Renungan Dari Jane : Perlukah Merevisi Pendapat/Tulisan?

Selamat Sore Kawan MM!

Rupanya tanpa berkunjung ke blog kawan-kawan, banyak inspirasi yang membuat saya berpikir dan merenung juga.

Yang baru saja masuk, beberapa jam yang lalu, dari Jane Reggievia (mudah-mudahan nggak salah eja yah) ada di bawah ini.

Renungan Dari Jane - Perlukah Merupah Pendapat (Tulisan)

Kalau mau lihat perbedaan pandang antara kami berdua, silakan kunjungi WORTHY MONDAY #12: WHY I SHOULD STOP MULTITASKING di blognya. (Klik saja link tadi)

Yang bikin merenung itu

  1. Perlukah mengedit tulisan kalau ada pendapat yang menentang?
  2. Perlukah merevisi pendapat kita sendiri?
  3. Betulkah butuh orang “jahil” seperti saya untuk melakukan koreksi?

Setelah dipikir-pikir, pendapat saya

  • Kenapa harus dirubah untuk menyesuaikan? Bukankah perbedaan pandang itu memperkaya khazanah pemikiran dan sudut pandang. Biarkan saja tetap berbeda, karena dengan begitu pembaca bisa melihat pemikiran yang berbeda
  • Kalau memang tidak yakin dan merasa pandangan itu tidak sesuai dengan kita, kenada harus mengubah pandangan kita sendiri?
  • Kalau yakin dan sependapat, tidak berarti harus dikemukakan kepada publik juga. Tidak masalah juga kalau disimpan dalam hati. Kalau memang merasa perlu dan yakin revisi itu membawa “kebaikan”, LAKUKAN, kalau tidak, JANGAN
  • Benarkah butuh kejahilan untuk melakukan koreksi? Maybe yes maybe no. Yes, kalau seseorang cukup dewasa dalam menerima perbedaan dan cukup berani melakukan koreksi kepada dirinya sendiri, kejahilan baru bisa dipakai. No kalau hal itu tidak ada dalam diri

Baca juga : Renungan Dari Mba Rini Uzegan : Komentar Ngajak Berantem

Terima kasih Jane, kawan sesama blogger dari Bogor tapi punya impian tinggal di Bali ini, menunjukkan kedewasaan dalam berpendapat, dan bahkan bisa menjadikannya candaan. Selera humor yang baik.

Selamat sore lagi Kawan MM!

4 thoughts on “Renungan Dari Jane : Perlukah Merevisi Pendapat/Tulisan?”

  1. Waah aku harus baca dulu tulisan mba Jane yg kalian bicarain ini :D. Jadi bisa ngerti poin yg dibahas apaan .

    Tapiii kalo dr poin2 yg mas Anton tulis, perlu tidaknya merevisi pendapat ato mengedit tulisan jika ada yg menentang, buatku sih liat dulu . Kalo ternyata apa yg kita tulis ternyata terbukti salah, ya aku pasti akan merevisi ato edit tulisan tadi, ganti dgn fakta yg bener.

    Tapi kalo sekedar menyatakan opini , bukan tentang fakta yg udh jelas2 terbukti kebenarannya, ga perlulah, semua orang kan bebas mengeluarkan pendapatnya :). Yg penting bisa saling menghargai dan menghormati masing2. Perbedaan toh ga selamanya jelek. Malah kadang bisa memperkaya :).

    Reply
  2. Eitsss baru baca ini huahahaha

    Sejujurnya saya sempat merenung setelah baca tulisan Mas Anton di atas. Tapi saya pikir-pikir, kenapa harus revisi kalau menurut saya nggak ada yang salah? Setuju dengan Mba Fanny, perbedaan itu yang bikin berwarna. Meski pada akhirnya saya ganti judul sedikit sih untuk postingan multitasking itu, biar kesannya nggak terlalu menggurui 😆

    Anyway, salam balik dari sesama warga Bogor, Mas Anton!

    Reply
    • Telaaattttttttt.. wakakakaka

      Saya sepakat banget sama Fanny, Jane.. Justru biarkan berbeda. Kenapa harus sama? Kalau saya menentang juga sebenarnya tidak berarti tidak menerima, lebih kepada memberikan sudut pandang lain saja, meski memang kadang gayanya itu seperti ngajak berantem… wakakakak

      Nggak seru kalau semua sama mah.. wakakakak.. bosen..

      Hahaha.. salam hangat kembali Jane

      Reply

Leave a Comment