Kehilangan Motivasi Ngeblog Saat Pembatasan Sosial ? Ya Wajar Saja Sih

Kehilangan Motivasi Ngeblog Saat Pembatasan Sosial ? Ya Wajar Saja Sih

Wabah Covid-19 memang luar biasa. Semua sisi kehidupan manusia tidak ada yang tidak terimbas olehnya, baik secara positif atau negatif.

Iya loh ada positifnya, seperti baru kali ini negara-negara di dunia tidak bertikai dan mau bersatu padu berupaya menanggulangi wabah yang satu ini. Efek buruknya, jangan ditanya lagi, karena selain korban jiwa yang bertambah setiap hari, perekonomian dunia hampir seperti mati total dimana-mana.

Bahkan, kalau dalam bidang media pun, disana bisa terlihat efek dari virus Corona. Arus berita yang terpampang masih berkisar topik yang satu ini dan membuat media berita menjadi seperti majalah dinding dengan satu topik saja.

Sangat bisa jadi karena mereka pun mulai kehabisan berita karena aktivitas orang di luaran berkurang jauh dan peristiwa heboh berkurang. Bisa jadi juga, karena pemrednya pasti juga tidak mau wartawannya terinfeksi.

Yang manapun, yang jelas topik ini sudah bertahan beberapa minggu sebagai topik paling populer di media manapun.

Itu hanya beberapa contoh yang menunjukkan betapa besar pengaruh dari sang virus bagi kehidupan manusia.

Jika diperhatikan lebih jauh, dunia blogging dunia, termasuk Indonesia pun dipengaruhi oleh sang virus.

Sejak beberapa minggu sebelum kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar diterapkan di Jakarta, saya terpaksa sudah harus Work From Home (WFH). Pemilik perusahaan khawatir akan keselamatan karyawannya di Indonesia dan menerima usul dari para karyawan agar WFH diberlakukan, dua minggu sebelum ibukota memulai.

Dan, akibatnya, saya memiliki banyak sekali waktu luang. Meski tetap bekerja, pekerjaan otomatis berkurang banyak karena pelanggan-pelanggan di belahan dunia lain terimbas lockdown (penutupan). Hasilnya, banyak sekali waktu luang yang tersedia.

Waktu itu saya manfaatkan untuk berkunjung dalam “stealth mode”, alias mode jelangkung. Datang, baca, dan pergi begitu saja tanpa meninggalkan komentar. Hanya sesekali ketika dirasa perlu, ada jejak yang saya tinggalkan.

Hasil penemuan saya adalah banyak blog tidak diupdate. Padahal, sebelum masa PSBB, blog-blog tersebut masih aktif menelurkan tulisan-tulisan baru. Beberapa memang masih ada yang menerbitkan artikel baru, tetapi mayoritas yang saya datangi seperti “terhenti”.

Sesuatu yang “kurang menyenangkan” karena saya kekurangan bacaan non Corona di tengah waktu luang yang berlimpah ruah. Ketiadaan postingan baru di berbagai blog seperti menyuruh untuk fokus membantu istri mengurus rumah saja.

Tetapi..

Saya menyadari bahwa dalam kondisi seperti sekarang, kehilangan motivasi untuk ngeblog itu adalah sesuatu yang wajar sekali. Begitu luar biasanya pandemi Covid-19 ini memang berimbas juga pada kegiatan yang satu ini.

Saya sendiri merasakan hal itu. Cukup lama saya tidak menulis di blog. Bahkan sekedar posting asal-asalan pun tidak

Alasan Kehilangan Motivasi Ngeblog

Bisa sangat beragam dan tergantung kondisi masing-masing.

Cuma, kalau dipikir ulang, penyebabnya bisa salah satu di bawah ini

1. Sedang khawatir

Khawatir tertular penyakit jelas salah satunya, tetapi rasa cemas akan kehilangan pekerjaan atau penghasilan juga bisa menjadi penyebab.

Bagaimanapun, imbas wabah ini dalam perekonomian dunia sangat luas dan jutaan orang akan kehilangan pekerjaan akibat pandemi ini.

2. Bosan

Berada di rumah itu menyenangkan. Bisa santai. Tapi, kalau terlalu lama dan tidak bisa pergi kemana-mana, ya hasilnya adalah kebosanan yang pelan-pelan akan menumpuk.

Pulang pergi ke kantor itu capek. Cuma, hal itu memberikan perubahan suasana dan mengurangi rasa kebosanan. Ketika tidak bisa pergi ke kantor, maka lingkungan yang dilihat, cuma yang itu itu saja.

Rasa bosan ini perlahan tapi pasti bisa menggerus motivasi dan menjadi penghambat kalau tidak diatasi.

3. Tidak punya bahan tulisan

Yang ini sangat mungkin terjadi bagi para travel blogger atau mereka yang menulis tentang wisata.

Suka atau tidak suka, para blogger yang bergelut dalam genre ini “butuh” pergi keluar, seperti ke tempat wisata atau kuliner.

Masalahnya, hal itu sulit dilakukan akibat pembatasan sosial. Ditambah lagi dengan rasa takut tertular.

Ujungnya, ya di rumah saja dan perlahan tapi pasti ide tulisan pun habis. Motivasi pun perlahan akan mengering juga kalau ide tidak ada.

4. Pemasukan dan Trafik Pengunjung Berkurang

Sudah lihat dashboard Adsense Anda ? Kalau Anda seorang publisher Adsense, pasti akan terlihat penurunan yang sangat tajam baik dalam segi trafik ataupun pendapatan.

Wajar saja sebenarnya sih. Di tengah kesulitan ekonomi, minimnya orang berbelanja, maka anggaran iklan pun akan surut juga. Mau tidak mau pemasang iklan pun berpikir ulang karena tidak ada gunanya beriklan kalau tidak ada yang berniat membeli.

Alhasilnya, ya begitulah adanya. Pemasukan dari Adsense pun berkurang.

Bukan hanya dari yang satu ini saja, tetapi yang mau melakukan content placement, beriklan secara mandiri pun, rasanya berkurang.

Dan, sang blogger sendiri melihat penurunan seperti ini, pastinya akan merasa down juga. Kehilangan motivasi untuk melahirkan tulisan baru.

5. Terpengaruh berita buruk

Berita terkait virus Corona itu jarang yang berita baik. Namanya penyakit itu selalu berhubungan dengan hal-hal yang buruk.

Kata meninggal, sakit, terinfeksi, dan sejenisnya membuat perasaan tidak enak.

Dan, bayangkan saja ketika semua media massa terisi berita berapa yang meninggal, positif terinfeksi, begini dan begitu.

Rasanya seperti diindoktrinasi secara perlahan dan awan kelabu suram ditanamkan perlahan dalam hati.

Jangan tanyakan lagi efek media sosial juga yang isinya kadang lebih sadis.

Suka atau tidak suka yang seperti ini memberikan pengaruh terhadap keinginan untuk menulis di blog. Lebih menarik menunggu berita perkembangan langkah yang diambil pemerintah atau ikut berdebat di dunia maya.

Menulis? Ahh, nanti saja toh juga sedikit yang baca. Saya rasa banyak blogger yang berpikiran begitu saat ini.

6. Minim interaksi sosial

Namanya juga Pembatasan Sosial Berskala Besar. Target utamanya meminimalkan interaksi antar manusia.

Padahal, sebagai makhluk sosial, manusia itu perlu berinteraksi. Disana terjadi pertukaran informasi dan ide, pengasahan dan penajaman hati dan otak, saling mendorong.

Dengan itu manusia bergerak maju dan berkembang.

Ketika hal itu ditiadakan atau ditekan sampai batas minimum, hasilnya bisa berbentuk kehilangan motivasi diri untuk melakukan apapun, termasuk untuk mengupdate blog.

7. Tidak punya uang

Entah berapa banyak, tetapi tidak heran kalau ada blogger yang sedang mumet karena dompet mereka menipis.

Bukan hanya karena pengeluaran di rumah biasanya lebih besar daripada saat bekerja, tetapi juga pasti ada yang ditimpa kemalangan, seperti kehilangan pekerjaan.

Sulit dalam kondisi seperti ini untuk bisa mengupdate blog. Jangankan blog, bahkan untuk berpikir saja bisa sangat sulit kembali.

Perhatian sedang tidak fokus pada urusan blogging.

Alasan lain pasti masih banyak, tetapi intinya adalah kalau seorang blogger sedang merasa kehilangan motivasi untuk ngeblog, bagi saya hal seperti itu wajar saja.

Di tengah kondisi yang sedang “suram” seperti sekarang, tekanan yang hadir dalam kehidupan manusia berlipat dan banyak sekali. Fokus pikiran pun tertuju pada hal-hal yang dianggap lebih penting daripada sekedar bercoleteh di dunia maya.

Adakah pemecahannya agar diri termotivasi kembali?

Ada banyak teori.

Cuma, saya rasa fokus pada keselamatan diri dan keluarga lebih penting daripada memaksakan diri untuk membangkitkan motivasi ngeblog.

Bukan hanya karena keduanya hal penting, tetapi karena biasanya merekalah sumber motivasi kita melakukan apapun. Saat ini pandemi Corona sedang mengancam keduanya dalam berbagai sisi.

Ketika keduanya sudah aman kembali, saya rasa motivasi ngeblog dan untuk melakukan apapun akan kembali normal.

Jadi, daripada berpikir untuk menemukan tips dan trik pemecahan masalah ini, sebaiknya fokus saja pada hal ini.

Tambahkan satu hal lagi yang perlu perhatian, yaitu mencoba melakukan sesuatu untuk menghilangkan rasa bosan.

Dan, saya mencoba menghilangkan yang terakhir tadi, yaitu bosan, dengan menulis kembali. Bukan karena penuh dengan motivasi, tetapi setidaknya saya bisa melakukan sesuatu daripada sekedar bengong dan scroll feed di medsos saja.

Bogor, 17 April 2020

4 thoughts on “Kehilangan Motivasi Ngeblog Saat Pembatasan Sosial ? Ya Wajar Saja Sih”

  1. Lately, banyak teman-teman yang nggak update blognya mas, jadi saya pun sama seperti mas, kadang merasa kurang bacaan 🙁 tapi mau bagaimana lagi, sekarang keadaan sudah berubah, dan prioritas masing-masing teman bisa jadi nggak sama. Mungkin ada yang fokus caring keluarga seperti yang mas lakukan, dan mungkin ada yang sedang berusaha survive karena kena dampak Corona :<

    Semoga apapun itu alasannya, teman-teman bloggers termasuk mas Anton dan keluarga selalu dalam keadaan sehat 🙂 dilindungi Tuhan, dan kita semua bisa kembali pada rutinitas seperti sedia kala secepatnya ~ semangat mas! Thanks for update eventho sedang nggak mood untuk update hehehe 😀

    Reply
    • Iya Mbakyu memang wajar kalau pada berhenti dulu. Tidak akan disalahkan. Fokus pada hal yang lebih penting saja dulu. Tiarap.

      Mudah-mudahan segera berlalu.

      Makasih juga sudah berkunjung dan semoga Mbak Eno (saya tahu ini bukan nama asli..tapi enak didengar) dan keluarga juga selalu dalam keadaan sehat yah.

      Hahaha.. saya pikir menulis lebih baik daripada baca berita-berita Corona terus. Mensugesti diri bahwa pasti ada penyelesaiannya.

      Reply
  2. Yang paling terlihat itu memang travel blogger ya Pak, biar gimana pun, kebanyakan mereka menulis berdasarkan pengalaman, jadi kalau di rumah terus berasa nggak ada bahan tulisan.

    Banyak banget yang berimbas karena virus ini, yang kehilangan pekerjaan dan menganggur, lebih menyedihkan di saat seperti ini , sekadar usaha kecil-kecilan demi menopang biaya hidup juga sulit.

    Mau berharap di blog, juga job semakin sedikit, pun kalau ada fee nya sangat kecil dengan jangka waktu pembayaran yang luar biasa panjang.
    Mungkin juga klien, sengaja mengulur waktu agar mereka bisa mengatur keuangan mereka biar lebih lega.

    Tapi yang mencengangkan adsense nih Pak, saya jarang bahkan hampir nggak pernah intip, jadi nggak tahu seberapa naik turunnya.
    Tapi beberapa teman blogger mengatakan kalau mereka mengalami kenaikan trafik di blognya, mungkin karena orang banyakan waktu luang, jadi sering browsing.

    Tapi ternyata nggak berdampak ke adsense ya?

    Reply
    • Iya memang situasinya sedang parah sekali.

      Kenaikan trafik di beberapa genre blog memang terjadi, tetapi secara keseluruhan kebanyakan mengalami penurunan.

      Soal pendapatan Adsense, secara global memang mengalami penurunan drastis mengingat Adsense sendiri kemungkinan kehilangan pemasukan dari iklan dalam jumlah fantastis dan besar sekali.

      Pastinya semua akan berimbas pada para adsense publisher juga.

      Trafik bisa naik, tetapi secara keseluruhan, penghasilan menurun

      Rey gimana? Ada perbaikan atau ikut menukik

      Reply

Leave a Reply to Anton Ardyanto Cancel reply