Memberi Outbound Link : Jelek Untuk SEO dan Mengusir Pembaca Keluar?

Selamat Pagi Kawan MM!

Outbound Link atau Eksternal Link, atau tautan ke website/blog lain, masih menjadi satu topik yang akan selalu dibahas di dunia blogging dimanapun. Pro dan kontra akan selalu hadir dalam pembahasannya.

Di Indonesia sendiri, memberi outbound link, sepertinya masih menjadi sesuatu yang dihindari karena dianggap dapat mengurangi ” pagerank” atau otoritas dari sebuah halaman/website.

Bahkan, sekedar “nofollow” eksternal link pada kolom komentar pun dipermasalahkan karena dianggap bersifat toxic atau beracun bagi website lainnya (kasus spamscore).

Tapi benarkah demikian adanya?

Outbound Link Menurut Google

Mungkin sebuah twit dari Danny Sullivan, Google Public Search Liason sejak tahun 2019 yang lalu bisa menjelaskan bahwa eksternal link seharusnya merupakan “standar” sebagai bentuk atribusi kepada sumber.

https://twitter.com/dannysullivan/status/1184525196662923264

Terjemahan :

Saya pikir memberi tautan adalah bagian dari atribusi. Kamu seorang jurnalis. Kamu membuat sebuah cerita, kamu menyebutkan sumber. Jika sumber-sumber ini ada di online dan memberi lebih banyak info, kutipan itu harus ditautkan ke mereka (sumber-sumber). Itulah jurnalisme yang baik. Hal itu harus jadi standa.

Kemudian, kalau membaca detail tentang hal yang sama di Google Webmaster blog dimana disana tertulis

Does the content present information in a way that makes you want to trust it, such as clear sourcing, evidence of the expertise involved, background about the author or the site that publishes it, such as through links to an author page or a site’s About page?

Google Webmaster Blog

Terjemahan :

Apakah konten menyajikan informasi dengan cara yang membuat Anda ingin mempercayainya, disertai sumber yang jelas, bukti keahlian yang terlibat, latar belakang tentang penulis atau situs yang menerbitkannya, seperti melalui tautan ke halaman penulis atau Tentang situs halaman

Google Webmaster Blog

Apakah memberi outbound/eksternal link membuat Google menerapkan penalti kepada pemberi?

Tidak juga.

Sebuah tulisan di SEMRUSH menjelaskan bahwa penalti hanya akan diberikan kepada website yang terlihat memiliki link tidak alami, seperti membeli link.

Lihat di SEMRUSH Myth: You Should Not Link Out to Other Website’s From Your Content

Bahkan dalam sebuah tulisan di Search Engine Land, ada pendapat bahwa memberi tautan keluar akan mengurangi Pagerank sebuah halaman di website adalah tidak benar juga.

Hasil Penelitian?

Reboot Online melakukan sebuah penelitian terkait masalah outbound link atau tautan keluar ini.

Hasilnya adalah laman yang memberi outbound link cenderung tampil lebih baik di halaman SERP (Search Engine Result Page – Halaman Hasil Pencarian) Google. Mereka tidak sepakat tentang hal ini.

Lebih jauh lagi, Reboot Online mengatakan “pemahaman” memberikan outbound link/link eksternal mengurangi Pagerank sebuah halaman adalah keliru dan hanya merusak ekosistem website.

Cek sumbernya di Study – Outgoing Links Used As Ranking Signal

Chei Rank

Blogger selalu memperhatikan PageRank. Mereka akan berbuat sebisa mungkin agar “PageRank” mereka tidak mengalir ke website lain. Yang bila dirujuk dari artikel di SEMRUSH dan penelitian REBOOTONLINE merupakan mitos.

Tapi..

Mungkin mereka tidak menyadari keberadaan Chei Rank, algoritma lain dari Google.

Sebuah studi dari Cornell University menyebutkan bahwa berkebalikan dari PageRank, Google juga menggunakan Chei Rank yang mengukur jumlah outbound link atau tautan keluar. Dengan algoritma ini Google menentukan penting tidaknya sebuah laman website.

Tidak heran Yoast SEO akan memberi sinyal merah pada sebuah tulisan kalau di dalamnya tidak terdapat outbound link. Keberadaan tautan keluar adalah “wajib” bagi SEO kalau menurut plugin SEO tersebut.

Baca juga : 12 Pertanyaan Bagi Yang Ingin Mendapatkan Banyak Komentar – (Tips Dari Neil Patel Via Quicksprout)

Memberi Outbound Link Menyuruh Pembaca Pergi?

Perjuangan menurunkan bounce rate (rasio pantulan) itu tidak mudah. Oleh karena itu, pembaca harus “diusahakan” selama mungkin berada di blog kita. Betul kan?

Memberikan link eksternal ke blog lain, sepertinya menyuruh pembaca itu meninggalkan blog kita dan pergi ke blog yang direferensikan.

Sepertinya kontra produktif tindakan tersebut.

Berkaca dari performa blog Maniak Menulis sendiri, hal itu tidak benar adanya. Pengunjung tetap berada disini meskipun semakin banyak outbound link yang saya berikan di setiap halaman.

Memberi Outbound Link : Jelek Untuk SEO dan Mengusir Pembaca Keluar?

Minggu lalu masih di kisaran 30-32%, tetapi minggu ini masih menunjukkan perbaikan lebih lanjut. Padahal, jumlah tautan keluarnya semakin banyak.

Banyak faktor yang menyebabkan tingginya bounce rate, tetapi rasanya link eksternal tidak membuat mereka pergi. Kalaupun terjadi, jumlahnya sangat kecil sekali.

Baca juga : Bounce Rate Belum Tentu Karena Pengunjung Tidak Suka

—–

Mengetahui berbagai pandangan, analisa, dan penelitian yang dilakukan oleh mereka yang bergelut di dunia SEO dan berkompetensi, membuat saya tersenyum sendiri kalau melihat tingkah laku blogger Indonesia.

Bahkan, tautan eksternal nofollow lewat komentar saja masih pelit mereka bagi. Apalagi harus memberikan link dofollow ke website sumber? Padahal, dasar bagi tindakan tersebut berasal dari sumber yang tidak jelas.

Atau mungkin, prinsip komersialisasi link itu sudah begitu merasuk ke diri banyak blogger di negeri ini yah? Tidak ada sesuatu yang gratis jadi harus selalu berbayar. Mau link harus bayar.

Mungkin yang terakhir itu alasan yang paling masuk akal.

Iya nggak sih?

Leave a Comment