Ketika Hati Menolak, Tawaran Tulisan Review Tak Diacuhkan

Ketika Hati Menolak, Tawaran Tulisan Review Tak Diacuhkan

Eman-eman. Sayang banget. Enam ratus ribu rupiah adalah nilai yang lumayan, terutama bagi seorang yang dompetnya sedang kurus banget akibat harus merenovasi atap. Nilainya juga lumayan banget buat bayar hosting di Cloudways.

Cuma, ya begitu deh. Sepertinya, uang itu tidak akan pernah mampir ke kantung saya.

Tawaran itu masuk minggu yang lalu, dari sebuah advertising agency, agen periklanan. Ia memberi tawaran kepada Lovely Bogor untuk membuatkan sebuah artikel bersifat ulasan tentang sebuah produk aplikasi dari sebuah brand terkenal.

Mereka hanya meminta stau backlink saja dan meminta tulisan sudah dipasang pada hari Jum’at minggu yang lalu juga (bulan Agustus).

Sederhana sekali dan normal saja tawarannya.

Bukan sebuah hal yang sulit. Saya pikir, paling satu jam tulisan tersebut akan sudah selesai dan terpampang di blog kesayangan itu.

Iyah. Bukan sebuah masalah untuk membuat tulisan sejenis itu. Toh, saya sudah membuatnya ratusan kali tentang tempat-tempat yang pernah saya kunjung untuk Lovely Bogor. Tidak akan ada hambatan yang berarti dalam pembuatan tulisan.

Sayangnya, pada akhirnya tidak ada tulisan ulasan itu yang pernah terbit.

Bahkan, satu kata pun tidak diketikkan.

Pada akhirnya, saya memutuskan untuk tidak menerima tawaran itu.

Bukan karena sombong, bukan karena tidak butuh. Tetapi, ada hal lain yang membuat saya memutuskan tidak mengerjakannya.

Alasan itu karena hati saya tidak nyaman mengerjakannya.

Ketidaknyamanan di hati timbul karena saya sama sekali belum pernah menggunakan aplikasi itu. Tidak tahu juga manfaatnya. Hampir pasti, sepertinya di masa depan pun saya tidak akan memakainya.

Lalu, bagaimana saya harus mengulasnya? Bagaimana saya harus bercerita tentang kelebihan dan kekurangan dari aplikasi itu? Haruskah saya mengulas sesuatu yang sebenarnya tidak pernah saya pakai?

Entahlah.

Memang saya tidak selalu menulis yang saya alami sendiri. Pada beberapa blog, saya menggunakan teknik media, penulisan ulang, opini, yang artinya tidak selalu saya alami sendiri. Tetapi, di Lovely Bogor, 90% semua yang ditulis saya lihat dan alami sendiri.

Permintaan untuk mengulas sesuatu yang tidak pernah saya pakai seperti memberi beban berat di dalam hati.

Saya tahu, terkadang di dunia blogger, hal seperti itu adalah sebuah hal yang biasa. Itulah jenis bisnis di blogosphere. Umum. Tidak aneh. Saya tahu banyak teman blogger yang melakukannya.

Bukan hal yang neko-neko.

Sayangnya, mungkin saya tidak terbiasa dengan hal seperti itu. Terkadang hati saya sendiri seperti masih menjadi alarm yang sensitif sekali terhadap hal seperti ini.

Mungkin, kalau tawaran itu berupa content placement, pasti sudah saya ambil. Tidak ada beban moral di hati saya. Cukup dengan menjelaskan bahwa tulisan tersebut merupakan “titipan” dari penulis lain/tamu, yang artinya saya menjelaskan bahwa ada “sesuatu” di balik itu.

Sayangnya, tawaran itu bersifat review, yang artinya saya harus mengungkapkan pandangan dan pendapat (yang bagus-bagus tentunya, pemberi jobnya mana mau review yang buruk). Sesuatu yang  tidak mudah karena saya seharusnya mengalami, merasakan, atau menggunakannya langsung sebelum membuat ulasan.

Jadi, pada akhirnya, saya memutuskan untuk tidak menerimanya.

Bodoh, mungkin banyak orang akan mengatakan demikian. Pekerjaan semudah itu kok diacuhkan. Hanya saja, daripada terus terbebani dan melihat sesuatu yang tidak sesuai dengan hati di Lovely Bogor, saya memilih tidak mengacuhkannya.

Walau artinya, saya juga harus berpikir ulang lagi, apakah saya siap menjadi 50% wirausaha dan 50% blogger. Yang seperti ini adalah jamak terjadi di dunia bisnis dan dengan penolakan saya, mungkinkah pertanda saya belum siap terjun kesana?

Entahlah.

Yang jelas, saya memutuskan tidak menerimanya.

10 thoughts on “Ketika Hati Menolak, Tawaran Tulisan Review Tak Diacuhkan”

  1. Saya baru aja mau tanya, kenapa nggak ditulis dari segi opini aja, eh ternyata udah dapat jawabannya di bawahnya hehehe.

    terus mau tanya lagi, kenapa nggak di nego tayangnya di blog ini aja 😀
    *Kebanyakan tanya hahaha.

    Tapi memang bener sih pak, semua kembali ke personal, kalau tetap memaksakan pun jadinya malah aneh dibacanya, bakal terlihat jelas kalau itu maksa banget 😀

    Ih pak Anton bikin sirik aja nih dikasih bocoran rate penawarannya, soalnya di dunia job blog sekarang lagi kering kerontang, jarang banget yang nawarin sekadar 500rb pun.

    Kapan hari saya pengen nangis pas baca email penawaran, minta kerjasama mengulas sebuah produk, minta 2 backlink, tulisan harus soft selling, tapi keywordnya ditentukan kudu nama produknya.

    Pingsan nggak tuh, hahaha.

    Lebih pingsan lagi baca fee nya.

    "Untuk kerjasama ini, kami menawarkan fee sebesar 100ribu rupiah, yang akan dibayarkan saat artikel terindex di page one Google.
    Jika tidak ada di page one Google maka fee tidak bisa dibayarkan"

    Ya ampuuunnn, pengen saya lemparin laptop dah, tapi sayang, laptop mahal loh, hahahahahaha.

    Terus saya balas dengan baper.

    Mohon maaf pak/bu, blog reyneraeadotcom ini saya rawat dengan seksama, sehingga performa-nya selalu naik.

    tentu saja rate saya jauh di atas penawaran tersebut.
    Namun, terimakasih sudah menawari saya kerjasama tersebut.

    Lah dibalas juga,

    "Semua blogger udah diplot dengan fee tersebut, mbak"

    Duh minta dilempar beneran nggak sih hahahaha

    *numpang curcollll hahahaha.

    Tapi apapun itu kembali lagi ke rezeki sih, sama kayak pak Anton nggak jadi menerima job tersebut, berarti memang belum rezeki pak Anton, semoga jadi rezeki saya, aamiin,

    qiqiqiqiqiqiqi.

    Oh iya, btw menurut saya, penolakan bapak itu bukan berarti tanda belum siap terjun ke ranah bisnis ngeblog, tapi sebagai trik juga buat mempertahankan brand 🙂

    Reply
    • Hahaha.. tau ajah Rey…

      – branding : secara tidak sengaja ujungnya jadi begitu, meski sebenarnya itu bukan trik

      – soal penawaran yang kebangetan : saya pernah nulis, jangan jual murah blog Anda. Kalau mereka bilang semua blog disetting seperti itu, ya silakan cari yang mau saja.. saya mah ogah.. wakakakakaka

      – soal rate yang kebetulan bagus : saya ga punya tarif dan tidak menentukan, jangan sirik yah.. hahahaha itu rejeki dari Yang Di Atas.. rezeki anak sholeh.. hahahha

      Reply
  2. Kalau menurut saya sih, Orang yang menghubungi Pak Anton salah tujuan, mestinya yg dihubungi adala saya.hahahah…..

    Tapi itu tadi " prinsip " dalam menjalin kerjasama memang berbeda – beda, namun tetap satu jua. Sama – sama tetap makan nasi. 🙂

    Reply
  3. Pemberi Job, sepertinya ngak cermat, sebab blog LB adalah blog tentang Bogor.

    Terus kalau seandainya job tsb diterima, malahan pembaca akan terasa aneh, kok blog tentang Bogor, membahas Tentang Aplikasi…, Apalagi Aplikasinya adalah aplikasi game online. Mmmm…tambah merah pada tuh wajah " admin LB ".

    Dikasih 11 Jete juga ia pasti ngak Mau. 🙂

    Reply
  4. Tindakan Pak Anton tidak bodoh menolak tawaran Job tsb, malahan seharusnya begitu.

    Sebab, menulis review dari sesuatu yang belum pernah kita jalani,rasakan dan ketahui, rasanya beratttt, seberat di timpuk pakai bawang putih 1 Ton.

    Reply

Leave a Reply to Anton Ardyanto Cancel reply