Siapa Pembaca Tulisan Kita? Bisakah Tulisan Kita Bermanfaat? – Saya Tidak Tahu

Siapa Pembaca Tulisan Kita - Saya Tidak Tahu

“Tulis saja apa yang kamu mau tulis, selebihnya biarkan pembaca yang menilai. Jangan berhenti menulis hanya karena kamu merasa tulisanmu jelek. Meskipun menurutmu sampah, mungkin tulisan itu bisa membantu orang lain” ~ Maniak Menulis

Itu sesuatu yang saya percaya dan yakin. Sebagai seorang blogger, saya tidak tahu pasti apakah tulisan saya bermanfaat atau tidak. Bagi saya sendiri, tulisan yang ada di berbagai blog yang saya kelola, sebenarnya hanya recehan saja.

Banyak yang ditulis hanya berdasarkan pengalaman pribadi. Di mata para blogger senior bin kawakan dan internet marketer , mungkin tulisan yang saya buat hanyalah mengotori dunia maya saja. Tidak berguna dan tidak ada artinya.

Cuma, saya yakin, dunia itu begitu luas. Tidak terhitung kemungkinannya dan tidak sesempit kata para ahli blogging. Saya percaya bahwa ada seseorang entah di belahan sebelah mana dunia ini akan bisa memanfaatkan sampah yang saya buat.

Sudah terlalu banyak bukti tentang hal itu dan saya rasakan sendiri.

Malam ini, sebuah bukti lagi tiba-tiba datang dari negeri yang jauh sekali. Butuh lebih dari 16 jam terbang kalau mau pergi kesana, Inggris.

***

Blog utama saya, yang paling saya sayangi, tapi sudah cukup lama tidak diupdate karena pandemi Covid-19, Lovely Bogor, punya satu bagian yang ditulis dalam bahasa Inggris (seadanya).

Niatnya cuma sederhana saja kala membuat bagian ini. Siapa tahu ada wisatawan asing yang mau datang ke Bogor, mungkin saja dia perlu sedikit informasi. Kebetulan, saya sudah tinggal di Bogor lebih dari 40 tahun, jadi setidaknya sedikit tulisan amburadul dari orang Bogor bisa menghindarkan dia dari tersesat.

Receh banget niatnya.

Receh juga isinya.

Isinya cuma tentang Kebun Raya Bogor , angkot, dan pokoknya tentang Bogor dengan bahasa Inggris ala kadarnya. Jauh dari sempurna dan kadang memakai vocabulary yang seingetnya saja.

Jauh dari kata profesional.

Yah, bagi banyak blogger profesional, recehan kayak gini biasanya masuk tong sampah saja. Tidak mengundang trafik, tidak akan mendatangkan uang.

Hanya, keyakinan saya terbukti benar malam ini.

Sebuah notifikasi dari gmail masuk saat sedang leyeh-leyeh menunggu kantuk datang. Namanya jelas bukan nama Indonesia, orang asing.

Subyeknya mencurigakan, “British writer needs help

Prasangka buruk langsung muncul di kepala. Maklum saja, bukan sekali dua kali menerima spammer seperti ini. Isinya aneh biasanya -aneh, mulai dari bilang ia butuh bantuan mencairkan rekening, sampai butuh donasi, dan sebagainya.

Kebetulan saja kantuk belum mau datang, saya buka dengan niat segera men-delete kalau cuma email ngawur saja.

Ternyata, isinya, bukan bikin pingin tidur, justru bikin semangat timbul dan ingin segera berbagi cerita kepada sesama rekan blogger.

Isinya seperti di bawah.

Siapa Pembaca Tulisan Kita - Saya Tidak Tahu

Inti dari email tersebut, si pengirim email, bernama Patricia Cleveland Peck asal Inggris menanyakan apakah saya bisa membantunya untuk memberikan informasi tentang Bogor.

 

Kebetulan ia sedang menulis sebuah novel fiksi dan ingin memakai Bogor sebagai background bukunya. Ia menjelaskan bahwa ia pernah mengunjungi kota ini di akhir 1980-an. 

 

Hanya karena sudah terlalu lama, ia butuh informasi yang akurat supaya bukunya sesuai atau setidaknya sesuai dengan kondisi Bogor dan bukan sekedar berdasarkan ingatan puluhan tahun yang lalu.

 

Ia meminta saya membantu menyediakan informasi itu karena (dugaan saja), ia membaca Lovely Bogor (versi Bahasa Inggris seadanya).

 

Ia mengatakan akan memberi kredit kepada saya (dan Lovely Bogor) saat bukunya selesai.

***

Entahlah, saya tidak begitu peduli apakah nanti nama saya disebutkan dalam bukunya atau tidak. Mengetahui bahwa ternyata ada orang yang mencari informasi tentang Bogor saja sudah bikin hati gembira, apalagi kalau ia mendapatkannya lewat blog recehan saya.

Apalagi, email ini adalah bukti keyakinan saya tidak salah sama sekali. Tulisan sereceh apapun, bisa saja menjadi bermanfaat bagi orang lain atau penulisnya sendiri.

Siapa nyana ada orang yang mau membuat buku berlatar-belakang kota yang jaraknya ribuan kilometer dari tempatnya tinggal?

Dan, siapa nyana, tulisan receh di blog recehan justru mengundangnya mengirimkan email kepada saya?

Mungkin dia juga penulis recehan, bisa jadi. Mungkin juga dia penulis laris di negerinya, bukan tidak mungkin juga. Yang saya tahu, sebuah hubungan antar manusia terjalin meski terhalang jarak ribuan kilometer.

Tapi, setidaknya email tersebut memberikan bukti kepada saya bahwa kita tidak pernah tahu siapa pembaca tulisan kita. Kita tidak pernah tahu apakah tulisan tersebut bermanfaat atau tidak. Kita tidak pernah tahu apa efek yang dihasilkan tulisan tersebut bagi penulisnya.

Kita tidak tahu …

Bagaimanapun, kita hanya manusia dan tidak bisa memastikan. Bukan dewa, walau banyak blogger yang menganggap dirinya seperti itu.

Boleh saja kita menganggap tulisan sendiri sebagai sampah atau recehan, tidak berguna, tidak bagus, jelek. Begitulah biasanya saya memandang tulisan saya.

Tidak ada yang bagus. Tidak profesional.

Tetapi, mungkin saja di salah satu penjuru dunia, ada pemulung tulisan sampah yang melihat sesuatu yang berguna bagi dirinya. Bisa saja berupa informasi, bisa juga berupa kunci membuka hubungan dengan orang lain, atau bisa apa saja.

Kita tidak bisa tahu pasti.

Yang kita tahu pasti hanyalah dunia begitu luas. Penuh dengan berbagai kemungkinan. Banyak hal yang dianggap tidak mungkin terjadi, ternyata bisa terjadi.

Tidak ada hal yang tidak mungkin terjadi, selain manusia memakan kepalanya sendiri.

Jadi, tetaplah menulis apa yang kita mau tulis. Setelah itu serahkan kepada pembaca dan dunia mau diapakan tulisan kita.

Setelah terbit, biarkan pembaca yang menentukan, apakah bisa dimanfaatkan atau tidak. Lakukan dengan tulus dan berlandaskan niat baik karena tidak ada yang sia-sia kalau sesuatu dilakukan sepenuh hati.

Saya tidak tahu bagaimana nanti perkembangan dari email tersebut. Tidak juga terlalu ada beban di hati karena setidaknya dalam hati saya sudah ada kepuasan tersendiri.

Hadirnya sebuah bukti bahwa tulisan receh yang saya tulis bisa mengundang perhatian. Bukti bahwa tulisan tersebut ternyata bisa dimanfaatkan setidaknya oleh seseorang, untuk menemukan seorang yang mungkin bisa membantunya.

Email ini seperti menegaskan sesuatu yang biasa saya sampaikan kepada rekan sesama blogger di beberapa kolom komentar, “Jangan berhenti menulis” hanya karena merasa tulisan jelek dan tidak berguna.

Bukan hak kita menentukan jelek atau tidak, berguna atau sia-sia. Biarkan hak itu ada di tangan pembaca.

Karena memang itu hak mereka. Bukan kita..

 

Bogor, 4 Juli 2020 saat mata justru semakin tidak susah ditutup dan kantuk nggak mau nongol juga.

26 thoughts on “Siapa Pembaca Tulisan Kita? Bisakah Tulisan Kita Bermanfaat? – Saya Tidak Tahu”

  1. Permasalahan saya kemarin ini, mas 🙈 nggak pede sama tulisan, merasa nggak bagus dan nggak berkualitas hehehehe. Jadi sekarang sedang berusaha untuk lebih baik lagi pelan-pelan meski kadang rasa nggak pede itu masih suka muncul tiba-tiba 😂

    Semoga ke depannya saya bisa seaktif mas Anton yang mengelola banyak blog dan soal apakah memberi manfaat apa nggak, jujur saya dapat banyak manfaat dari tulisan-tulisan mas Anton especially di blog MM dan blog si Anton 🤭 so keep writing mas, terima kasih sekali lagi untuk insight positifnya 😆

    Reply
    • Itu menurut Mbak Eno, bukan saya yah. Sikap yang bagus karena bisa mendorong orang berbuat lebih baik, tetapi bisa jadi jebakan batman dan menghentikan langkah. Pilihan ada di tangan mbakyu… Bukan saya.. 😀

      Bukan saya yang membuat manfaat itu hadir mbak, Mbak lah yang membuat manfaat itu ada.

      Saya hanya blogger saja kok menulis apa yang saya mau tulis.

      Reply
  2. Luar biasa……Betul pake banget.😊

    Nyebut Kong…Nyebuutt!…Buuut2!.🤣 🤣

    Menulis tidak semua orang mampu katanya, Padahal menulis itu sangat sederhana, Bagus atau tidaknya suatu tulisan terkadang membuat orang masih tidak percaya diri, Bahkan tidak sedikit orang yang mengatakan hal seperti itu. Termasuk saya juga mungkin.😁

    Namun meski begitu jika saya ada waktu luang, Untuk menulis akan selalu siap saya tulis dengan tulus dan ikhlas tanpa ada embel-embel. Terlebih berharap sesuatu. Dan saya juga sadar diri, Apa yang saya tulis mungkin cuma sampah tak bermanfaat. Tetapi karena murni ingin saya tulis sayapun cukup senang dan tetap percaya diri. Seperti yang telah Engkong jelaskan diatas dengan lengkap dan sempurna.

    Dan saya juga percaya meski yang saya tulis hanya sampah, Tetapi setidaknya saya pribadi lebih berharga dari pada sampah masyarakat.

    Yaa apa yang Engkong alami, Tentang sebuah tulisan yang membuat anugrah bagi seorang wisatawan Asal Inggris untuk mengulas seluk-beluk kota Bogor mungkin itulah sesuatu bukti nyata apa yang kita torekan tak akan pernah Sia-sia…..Meski terkadang banyak sebagian orang memandang dengan sebelah mata. Sama halnya dalam kehidupan nyata, Semiskin-miskinnya kita hidup, Percayalah Allah.S,W,T tetap akan memberi rezekinya terlebih jika kita mau berusaha lebih giat. Hidup itu indah, Meski hanya satu kali, So jangan pernah ragu untuk menelurkan sebuah karya positif serta bermanfaat.

    Sayapun sempat mengalami apa yang Ekong alami… Cuma bedanya saya dulu mempromosikan toko baru saya pada sebuah blog ponsel. Tapi siapa sangka karena kesederhanaan semua menjadi mewah. Yaa mungkin itulah sesuatu yang kita tulis meski tidak seprofesional penulis handal, Tetap ada perbedaannya bagi yang membutukan.

    Inti dari semuanya meski hanya tulisan sederhana jika ada yang membutuhkan bisa terkesan mewah….Tetapi sehebat-hebatnya tulisan, Meski dengan tinta emas pun kalau tak dibutuhkan cuma sebagai hiasan saja.😊

    Ok deh kong thanks banget nih sudah bikin semangat gw dihari sabtu yang indah ini…..Salam Sukses Selalu.👍👍👏👏👏

    Reply
    • Pertama, salam sukses juga buat Tong Satria… Semoga Allah mengabulkan.

      Mungkin rasa itu ada karena kita selalu berusaha menyenangkan orang lain. Kita jadi tidak fair dalam menilai diri sendiri. Makanya rasa bersyukur itu tidak hadir karena kita takut orang tidak senang kepada kita.

      Entong kan dah nulis lengkap sekali dan saya.. uhuk uhuk sependapat sekali.

      Tulisan ditulis dengan tinta emas sekalipun tidak akan menyenangkan hati seorang pecinta berlian, tetapi ditulis dengan arang sekalipun, akan sangat berharga sekali bagi mereka yang sedang belajar.

      Tetap semangat ya Tong, saya juga belajar banyak dari cucu cucu… seperti Ntong yang bikin saya ragu soal usia.. Rasanya dikau lebih tua dari foto yang dipajang di blog.

      Gue ga bales komentar panjang, soalnya semua sudah dibabat sama komentar Ntong di atas. Engkong cuma bisa mengangguk angguk saja.

      Salam sukses Tong…

      Reply
  3. saya sepakat pak
    yang penting ada ide selama baik segera eksekusi
    nanti ada saja entah rezeki atau orang yang tertarik dengan tulisan kita
    kemarin banyak juga yang DM beberapa tulisan saya yang saya anggap receh misalkan dari adik mahasiswa
    seperti tulisan meminta jurnal kepada peneliti
    meski blogger era sekarang banyak yang berorientasi kepada review produk tetapi story telling dari tulisan yang dianggap receh masih sangat dibutuhkan

    jadi, tetap menulis saja, hehe

    Reply
    • Nah kan… nggak masalah kok jadi penulis recehan juga.. hahahaha.. Insya Allah akan tetap ada orang yang bisa memanfaatkannya.

      Salam hormat selalu mas Ikrom.

      Reply
  4. Wah… Saya jadi makin pede nulis kalau gini. Soalnya selama ini saya juga sering mikir jelek, suudzon sama tulisan sendiri. Padahal udah selesai tapi nggak jadi di terbitin karena ragu, takut kalau jelek.
    Memang kita hanya harus terus berkarya dan memberikan yang terbaik tapi biarkan pembaca yang menilai. Karena sebuah karya selalu ada peminatnya sendiri.
    Saya jadi penasaran, emailnya udah dibales kah?😁

    Reply
    • Pede Tria… Jangan ditahan. Bebaskan saja diri sendiri dari segala beban pemikiran bahwa kita harus "bagus".

      Itu bukan urusan kita.

      Berkarya saja terus. Selebihnya usaha yang terbaik dan biarkan pembaca yang menilai.

      Email sudah dibalas dan saya saat ini sedang berkomunikasi dengan Patriacia. Saya sudah memberikan penjelasan tentang salah satu tempat yang dia mau tahu.

      Reply
  5. Membaca artikel ini membuat saya juga kepingin bikin artikel dalam bahasa Inggris. Tapi saya ngga tahu harus nulis apa dan kemampuan juga pas-pasan. Saya jadi pembaca dulu deh.

    Reply
    • Ah masak sih bu Guru.. saya pernah baca loh tulisan bahasa Inggrismu dan bagus.. hahaha cuma Nisa saja yang kelihatannya sedang sibuk banget

      Reply
  6. Kereeeennn banget bapak Anthony, pacarnya Candy-Candy *eh keterusan nyanyi hahaha.

    Lovely Bogor mah formal dan bagus banget Pak, makanya saya lebih suka di blog ini, karena bacaannya ringan hahaha.

    Lovely Bogor itu udah kayak website-website berita, yang Bogor banget 😀
    Nggak heran si bule menghubungi pak Anton, duuhh senang banget lovely Bogor akan ada di novelnya si bule.

    Tapi lebih dari itu, saat ada yang bertanya tentang apa yang kita tulis itu membahagiakan banget ya 😀

    Btw, saya setuju banget dan sudah sering bilang setuju sih, bagaimana tulisan receh yang ternyata bisa menginspirasi orang.

    Jadi ingat kemarin, iseng saya googling nama sendiri, saya liat ada blog orang yang ngutip tulisan saya di Kompasiana dannn lucunya , bahkan saya sendiri udah lupa pernah nulis itu di tahun 2013 lalu hahaha.

    Padahal di tahu segitu, tulisan saya receh bin alay, trus bisa dikutip orang tuh jadi bahagia banget, ternyata meski alay, masih ada juga orang yang mau baca tulisan saya 😀

    Reply
    • Nggak mau jadi Anthony.. dia mati cepet.. wkwkwkwkw

      Tema dan gaya penulisannya memang beda antara MM dan Lovely Bogor. Hahahaha.. silakan pilih mau maen kemana.

      Iya Rey.. senang dan bahagia bahwa recehan ternyata bisa bermanfaat. Saya sih memang yakin hal yang satu ini. Tidak ada yang receh di dunia kalau dilakukan setulus hati.

      Tetap semangat ya Rey…

      Reply
  7. Ini yang bikin saya betah main ke Maniak Menulis, selalu dapet manfaat dan bikin semangat ngeblog kebakar terus.

    Bahkan di saat lagi down saya akan membaca artikel-artikel lama yang dulu bikin saya percaya diri untuk jadi blogger.

    Reply
    • Alhamdulillah, bukti bahwa recehan yang saya buat ada yang bisa manfaatkan.

      Tulisan mas tentang layangan bikin ketawa tuh.. wkwkwkwk

      Reply
  8. Saya merasa bahwa tulisan saya biasa aja dan receh banget karena banyak curhatnya, Pak.

    Tapi lama2 ada yang email nanya pengalaman yang saya sharing. Bahkan ada yang cuma curhat karena kami merasa senasib.

    Dan, alhamdulillah ada juga mahasiswa dan jurnalis yang meminta saya untuk membantu laporan mereka terkait tulisan saya.

    Sempat speechless dan nggak percaya dengan ini semua. Meski nggak saya monetize, tapi saya senang bisa membantu mereka.😊

    Justru saya suka tulisan yang receh2 gini, Pak. Terasa lebih dekat tanpa mengurangi makna pesan yang disampaikan.😊

    Reply
    • Yu Mbak. Jangan merasa rendah diri dengan recehan yang kita buat. Satu juta tanpa uang receh 1000 tidak akan jadi 1 juta.. iya kan..

      Apapun kalau dilakukan dengan niat baik dan ketulusan hati tidak akan sia-sia.

      Buktinya mbak sudah alami sendiri kan?

      Tetap semangat mbak, mari kita tebarkan recehan kita kemana-mana, siapa tahu ada yang perlu.. 😀

      Reply
  9. Gak tau kenapa akhir-akhir ini jadi males nulis, kayak hilang semangat. Terus berujung pada malas-malasan liat blog, malas liat siapa yang komen, dan akhirnya malas bales komen. Kenapa dah ini penyakit kurang rajin sering hinggap sih T_T

    Terus kadang sering mikir juga, sebenarnya blog saya itu arahnya kemana. Kebanyakan receh sih isinya, curhat sana curhat sini. Seng penting hepi. Tapi, pernah juga mikir apa saya harus bikin konten satu niche aja sesuai nama blognya Kuskus Pintar, jadi isinya nge-edukasi-in aja. Hadeh, blog cuman satu tapi mau fokus kok susah yah huhuhu

    Menurut saya tulisannya kak Anton ini debest lho, kemaren saya iseng ngintip artikel yang sebelah cara blogwalking agresif tuh keren bangetlah. Ya walau gak ninggalin jejak, suka gitu emang kalo lagi hinggap penyakit males. Saya males tapi tetap baca nah lho😂

    Terus baca artikel yang ini, berasa deg. Kok benar ya yang diomongin. Sering mikir, emang siapa sih yang mau baca tulisan receh yang saya buat. Saya juga sesekali pernah nangkep basah temen saya yang baca blog saya. Dia baca blog saya tapi gak ninggalin jejak, saya kira dia gak suka tulisan saya. Eh malah dia cerita, "Tulisanmu yang kemaren udah dibaca, yg terbaru ini juga udah lho. Cuman gak ninggalin jejak hehe." Walau dia gk ninggalin jejak, tapi rasanya tuh plong gitu lega. Ternyata tulisan saya ada yang baca. Terus saya juga pernah iseng swipe swipe story kontak WA, eh ada yang screenshot blog saya. Duh auto senyum2, ternyata dia baca awkwkk

    Reply
    • Kuss..kuss.. (sambil ngebayangin hewan kuskus yang lucu itu, tapi kenapa kebayangnya nasi kuskus yah)..

      Wajar saja lah kalau sesekali rasa malas datang. Cuma, pastiin ajah jangan sampai kelamaan karena ga bagus. Saya sendiri sering kedatangan si malas dan kalau sudah tidak tahan, ya saya juga setop dulu.. rehat.. leyeh-leyeh…

      Seharusnya ga usah terlalu banyak mikir soal niche atau mau arah kemana. Tulis dan tulis saja.. jalani saja. Kalau yang kulihat si, blognya bagus kok.. kenapa harus dipikir ulang…

      Buktinya kan kawanmu sudah membaca dan "datang lagi" kalau dia merasa ga ada guna, pasti dia ga balik lagi.

      Saya sih ga pedulian mau disebut receh atau jelek sekalipun, yang penting kita cukup enjoy dan menikmati. Selebihnya mah biar urusan pembaca..

      Paling kita tinggal terus berusaha memotivasi diri saja. Ga gampang sih, tapi bisa. Terus saja paksa untuk menulis dan menulis.. pada akhirnya, mood yang akan mengalah pada kita. Kita jadi terbiasa dan kangen untuk terus menulis..

      Hayo Kus.. kita tangkap kuskus sambil makan nasi kuskus.. wkwkw Semangat dong!

      Reply
  10. Apa yang Mas Anton rasakan saat membaca email tersebut, perasaan yg sama nih ketika membaca postingan ini 😊

    Belakangan saya udah belajar nulis tanpa beban, nulis tanpa harus mikirin validasi apa yang kemungkinan saya terima dari pembaca (yaa meski komentar teman-teman tetap sangat berarti dan membakar semangatku 😝). Buatku sendiri, nulis harus tanpa pamrih. Nulis harus buat diri sendiri dulu. Kalau kita nulis dari hati, saya percaya energi tersebut akan sampai di pembaca.

    Makasih Mas Anton atas wejangannya. Sangat sangat bermamfaat 👍

    Kira-kira sang penulis novel akan menerbitkan novelnya di Indonesia nggak ya? Penasaran jadinya hahaha

    Reply
    • Ga tau…saya ga tau bakalan terbit dimana…

      Semangat Jane.. semangat… hahaha sesama orang Bogor ..

      Saya juga percaya itu.. sampaikan saja semangat kita Mbak Jane.. selebihnya.. biarkan pembaca

      Reply

Leave a Reply to Anton Ardyanto Cancel reply