Apakah SPAM SCORE MENULAR ? Mitos atau Fakta

Spam score, spam score, spam score.

Entah kenapa, pagi ini dua kata itu terus menerus terngiang sejak bangun tidur. Ampun dah. Mungkin hal itu disebabkan karena semalam, saya menerbitkan sebuah tulisan terkait istilah itu. Silakan lihat di “Cara Menurunkan Spam Score Hingga 77% a la Lovely Bogor“.

Pada tulisan itu, saya bersikukuh bahwa apa yang belakangan banyak beredar di dunia blog Indonesia, yaitu bahwa spam score menular adalah tidak benar dan sekedar mitos saja. Pandangan yang sebenarnya tidak berubah sampai pagi ini.

Meskipun demikian, tetap ada rasa “penasaran” dan keheranan bagaimana pandangan seperti itu bisa beredar. Bukan hanya itu, pandangan itu sekarang cenderung menimbulkan ketakutan dan merusak sendi silaturahmi antara para blogger.

Mirip dengan kondisi pandemi Covid-19, semua orang bersikap defensif dan cenderung fokus pada mempertahankan diri dan blognya saja. Tidak sedikit bahkan yang sebegitu ketakutannya sampai melakukan screening kepada blog yang mau didatangi karena takut tertular.

Sikap yang wajar dalam hal Covid-19, tidak wajar dalam hal urusan Spam score. Covid sudah terbukti di lab dan di lapangan, sedangkan urusan penularan spam score tidak didasari pemikiran dan logika yang jelas.

Tapi..

Tetap saja, rasa penasaran tidak bisa pergi. Sampai istilah itu terbawa tidur, artinya saya teramat sangat penasaran.

Kok bisa dipandang sampai sebegitunya dan adakah yang saya bisa lakukan untuk mencegah kerusakan dari “ketakutan” berlebihan yang pasti akan terus menyebar.

Setelah dipikir, mungkin, saya bisa memberikan sedikit sudut pandang dalam hal ini dan kemungkinan asal muasalnya. Disini akan terlihat apakah spam score menular itu mitos atau fakta.

Saya mungkin akan memulainya dengan “sinyal” kedua dari 27 sinyal yang berujung pada nilai SS sebuah website.

Sinyal Kedua

Setelah membaca ulang ke-27 sinyal yang disebut MOZ sebagai indikator nilai Spam Score sebuah website, saya tidak menemukan ada penyebutan bahwa penularan terjadi karena terhubung dengan sebuah website atau blog yang punya spam score tinggi.

Serius! Nanti saya berikan linknya di bagian bawah dimana daftar 27 indikator MOZ itu disebutkan dan dari sumber asalnya, bukan celotehan para master atau yang menganggap dirinya master blogging.

Yang ada adalah sinyal kedua, yang berbunyi :

TLD correlated with spam domains

Bila diterjemahkan adalah TLD (Top Level Domains yang “terhubung/tersambung” dengan domain spam)

Kata “correlate” kalau menurut Google Translate dan kamus berarti “menghubungkan/menyambung”.

Yah, kalau diterjemahkan secara kata per kata begitu, memang tidak akan heran kalau timbul mitos bahwa spam score itu bisa menular ke blog lain. Disana ada pergeseran makna yang cukup jauh dan bisa disalahartikan.

Kesalahan ini akan menghasilkan sebuah logika yang juga jauh dari yang disampaikan oleh MOZ sendiri.

Logikanya begini dan sebenarnya merupakan gabungan dari beberapa kesalahan berlogika, kemalasan membaca secara detail, dan pengetahuan bahasa Inggris juga.

1. Spam Score Tinggi = Website/blog spam

Iya kan? Untuk apa ada indikator SS kalau tidak merupakan alat untuk memisahkan website spammer dan yang bukan. Semakin tinggi spam score, “pasti” blog itu sering menebar link kemana-mana, seperti layaknya spammer.

Jadi, bila sebuah website memiliki spam score tinggi, “pasti” itu website spam.

Fakta : MOZ menyebutkan dengan jelas pada penjelasannya bahwa Spam Score tidak berarti sebuah website adalah website spammer atau bukan. Silakan dilihat di MOZ Spam Score Tinggi – Perlukah Khawatir?

Jadi, asumsi bahwa tinggi rendahnya spam score tidak menjamin bahwa sebuah website adalah spammer atau bukan.

(Cuma pasti banyak yang tidak baca penjelasan ini)

2. Correlate tidak selalu berarti “berhubungan” atau “tersambung”

Correlate memang memiliki makna harfiah menghubungan, terhubung, tersambung.

Tapi…

TLD correlated with spam domains jangan diterjemahkan dengan “TLD yang berhubungan/tersambung dengan domain spam” dong!

Kalimat ini sebenarnya sudah dijelaskan di bawahnya, tetapi saya cukup yakin, pasti tidak baca karena sudah langsung berasumsi dari sana. Kebetulan, setelah membaca ulang lagi semua, ada bagian yang kalau hanya dibaca poinnya tanpa penjelasan akan membuat orang berasumsi berlawanan.

Kalimat ini harusnya diterjemahkan dengan “TLD yang dikenal sebagai domain spam”, contohnya TLD yang berakhiran “info”, “cc”, “pl”, (tambahan : “loan”, “organic”, dan seterusnya)

Kalau diterjemahkan dengan kata “berhubungan/tersambung”, yo wis salah banget. Nggak heran timbul mitos bahwa kalau “tersambung/terhubung” dengan yang nomor 1, spam score meninggi

Lagi-lagi, saya yakin tidak ada yang berpikir ke arah sini dan langsung menelan apa yang dikatakan para master.

Jadi, coba saja dilogikakan sebagai berikut

  • Blog dengan spam score tinggi ==> blog spam
  • Terhubung dengan blog spam ==> spam score blog kita naik

Tambahkan dengan bumbu-bumbu ala blogger untuk mendramatisir dan menyedot pengunjung, hasilnya akan berubah menjadi,

Lakukan screening pada blog saat blogwalking karena blog dengan spam score tinggi adalah blog spammer dan kalau ada link yang mengarah ke blog kita, maka spam score blog kita akan menaik.

Lanjutkan dengan kemudian, blogger pemula yang haus akan berbagai tips dan trik dan sedang sayang-sayangnya pada blog. Mereka ketakutan dan kemudian menuliskan dalam bahasa sendiri, dan merujuk kepada para “mbah” blogging berteriak nyaring.

” Woiii, jangan pergi ke blog dengan spam score tinggi, kamu bisa tertular. Lakukan protokol pengecekan spam score dulu sebelum datang”

Jadilah mitos spam score menular beredar dan terus bergema. Semua orang membantu menyebarkannya.

Yang tidak peduli menjadi peduli dan khawatir. Yang khawatir ada yang pada blog sendiri ada juga yang khawatir pada “keselamatan” blog teman-temannya dan takut menularkan.

Semua tiba-tiba menjadi ahli dari MOZ Spam Score. Yang untung, ya si MOZ, istilah spam score bergaung di seluruh dunia. Semua orang khawatir dengan kesehatan blognya. Jasa mereka diperlukan.

Tahukah Anda bahwa fitur spam score yang kita pakai kebanyakan merupakan turunan di website orang lain dan bukan milik MOZ? Di MOZ sendiri, spam score masuk dalam kategori fitur premium dan harus membayar untuk mempergunakannya.

Situasinya mirip dengan anekdot

“Kalau mau menjual obat kepada orang sehat, buatlah mereka merasa sakit, maka obat apapun akan mereka beli”

Katakan kepada seorang wanita, “Eh kamu kelihatan agak gendutan yah dibanding sebelumnya?”. Percayalah meski tidak dikatakan saat itu, kemungkin sang wanita akan mulai browsing cara melangsingkan tubuh, program diet, dan segala sesuatu terkait menurunkan berat badan.

Itu juga salah satu bagian dari marketing.

Tapi…

Setiap orang berbeda. Masing-masing punya jalan pilihan. Begitu juga mau percaya atau tidak terhadap spam score, itu adalah pilihan individu. Tidak ada yang bisa melarang.

Hanya saya sarankan, ketahui secara tuntas dulu dan pelajari.

Tidak susah kok sebenarnya.

Hapalkan saja ke-27 sinyal atau indikator Spam Scorenya si MOZ. Banyak yang jarang disebutkan oleh para master blogging Indonesia. Banyak yang akan bikin tambah deg-deg-an kalau tahu

Nih saya bacakan dalam bahasa Indonesia saja

27 Sinyal Spam Score

1) Jumlah Halaman sedikit

2) Memakai TLD yang sering dipakai domain spam

3) Panjang nama domain menyerupai panjang nama domain yang dipakai website spam

4) Nama domain mengandung angka

5) Tidak punya Google Font API (kalau pakai Google font lebih aman)

6) Tidak pakai Google Tag Manager (spammer biasanya tidak pakai Google Analytics)

7) Tidak memakai iklan doubleclick

8)  Tidak menampilkan nomor telpon

9)  Tidak punya link ke Linkedin

10) Tidak menampilkan alamat email

11)  Tidak memakai HTTPS

12) Menggunakan Meta Keywords karena biasanya website spam memakainya

13)  Memiliki sedikit pengunjung

14)  Memakai rel=canonical keluar terlalu banyak

15)  Panjang Judul terlalu panjang atau terlalu pendek

16)  Deskripsi Meta terlalu panjang atau terlalu pendek

17)  Meta keywords terlalu panjang

18) Website spam biasanya tidak memakai favicon

19) Tidak memakai Facebook Pixel

20)  Jumlah Link keluar (eksternal link) terlalu tinggi atau terlalu rendah

21) Jumlah domain yang dihubungkan pada domain spam biasanya tinggi

22) Rasio eksternal link (link keluar) dengan konten

23) Vokal atau Konsonan yang berurut-turut dalam url domain

24) Tanda hubung dalam nama domain

25) URL terlalu panjang atau terlalu pendek

26) Mengandung kata-kata yang sering dipergunakan spammer, seperti farmasi, konten dewasa, game, dan seterusny

27) Menggunakan anchor teks yang berharga CPC tinggi

Nah, itu MOZ sendiri yang menjelaskan semua indikator yang mereka pakai untuk menentukan spam score sebuah website/blog. Kalau tidak percaya, silakan baca sendiri di SINI .

Pertanyaannya : DIMANA ADA PENJELASAN BAHWA TERHUBUNG (ATAU MENDAPATKAN LINK DARI) DENGAN SEBUAH WEBSITE/BLOG/DOMAIN DENGAN SPAM SCORE TINGGI AKAN MENAIKKAN NILAI SPAM SCORE?

Kecuali, yang menyebutkan demikian adalah dewa blogger yang kedudukannya di atas MOZ sendiri yang membuat panduan itu. Jadi, dia bisa membypass dan memveto apa kata si MOZ.

Sesuatu yang tidak ada, diada-adain.

Itu pandangan saya.

Tidak ada fakta yang mendukung pernyataan itu. Berarti, semua tindakan seperti screening blog saat blogwalking, juga sebenarnya sebuah tindakan ngaco dan tidak beralasan.

Dasar logikanya saja ngaco, maka tindakan susulannya, pasti ngaco juga. Makanya banyak sikap ngaco juga dari para blogger yang sekedar menelan apa yang dikatakan para master.

Tapi…

Kalau Anda mau sih, ya sah-sah saja.. Siapa juga yang mau melarang.

Bogor, 10 Agustus 2020, saat WFH dan belum mandi karena langsung menuju komputer, mencoba menyingkirkan kata spam score dari kepala

16 thoughts on “Apakah SPAM SCORE MENULAR ? Mitos atau Fakta”

  1. uh, jangan-jangan nanti pihak berwenang mengeluarkan aturan: pakai protokol kesehatan untuk blog dan website. lumayan kan proyek baru. hehe

    Reply
  2. Nyambung komentar sebelumnya. Setelah melihat angka spam score, saya juga penasaran dari mana angka tersebut timbul. Saya pun membaca lengkap ke 27 sinyal tersebut dan penjelasannya.

    Kesimpulan yang saya ambil adalah, spam score sekedar menilai kemungkinan suatu website adalah spam. Bukan suatu kepastian.

    Tujuannya agar kita lebih berhati-hati dan tidak mudah tertipu di dunia maya. Penjelasan kriteria spam tersebut memang banyak digunakan blog spam. Contohnya yang sering mengaku sebagai situs pemenang undian.

    Kita sebagai blogger berusaha spam score turun agar tidak dikira spam. Walaupun saya yakin para blogger sebenarnya ngga ada yang suka nyepam.

    Reply
    • Betul Nisa, seharusnya spam score itu diangga sebagai sebuah kemungkinan saja. Bukan kepastian.

      Sayangnya, banyak blogger menjadikannya sebagai sebuah kepastian yang berpengaruh terhadap pola tingkah laku mereka terhadap blog orang lain.

      Kalau menjaga blognya sendiri, itu wajar, tetapi menjadi overprotective dan berlebihan, ya sangat tidak bagus juga

      Reply
  3. Tadi pagi waktu bangun tidur, aku baca artikel kak Anton soal menurunkan spam score. Saat ini, saat aku mau tidur, aku baca artikel kak Anton tentang mitos dan fakta spam score. Jadi, hari ini dibuka dan ditutup dengan tulisan dari kak Anton seputar spam score, semoga perihal spam score ini nggak sampai kebawa mimpi 🤣

    Aku baru mengerti tentang spam score ini setelah baca kedua artikel kakak, sebelumnya aku nggak ngerti sama sekali 😂 kelihatan sekali bahwa aku blogger abal-abal 🙈
    Dan, setelah aku baca, seperti kemarin itu, aku langsung cek rapor blog-ku gimana dan untung raporku tidak merah kali ini 🙈 terima kasih atas ilmunya kak Anton 🙏🏻

    Btw, aku bahkan nggak tahu juga tentang mitos spam score bisa menular dan perlu screening blog dulu saat BW. Screening di sini, apakah maksudnya harus masukan link blog yang dituju ke websitechecker dulu, lalu kalau oke baru boleh ninggalin komentar gitu? 😰 Kalau iya, jadi agak ribet ya kalau mesti screening blog dulu hanya karena miskonsepsi 😂

    Reply
    • Pertama : iya, metode screening yang dianjurkan adalah cek dulu, baru meninggalkan komentar kalau mau pakai url. Kalau ss tinggi, nggak usah tinggalkan komentar.. Makanya Mbak Eno merasa susah hati karena SSnya agak tinggi, dia takut nulari blog kawan yang lain… Gitchu Liaaaaa

      Kedua : bukan, kamu bukan blogger abal-abal.. saya pikir malah blogger itu idealnya memang harus seperti kamu dan Mbak Eno, bebas dan lepas dan nggak usah mikirin yang kayak beginian

      Ketiga : Kemungkinan besar malah terbawa mimpi karena biasanya yang sudah tahu metriks kayak beginian akan terbawa masuk dan sibuk mikirin cara nurunin SS daripada nulis..

      Jadi selamat bermimpi spam score yah.. 😀

      Reply
    • Kak! Terima kasih untuk selalu mengingatkan aku selama ini ya. Kak Anton selalu mendorong aku untuk tampil lebih percaya diri. Terima kasih 😭🙏🏻

      Btw, udah 2 malam berlalu, dan aku masih tidak memimpikan soal SS ini. Amann rupanya! Semoga malam ini juga tidak kebawa mimpi ya 🤭

      Kak Anton, ku tunggu sharing ilmu blogging lainnya, biar nggak cuma ibu-ibu komplek perumahan kak Anton aja yang pintar ngeblog-nya. Aku juga mau!! 🙈

      Reply
    • Misami Lia…. Kamu lebih dari yang kamu bayangkan Li. Juga, kalau mau orang menghormati kamu, maka yang pertama kamu harus mau menghormati diri sendiri yah…

      Belum itu.. ntar si sepam bakalan nongol di saat tak terduga.. wakakakakakaka

      Ntar, saya mau mlipir dulu semedi 7 hari 7 malem yah… wakakakaka

      Reply
  4. mantaaaaap, oink-oink dan aku ijin nyerap ilmunya ya kak…eh kok aku ikut ikutan manggil kak anton ya 🤭

    huahahhaah….naini nih yang dari lama selalu menjadi misteri dan ga pernah nyandak dalam pikiranku selama ini pak

    soalnya dulu aku pernah mengalami masa-masa dimana saling beramah tamahnya itu tanpa diribetin oleh perintilan yang katanya indikator performa blog kayak sekarang ini pak…duh kangen masa-masa itu #nangis bombay..#mungkin aku yang terlalu lebey ya pak hahha

    jadi dulu ada beberapa teman blogger yang main haha hihi ke blog aku pun nyante aja pak, tapi sekarang ga begitu lagi…eh mungkin semenjak sekarang pada beneran concern sama statistik kali ya…jadi ga pernah say hello kayak dulu lagi..huahah….sedih..lalu aku pernah kepikiran apa karena aku ss-ya tinggi ya.. atau apa, soalnya aku blas ga mudeng apa itu ss, da, pa.. bla bla bla pak huhahahah…ga pernah ngecek juga..
    aku tahunya ss itu spesial sambal heuuuu……selama ini makanya bingung ama apa yang ditakutin ama orang orang yang statistic minded tentang ss dkk nya itu huhu…ya udah deh aku cuma bertanya tanya dalam hati tok ….mungkin yang uda pada concern ke sana ga berminat kayak dulu lagi mereun…

    jadi ya begitulah …..

    e begitulah gimana ya…kok ngambang mbul…intinya kadang aku ya kangen era ngeblog jaman itu huehehhe #terdengar klise ya pak…maklum blogger maren sore akutuuuuh

    tapi mungkin itulah yang dinamakan pilihan ya pak.. yang mana aku sendiri ga termasuk di dalamnya..karena aku ngeblog masih sebatas hobi aja hueheh

    Reply
  5. Asyikk…serasa jadi muda lagi dipanggil Kak.. hahaha

    Mungkin mereka sibuk Mbul, jadi tidak ada waktu lagi beramah tamah ria. Mungkin juga mereka sedang berjuang untuk menjadi blogger terkenal, jadi mereka harus meningkatkan performa blognya.

    Lagi juga, setiap pertemuan pasti ada perpisahan..

    Toh juga Mbul dapat kenalan teman baru lagi kan, yang nggak mikiri banyak kalau lagi berkomentar..?

    Nikmati saja Mbul.. Jangan dibawa ruwet…Kasihan si oink oink kalau ikutan ruwet

    Reply
  6. saya liatnya spam score ini kayak penyakit menahun yg ga menular seperti jantung dkk

    jadi, ya lebih kepada isi blognya sendiri terlebih tentang judul, meta tag, link, dan kawan-kawannya. kalau takut ngunjungin blog lain kok rasanya berlebihan ya hehe
    kemarin juga baca nautin instagram juga pengaruh ke SS kalau bisa jangan soalnya ketika IG terupdate malah jadinya spam jadi bener mending linkedin yg ditautin

    saya jarang ngecek si pak terkahir ngecek masih aman kok di bawah 3% jadi ya lagi lagi ga begitu mempermasalahkan hehe

    Reply
    • Waduh serem banget penyakit jantung mas… wkwkwkwkw

      Kalau saya mah justru mikir seperti psikosomatis, penyakit yang ga ada di ada adain.. wkwkwkw

      Reply
  7. dari 27 poin di atas, ada beberapa poin yang sebenernya aku ga terlalu mudeng, tp gpp, aku biasanya bakal cari tau sendiri dulu, sebelum nanti bertanya :D.

    makasih penjelasan detilnya mas Anton. Sebagai blogger lama yang ga pernah peduli ama DA PA ALEXA atopun SS, aku kdg sedih ama temen2 blogger yang skr jd ga aktif untuk saling BW . Malah banyak di antara mereka yang menghilangkan box URL saking takutnya kena SS kali yaaa. Padahal salah satu tujuanku menulis di blog, karena aku seneng dapet temen baru di sini 🙂

    Padahal toh, setelah baca penjelasan mas Anton, toh SS ternyata ga menular, dan ga ngerti deh, apa blogger yang ga mau BW balik, mau susah payah screening SS suatu blog, ato menghilangkan box URL itu krn pada terpengaruh ama mitos ini, ato semata males untuk BW lagi..

    Tapi gapapa, krn toh walo aku kehilangan beberapa temen yang dulu suka BW, setidaknya aku masih bisa rutin untuk saling BW ama temen2 yang lain ;).

    Reply
    • Mungkin mereka sibuk mbak.. walau, saya baca cukup banyak juga blogger yang sekarang menganjurkan screening sebelum BW dna meninggalkan link. Katanya menular dan bisa menyebabkan spam score tinggi.

      Jadi, yah memang sesuatu yang disayangkan sebenarnya. Cuma apa mau dikata, itukan pilihan masing-masing, mau percaya atau tidak.

      Kalau saya sih pilih tetap seperti biasa saja.. maen kesana kemari…Nambah temen, seperti yang mbak Fanny sebutkan..

      Reply
  8. Jadi intinya spam score nggak menular kayak covid kan…
    Alhamdulilah…
    Saya jarang ngecek spamscore blog. Tapi jadi penasaran dan mau ngecek setelah ini. Apa jangan-jangan spam score blog saya tinggi😱 kebetulan google analytic saya udah lama eror dan belum diperbaiki. Apa itu juga berpengaruh sama spam score?
    Dan membaca 27 poin di atas, rasa-rasanya bikin parno. Beberapa poin mungkin secara tidak sengaja sudah saya lakukan

    Reply
    • Lah, saya nulis mah supaya orang tidak terlalu mikirin spam score, eh Tria malah jadi mikirin spam score.. hahahaa

      Ga ada kaitan antara Google Analytics dan Spam Score Tria.. Keduanya dikelola institusi berbeda.

      GA error biasanya cuma karena kesalahan memasukkan kode atau masalah broken link saja.. Tidak ada hubungan dengan spam score..

      Udah-udah ga usah mikirin, nulis saja terus..

      Reply

Leave a Reply to Lia The Dreamer Cancel reply