Baikkah Menerapkan Prinsip ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) Dalam Ngeblog ?

Baikkah Menerapkan Prinsip ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) Dalam Ngeblog

Pernah dengar prinsip ATM? Bukan, bukan Anjungan Tunai Mandiri. Prinsip ini berkaitan dengan banyak hal, terutama dalam proses “belajar”. Istilah ini merupakan singkatan dari Amati Tiru Modifikasi.

Konsepnya sederhana, yaitu AMATI bagaimana seseorang melakukan sesuatu, kemudian TIRU sampai kita bisa menghasilkan/melakukan hal yang sama, dan kemudian MODIFIKASI, ubah dari apa yang sudah dipelajari sehingga BERBEDA dari aslinya.

Konsep atau prinsip ini banyak diajarkan dalam berbagai bidang.

Salah satunya dalam bidang NGEBLOG.

Sudah berulangkali saya membaca, blog para master, atau yang mengaku master dalam bidang blogging, menyarankan kepada para pemula untuk menerapkan prinsip yang sama untuk menjadi seorang blogger.

Pemula didorong untuk banyak membaca tulisan orang lain dan kemudian mencoba melakukan modifikasi dari yang dipelajarinya untuk mengisi blognya.

Sesuatu yang terdengar wajar dan membantu.

Tetapi, terus terang saya justru merasa heran mengapa hal itu disarankan oleh para pakar dunia blogging. Ada satu sisi yang membuat ngeblog (dan menulis) tidak bisa disamakan dengan bidang teknis dan proses pembuatan “sesuatu”.

Agak berbeda dalam ngeblog.

Mungkin, kalau memang berniat mengisi blognya dengan berbagai artikel hasil penulisan ulang atau re-writing saja, tidak masalah. Jika itu memang tujuannya. Hal itu bisa dilakukan dengan memakai konsep ATM ini.

Penulisnya tinggal membaca tulisan orang lain, mencoba menirunya, lalu memodifikasi sedikit atau banyak supaya “berbeda” dari aslinya.

Sayangnya, hasil konsep ini dalam menulis dan ngeblog, adalah tulisan yang hanya berbeda isi saja, tetapi ide, gaya, dan apa yang disampaikan sulit berubah. Jiwa penulis aslinya masih akan terbawa ke dalamnya.

Bukan benar-benar asli.

Padahal, ngeblog mengandalkan pada sisi originalitas karya tulis bloggernya. Bukan sekedar tulisan yang dimodifikasi saja. Kalau itu yang terjadi, maksimum hanya akan sampai pada re-write saja.

Pada ujungnya, sang blogger sendiri tidak akan berkembang dan maju. Ia akan terpaku pada menunggu tulisan orang lain untuk kemudian diubah saja. Memang lebih baik daripada menggunakan article spinner, tetapi kerap jiwa sang penulisnya tidak ada disana.

Saya pernah mengalami hal yang seperti itu. Bahkan, saat sekarangpun, karena saya masih mengelola blog/website yang sifatnya “mementingkan” informasi saja, maka banyak tulisan yang kerap terasa tidak ada jiwanya. Hanya sekedar memindahkan informasi dari sumber asal ke pembaca.

Itu saja . Tok. Tidak lebih.

Tidak ada karakter saya disana.

Pada akhirnya, saya merasa “gerah” juga dan tidak nyaman. Kondisi seperti itu seperti menjadi belenggu sendiri dan tidak memberikan ruang gerak untuk berekspresi lebih.

Oleh karena itulah saya bisa berkata bahwa menerapkan prinsip ATM haruslah berhati-hati. Hal itu bisa menjadi penghambat bagi perkembangan diri sendiri.

Lebih baik kalau ATM ditambah satu huruf lagi, yaitu huruf “T”, atau huruf M dihilangkan dan diganti “T”. Prinsipnya menjadi ATT.

Tidak enak didengar dan diucapkan memang. Mirip dengan nama perusahaan telekomunikasi besar di Amerika Serikat AT &T.

“T” terakhir, yang perlu ditambahkan adalah “TEMUKAN JALANMU SENDIRI”.

Setiap manusia berbeda dan unik secara kodrat. Keunikan inilah yang penting bagi kehidupan manusia, dan dalam hal ini ngeblog/menulis. Kalau sama, lalu apa bedanya dengan robot.

Menjadi unik dalam ngeblog tidaklah susah. Seorang blogger cukup dengan menjadi dirinya sendiri. Tidak perlu meniru orang lain atau memodifikasi cara dan gaya orang lain. Bagaimanapun sebuah karakter dan gaya orang lain yang dimodifikasi, tetaplah itu bukan gaya sendiri.

Jangan terapkan konsep ATM seutuhnya. Bahkan, kalau perlu, sejak awal ngeblog, temukan caramu sendiri. Tidak perlu lagi AMATI dan TIRU. Berekspresilah dengan bebas dan sesuai dengan karakter sendiri.

Seberapapun banyaknya orang mengatakan prinsip ATM itu baik, tetapi tetap saja, hal itu hanya akan berujung pada kenyataan, kita hanya akan menjadi peniru saja. Tidak bisa menjadi utuh seutuhnya manusia yang berbeda satu dengan yang lain.

Tapi, itu sekedar pandangan saya saja. Kalau memang mau terus menerapkan ATM dalam ngeblog, ya monggo wae.

Kalau saya sih, sudah ogah menelan prinsip buatan orang lain seperti itu.

I have my own way

10 thoughts on “Baikkah Menerapkan Prinsip ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) Dalam Ngeblog ?”

  1. bener banget pak, blogger punya ciri khas tersendiri, kalau ngikutin orang lain, agak aneh aja. kalau makanan tuh kayak berubah rasa.

    Reply
  2. yaelaaahhh, saya udah nulis panjaaaangggggg banget, nggak sengaja windowsnya ketutup dan nggak ke save.

    Terus sekarang mau nulis komen lagi, udah nggak bisa niru tulisan tadi hahaha.

    Kalau saya pribadi, juga pemuja ATM pak, baik Amati Tiru Modifikasi, maupun ATM yang isinya duit banyak, hahahahahahaha

    Tapi, dalam dunia kepenulisan memang saya amat sangat setuju.
    ATM jangan keterusan.

    ATM itu cara yang paling mudah bagi seseorang yang sangat-sangat newbie dalam suatu dunia.
    Tapi seiring waktu, seharusnya orang udah nggak masuk kategori newbie lagi.
    Dan saat itulah harus berlaku ATT.
    Biar unik dan beda, karena zaman sekarang mah, yang mainstream udah nggak laku hahaha.

    Kalau menurut saya, ATM yang nggak punya jiwa itu, mungkin karena orang terlalu fokus mengamati 1 sumber saja.

    Khususnya dalam bidang kepenulisan, saya amati ada banyak temen2 blogger bahkan mungkin saya juga, yang kadang menulis seperti gaya kepenulisan blogger yang sudah terkenal lainnya, hanya karena mainnya di blog itu saja hehehe.

    Reply
    • Kasian deh kamu.. hahahaha.. saya tahu rasanya sudah menulis komentar panjang kemudian hilang…

      Nah, itu tadi masalahnya, banyak yang akhirnya terjebak hanya pada sampai TIRU saja dan mentok di MODIFIKASI. Mereka akhirnya merasa nyaman hanya dengan mengulang-ulang atau memodifikasi sedikit saja.

      Akhirnya tidak berkembang.

      Reply
  3. aku ada blog yang memang menulis secara serius bang, namun untuk blog utama aku terus terang semua aku ambil dari tulisan orang lain karena resep makanan dan minuman ya mau gimana lagi tuntutan dapur

    Reply
    • Hemmm…Yah, itukan saran saja. Kalau memang situasi tidak memungkinkan dan memang harus bergantung dengan mengambil dari tulisan orang lain ya apa mau dikata.

      Lagipula, yang di atas adalah sudut pandang saya, bukan kemutlakan. Semua orang punya jalan masing-masing yang dipilihnya.

      Hanya, kalau situasi terus berlangsung seperti ini, buat saya sendiri kurang baik akhirnya. Kalau bisa mas mengembangkan lagi blog seriusnya tadi agar kemudian bisa menggantikan posisi blog resep dan dapur.

      Keren juga ada cowok mengelola blog resep dan dapur.

      Reply
  4. Sudah lama ngga mampir ke ATM, nih, hehe.

    Saya setuju dengan ATM sebagai suatu permulaan. Namanya juga belajar. Tapi seperti kata Mba Rey, ada waktunya kita mulai mengambil jalan sendiri.

    Katanya sih, petualangan penuh misteri lebih asik daripada menelusuri jalan yang sudah dibuatkan orang lain. 😂😂

    Reply
    • Betul sekali cikgu… kemana aja nih..Kalo lagi mampir ke ATM, jangan lupa transer saya yah

      Justru misteri itu menyenangkan karena kita tidak tahu apa yang akan ditemukan. Kalau tahu sih, ya udah hilang unsur suspense nya

      Reply

Leave a Reply to Anton Ardyanto Cancel reply