Menjauh Dari Televisi Dan Ponsel, Mendekat Pada Laptop

Menjauh Dari Televisi Dan Ponsel, Mendekat Pada Laptop

Memasuki hari ke-34 masa WFH (Work From Home), saya mulai berhasil menjauhkan diri dari TV dan ponsel, tetapi mendekatkan diri pada laptop.

Selama masa bekerja dari rumah ini, salah satu hal yang paling berpengaruh dalam kehidupan saya adalah dua benda itu.

Televisi tanpa henti mengirimkan informasi terkait Corona, bukan hanya setiap hari, tetapi setiap menit. Ponsel, terutama dengan aplikasi medsosnya, juga menyediakan hal yang sama.

Pada akhirnya, banyak waktu yang dihabiskan hanya sekedar untuk mengetahui berita terbaru terkait dengan perkembangan situasi di masa pandemi Covid-19. Juga, tidak sedikit waktu yang dibuang hanya sekedar untuk mengikuti perdebatan terkait hal yang sama juga.

Sisa waktu yang ada juga masih terpakai untuk “istirahat” yang lebih lama, menonton film di televisi atau Netflix.

Saya benar-benar menjadi sangat kurang produktif di masa WFH. Tidak banyak output/hasil, selain pekerjaan rutin kantor saja.

Untungnya memang beban pekerjaan kantor yang harus dikerjakan berkurang banyak. Mau tidak mau karena klien/pembeli di luar negeri pun terimbas berat oleh wabah ini. Banyak dari mereka masih belum beroperasi normal dan melakukan pembelian baru.

Tapi, saya tidak mau menghabiskan waktu yang tersisa hanya sekedar untuk scrolling medsos atau menonton TV saja. Yang seperti itu lama kelamaan tidak ada gunanya juga. Justru, terkadang pemikiran negatif hadir karena terlalu banyak menyerap informasi yang membawa berita buruk.

Jadi, saya memutuskan untuk berubah agar tidak terus terjerumus dalam kondisi non produktif seperti ini.

Yang saya lakukan hanya sederhana saja. Ketika bangun tidur, biasanya, selama WFH saya langsung menghadap TV untuk mendengar berita, kemudian membuka ponsel untuk membaca berita lagi , chatting dengan teman via WA, atau membuka Twitter untuk mencari “sesuatu” yang tidak jelas.

Nah, sudah lebih dari 7 hari ini, saya tidak melakukannya.

Saya putuskan untuk mengubah ritme kehidupan. Setelah bangun tidur, mandi, sarapan (hari ini tidak karena sudah memasuki bulan puasa), saya langsung mengerjakan tugas kantor, menyapu, mengepel, atau bahkan menulis di blog.

Tidak peduli bahwa terkadang hasilnya asal-asalan saat menulis di blog, yang penting saya tidak menonton TV atau memegang ponsel terlebih dulu.

Pertama memang agak sulit karena kebiasaan yang sudah terbentuk secara tidak terasa. Tetapi, jika melihat perkembangannya, saya sudah bisa menjauh dari kedua benda itu.

Kemarin, saya hanya memegang ponsel sebanyak 3 kali dalam sehari. Itupun hanya beberapa menit saja. TV tidak menyala sampai sore hari ketika saya butuh informasi tentang penetapan 1 Ramadhan.

Keduanya perlahan menjauh.

Saya tidak terlalu terikat lagi.

Hasilnya jadi lumayan, lebih banyak pekerjaan kantor selesai, lebih banyak pekerjaan mengurus rumah yang beres, dan saya menulis lebih banyak artikel dalam sehari dengan jumlah kata yang lebih banyak.

Itu semua terjadi karena saya bisa “membuang” TV dan ponsel dari rutinitas kehidupan selama WFH.

Saya menjadi lebih produktif.

Hari ini saya baru memegang ponsel satu kali, selama 3 menit saja. Belum menonton TV sama sekali. Tapi, sudah mandi dong, dan langsung mendekati laptop. Tulisan ini adalah salah satu hasil “pacaran” dengan laptop selain berbagai email dan urusan kantor yang sudah diselesaikan.

Jadi, mungkin, jika seseorang mau tetap produktif selama WFH atau #dirumahaja, ada baiknya menjauh dari ponsel dan televisi. Keduanya seperti menjadi penyedot energi dan pembuang waktu yang paling efisien.

Dampak terlalu terikat dengan keduanya adalah Anda akan kurang produktif karena perhatian banyak teralihkan untuk hal yang tidak banyak gunanya.

6 thoughts on “Menjauh Dari Televisi Dan Ponsel, Mendekat Pada Laptop”

  1. Memang ponsel itu betul-betul mengganggu konsentrasi, mas (seenggaknya itulah yang saya rasakan) :)) kadang niatnya cuma lihat sebentar, tapi akhirnya jadi scroll berkepanjangan dan tau-tau satu jam pun lewat :""D

    Ohya mas Anton, terima kasih sudah ikut berbagi cerita di post Neighborly Life saya. Hehe. Kebetulan saya memilih komentar mas Anton, apabila mas berkenan menerima hadiahnya bisa info no untuk pengisian Go-pay ya 😀 terima kasih sekali lagi, mas ~

    Reply
    • Wahh… makasih yah Mbakyu Eno.. tentu dengan senang hati menerimanya. Namanya rejeki ga boleh ditolak.

      Tapi, mungkin saya butuh bantuan Mbakyu dalam hal ini.. Sudah saya jelaskan di postingan terkait di Creameno ya…

      Reply
  2. Yess betul.lama lama posing juga kalo banyak masukan informasi dari tv dan hp.
    Saya juga sudah menguranginya, tapi tak kunjung bisa sering mendekat mesra ke leptop. Kalah sama jeritan si krucil krucil 🙂

    Reply
    • Hahaha bu guru mah bisa ajah.. kalau sama krucil mah laen urusannya. Lagijuga memperhtikan si krucil termasuk sesuatu yang produktif loh

      Reply
  3. Kalau saya, untuk TV nyaris nggak pernah liat lagi Pak, tapi TV masih nyala, menayangkan kartuuunn terooossss, sama acara tiktok dan berita terooosss hahaha.
    Kartun buat anak kedua saya, berita dan tiktok ditonton anak pertama saya.

    Kalau ponsel memang jujur, salah satu penyebab depresinya mamak-mamak ya ponsel tersebut, sayangnya nggak mau ngaku, malah mengatakan kalau ponsel khususnya medsos adalah refreshing.
    Setidaknya menurut pengalaman saya sih 😀

    Ponsel itu sungguh butuh kedisiplinan tingkat dewa, nggak sedikit mamak-mamak yang stres mengatakan kerjaan nggak abis-abis, nggak punya waktu buat ini itu, padahal ya waktunya abis buat scrol hape terooosss hahaha.

    Sayangnya saya belum bisa meninggalkan ponsel, karena beberapa pemasukan dari medsos.

    Jadi untuk sementara memang kudu benar-benar tahu diri dan disiplin banget, jangan sampai stres karena waktu habis buat scrol-scrol.
    Niatnya cuman mau meningkatkan performa medsos, eh jadinya stalking gajelasss hahahaha

    Kalau laptop memang tiap hari sih saya buka 😀

    Reply
    • Sering tidak terasa bahwa hal-hal kecil yang kita lakukan terkadang justru menjadi penyebab waktu kita terbuang percuma. Tidak produktif dan bahkan menimbulkan masalah.

      Kalau punya anak kecil sih, saya rasa wajar ga kebagian TV… hahahahaha

      Refreshing terbaik itu justru menjauh dari medsos menurut saya mah. Semakin lama di medsos, semakin tidak nyaman rasanya

      Reply

Leave a Reply to Reyne Raea (Rey) Cancel reply