3 Hambatan Saat Migrasi Dari Blogspot Ke WordPress

3 Hambatan Saat Migrasi Dari Blogspot Ke WordPress

Mungkinkah mereka lupa? Ataukah, mereka sebenarnya tidak pernah mengalami sendiri proses migrasi dari blogspot ke WordPress self hosted? Dua pertanyaan itu yang muncul di kepala saat mencoba untuk memindahkan Maniak Menulis ke WordPress Self Hosted.

Sesuai dengan rencana sebelumnya, yaitu memindahkan “semua” atau setidaknya “hampir semua” blog berbasis Blogspot/Blogger ke WordPress Self Hosted, saya melakukan sedikit uji coba. Untuk itu, blog yang menjadi kelinci percobaan adalah Maniak Menulis, ya betul blog yang sedang Anda baca ini.

Sebelumnya tentu saja, saya sudah membaca beberapa panduan dari para master blogging, baik dari dalam dan luar negeri. Meski pada akhirnya, saya lebih banyak memakai versi luar negerinya.

Nah, dalam penjelasannya, proses migrasi terlihat sederhana, hanya simpan backup dari Blogapot, transfer file, dan kemudian pointing DNS.

Selesai.

Mudah banget.

Kelihatannya sih begitu. Paling tidak, kesan itulah sepertinya yang ingin disampaikan oleh semua penulis artikel tutorialnya.

Cuma, setelah mengalaminya sendiri, saya pikir kok yah yang menjelaskan lupa tidak menerangkan bahwa ada beberapa hambatan yang pasti akan ditemui saat migrasi dari Blogspot ke WP Self Hosted.

Hambatan ini pasti ada dan bukan mengada-ada. Oleh karena itulah, saya pikir yang menulis, entah lupa, atau entah sebenarnya tidak pernah mengalaminya sendiri sehingga luput memasukkan beberapa hal yang pasti akan dialami.

1. Kategori dan Label

Taksonomi dalam blogspot memakai sistem label. Iya kan? Hanya label dan tidak ada yang lain. Setiap posting akan diberi label.

Nah, dalam WordPress Self Hosted, ada dua cara, yaitu dengan “KATEGORI” dan “LABEL”.

Saat migrasi, “label” akan tetap menjadi “label”. Tidak akan berubah jadi “Kategori”.  Jadi, semua posting saat sudah ada di WP akan masuk kategori “Uncategorized” atau “Non Kategori”.

Padahal, kebanyakan sistem menu di WP biasanya memakai “Kategori” sebagai dasarnya. Label hanya menjadi penunjang tambahan saja. Satu kategori bisa memiliki beberapa label.

Ya tinggal ganti saja kan “Uncategorized” dengan “Category” ? Yup, teori pemecahannya memang begitu. Cuma, kalau jumlah postingan hanya 20-30 sih tidak masalah. Sedikit lebih 60-100, masih bisa dipaksakan.

Tetapi, kalau 600 – 1000 postingan. Bisa keriting jari mengganti satu persatu kalau dilakukan secara manual.

Label memang bisa diubah menjadi kategori memakai plugin (yang harus dicari dulu), tetapi kalau begitu berarti labelnya kosong. Bisa juga di-copy, dimana kategori dan label sama, tetapi menghadirkan pertanyaan, untuk apa kalau label dan kategori sama.

2. Featured Image

Blogspot akan selalu memakai image pertama sebagai featured image dan otomatis thumbnail image pertama tampil di homepage.

Tidak begitu di WP Self Hosted. Disana ada kolom “featured image” yang harus diisi dengan image mana yang mau ditampilkan di homepage. Kalau dikosongkan, berarti di Homepage kolom foto/image akan “blank”, kosong.

Image dari blogspot memang langsung masuk ke bagian “Media” WP saat migrasi, tetapi tidak otomatis mengisi “featured image”. Berarti kolom ini harus diisi satu persatu, atau dibiarkan kosong.

Bisa juga cari template yang otomatis memasang foto/image pertama sebagai featured image. Langkah ini tidak semudah yang dibayangkan karena harus berkeliling dunia WP, membaca, dan kemudian mencoba satu persatu.

3. Page Break

Kebanyakan template blogspot akan secara otomatis memotong postingan yang tampil di homepage sampai jumlah kata tertentu (biasa disebut excerpt). Kecuali beberapa template tipe lama yang akan memajang tulisan secara utuh di homepage.

Sayangnya, template di WP, juga begitu. Ada yang tetap memajang “full post” atau artikel penuh di halaman depan. Sesuatu yang menyulitkan kalau satu postingan 500-100 kata, homepage menjadi terlalu panjang.

Kalau jumlah posting masih sedikit, postingan bisa secara manual diupdate dengan memasukkan page break. Kalau banyak ? Puyeng dah.

Pemecahannya yang satu ini yang paling mudah, yaitu dengan menggunakan template tipe magazine/majalah. Template jenis ini akan secara otomatis memotong psoting menjadi hanya judul atau excerpt saja.

Nah, itu 3 hambatan yang saya temui saat melakukan uji coba pindah dari Blogspot ke WordPress. Masih mungkin ada yang lain, dan saya yakin itu ada. Masalah ada untuk dipecahkan.

Sayangnya, untuk sementara ketersediaan waktu sangat terbatas. Tidak akan cukup untuk melakukannya, tanpa mengorbankan update blog. Jadi, saya putuskan untuk menundanya, setidaknya sampai tahun depan, sampai paling tidak, saya punya sedikit lebih banyak waktu lagi.

Cuma, temuan hambatan seperti ini membuat saya berpikir jelek bahwa sebenarnya yang membuat artikel migrasi tadi, sepertinya tidak pernah melakukan migrasi secara riil. Jadi, mereka tidak pernah mengalaminya sendiri dan tidak tahu ada hambatan yang seperti ini. Walau mungkin juga mereka lupa, walau heran lupanya bisa sama antara yang di dalam dan luar negeri.

Yang jelas, penjelasan mereka tidak lengkap karena hanya menekankan sisi kemudahannya saja.

Itu saja.

10 thoughts on “3 Hambatan Saat Migrasi Dari Blogspot Ke WordPress”

  1. Atau mungkin juga mereka migrasinya hanya untuk blog kecil dan percobaan saja. Jadi jumlah artikelnya cuma beberapa biji. Jadi ngga ngerasain masalah yang Pak Anton hadapi.

    Reply
  2. Sudah pernah nyoba memang agak sulit. Yang poin 1 entah kenapa saya nd ngalamin kendala itu kang.. Tapi sudah cukup lama juga sih saya coba migrasi waktu itu 2018..

    Btw sampai sekarang apa masih ada keinginan migrasi MM ke WordPress kang?

    Saya malah lagi bingung nih, blog yg dulu saya hapus saya buat kembali di Blogger. Tapi karena punya hosting jadi lagi bingung apakah tetap di blogger apa wordpress. Blognya cmn catatan kuliah dan gado-gado sih sbnry hehe..

    Kalau boleh tahu menurut kang anton untuk buat blog gado" (seperti maniak menulis/umum sekali) bagusnya di blogger atau wordpress ya?

    Saya jujur pakai wordpress tpi blm jago..jdi kurang tau jelas perbandigannya.. Makasih kang

    Reply
    • Masih Mas Priant, rencana itu masih ada. Hambatan masalahnya adalah biaya karena untuk memindahkan Maniak Menulis dan Umum Sekali ke WordPress berarti harus ada biaya tambahan yang harus dikeluarkan.

      Untuk sementara ini, perhitungan antara pemasukan dari berbagai blog dan biaya untuk sewa hosting dan lain-lain masih kurang pas.

      Apalagi 3 bulan pertama tahun 2020 ini kurang baik karena situasi dadakan akibat virus Corona sangat mempengaruhi perekonomian dan pergerakan trafik blog.

      Jadi, mau tidak mau untuk sementara pemindahan ke WordPress diurungkan atau setidaknya ditunda.

      Kalau menurut saya sih, WordPress tetap akan memberikan lebih bagi blog jenis apapun, termasuk blog gado-gado. Berbagai fitur dan kemudahannya akan sangat membantu perkembangan blog.

      Hanya saja, disana ada kelemahan juga, seperti masalah biaya dan waktu untuk merawatnya.

      Reply
    • Terima kasih banyak mas buat jawabannya.

      Blog saya yang sempat saya hapus dan ingin buat lagi artikelnya ada sekitar 200 an tapi sebagian dari materi kuliah "bukan tulisan sendiri" jadi suatu saat bisa saja dihapus..

      Tujuan utama saya pengen berbagi materi kuliah, tapi kalau buat di WordPress agak sayang space hostingnya juga sih yang bakal terbuang cuman untuk blog abal-abal..

      Reply
    • Dimengerti karena bagaimanapun mengurus blog berbasis wordpress self hosted itu butuh biaya.

      Dan, itu juga harus diperhitungkan kalau tidak mau memberatkan kantong.

      Reply

Leave a Reply to Faisal Cancel reply