Resiko Beli Template Blogspot Rilisan Pertama, Repot!

Resiko Beli Template Blogspot Rilisan Pertama

Beli template blog itu susah-susah gampang. Disebut gampang karena cukup dengan memilih persis seperti di toko online, pesan, transfer, dan beberapa menit kemudian barangnya diterima. Susahnya biasanya menyusul kemudian karena banyak hal.

Salah satu kebiasaan saya selama ini saat membeli template untuk WordPress adalah mencari rilisan pertama alias yang baru keluar dari dapur pembuatnya.  

Ada keuntungan tersendiri melakukan trik ini, yaitu MURAH. Saya ,paling tidak, sudah dua kali mendapatkan sebuah template yang bagus dengan harga hanya US$ 19. Tidak berapa lama kemudian, ternyata peminatnya banyak dan harga merangkak naik mencapai US$ 35.

Saya untung bisa menghemat belasan dollar.

Cuma ada resiko tersendiri beli template rilisan pertama seperti ini. Butuh kesabaran. Maklum saja, sesuatu yang baru pertama kali dibuat biasanya mengandung banyak bug, kelemahan. 

Hal yang biasa sebenarnya karena template yang baru keluar biasanya belum sempurna dan hanya diuji berdasarkan pengetahuan pembuatnya saja. Belum menyeluruh. Pasti akan ada kelemahan yang kemudian diketahui setelah sampai di tangan pemakai.

Kebiasaan mencari barang murah kualitas bagus seperti ini, rupanya terbawa juga saat saya membeli template Blogspot. 

Salah satu  pembuat template  blogspot langganan adalah Mas Sugeng. Diingat-ingat lagi, saya punya koleksi berbagai template keluarannya yang ngehit, seperti Evomagz, Viomagz, dan yang terakhir Linkmagz.

Pada dua pembelian terakhir, Viomagz dan Evomagz, bisa dikata yang dibeli adalah rilisan awal, versi 1.0.

Masalahnya, terkadang saya lupa atau tidak berpikir panjang tentang satu hal saat membeli. Sistem update template Blogspot dan WordPress berbeda.

Template WordPress juga selalu diupdate. Bahkan, setelah dibeli lebih dari 5 tahun, update-nya tetap ada. 

Cuma cara updatenya mudah. Cara updatenya mudah sekali kalau memakai “Child Theme” (template anakan), pergi ke halaman update. Klik tombol update. Selesai. 

Tampilan, settingan apapun, dan plug in tidak mengalami perubahan. Semua sama. Kode iklan sekalipun akan tetap ada di tempatnya. Gampang banget.

Tidak ada kepusingan sama sekali, tentu saja kecuali saat update server bermasalah. Kalau yang ini terjadi, mau tidak mau saya harus masuk ke server untuk membuang “halaman maintenance”. Hanya saja tetap tidak rumit.

Nah, pada sistem Blogspot ini yang bikin ruwet. Sistem updatenya memang mudah, cukup pakai “restore” . Sayangnya, setelah template diupdate, tampilan akan berubah. Widget yang sudah terpasang menghilang dan semua kembali ke aslinya. Kode iklan juga kelayapan entah kemana. Kode Google Analytics harus dipasang ulang.

Puyeng dah.

Masalahnya, kita sering lupa warna tampilan yang lalu seperti apa, lebar headernya berapa px, dan berbagai detail lainnya untuk diterapkan pada template versi update.

Setiap update , kejadian seperti ini pasti terulang, kembali ke awal, setting lagi, dan seterusnya.

Bayangkan sendiri kalau beli templatenya saat baru pertama kali keluar. Berapa kali update-an keluar dan berapa kali harus menyetting ulang semuanya dari awal.

Tidak begitu masalah kalau hanya punya satu blog, kalau ada 5? Gempor gempor dah.

Disinilah kerepotan terjadi.

Cuma saja, untungnya, sejak menjadi blogger di Blogspot dan sudah sering membeli template, baik dari dalam dan luar negeri, saya menemukan beberapa cara untuk menghindari kerepotan berulang seperti ini.

Opsi yang ada, yaitu :


1. Jangan beli template Blogspot rilisan awal, kalau tidak mau repot, beli tenplate yang sudah teruji di pasaran 


Ini cara termudah karena template yang sudah teruji biasanya sudah lebih sempurna. Kelemahannya sudah banyak diperbaiki. Cuma, memang harganya biasanya agak mahalan dikit, tapi seimbang lah dengan kerepotan yang tidak perlu terjadi

(Kelemahannya tetap, sangat mungkin template ada template keluaran lama yang kurang peminat. Artinya, kelemahannya sama sekali belum teruji dan tidak ada update yang pernah keluar. Hasilnya ya sami mawon sebenarnya, berarti membeli template lama penuh kelemahan beberapa tahun ke depan.


Supaya terhindar dari yang satu ini juga butuh kesabaran memilih pembuat dan membaca tanggal rilis dan ulasannya)


2. Tidak perlu update template setiap ada pembaruan dari pembuatnya


Nah, ini yang saya lebih suka. Saya tidak akan langsung mengupdate template saat menerima pemberitahuan adanya versi baru yang keluar.

Biasanya saya menunggu sampai 4-5 update, barulah kemudian mengganti template blog yang ada. Jadi, perubahan tidak terjadi terlalu sering dan gangguan kepada pembaca tidak terlalu sering. Saya juga  bisa memilih waktu kosong untuk melakukannya.

Biasanya sebuah template rilisan awal tetap dapat berfungsi dengan baik dan hanya butuh sedikit polesan saja supaya kinerjanya membaik.

Tidak percaya? Template Maniak Menulis itu rilisan awal alias versi 1.0 yang dikeluarkan mas Sugeng. Baru diganti dengan versi yang lebih baru, kemarin.


3. Membuat blog baru untuk mengatur setting

Untuk mengurangi gangguan saat mengganti blog, saya memiliki satu blog khusus untuk itu. 

Blog itu berisi tulisan seperti biasa, tidak banyak, jadi saya bisa melihat tampilan secara keseluruhan, dan bukan sekedar kosongan saja.

Disana, saya akan mengatur setting agar tampilan setidaknya bisa sama atau minimal menyerupai penampakan yang sekarang. Bisa juga berubah kalau saya mau.

Utak atik html, css , warna, dan wdiget dilakukan disana. Untungnya, Linkmagz memang termasuk template yang bagus, sesuai dengan slogannya “template Blogspot rasa WordPress”. 

Setelah diutak atik, barulah saya download file xml dari template hasil editan tadi.

Lalu, saya ganti template yang ada dengan yang hasil editan tadi. Biasanya pembaca tidak menyadari banyak perubahan karena semua kode warna sama. Mungkin hanya beberapa perbaikan minor yang jarang disadari.

Selesai


4. Bayar orang lain untuk mengerjakannya

Yang ini sih tidak pernah saya lakukan. Saya lebih suka melakukannya sendiri. Cuma, bisa jadi pilihan bagi mereka yang benar-benar tidak mau repot menyentuh yang satu ini, suruh saja orang lain yang melakukan.

Masalahnya, kalau berbayar, ongkosnya bisa lebih mahal daripada harga template Blogspot yang kadang cuma 50 ribu itu.

——

Memang agak repot berurusan dengan template Blogspot.

Saya berkhayal suatu waktu Google mau memudahkan setting templatenya supaya sama dengan WordPress. Cuma, setelah dipikir ulang, hal itu berarti peningkatan biaya, dan kalau ongkos mereka naik, ujungnya bisa ada biaya yang dikenakan untuk hosting mereka.

Bisa jadi semua yang pakai Blogspot harus bayar hosting. Kemudian, ada istilah baru Blogspot Self Hosted.

Keluar duit lagi.

Sudahlah saya berhenti berkhayal dan melanjutkan hidup dengan sedikit kerepotan. Toh hal itu juga menyenangkan karena mendapat pengetahuan baru.

19 thoughts on “Resiko Beli Template Blogspot Rilisan Pertama, Repot!”

  1. Saya pilih opsi ke 4 sajalah, Bayar orang lain untuk mengerjakannya. Tapi baca artikel ini jadi tahu ternyata ada tempat jual beli template blogger. 🙂 Dimana ya?

    Untuk opsi ketiga Membuat blog baru untuk mengatur setting itu sepertinya harus punya, blognya yan tidak diindex mesin pencari, kontennya tinggal import saja. Daripada mengacaukan yang sudah up.

    Reply
    • Hahahaha.. memang cara paling mudah, ya itu. Banyak loh mbak tempat jualan, salah satunya mas Sugeng. Coba deh kunjungi blognya. Belum lagi arlina desain. Di luar negeri ada Themeforest.

      Betul, lebih baik punya blog buat otak atik template jadi ga ganggu

      Reply
    • Bisa Rey… pake kode tag html. Sama seperti kalau mau pasang link hidup, cuma kodenya saja yang berbeda. Cuma sekarang dah ga bisa kan?

      Reply
  2. Sy blom pernah bli,, gratisan mulu:D, entah nanti kl udah punya domain sendiri, sy tipikal yg demen template simpel dan bersih, pernah sehari nyoba sampe gonta ganti puluhan template ga da yg cocok, akhirnya balik lgi, sementara yg ada aja dululah… Wong satu aja capee apalgi sampe 5 blog lebih kyk punya sampean mas 😁

    Reply
  3. saya tuh perfeksionis, banyak revisi minor waktu pertama beli template premium. sampe orang nya bete kali haha.. tapi sampe akhirnya saya capek sendiri, edit sana sini. dan akhirnya pasrah sama tampilannya.

    tapi jujur, saya masih belum puas sama template yang saya pake sekarang. dimana ya saya bisa dapet template premium yang oke tapi harga terjangkau?

    Reply
    • Kalau dipikir-pikir mah, manusia memang tidak pernah puas.. hahahaha… termasuk dalam urusan template. Saya sudah beli entah berapa banyak template berbayar, tetap saja rasa tidak puas itu selalu ada.

      Banyak tempat Mbak.. Themeforest salah satunya (marketplace luar), mas Sugeng untuk template magazine, arlina design, gooyabitemplates, dan banyak sekali mbak.. Cuma kalau benar-benar terjamin yang themeforest itu cuma memang agak mahalan.

      Soal terjangkau, pasti terjangkau sama Mbak Putri mah..:-D

      Reply
    • Saya liat di Sugeng tuh monotan mas. Kurang menarik utk personal blog. Beberapa yg mas sebutkan nanti saya coba cek. Btw klo belinya di marketplace luar bayarnya selain bisa pake paypal pake apa?

      Reply
    • Bener banget kalau template mas Sugeng kurang cocok untuk blog personal. Desainnya lebih kepada template media berbasis blogspot.

      Kalau beli dari marketplace di luar biasanya saya pakai paypal saja meski kartu kredit pun bisa. Lebih aman.

      Coba saja lihat karena disana saya sudah jelajahi dan sebenarnya banyak template yang bagus untuk personal

      Reply
  4. Suka banget nih, pas main ke sini, ada tulisan tentang template.
    Soalnya saya udah beberapa malam ini begadang utak atik template, saya akhirnya beli template yang menurut saya cantik dan sedang diskon pula, terus saya utak atik di blog utama, ngabisin berjam-jam, abis itu saya balikin lagi ke yang lama, soalnya nggak suka dengan yang baru hahahaha.

    Padahal kok ya liat contohnya unyu banget, tapi pas dipasang ke blog sendiri serem jadinya.

    Noted deh saya bakal susun dulu di blog coba-coba ya, biar nggak capek utak atik melulu.

    Tapi jujur, saya suka tampilan yang cantik, tapi maunya simple, yang pink, tapi nyaman di mata.
    Jujur template kayak gini pas banget di mata, baik ukuran font maupun tampilannya.

    Tapi ini terlalu simple, saya maunya ada cantik-cantiknya dikit *banyakkkk maooonyaaaa hahahahahaha

    Reply
    • Sama kayak baju yang kalau di toko kelihatan bagus banget, pas dipake jadi biasa saja, template juga begitu. Namanya jualan.

      Nah, pas pindah ke blog kita harus mau sabar utak atik dikit. Template mas Sugeng memang selalu sederhana kayak gini dan ga banyak neko neko.. cenderung simple.

      Cuma sebenarnya, mudah sekali kalau mau diganti warnanya, ga perlu masuk kode html dan sebagainya. Tinggi header juga bisa diatur sesuai selera.

      Kalau cuma mau warna pink mah gampang, tinggal ganti saja. Saya sengaja merubah jadi paling sederhana karena sukanya demikian..

      Fontnya saya pake "Lora" atau "Georgia" dan itu hasil ngedit sendiri… karena template aslinya ga pake itu

      Coba utak atik Rey.. cuma yang sabar yah , jangan gampang kesel karena butuh waktu bisa mendapatkan tampilan sesuai selera

      Reply
  5. Baca ini serasa lagi ngulik template sambil mikir "Mau beli yang premium gak yah?" wkwk

    Keren sih kak kalo udah sering beli premium, saya masih pakai template gratisan. Itupun di redesign sama orang lain, ya lumayanlah tampilannya cukup menarik :")

    Baru tau kalo update template bakal serempong itu~

    Reply
    • Seru juga loh ngulik template, biar kadang nyebelin.. wkwkwkw

      Sebenarnya keren nggaknya sebuah blog bukan karena template kok, tapi dari tulisan bloggernya. Saya sudah berkunjung ke blogmu dan kupikir templatenya bagus kok. Simple dan enak dilihat juga.

      Yah, memang agak rempong sih.. cuma apa mau dikata..#pasrah

      Reply
  6. Saya jadi kepo dengan template yang digunakan ini? Dibeli juga ya atau ini template gratisan " eh tapi suka dengan tampilannya. Simple.

    Saja juga baru akhir bulan lalu memutuskan untuk beli template premium. Tapi yang bikin dilema, setelah dipasang eh trafik blog saya malah anjlok drastis. Akhirnya saya kembali lagi pasang template lama.

    Dari baca postingan ini, kelihatannya Pak Anton sudah berpengalaman ya gonta-ganti template, jadi mungkin ada tips gimana caranya agar trafik tidak hilang atau minimal hanya turun sedikit setelah ganti template?

    Reply
    • Template ini beli dari Mas Sugeng. Namanya Linkmagz. Kebetulan memang sesuai dengan selera saya karena "simple". Pembuatnya memang menekankan pada kesederhanaan dan kecepatan saja.

      Hahahaha.. saya nggak punya trik khusus. Biasanya saya hanya pasang, kemudian buat sesederhana mungkin, widget yang nggak perlu saya buang. Nggak pasang banner berlebihan, itu saja.

      Soal meta description atau segala macam meta malah saya nggak pasang sama sekali. Saya biarkan apa adanya saja.

      Sesederhana mungkin. Soalnya biasanya setelah beli template, orang senang pasang pada titik maksimum supaya sesuai selera, cuma mengorbankan kecepatan. Jadi, orang malas datang.

      Alhamdulillah, trafik mah normal saja. Mungkin karena memang tidak banyak jadi nggak terlihat .. hahahaha

      Tapi, sebenarnya penurunan trafik itu bukan bukan selalu karena ganti templatenya. Coba saja pasang dulu selama 1 bulan karena biasanya pasti ada waktu adaptasi, kalau terus turun, ya ganti.

      Perhatikan juga sumber trafik, apakah dari search engine atau blogwalking dst. Agak rumit kalau bicara soal penurunan trafik karena sering kali sumber masalahnya bukan sekedar dari template.

      Reply

Leave a Comment