sekali karena melakukan hal yang “sama” terus menerus pada dasarnya memang akan berujung pada kebosanan.

Tanyakan saja kalau tidak percaya kepada para karyawan, buruh, atau profesi apapun. Pasti jawabannya sama, rasa bosan itu pasti ada.

Tapi, rutinitas itulah yang membuat dunia “berkembang” seperti sekarang ini. Tanpa adanya rutinitas tidak akan ada yang namanya kemajuan.

Tanyakan saja pada atlet, olahraga apapun, apakah mereka akan bisa berprestasi tanpa latihan rutin? Tidak mungkin.

Hal yang sama berlaku dalam ngeblog juga.

Kalau memang seorang blogger ingin blognya berkembang, ia harus bisa membangun rutinitas terkait dengan blognya dalam kehidupannya.

Kenapa?

Yah, kalau hanya mengandalkan pada “mood” saja, situasinya akan mirip dengan seorang ayah yang saat anaknya minta makan karena lapar, ia menjawab, “Tunggu rejeki datang yah nak

Kata mood, yang tergantung hormon dan situasi adalah sebuah ketidakpastian. Hal itu bisa diterima kalau dirinya sebagai blogger tidak menginginkan blognya berkembang dan punya pembaca.

Bisa seenak udelnya saja.

Boleh banget.

Tetapi, kalau blogger itu punya keinginan menjadi bermanfaat, ingin blognya didatangi pembaca, ya suka tidak suka rutinitas harus ada.

Apa yang harus dirutinkan?

Tidak banyak.

Mencari ide :

Berharap “ide” datang dari langit, bisa diibaratkan seperti menunggu Godot, atau jelangkung.

Kapan datangnya tidak pasti. Tidak jelas.

Harus diusahakan.

Caranya bisa dengan banyak membaca, bergaul, blogwalking, menonton Youtube atau hal-hal yang berkaitan dengan tema blog. Banyak cara untuk menumbuhkan “ide” daripada sekedar berharap dan menunggu.

Membuat Konten :

Mood adalah kata sakti untuk menutupi “kemalasan”.

Padahal, seorang pegawai kantoran, biar tidak mood bekerja sekalipun, mereka tetap bisa melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya.

Semua karena ia sebenarnya memiliki skill atau pengetahuan di bidang itu.

Membuat konten, baik berupa tulisan, podcast, atau video, adalah sebuah “pekerjaan” yang memerlukan lebih banyak skill daripada “mood” yang tergantung hormon.

Dalam hal ini, blogger pemburu uang yang paling beruntung, karena motivasinya adalah uang, mirip dengan para pegawai. Jadi, ada mood atau tidak mereka akan tetap membuat konten.

Berinteraksi dan bersosialisasi :

Blogging bukan cuma sekedar membuat kontent saja, disana terdapat kodrat manusia untuk bersosialisasi.

Ketika sebuah tulisan terbit dan mendapatkan pembaca yang meninggalkan komentar, berarti sebuah tambahan pekerjaan hadir. Komentar tersebut harus dibaca dan dijawab.

Kalau tidak, jangan salahkan kalau si pembaca kecewa dan merasa tidak dihargai. Kemudian ia malas datang kembali.

Promosi : (Opsional)

Kata opsional alias pilihan dicantumkan di belakangnya karena masing-masing akan punya target berbeda.

Bagi yang ingin blognya segera terkenal dalam satu tahun (misalkan), tidak bisa hanya berpangku tangan setelah menerbitkan artikel. Bloggernya harus mau berpromosi kesana kemari memperkenalkan blognya.

Dengan begitu ia mempercepat proses agar target (waktu) yang ditetapkan tercapai.

Bagi yang tidak menentukan atau target waktunya panjang, hal ini tidak/belum menjadi kewajiban.

Jadi opsional.

Dan, semua ini sebaiknya dijadikan rutinitas.

Manfaat punya rutinitas

Membosankan dan sering menyebalkan, memang begitulah kenyataan dari sebuah rutinitas.

Meskipun demikian, bukan tanpa manfaat. Banyak hal akan lahir kalau sesuatu dilakukan terus menerus dan berulangkali.

Menghilangkan ketergantungan pada mood

bagi pegawai kantoran, kemudian tiba-tiba harus WFH selama berbulan-bulan akibat PSBB adalah sesuatu yang menyiksa. Semua karena “dorongan” kebiasaan dalam diri untuk terus “bergerak” dan “berkarya” seperti mau keluar.

Begitu juga saat ngeblog. Rutinitas akan melahirkan sebuah kebiasaan dan kalau kebiasaan itu tidak terpenuhi, yang ada adalah dorongan kuat dalam hati yang harus disalurkan.

Cara menyalurkannya, ya tinggal membuat konten untuk blog.

Tidak lagi harus menunggu mood muncul karena “mood” itu sudah datang dengan sendirinya.

Kehabisan ide?

Akan aneh kalau kebiasaan “mencari ide” sudah menjadi bagian rutinitas hidup, kemudian tidak punya ide untuk menulis/membuat konten.

Iya kan?

Perbaikan skill membuat konten

Practice makes perfect.

Pepatah yang bukan tanpa dasar. Atlet lari bisa menempuh 100 M dalam 12 detik itu bukan karena mood tapi karena ia terus mengasah skill berlarinya.

Begitu juga seorang blogger, semakin banyak ia menulis, semakin banyak ia membuat kesalahan, dan semakin banyak ia melakukan perbaikan.

Hasilnya, biasanya tulisannya akan semakin baik.

Rutinitas mengasah skill, dalam bidang apapun. Apalagi kalau ditambah dengan kemauan belajar yang tinggi. Hasilnya bisa lebih bagus lagi.

Blognya berkembang

Nah, ini yang paling penting.

Satu hari satu tulisan. Satu bulan blog tersebut bertambah gendut 30-31 tulisan. Satu tahun 365-366 tulisan ditambahkan.

Dunia blogging adalah dunia dimana kata langsing tidak disukai. Semakin gendut sebuah blog, semakin bagus. Baik di mata pembaca atau mesin pencari.

Pengorbanan dan tantangan

There ain’t such free lunch. Tidak ada makan siang gratis. Semua ada konsekuensi dan pengorbanannya.

Begitu juga dalam hal membentuk rutinitas ngeblog ini.

Pasti akan makan waktu, tenaga, dan juga biaya.

Juga, tantangan yang paling berat akan muncul, namanya “KEBOSANAN” karena rutinitas tidak akan bisa lepas dari yang satu ini. Keduanya bisa diibaratkan dua sisi mata uang yang akan selalu hadir bersamaan.

*****

Pertanyaannya, maukah Kawan melakukan hal itu? Opsinya hanya

  • Kalau mau blog berkembang, ya harus mau membangun rutinitas dan menjalaninya
  • Kalau mau menunggu mood, ya tidak masalah juga, tetapi jangan berharap blognya berkembang sesuai keinginan

Silakan saja mau yang mana.

10 thoughts on “Membangun Rutinitas : Kunci Perkembangan Blogger Dan Blognya”

  1. Berarti dalam dunia blog tidak ada istilah diet ya 🤪. Harus sering-sering All You Can Eat biar cepat gendut blognya 🤭.

    Rintangan saat ingin menulis tiap hari itu di ide sih kak. Tapi aku pernah dengar kata Dee Lestari, ide itu ada dimana aja hanya kitanya aja yang nggak peka. Benar juga sih, berarti rasa peka terhadap ide harus lebih diasah lagi.

    Hayo, para kaum lelaki yang kurang peka, coba diasah lagi kepekaannya 🤪

    Reply
    • Ga laku.. hahaha.. semua kudu gendut di dunia blog mah… wakakakakak

      Dee Lestari bisa berkata begitu karena dia punya “rutinitas” mencari dan menggali ide Lia. Kamu belum punya. Kalau melihat polanya, kamu masih terbiasa “menyerap” ide dan bukan melahirkan ide. Masih mengandalkan “mood”.

      Coba latih kepekaannya.

      Caranya sederhana kok. Coba lakukan setiap hari 15 menit saja.

      Tidak perlu berpikir untuk ditulis yah, cukup lakukan hal sederhana ini saja.

      1. Perhatikan sekeliling, dan kemudian temukan apa yang membuatmu tertarik
      2. Perhatikan detail
      3. Catat

      Lakukan itu berulangkali, setiap hari. Kamu akan heran sendiri setelah beberapa waktu, kamu akan terlatih menemukan sesuatu yang sebelumnya terlewat dan tidak terlihat. Saat itu biasanya kepekaan kamu akan bertambah.

      Itu yang aku pelajari saat berlatih fotografi dalam menemukan obyek untuk foto dan hal yang mirip saya lakukan untuk menemukan si ide.

      (Nah, dikau yang ga peka, kok kaum laki2 yang diminta peka..#Khaswanita) wakakakakak

      Reply
  2. Saya masih berada pada pilihan 2, menunggu mood, wkwk. Maka tidak heran jika blog saya tertinggal jauh dari blog, Pak Anton.

    Saya masih ingin menikmati perjalanan ini sambil melihat-lihat pemandangan, hehe.

    Reply
  3. Sedang berusaha nih mas hehehehe saya masuk golongan menunggu mood sepertinya 😂 kalau mood nggak datang biasanya jadi malas-malasan dalam mengurus blog ~ tapi sekarang sudah lebih baik daripada dulu yang parah bangettt malasnya hahahaha 🤣

    Kalau soal ide, sebetulnya ada saja ide yang ingin digarap atau dituliskan. Kadang most of case sudah ditulis, cuma suka nggak tau closingnya bagaimana atau pengembangannya bagaimana. Alhasil ide tersebut berakhir di draft 🤪 semoga ke depannya bisa tambah semangat, dan nggak ikut mood biar blog saya bisa semakin fun 🙈 doakan saya, mas 😆

    Reply
    • Didoain deh.. apa perlu ke dukun.. wakakakak

      Saya percaya ide Eno banyak. Sayangkan kalau tidak dibagikan, padahal hal itu malah bisa menginspirasi banyak orang.

      Soal closing, saya juga sampe sekarang juga masih kadang pusing.. hahaha.. sudah takdir bin nasib

      Reply

Leave a Reply to Khairunnisa Ast Cancel reply