Konsep 20:80 , Pernah Dengar?

Konsep 20 80 - Jalan Samurai Internet Marketer A

Wilujeng Wengi Kawan MM?

Pernah dengar konsep 20:80 dalam dunia blogging? Biasanya konsep ini akan disampaikan oleh mereka yang menyebut dirinya sebagai internet marketer.

Konsepnya sederhana, yaitu

20%

Menulis / Membuat Konten

80%

Marketing/Promosi/Pemasaran

Idenya mungkin berdasarkan pada Prinsip Pareto, yaitu bahwa 80% efek atau dampak yang terjadi biasanya dihasilkan dari 20% tindakan saja.

Entah siapa yang pertama kali menelurkan teori ini, tetapi banyak blogger yang meyakini bahwa keberhasilan sebuah blog dan seorang blogger hanya bisa dicapai kalau mereka lebih fokus pada pemasaran dibandingkan menulis konten.

Saya sendiri membacanya ketika sedang belajar blog di salah satu dedengkot internet marketer, Neil Patel. Pria botak asal Inggris ini memiliki 3 blog, Neilpatel, Crazyegg, dan Kissmetrics. Semua menjadi rujukan banyak blogger/webmaster terutama tentang ngeblog atau pemasaran.

Bagi penggemar riset keywords (kata kunci) pasti tahu blognya karena ia juga memberikan sebuah tool riset keyword yang banyak dipakai orang, Ubersuggest. Pria ini juga melakukan langkah berani dengan semakin banyak menelurkan video dibandingkan konten tradisional berbasis teks di blognya.

Beberapa blog ternama Indonesia, seperti PanduanIM merupakan penganut konsep 20-:80 ini begitu juga beberapa nama lain yang kerap disebut blogger terbaik Indonesia. Mereka juga banyak yang mendukung teori ini.

Siapa sih yang tidak mau sedikit bekerja, hasilnya banyak. Prinsip ekonomi dimanapun berlaku. kalau bisa ongkang-ongkang dapet duit, kenapa tidak? Makanya banyak blogger yang percaya banget.

Menulis sedikit, dapat uang banyak, saya juga mau.

Nah, maukah Anda mengikuti dan menjalankan konsep ini? Kalau menurut teorinya, sudah terbukti dengan “ketenaran” blog-blog itu. Datanya mendukung, setidaknya “katanya” sudah terbukti

Cuma, sebelum Anda melakukannya, ada baiknya juga mempertimbangkan beberapa hal juga

  • Blog Neil Patel sendiri berisi ribuan artikel, termasuk dalam bentuk video? Lalu betulkah dia menjalankan konsep 20:80 yang diusungnya? Atau dia sekedar membuat orang lain terkesan sehingga mau memakai jasanya
  • Bagaimana cara mengukur 20% : 80%? Neil Patel juga punya tiga website besar, dan isinya semua banyak, lalu 20:80 itu dihitung darimana? Ketiganya? atau salah satunya?
  • Belakangan ini, blog-blog pengusung konsep ini bertumbangan dari halaman SERP (Search Engine Result Page – Halaman Hasil Pencarian) Google), mungkin disebabkan karena belakangan memperbarui algoritmanya dan banyak mengedepankan hasil terbaru padahal kebanyakan dari blog jenis ini sudah lama tidak diisi dengan artikel baru, seperti PanduanIM yang artikel terakhir masih sama dengan di tahun 2016
  • Bagaimana dengan blogger yang tidak menguasai ilmu pemasaran? 80% itu dihitung berdasarkan pengalaman seseorang yang sudah lama bergelut di bidang itu, lalu yang belum pasti lebih lama karena harus belajar dulu
  • Ada beberapa fakta lain juga, Linda Ikeji, Pete Cashmore, Diana Rikasari, mereka tidak memakai konsep ini dan berfokus pada menulis saja, kok mereka bisa terkenal? Bukankah berarti ada jalan lain selain

Kalau saya sih sudah menjatuhkan pilihan. Saya mau memakai konsep sendiri saja, yaitu target utama 100:0 atau 90:10 maksimum. Artinya 100% fokus menulis no promosi atau maksimum 90% menulis dan 10% promosi (walau saya tidak tahu cara ngukurnya gimana).

Hasilnya? Ya belum tahu. Sekarang saja masih berjuang. Nanti saja kalau sudah sampai ujung perjalanan, baru saya ceritakan. Tapi, ingat yah saya tidak tahu ujung perjalanan sebagai blogger itu kapan.

Jadi, harap sabar menanti yah.

Bagaimana dengan Anda? Punya konsep dan teori apa?

2 thoughts on “Konsep 20:80 , Pernah Dengar?”

  1. Saya sama seperti mas Anton, konsep teori 100% menulis 😂 saya nggak promosi blog saya di sosmed hehe. Paling promosi terselubung ke teman dan keluarga itu pun hanya sekali dua kali jaman awal-awal blogging. Sisanya lebih sering blogwalking ke blog manteman (apakah ini termasuk promosi, mas?) 😆

    Reply
    • Nggak tahu mbak.. saya belum dapet jawabannya. Kalau pake teori marketing, ya masuk promosi, tapi kalo dilihat dari kodrat manusia, ya tidak karena itu kebutuhan.

      Mending ga usah dipikiran dah… wakakakaka

      Reply

Leave a Reply to Anton Ardyanto Cancel reply