Tips #11 : Pemilihan Jenis, Ukuran, Warna Huruf Demi Kenyamanan Membaca

Pemilihan Jenis, Ukuran, Warna Huruf Demi Kenyamanan Membaca

Pernahkah Anda menyadari bahwa pembuat template selalu memakai huruf dengan warna yang lebih muda pada bagian badan tulisan dibandingkan huruf  pada judul tulisan ? Pastilah, sebagai seorang blogger Anda sudah biasa menemukan hal ini. Praktek seperti ini berlaku bukan hanya di Indonesia saja, tetapi juga di luar negeri.

Pengalaman saya membeli template atau theme dari dalam dan luar negeri menunjukkan kebiasaan seperti ini sepertinya sudah menjadi umum. Hal ini juga berlaku baik template untuk blogspot atau wordpress. Sama saja.

Entah mengapa para pembuat template melakukan pemilihan warna huruf seperti ini. Mungkin agar pembaca bisa dengan mudah membedakan antara judul dan isinya. Bisa juga agar tampilan di layar terkesan tidak monoton.

Entahlah, saya tidak bisa membaca pikiran mereka.

Template Viomagz buatan mas Sugeng, yang dipakai Maniak Menulis pun menggunakan teknik yang sama. Warna judulnya abu-abu tua (bukan hitam) dan huruf pada bagian isinya abu-abu yang lebih muda lagi.

Cuma, saya memutuskan untuk mengubahnya. Bukan hanya sekedar warna, tetapi juga ukuran dan jenisnya.

Dan, ini saya lakukan untuk semua template yang saya pergunakan di semua blog yang saya kelola. Bahkan, salah satu kriteria template yang saya buat harus mudah diatur pemilihan jenis, ukuran, dan warna hurufnya. Saya sering mengabaikan sebuah template meski tampilannya bagus tetapi sulit diubah hurufnya.

Semua ini berdasarkan pengalaman selama berkelana di dunia maya. Banyak sekali website yang “mungkin” isinya bagus, tetapi saya malas membacanya dan memilih pergi begitu saja karena masalah huruf saja.

Ada dua masalah yang kerap ditemukan pada berbagai blog dalam kaitannya tentang huruf, yaitu :

  1. Terlalu kecil ukurannya
  2. Terlalu muda warnanya

Mungkin sang blogger berpikiran kan mudah saja mengatasinya yaitu dengan melakukan zoom atau memperbesar tampilan menjadi 110-130%. Masalah selesai.

Sayangnya, saya orang malas dan kalau ada yang mengatakan begitu akan balik berkata “Hei, elu mau tulisannya dibaca atau tidak. Tugasmu memastikan kalau tulisanmu sejak awal tidak bikin yang melihat malas membaca lebih lanjut”.

Sebagai pembaca, kalau tidak bagus-bagus amat, saya akan malas mencari tombol zoom di browser. Untuk apa? Kecuali, tulisannya bagus sekali, saya pasti rela melakukannya, tetapi kalau blog itu adalah blog yang baru ditemukan, untuk apa? 

Mungkin begitulah sifat pembaca masa kini yah? Atau cuma saya saja?

Untuk apa saya mau repot bagi orang yang tak dikenal, penulis yang tidak saya ketahui, tidak tahu apakah isinya bagus atau tidak?

Dan, karena saya juga seorang blogger, sebagai konsekuensinya, saya tidak ingin orang lain yang kebetulan mampir ke blog saya untuk repot mencari menu zoom. Saya ingin begitu mereka mampir, melihat, dan bisa langsung membaca. Tanpa perlu melakukan apa-apa, selain membaca.

Itulah alasan mengapa huruf selalu menjadi salah satu perhatian utama saat memilih template.

Berlebihan kah pandangan saya ? Bagaimana kalau dicoba sendiri.

Pemilihan Jenis, Ukuran, Warna Huruf Demi Kenyamanan Membaca

Pemilihan Jenis, Ukuran, Warna Huruf Demi Kenyamanan Membaca

Kedua screenshot ini diambil dari blog salah seorang kawan blogger. Tidak saya sebutkan namanya, tetapi saya berharap yang punya blog membaca tulisan ini dan kemudian melakukan sedikit revisi terkait hurufnya.

Kenapa hurufnya?

  • Kecil
  • Tipis
  • Warna sangat muda

Memang kalau dibaca via ponsel, masih cukup bagus dan lumayan untuk dibaca. Tetapi, kalau tulisannya dibaca via desktop, terus terang rasanya tidak nyaman sama sekali. Apalagi bagi mata seorang tua seperti saya.

Repot.

Screenshot di atas diambil dari desktop. Hasilnya, kurang lebih sama dengan apa yang saya lihat.

Butuh perjuangan untuk membacanya. Tidak jarang, karena itu blog kawan, saya memaksakan membaca dengan melepas kacamata dan mendekat ke layar. Sulit menangkap tulisannya karena semuanya terkesan “imut” dan “lembut”.

Tapi, bagaimana kalau yang membaca orang lain? Apakah ia mau bersusah payah untuk mencoba membacanya meski mata tidak nyaman? I doubt it. Saya ragu. Mungkin yang dilakukan adalah segera pergi dan membaca di blog lain yang lebih “jelas” (artian harfiah).

Berat rasanya membacanya.

Bagi saya sendiri, jenis, ukuran, dan warna huruf yang enak dibaca adalah yang seperti di bawah ini ;

1. Tidak terlalu banyak lekukan dan tambahan

Beberapa jenis huruf memang terlihat berseni dan indah untuk dilihat, seperti Lucida Handwriting , tetapi merepotkan untuk dibaca. Mungkin kalau dipergunakan sebagai Judul Blog masih pas, tetapi kalau dipakai pada konten rasanya justru menyulitkan.

Untuk bagian konten, saya lebih suka yang biasa saja, seperti Arial, Courier, Verdana. Maksimum yang saya pakai Lora atau Lato yang ada sedikit bagian menonjol, tetapi tidak terlalu rumit ketika dibaca.

Lagipula, tujuannya kan agar mudah dibaca dan bukan agar terlihat indah.

2. Ukuran huruf

Saya belajar satu hal dari seorang Darren Rowse, seorang blogger Australia yang sukses tentunya. Ia menekankan bahwa jangan pergunakan huruf yang kecil, seperti ukuran 12 pt. Tulisan menjadi sulit dibaca.

Ia menyarankan agar ukuran huruf yang digunakan adalah 16-18 pt. Dan, saya sependapat denganya.

Oleh karena itu, blog yang berada di dalam jaringan Lovely Bogor Network, biasanya menggunakan huruf dengan ukuran 16 pt untuk bagian isi.

Saya ingin pembaca mudah membaca apa yang saya tulis dan tidak perlu harus memicingkan mata saat membaca.

Saya tidak mau pembaca repot.

3. Tebal tipis

Mungkin dikenal dengan font-weight. Bukan bold, tetapi tebal tipis atau gemuk-kurusnya huruf.

Untuk yang satu ini saya memilih memakai 500, bukan 300 atau 400 karena rasanya terlalu kurus dan secara total justru menyulitkan.

4. Warna

Lagi-lagi, meski kebiasaan pembuat template menggunakan huruf berwarna lebih muda pada bagian isi, saya sama sekali tidak menyukainya.

Untuk apa? Kenapa tidak disamakan saja?

Saya tidak melihat faedahnya menggunakan huruf yang berwarna lebih muda/tipis pada bagian isi dibandingkan dengan judul. Kecuali, sekedar pemanis saja. Jadi, untuk apa dipertahankan.

Untuk itulah saya biasaya langsung mengganti ke warna hitam, bukan abu-abu, bukan warna lainnya untuk bagian konten. Rasanya warna itu netral dan lebih enak dibaca dibandingkan coklat muda atau abu-abu.

Saya mau semua huruf terlihat jelas dan mudah dibaca.

Tentu, saya menyadari juga bahwa tampilan di desktop dan perangkat mobile kerap berbeda, tetapi sebisa mungkin, saya akan memastikan semuanya tetap enak dibaca di perangkat apapun. Dan, dalam hal ini warna hitam terasa netral dan enak dibaca.

Mungkin ini hanya karena mata tua saya sudah terlalu capai membaca. Sangat mungkin orang lain tidak merasakan hal yang sama.

Tetapi, saya berpikir, jika saya tidak menyukai membaca tulisan yang “samar” karena masalah pemilihan huruf, saya harus bisa memastikan orang lain tidak mengalami hal yang sama saat datang ke blog yang saya kelola.

Untuk itulah, merubah huruf menjadi salah satu hal yang pertama kali saya lakukan saat memasang sebuah template. Saya tidak akan memakai huruf bawaan template, tetapi merubahnya menjadi huruf yang lebih jelas dan enak dilihat.

Karena saya ingin, siapapun yang datang ke blog ini bisa nyaman membaca.

Itu saja.

12 thoughts on “Tips #11 : Pemilihan Jenis, Ukuran, Warna Huruf Demi Kenyamanan Membaca”

  1. Huruf dan ukuran font itu sangat penting.'
    saya sendiri juga kurang begitu suka dengan model huruf yang agak aneh aneh. Tampak sulit dibaca dengan cepat.
    Warna juga penting, gunakan yang umum saja, hitam lebih menarik.
    Antar judul dan isi artikel pastinya ada sedikit perbedaan ukuran font.
    Intinya ya seperti itu, biar mata aman dan nyaman.
    Sebenarnya saya suka huruf besar pada artikel, tapi kan nanti terlalu panjang jadinya. Sekali lagi, ikut yang layaknya sajalah.

    Reply
  2. Huhuhu baca ini saya jadi ingat dengan blog sendiri, kayaknya font di blog saya agak endut kayak orangnya hahahaha.
    Tapi saya belum sempat lagi utak atik.

    Btw, ternyata template mas Sugeng bisa di edit lagi ya?

    Saya setuju, saya paling malas membaca tulisan yang warnanya terlalu muda, apalagi saya seringnya membaca di laptop, makin buram rasanya dengan mata minus saya.

    Apalagi kalau nemu template dengan background warna muda, tulisannya warna putih, terus bewe nya pakai list url yang artinya harus baca artikel itu, rasanya pengen gigit laptop deh hahaha

    etapi, kalau saya sebenarnya sih suka yang manis-manis template nya, meski tetep juga lebih suka tulisan hurufnya warna hitam, begron warna terang atau putih 😀

    Reply
    • Blog mencerminkan bloggernya, jadi cocok tuh huruf gendut untuk blogger gendut.. wakakakakaka… Perempuan selalu saja mempermasalahkan soal berat badan.

      Lha, memang baru tahu kalau template buatan mas Sugeng bisa diutak atik. Justru salah satu alasan saya suka memakai template buatannya adalah karena mudah sekali mengutak atiknya, tanpa harus masuk ke dalam halaman HTML. Cuma perlu masik ke halaman Customize blogspot saja.. dari sana menunya enak sekali dipergunakan

      Tolong jangan sampai gigit laptop, bukan kasihan giginya, tapi kasihan lapopnya.. sudah kerja keras kok masih disakiti..:-D

      Reply
  3. Setelah membaca artikel ini, saya tengok lagi blog saya. Warnanya muda atau hitam ya. Bagi saya sudah mirip hitam dan enak dibaca. Biarkanlah. Kenyataannya saya memang ngga pernah edit huruf di template. Kalo ngga cocok, dari awal saya ngga pasang. Malas ribet.

    Reply
  4. Dari yang saya perhatikan kok Tumben sang Penulis, sedikit sekali menulis….jangan – jangan sedang membuat blog baru lagi nih, hahaha…..atau masih sedang sibuk Renovasi rumah ?

    Reply
  5. Yah, ampun… ukuran huruf dan tulisan diblog saya sepertinya acak-acakan, mungkin ini penyebanya….sehingga sang blogger dari Bogor enggan datang ke blog saya.hahahah……..

    #plakkk..!!! nepok jidat sendiri ( soalnya ada nyamuk,hahaha…. )

    Reply
  6. Ukuran dan jenis huruf, kadang membuat saya pusing, apalagi bahasanya tidak saya mengerti, biasanya saya langsung koment saja. hihihi….

    Blog MM, dari segi huruf dan kualitas sudah okeh, jadi wajar saja saya susah sekali melepaskan blog ini, tpi kok produksi artikelnya sudah mengendur yah, gudang artikelnya kemana yah…? 🙂

    #semoga gudangnya ngak dilelang di pasar gelap. 🙂

    Reply
    • Gudangnya lagi diisi dulu neh.. dan sambil nunggu ngatur waktu yang agak terganggu urusan renov rumah ..

      Pake teknik komentar baru ya Kang.. berderet deret..

      Reply

Leave a Reply to Reyne Raea (Rey) Cancel reply