Membalas Komentar Sesama Pembaca di Blog Orang Lain

Selamat Siang Kawan MM!

Kolom komentar itu sebenarnya sebuah ruang yang sangat luwes dan bisa dimanfaatkan untuk ber-interaksi dengan banyak orang. Fungsinya tidak berbeda dengan forum atau ruang diskusi dimana satu member bisa berbalas komentar dengan yang lain.

Seorang pembaca sebenarnya bisa membalas komentar dari sesama pembaca yang sudah lebih duluan masuk.

Bukankah itu fungsi tombol “reply” atau “balas” di bawah sebuah komentar?

Dengan begitu, kolom komentar akan terlihat sangat aktif dengan pertukaran ide dan pemikiran. Bagaimanapun, apa yang tertulis di bagian tersebut juga merupakan penuangan ide dan pemikiran seseorang, yang bisa disetujui atau dibantah.

Lagi pula, dengan terjadinya interaksi saling berbalas disana, empunya blog akan diuntungkan karena tulisannya mendapat banyak sekali tanggapan (dan mungkin menimbulkan perdebatan).

Siapa yang tidak suka tulisannya terlihat ramai? Apalagi, kalau tidak salah baca, ramainya kolom komentar juga merupakan indikasi yang bagus untuk mesin pencari bahwa tulisan tersebut diminati banyak orang.

Sayangnya, rupanya budaya ewuh pakeuwuh di dunia blog Indonesia masih sangat terasa sekali. Hasilnya adalah sebuah kebiasaan “berkomentar” yang sifatnya hanya dua arah saja.

Pembaca meninggalkan komentar berdasarkan apa yang disampaikan penulis artikel. Kemudian, menunggu respon dari si penulis, dan selesai.

Mungkin, dugaan saya, kebiasaan ini terbentuk dari unsur budaya Timur yang mengedepankan sopan santun, seperti

  • Sungkan : karena berpikiran bahwa dengan membalas komentar pembaca lain, seperti merebut perhatian yang seharusnya ditujukan kepada penulis/bloggernya
  • Takut dinilai SKSD (Sok kenal Sok Dekat) : maklum sih karena di dunia nyata kan, jika tiba-tiba ada orang yang mengomentari tindakan kita, biasanya dicurigai ada maunya, jadi lebih aman diam saja
  • Takut disangka merebut pembaca : karena memang tindakan seperti ini bisa dijadikan sarana promosi dan branding juga
  • Takut yang punya blog tidak suka : blog itu dianggap “rumah” seseorang di dunia maya, jadi kalau kita melakukan berbalas komentar dengan sesama pembaca, seperti “pecicilan” di rumah orang lain

Padahal, sebenarnya konsep weblog tidak demikian adanya. Justru keberadaan tombol reply di bawah komentar memang agar terjadi jalinan yang menyerupai sarang laba-laba. Semua orang bisa saling terhubung.

Yang kenal bisa menjadi kenal, yang sudah kenal bisa terhubung lebih erat.

Konsep itu merupakan terjemahan dari konsep yang lebih besar lagi, yaitu konsep “Masyarakat Jaringan”.

Toh, kalau diperhatikan, berbalas komentar antar sesama pengguna blog itu sifatnya win-win-win. Semua menang, semua senang.

Yang punya blog “seharusnya” senang karena blognya “ramai” karena tulisannya berhasil menarik minat orang lain. Yang berbalas komentar, entah dengan motif apapun, akan menemukan “kenalan” baru.

Resiko bahwa pembaca setia bisa berkurang, mungkin tetap ada kalau blognya bertipe sama. Tapi, rasanya sangat kecil sekali mengingat pembaca blog itu sangat “suka” membaca. Mereka tidak pernah merasa cukup dengan membaca satu sumber saja.

Sangat kecil bahwa pembaca blog lari begitu saja dari blog langganannya. Yang mungkin terjadi dia akan menambah daftar bacaan rutinnya saja.

Saya sendiri walau tidak sering, tidak mengharamkan untuk membalas komentar pembaca lain. Cuma, untuk sementara, hanya pada blog-blog yang sudah saya pahami karakter bloggernya saja. Maklum, saya masih orang Timur juga dan paham sekali bahwa kadang yang seperti ini bisa justru bikin ribet.

Baca juga : Komentar Kontroversial Bukan Komentar Konyol

Nah, kalau di blog MM, silakan saja mau berbalas komentar, bercanda, atau ngalor ngidul di kolom komentar. Saya malah suka melihatnya.

6 thoughts on “Membalas Komentar Sesama Pembaca di Blog Orang Lain”

  1. Kalau di MM sini, boleh jungkir balik salto sama main karet nggak, kak? ðŸĪŠ

    Aku sependapat sama kak Anton. Aku merasa kolom komentar pada blog fungsinya nggak jauh beda dengan media sosial lainnya. Orang boleh aja nimbrung-nimbrung gitu tapi tetap ada etikanya. Selama ini sih, aku kalau nimbrung-nimbrung tetap lihat orang. Kalau udah kenal, baru berani nimbrung ðŸĪ­
    Soalnya ya itu, segen kalau nimbrung ke orang yang belum dikenal.

    Reply
    • Boleh silakan saja.. cuma kalo jatuh bangun sendiri yah jangan nangis.. hahahahaha

      Memang seharusnya begitu Lia.. Kalo aku sih kadang nyelonong ajah. terserah deh mau dianggap SKSD atau kagak. Habis kadang gatel juga lihat semua nunggu.. wakakakakak

      Reply
  2. Saya jarang reply komentar orang mas, apalagi yang nggak dikenal 😎 biasanya baru reply kalau komentarnya menarik dan yang komentar saya kenal plus pemilik blognya juga saya kenal 😂 hahahaahaha. Nggak jauh jauh dari komentar mba Rey atau mas Agus biasanya ðŸĪĢ sebab kalau mau random reply masih nggak enak sama orang takut dikira, “Siapa luuuh?” hahahaha.

    Reply
    • Hahahaha.. pasti itu Eno. Biasanya memang nggak enak, padahal mah, kenapa tidak? lagi juga, sekarang siapa yang tidak kenal Eno.

      Malah mungkin pembaca yang lain senang dikomentari sama Eno.

      Kalau Rey, Agus, Satria mah biang rusuh. Hahaha.. Tapi saya suka gaya mereka, walau Agus kadang kalau masuk sini masih malu-malu gorila

      Reply
  3. wkwkwkwkw, sayaaahhh sayaahh, kadang bahkan SKSD, tapi kalau menarik, rasanya gatal aja gitu nggak balas komen mereka 😀
    Meski belom kenal atau jarang berinteraksi, kadang memang sok SKSD saya akut hahahaha.

    Meskipun saya tetap setuju ama Lia, sesungguhnya kolom komentar itu dibuka buat diskusi atau berinteraksi, meskipun juga kudu tahu etika 🙂

    Jangan sampai berlebihan juga, karena balik lagi, tulisan itu nggak bernada, saya mah berani jadi biang rusuh kalau udah sering berinteraksi, berasa udah kenal karakter empunya blog 😀

    Btw, saya juga kemaren ikutan pelatihan analisa google analitik, dan sempat nanya sih mengenai ramainya kolom komentar, menurut pelatihnya bisa mempengaruhi performa di mata google dan secara marketing juga bagus.

    Dan saya udah rasain hal itu, dari beberapa teman blogger Surabaya yang salut liat kolom komentar saya dipenuhi komentar-komentar yang relevan, ya iyalah, saya punya circle yang seirama di golongan Bapak Anton, Eno, Lia, Mbul dll itu 😀

    Reply
    • Bener kan.. kadang saya juga gatel kalau begitu.. cuma emang betul, tetap harus jaga “diri”. Saya ga akan sefrontal sama Rey kalau belum kenal mah… haahha…

      Rasanya memang gitu Rey.. ramainya kolom komentar mempengaruhi penilaian karena disana ada “keterikatan”..

      Diajak atuh Rey teman-teman Surabayamu bergabung dengan kita, nanti kan kita bisa saling kunjungi..

      Hahahaha. circle orang bawel semua yah

      Reply

Leave a Reply to Lia The Dreamer Cancel reply