Google Makin Sadis – Website/Blog Lamban Mendapat Label “Buruk”

Google Makin Sadis - Website/Blog Lamban Mendapat Label "Buruk"

Sadis. Makin sadis si Mbah Google. Kepedulian mereka terhadap kenyamanan pencari informasi di dunia semakin besar, seiring dengan semakin kerasnya mereka terhadap para pembuat konten di dunia.

Beberapa hari yang lalu, selepas menyelesaikan tulisan super panjang. saya berniat langsung menyegerakan menulis lagi untuk blog yang lain, tiba-tiba terpaksa waktunya terpakai lagi untuk berburu template dan mengatur untuk migrasi server.

Ceritanya memang kesalahan sendiri, selama ini saya jarang memperhatikan statistik di Google Search Console. Beberapa kali berkunjung kesana, biasanya hanya berusaha menganalisa data tentang pergerakan halaman-halaman mana di Jaringan Lovely Bogor yang berhasil menarik pengunjung.

Mana yang naik dan mana yang turun.

Jarang sekali bagian lain diperhatikan.

Akibatnya, saat iseng melanda, rasa kaget yang luar biasa timbul ketika melihat pada bagian Data Web Inti (Core Web Vitals).

Bagaimana tidak kaget, kalau kemudian saya melihat indikator mengatakan seperti di bawah ini.

Kaget.

Pake banget.

Bagaimana bisa tiba-tiba ada lebih dari 3000 URL yang berlabel buruk? Padahal, selama ini tidak tercium adanya masalah, semua halaman tampil dengan sempurna.

Ini baru dari blog Lovely Bogor saja, belum termasuk dari berbagai blog yang lain.

Selidik punya selidik, ternyata, label buruk itu disematkan kepada semua url yang di di LB karena dua hal, yaitu

  • LCP (Largest Contentful Paint) : waktu yang diperlukan oleh bagian / elemen terbesar dari konten untuk ditampilkan di layar pengguna (maksimum 4 detik, lebih dari itu buruk)
  • CLS (Cumulative Layout Shift) : pergeseran elemen laman saat proses download laman dilakukan (harus di bawah 0.1)

Bengong dah.

Maklum, sudah lama tidak mengikuti perkembangan di Search Console dan sudah lama tidak begitu peduli pada yang namanya metrik kecepatan, jadi pengetahuan yang kayak beginian sangat minim.

Akhirnya, barulah saya mengerti mengapa label buruk (LCP/CLS/FID) diberikan.

Intinya cuma satu. “WEBSITE ELU LAMBAN BRO! Penggunanya keburu sebal karena harus menunggu kelamaan supaya laman tayang di perangkat mereka. Makanya, PERBAIKI”, begitu kira-kira kata Mbah Google.

Sebagai blogger ndableg yang biasa keras kepala, pinginnya sih membantah dan cueks.

Cuma, di kepala timbul satu pikiran, mungkin ini juga salah satu alasan mengapa terjadi penurunan drastis trafik pengunjung.

Memang, Covid-19 berperan besar merubah pola hidup masyarakat di internet. Tidak salah juga kalau dibilang perubahan algoritma Google terus memberikan dampak kepada penurunan tadi.

Tapi, sangat mungkin sekali memang bahwa kecepatan loading blog di Lovely Bogor Network memang lambat karena beberapa hal, yang sebagian disadari dan sebagian tidak. Hal ini mungkin berpengaruh terhadap penilaian Mbah Google yang menurunkan peringkat di mesin pencari (maybe yah)

Dengan berat hati, kembali saya bermain dengan GTMetrix dulu untuk melihat seberapa lamban sih sebuah laman dimuat.

Yah rata-rata, ternyata berdasarkan tool itu, kecepatan loading di Lovely Bogor berkisar antara 3-6 detik, tergantung panjang pendeknya tulisan dan juga banyaknya image yang terpasang. Ada juga bahkan satu dua artikel yang penuh foto mencapai 8-10 detik.

Beberapa blog yang lain juga serupa. Mayoritas yang di WordPress menggunakan tipe majalah dan juga page builder, seperti Elementor atau Visual Bakery, jadi memang diketahui akan lebih lamban dari model template biasa. Hasilnya, berkisar antara 5-9 detik.

Pantas!

Batasan Google maksimum 4 detik (di ponsel) untuk LCP terlewati dan mereka melabeli blog saya buruk.

Suak-suka dia sih, yang punya mesin pencari kan dia.

Opsi saya adalah “mengabaikan” atau “mencari solusi”. Tadinya mau keras kepala dan cueks, cuma mau tidak mau karena Lovely Bogor Network mengandalkan mesin pencari, saya harus menyerah kalah pada kemauan yang lebuh kuat.

Terpaksalah sejak minggu yang lalu, saya menghabiskan banyak waktu menganalisa permasalahan danΒ  mencoba menemukan solusi mempercepat waktu loading.

Hasil analisanya, seperti di bawah ini

1. Template/Theme

Keputusan membeli template Linkmagz dari Mas Sugeng tepat sekali dalam hal ini. Meski alasan sebenarnya bukan karena masalah ini, tetapi itu adalah pembelian yang baik.

Pada blog yang berbasis Blogspot dan menggunakan template yang mengutamakan kecepatan ini, saya melihat tidak banyak url “buruk” dan LCP-nya melebihi 4 detik.

Jadi, saya berkesimpulan template memberikan pengaruh.

Template/Theme WordPress tipe majalah merupakan sebuah kelemahan karena menggunakan page builder dan memasukkan banyak sekali image.

Hasilnya saya berburu theme lagi. Mencari yang “sederhana” dan mengutamakan kecepatan juga. Tentunya dengan harapan yang tidak mahal juga.

Sampai hasilnya saya menemukan GeneratePress.

Hasil ulasannya bagus karena kinerjanya dalam soal kecepatan diakui banyak pengguna dan sudah didownload lebih dari 200 ribu kali.

Selain cepat, theme ini juga ada versi gratisnya dengan fitur terbatas.

Setelah mencoba di satu blog, ternyata hasilnya memang baik sekali. GTMetrix menyebutkan dalam keadaan “kosong”, theme ini bisa mencapai kecepatan di bawah 1 detik. Setelah dicoba dengan “isi”, kecepatan masih berkisar antara 1,9 sampai 2,5 tergantung beberapa hal lain.

Jadi masih sanggup mencapai target.

Tampilannya memang sederhana, kecuali versi GP Premiumnya yang memberi keleluasaan untuk didesain.

Terpaksalah, saya merogoh kocek lagi untuk membeli plugin versi Premiumnya seharga 42,9 dollar. Kebetulan saat itu 4 Juli dan sedang dalam perayaan hari Kemerdekaan Amerika Serikat, jadi ada diskon.

Setelah dipakai memang tampilan berubah dan kehilangan image majalahnya, tetapi sebagai kompensasi, waktu tayang cepat sekali.

Untung juga, versi premium bisa dipakai untuk jumlah website tidak terhingga, jadi, cukup membeli lisensi setahun, template Generate Press dan GP Premium bisa dipakai untuk semua blog yang ada.

Beres, satu masalah.

2. Iklan

Pede dengan template, ternyata belum cukup.

Hasil tes dengan GTMetrix saya bandingkan dengan PageSpeedInsight (Core Web Vitals) bermesin Lighthouse.

Hasilnya, ternyata masih rendah. LCP masih terlampaui walau kalau dicoba secara nyata di ponsel, terasa sekali perbedaan kecepatan waktu tayangnya. Sudah tidak terasa lamban dan ngelag.

Angka pencapaiannya masih “merah” di bawah 30.

Bingung juga.

Hanya, baiknya Mbah Google, mereka memberikan petunjuk kesalahannya dimana dalam hasil pengetesan tadi.

Salah satu yang bersumbangsih dalam hal ini adalah IKLAN.

Saya orang malas dan mau gampang saja.

Untuk memasang iklan Adsense, saya mengaktifkan “Auto Ads” selain dua iklan standar.

Auto Ads sendiri termasuk tipe Matched Content, Vignette, Anchor, dan seterusnya.

Karena pemalas, saya mengaktifkan semuanya, kecuali In-Feeds.

Ternyata, Auto Ads itu sangat agresif. Dalam satu laman saja bisa belasan iklan . Bentuknya pun beragam, mulai dari video, satu halaman penuh, dan banyak lagi lainnya.

Padahal, untuk menampilkan semua iklan itu pasti membutuhkan daya dan waktu.

Pastinya, membuat lambat waktu tayang dan meningkatkan CLS karena konten teks yang sudah muncul akan tergeser secara otomatis ketika iklan hadir.

Memakan waktu dan meningkatkan waktu CLS tadi.

Ngelus dada. Salah sendiri jadi orang malas (batin saya)

Akhirnya, saya memutuskan menonaktifkan Auto Ads dan hanya memasang dua iklan saja di semua blog. Memang rasanya pasti ada efek dari segi penghasilan, tetapi percuma saja saya memasang banyak iklan, tetapi pengunjung kabur.

3. Image

Selesai?

Belum.

Ternyata kecepatan masih di atas yang diminta. Meskipun, arahnya sudah cepat dimana waktu loading sudah semakin membaik setelah iklan dikurangi.

Hasil penjelasan kesalahan menunjukkan bahwa ada satu masalah lagi, image/foto.

Kebetulan karena theme tipe majalan butuh banyak foto dan terkadang, lagi-lagi karena malas, saya memasang ukuran agak besar, seperti 1024 X 900. Padahal, kolom bacanya hanya 640 saja. Jadi ada kelebihan ukuran berat.

Ini juga memberikan dampak negatif terhadap kecepatan blog.

Meskipun demikian, setelah dicek ulang, kesalahan ini tidak seberapa besar dan memberi pengaruh.

Jadi, untuk sementara saya abaikan, dengan janji akan mengedit satu persatu foto yang obesitas (walau sebenarnya sudah kecil juga karena berada di kisaran 50-150 Kilobyte saja)

4. Plugin/Widget/Gadget

Untuk yang berbasis Blogspot, saya hanya memasang gadget yang perlu saja, seperti Popular Post dan Arsip. Tidak banyak embel-embel yang lain.

Cuma, untuk WordPress, ada lebih dari 6 yang harus dipasang, seperti Contact Form, Media Social Sharing, Advanced Ads, dan beberapa lagi lainnya.

Satu persatu saya matikan kemudian nyalakan lagi untuk melakukan pengujian kecepatan.

Hasilnya memang terasa. Tanpa plugin kecepatan meningkat, tetapi ada bagian penting blog yang hilang.

Jadilah, saya mencari dan membandingkan plugin yang ada untuk menemukan yang lebih baik dan lebih ringan.

Beberapa plugin saya buang karena ada yang terbukti menambah waktu loading hampir 5 detik.

Beberapa diganti dengan plugin yang lebih ringan dan tidak mengganggu.

Cukup berhasil karena ada penghematan waktu tayang.

Target semakin bagus.

Cuma tetap belum maksimal dan rasanya masih sulit menembus batas waktu yang ditentukan.

5) Server

Untuk yang berbasis Blogspot sudah aman.

Tidak dengan yang berbasis WordPress Self Hosted.

Hasil pengetesan GTMetrix memang terlihat bagus, tetapi saya menyadari ada kelemahan disana terkait jaringan Lovely Bogor.

GTMetrix mengukur dari Vancouver/Kanada, sedangkan server yang saya pergunakan adalah Linode di Newark.

Entah mengapa dua tahun yang lalu saya memilih disana, tetapi hal itu membuat pengukuran tidak sahih. Jarak antara Kanada dan Amerika Serikat lebih dekat dibandingkan dengan Indonesia. Oleh karena itu waktu “tempuhnya” lebih sedikit.

Begitu logika saya.

Untuk membuktikan asumsi saya tersebut, saya menemukan Webpagetest.org, sebuah situs yang menyediakan tool testing, mirip dengan PageSpeedInsight. Cuma disana ada pilihan diukur dari server di lokasi berbeda.

Nah, karena pangsa pasar pembaca Lovely Bogor di Indonesia, maka saya pilih testing dengan menggunakan server di negara sendiri dan di Amerika untuk perbandingan.

Hasilnya?

O la la….

Terdapat perbedaan besar antara hasil tes menggunakan patokan Indonesia dan Amerika. Berbeda 1,5 sampai 3 detik tergantung lamannya.

User Experience Google pastinya berbasis aktual, pengguna web tersebut, yang berarti kalau berbahasa Indonesia, ya orang Indonesia. Jadi, tidak sah juga kalau menggunakan metriks berbasis Amerika dan Kanada.

Waktu tayang dengan server di Amerika, jika penggunanya di Indonesia, menunjukkan selisih lumayan jauh.

Jadi, jika saya tetap menempatkan file di server Newark, AS dengan pembaca di Indonesia, maka artinya waktu tayang bertambah 1,5 – 3 detik dibandingkan kalau web tersebut dibaca di Amerika.

Pasti pembaca Indonesia pada bete juga karena lebih lama tampil. Meski orang Indonesia sabar-sabar karena tahu internet Indonesia masih lemot, tetap saja, semua blog Lovely Bogor akan dinilai buruk sama si Mbah.

Akhirnya, jalan satu-satunya adalah memindahkan server dari Negara Paman Sam ke tempat yang lebih dekat, Singapura. Maunya Indonesia, tetapi di Cloudways, Managed VPS yang saya pergunakan sejak 2 tahun lalu, tidak ada server Indonesia.

Saya ambil yang terdekat saja.

Secara total ukuran server yang harus dipindahkan adalah sekitar 10 Gigabyte. Berapa waktu yang dihabiskan untuk memindahkan data tersebut dari Amerika ke Singapura?

Lima jam? Enam jam?

Bukan. Hanya 20 menit saja.

Dengan fasilitas cloning server di Newark, saya tidak melakukan banyak hal, kecuali memilih menu cloning dan menetapkan server mana yang dipilih.

Setelah itu, tinggalkan saja.

Tunggu sampai selesai.

Saya menggunakan waktu untuk ngerokin istri yang sedang masuk angin. Begitu selesai kerokan, selesai juga perpindahan data antar benua tadi.

Beres.

Saya hanya melakukan tes untuk melihat apakah data 100% dipindahkan atau tidak. Kemudian, melakukan testing sebentar untuk memastikan semua berjalan normal.

Setelah itu hanya melakukan perubahan pointing DNS yang hanya memakan waktu kurang dari 5 menit mengubahnya, termasuk waktu Log in.

Itu saya lakukan tadi malam.

Seharusnya ada masa propagasi 24-48 jam, tetapi coba saja sendiri. Coba pergunakan Lovely Bogor, LB Fotografi, atau BB Blog. Semua sudah beroperasi normal kembali seperti tidak ada jeda dan tidak ada masa propagasi.

Dan, tentunya, terasa sekali perbedaan waktunya. Lebih cepat dari sebelumnya.

Menurut hasil pengukuran PageSpeedInsight (masih suka pakai nama lama) hasilnya memang membaik sekali, walau belum 100%. Pakai WebPageTes sih sudah lulus semua masalah LCP/CLS,FID, dan lain-lain, cuma kan mereka hanya tool pihak ketiga. Yang memegang keputusan soal ini kan si Google.

Saya masih harus menunggu konfirmasi dari pihak mereka di Search Console apakah perbaikan sudah bisa diterima atau tidak. Kalau menurut data sih, sejak pergantian template/theme, jumlah URL yang diberi label buruk sudah menurun sedikit demi sedikit.

Hasil tes webpagetest terhadap Lovely Bogor (homepage)

Cukup yakin bahwa data akan berubah dan label buruk akan banyak berkurang. Rasanya sih, modal tambahan dan waktu yang dipakai tidak akan sia-sia.

Masih belum 100% karena efek baik menganalisa semua hal ini, saya menemukan beberapa celah untuk diperbaiki, terkait website yang saya kelola. Hal itu akan saya perbaiki seiring berjalannya waktu.

Sisi baik dari banyaknya label buruk disematkan kepada blog-blog saya adalah

1. Karena saya sudah berniat juga mendapatkan penghasilan dari blog, berarti saya tidak bisa lagi terlalu cueks soal kecepatan loading. Bagaimanapun, saya seperti customer service yang harus menyediakan sesuatu untuk pelanggan dan itu harus dilakukan sebaik mungkin

2. Jangan terlalu terfokus pada statistik pengunjung, tapi perhatikan juga detail-detail lain untuk meningkatkan kinerja blog

3. Jangan terlalu ndableg, walau juga jangan terlalu patuh dan manut. Pakai logika yang benar dan kalau salah, ya ngaku salah, seperti dalam hal ini

4. Pengetahuan saya bertambah dalam banyak hal

5. Saya jadi nambah satu tulisan lagi di Blog Maniak Menulis dan nanti akan dishare juga di BB Blog

Nah, siapa tahu ada yang mengalami masalah sama, mungkin pengalaman saya ini bisa dipergunakan sebagai bahan pertimbangan, terutama kalau memakai WordPress Self Hosted.

Bogor, 25 Juli 2020 (Posting yang ini saya nggak tahu berapa jumlah katanya. Masih ngantuk karena baru tidur jam 2 pagi)

30 thoughts on “Google Makin Sadis – Website/Blog Lamban Mendapat Label “Buruk””

  1. Wah, sudah lama ngga bekunjung ke google console. Setelah membaca artikel ini, sepertinya saya juga harus menjenguk kesehatan blog saya.

    Reply
  2. masih ngantuk aja udah bisa menghasilkan tulisan sebanyak ini kak, gimana kalau dalam kondisi fit? πŸ˜€

    ngomong-ngomong, aku ini masih nggak gitu paham dengan Google Search Console, seringnya hanya memperhatikan statistik aja tapi ternyata ada hal lain juga yang harus diperhatikan dan aku nggak tahu.

    terima kasih artikelnya kak! abis ini langsung cek ke Search Console, gimana ya rapot blog-ku huahahaha.

    Reply
    • Kalau lagi fit malah kebalik. Produktifitas turun karena saya pilih bobo saja.. dan bersantuy ria…

      Kasih tahu saya ya rapotnya.. Google Search Console itu sebenarnya untuk para webmaster/blogger. Google berbaik hati memberikan petunjuka supaya webmaster menghasilkan website/blog yang bermanfaat dan baik… Untuk kemudian dimanfaatkan oleh mereka..

      wakakaka

      Reply
    • Eh kok kalau lagi fit malah mau tidur! 🀣

      Raporku ada 8 url yang kuning warna-nya karena loading pagenya sekitar 2.7detik. Aku berasumsi ini karena pengaruh di fotonya deh
      Tapi kalau foto aku kecilin, malah jadi ngeblur karena terlalu tertarik akibat coding html dari tema 😫

      Reply
    • Ya gitu deh saya mah.. bawaannya kalau fit malah males.. wkwkwkwkw… Ga deng..

      Memang ukuran fotonya berapa Lia? Kayaknya juga cuma satu sih.. belum tentu image saja, mungkin ada yang lain.. Kan bisa dilihat tuh sarannya dan bagian mana yang memperlama loading..

      Reply
    • Kebalikan dari manusia normal pada umumnya ya kak 🀣

      Ukuran dari tema mengharuskan untuk min.700px wide. Biasa aku setting original size kalau foto asli atau ukuran sedang untuk hasil editan yang pakai template seperti contoh hasil edit dari Canva.

      Tadi aku langsung cek lagi ke Google Search, masalahnya antara di foto atau loading sidebar. Kalau sidebar menurutku nggak lambat sih, jadi aku tetap berasumsi foto yang bikin agak lambat. Walaupun cuma beda 0.4 detik dari yang disarankan Google.

      Jadi agak bingung aku, kedepannya harus setting gambarnya seperti apa supaya loadingnya sesuai rekomendasi πŸ˜‚
      Apakah kak Anton punya masukan? πŸ˜€

      Reply
    • Kan bisa diresize dulu Lia memakai Paint atau Photoscape.. Sesuaikan lebar jadi 700 px.

      Baru setelah itu upload dan setting ke original size, jadi originalnya itu yang 700 px dan bukan benar-benar ukuran original dari kamera.

      Ukurannya akan sangat besar kalau yang dari kamera bisa 3-8 MB.

      Aku dah kirim email ke dikau tentang hal ini.. silakan cek yah

      Reply
    • Aku selama ini salah kaprah dengan pengertian "original size" kak πŸ€¦πŸ»β€β™€οΈ

      Oiya, terima kasih banyak untuk email kak Anton kemarin πŸ™πŸ»
      Aku langsung ganti semua fotoku lho, dan udah aku balas juga emailnya kakak buat laporan. Huahahaha.

      Reply
    • Makasih kembali Lia… hahahaha

      Email balasanmu entah kemana tuh.. ga masuk ke email ku.. tapi eniwe…ga papa yang penting Lia bisa memperbaiki

      Reply
    • Kak Anton, numpang ngerusuh lagi di sini ya πŸ˜€

      Saran dari kak Anton manjur banget dah. Hari ini aku cek Search Console blog-ku, dan semua sudah aman terkendali. Nggak ada url yang bermasalah lagi. Kecepatan blog-nya juga udah nggak bermasalah.

      Terima kasih banyak ilmunya ya kak β˜ΊοΈπŸ™πŸ»

      Semedi-nya jangan lama-lama, saya udah haus ilmu baru 🀣

      Reply
    • Silakan bikin rusuh sebanyak mungkin Li… bebas saya mah…

      Alhamdulillah, syukur dong kalau begitu. Good job Lia… semangat yah..

      Jee…. semedi itu ga tentu waktu dong. Namanya wangsit itu ga bisa diperintah… wkwkwkw.. Saya mau semedi sambil mijit kakinya Yayang.. katanya pegel.. πŸ˜›

      Reply
    • Terima kasih ya kak Anton, juga dengan senang hati aku akan ngerusuh di sini πŸ˜€

      *panggil grup kuda lumping biar makin rusuh*

      Mau semedi aja masih romantis……….

      Reply
  3. Tengkiuuu tulisannya bapakkkk, lengkap banget,dan saya auto masuk ke console, ikutan meriksa dan ada 33 url yang buruk, hadeh.
    Tapi saya terlalu lelah buat utak atik, semoga nanti bisa ingat buat utak atik.

    Saya jarang banget nih tengok console, lebih sering google analytic, bagusan atau akurat mana sih Pak?

    Setahu saya kalau masalah loading, rata-rata template gini tuh paling luar biasa cepatnya, di page speed itu bisa sampai 100% saking bagusnya, mobile juga ringan banget.

    Soalnya kan memang simple sih, nggak banyak aneh-anehnya.
    Nyaman dibaca.

    Kalau Gmetrik blog saya buruk Pak, sebal saya.
    Dulu sering saya utak atik, dan setelah berkali-kali utak atik akhirnyaaa…
    .
    .
    .
    .
    .

    Saya putuskan untuk berhenti buka gmetrik, puyeng oii hahahahah.

    Kalau foto, saya mulai tahun ini, ngeh semua foto saya buat maksimal lebar 635.
    Terus dipajang dengan ukuran original, soalnya setelah berkali-kali nyobain beberapa template, hanya gambar dengan settingan original yang bisa menyesuaikan di berbagai template even gratisan.

    Dunia blogging memang banyak banget yang bisa dipelajari ya, meskipun tetap, jangan lupa menulis hehehe

    Reply
    • Rey… Google Search Console dan Google Analytics itu sodaraan.. hahaha.. Dua-duanya sebenarnya perlu dipakai.. Karena

      1. GSC itu melihat performa website di mata mesin pencari dan berbagai detail lain terkait dengan daleman blog, seperti Pagespeedinsight, kata kunci dan lain lain. Jadi ini bagian "dalam" yang diperhatikan

      2. DA itu untuk statistik pengunjung (masalah luar website)

      Dua duanya lebih akurat daripada metrik yang lain …

      Jadi, cara lihatnya bukan diperbandingkan, tetapi saling melengkapi.

      Kalau ukuran original memang enak, nanti si hosting dan CMS yang melakukan resize. Cuma masalahnya, yang kayak ini justru yang menambah waktu loading karena si CMS harus melakukan resize dulu. Semakin besar image, semakin lama waktunya.

      Kalau lihat template Rey sih…mungkin foto di header dan juga logo Blogger Perempuan (serta beberapa logo lainnya) yang menambah waktu loading.

      Kalau saya kebetulan memang suka template mas Sugeng sih karena berdasarkan pengalaman memakai tiga produk dia, templatenya memang cepat. Sederhana tapi sangat fungsional.

      Saya pikir kalau Rey nggak terlalu mikirin pengunjung dari mesin pencari sih nggak perlu terlalu ruwet mikirin..Kalo saya kepaksa mikir karena pengunjung mayoritas dari mesin pencari Google

      Reply
  4. Owh pantaas kulihatin ada blog yang autoads tiap kali ngeklik kolom komentar lah kok munculnya malah iklan …, Makanha blognya itu kok lambat.
    Nah ini nih yang perlu diperhatikan para blogger yang sudah ikut nyetting auto ads biar ngga lemot blognya.

    Reply
    • Iyah mas Him.. saya sendiri merasakan dampaknya. Makanya sekarang saya nonaktifkan karena bikin lamban banget.

      Saya cuma pasang dua iklan saja..sesuai aslinya dulu

      Reply
  5. Tadi siang saya iseng ngecek kecepatan blog dan ternyata…
    Lemot. Pake banget juga.
    Baca tulisan ini juga saya langsung ke google console, eh malah eror.

    Masalah saya sama kayak pak anton tapi setelah ngubek-ngubek dan masih bingung gimana memperbaikinya. Saya tinggal dulu deh. Padahal udah ditulis masalah dan solusinya tapi saya masih nggak rela kalau harus menghapus beberapa hal dari blog😟
    Duh..duh.. Jadi bingung, kalau beli template baru…Lagi hemat.

    Hebat banget pak anton masih ngantuk aja. Bisa bikin artikel selengkap ini, gimana kalau nggak ngantukπŸ‘πŸ‘πŸ‘

    Reply
    • Hahahahahaha….. jujur saja. banyak yang harus dikorbankan kalau mau memenuhi kemauan si Mbah Google. Blog akan menjadi sangat sederhana lagi dan nggak bisa neko-neko.

      Kalau saya sih terus terang memilih menghapus yang "tidak perlu" dan tidak ada fungsinya.

      Setidaknya Tria sudah menemukan masalahnya dan sekarang tinggal pilih saja kok. Masing-masing ada konsekuensinya

      Reply
  6. Entah mengapa, saya malah amat tertarik pada nasihat ini … hehehehe ….

    3. Jangan terlalu ndableg, walau juga jangan terlalu patuh dan manut. Pakai logika yang benar dan kalau salah, ya ngaku salah, seperti dalam hal ini

    Reply
  7. #menyemak diskusi yang hangat dan menarik di atas, bahwasannya aku kan pegiat tulisan dengan disertai uploadan foto resolusi gede huahahhahahah#makjleb

    keingat wordpress aku yang uda habis kapasitas buat upload foto gedenya, makanya sekarang fokusku cuma di satu blog hiks, wordpress aku biarkan aja tanpa updatean tapi juga ga aku tutup….maklum baik blogspot maupun wp aku masih pakai yang gratisan, blum ada rencana beli hosting karena ga begitu mudeng bagaimana mengoperasilannya hiks hiks

    wah berarti sekarang lovely bogor uda ganti baju dong pak alias banyak yang ditata ulang, ntar deh coba aku ceki ceki di sana, apa kecepatannya udah mulai bersahabat dengan standar ideal pengunjung search engine atau belum hahai

    Reply
    • Kalau pake blogspot, loading blog ga terlalu kerasa walau foto gede. Cuma kalau pake self hosting mah… gusrak.. bisa teler itu server…

      Sono dong ditilik dikit dan kasih masukan neh.. soalnya butuh konfirmasi apa memang sudah jadi secepat si Flash atau butuh perbaikan lagi

      Reply
  8. ehhhh kok cepet ya transfer data ke server beda negara cuma makan waktu 20 menitan

    aku jadi kepikiran beberapa situs streaming yang patah tumbuh hilang berganti, biarpun bulak balik ilang tapi selalu ada karena maybe ganti nama dan pindah servernya cepet, eh tapi aku ga gitu mudeng deng aslinya

    Reply
    • Kenyataannya begitu Mbul.. aku sendiri mikir pasti beberapa jam karena lihat ukuran filenya..

      Tapi.. bener-bener 20 menit doang..

      Memang begitu sebenarnya zaman sekarang cepat dan murah semua.. jadi pilihan buat blogger/webmaster banyak

      Reply
  9. Waduh mas Anton, kayaknya saya perlu belajar untuk lebih paham soal google console dan analytic ini.. Aku memang ga pernah cek kalo soal begitu, terlalu fokus Ama tulisan aja.

    Selama ini blog juga dimaintenance ama temenku yg memang lebih paham. Jadi aku bayar dia rutin utk semua masalah blog kalo ada. Tapi harusnya aku mulai belajar juga biar ngerti masalah ini yaaa :).

    Mas Anton pegang beberapa blog berarti yaaa. Salut, aku pegang 1 blog aja suka keteteran sendiri :p. Walopun sebisa mungkin update hrs ada tiap 2 Minggu sekali. Nanti aku juga mau baca ttg Lovely Bogor nya mas. πŸ˜‰

    Reply
    • Lah, kalau memang fokus sama nulis saja bukannya bagus. Jadi perhatian tidak teralihkan. Apalagi kalau memang kita tidak sedang "berburu" sesuatu alias mengejar target…

      Cuma ngerti dikit juga memang lebih baik.. asal jangan sampe kecanduan yah.. hati hati.. karena seperti punya mainan baru nantinya

      Enak bener bisa nyuruh teman… wakakakaka..

      Kata siapa ga keteteran… wakakakak… itu juga sudah puyeng beut dah… Tapi pan rasanya hidup jadi penuh warna dan tantangan…

      Reply

Leave a Reply to Agustina Purwantini Cancel reply