Foolproof (Anti Orang Bodoh) : Kunci Membuat Artikel Tutorial

Foolproof (Anti Orang Bodoh) : Kunci Membuat Artikel Tutorial

Anggap semua orang adalah orang bodoh ketika Anda ingin membuat sebuah artikel tutorial.  Terdengar merendahkan dan seperti meninggikan derajat yang mengatakan, tetapi intinya sebenarnya tidak demikian halnya.

Kata ini mengacu pada sebuah istilah serapan dari bahasa Inggris foolproof, yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia artinya “Anti Orang Bodoh“. Filosofi ini banyak dipakai oleh para pembuat aturan, tim ISO, dan bahkan para produsen barang di dunia. Untuk yang disebut terakhir tadi, contohnya produsen barang elektronik yang harus melengkapi produk mereka dengan buku panduan atau manual pemakaian.

Mereka-mereka ini sangat paham bahwa panduan untuk memakai produk mereka adalah bagian dari servis yang harus disediakan. Tanpa itu, justru suatu waktu hal itu bisa menghadirkan masalah bagi mereka sendiri. Contohnya, ketidakjelasan mengenai cara mematikan atau menyalakan kulkas dengan benar yang bisa berefek pada cepat rusaknya barang itu. Dan, hal itu tentunya akan merugikan mereka sendiri di kemudian hari, seperti barangnya disebut tidak tahan lama, padahal kerusakan lebih disebabkan karena kesalahan pemakaian.

Begitu juga dengan anggota tim ISO, yang biasanya bertugas membuat prosedur dalam sebuah organisasi atau institusi. Sebuah celah kecil dalam prosedur yang mereka buat bisa menyebabkan kerugian bagi organisasi dimana mereka berada.

Oleh karena itulah, mereka-mereka ini akan selalu menganut prinsip FOOLPROOF, saat membuat buku panduan atau prosedurnya.

Tujuan Prinsip Foolproof

Hanya satu tujuannya, memastikan tidak ada kesalahan. Bukan merendahkan orang lain. Bayangkan saja ketika kita mengajarkan seseorang tentang sesuatu, tetapi ternyata apa yang diajarkan tidak berfungsi.

Sebagai contoh, para pembeli barang elektronik berasal dari berbagai macam kalangan. Ada yang berpendidikan tinggi, ada yang hanya lulusan sekolah dasar, dan bahkan ada yang tidak sekolah sama sekali.

Kemudian, karena buku panduan yang diberikan berisikan banyak kata-kata asing yang tidak dimengerti, hasilnya mereka yang hanya berpendidikan SD tidak menangkap maksudnya. Hasilnya, sangat mungkin mereka melakukan kesalahan saat mengoperasikan barang elektronik yang dibelinya.

Ujungnya bisa berupa nama buruk yang dilekatkan pada barang yang mereka beli.

Jadi, sebuah buku panduan harus bisa membuat pembeli yang manapun bisa mengoperasikannya tanpa kesalahan. Tidak peduli yang lulusan S3 atau bahkan yang tidak lulus SD, mereka harus bisa memastikan pengoperasian produknya tidak salah.

Orang bodoh pun bisa memakainya dan tidak akan berbuat kesalahan.

Itulah inti dari prinsip Foolproof atau anti orang bodoh itu.

Prinsip Foolproof di Dunia Blogging

Dalam dunia blogging, pemakaian prinsip foolproof pun harus diterapkan. Tentu tidak untuk semua tipe blogger dan tulisan. Ada pembatasan dimana prinsip ini perlu dan tidak perlu diterapkan.

Sebuah postingan berisi curhat atau cerita pengalaman berwisata, prinsip “anti orang bodoh” tentunya tidak diperlukan. Berbeda halnya dengan sebuah tulisan yang bersifat tutorial atau mengajarkan, foolproof harus menjadi keharusan.

Bukan apa-apa, artikel tutorial sifatnya sangat mirip dengan buku panduan yang disediakan oleh para penjual barang. Sifatnya menuntun dan mengajarkan karena memang tujuannya agar orang lain bisa melakukan sesuatu hal.

Dan, masalahnya ada pada pembaca dari sebuah blog yang bisa berasal dari beragam kalangan, mulai dari yang berpendidikan tinggi hingga sekedar bisa membaca dan menulis saja. Mirip sekali dengan kondisi yang dihadapi para produsen sebuah barang.

Untuk itulah, para blogger tutorial sebaiknta mengadopsi prinsip foolproof saat menulis artikelnya. Tujuannya jelas agar tutorial yang dibuatnya bisa bermanfaat sesuai yang diinginkan dan nama bloggernya, yang menjadi tutor dalam hal ini, bisa dikenang dengan baik oleh pembacanya.

Inti Dari Membuat Tulisan Yang Foolproof

Cara dan gaya penulisan memang berbeda setiap orang. Begitu juga dengan apa yang ditulis. Meskipun demikian, ada beberapa inti yang akan selali sama dalam setiap penulisan artikel yang bersifat foolproof seperti ini.

Beberapa di antaranya ada di bawah ini.

1)  RUNTUT (Tersusun sesuai urutan)

Mulai dari awal hingga akhir. Bukan sebaliknya.

Perhatikan saja sebuah buku panduan. Disana akan dimulai dengan sebuah langkah sederhana, yaitu pengenalan terhadap bagian-bagian dari sebuah barang. Barulah kemudian penjelasan beranjak memasuki tahap berikutnya, yaitu berupa penjelasan pengoperasian.

Sebuah artikel tutorial yang baik (menurut saya) harus juga menganut prinsip yang ini. Dimulai dari awal dan kemudian setahap demi setahap beranjak hingga akhir. Tidak melompat-lompat

2) Terperinci/ Memperhatikan Detail Bahkan Pada Hal Yang Sederhana Sekalipun

Pada buku pedoman pengoperasian mesin cuci, salah satu hal yang sebenarnya sangat sederhana adalah tentang bagaimana mematikan atau menghidupkan mesin itu. Padahal, sebenarnya hal ini biasanya sudah diketahui, bahkan tanpa melihat buku panduannya.

Tetapi, semua hal itu tetap dituliskan karena meski mayoritas sudah tahu, tetapi tetap harus menjaga kemungkinan ada yang belum tahu tentang hal ini, meski hanya 1-2 orang saja.

Sebuah artikel tutorial pun harus berprinsip hal yang sama. Harus detail, bahkan untuk hal yang sebenarnya sudah umum diketahui.

Contohnya, cara membuat blog berbasis blogspot dengan email Google. Sederhana sebenarnya, tetapi hal ini tidak boleh dilewatkan hanya karena kita menganggapnya kurang penting. Tidak penting bagi kita, tetapi bisa penting bagi orang lain.

3) Memakai Bahasa Sederhana

Istilah asing kerap menjadi sesuatu yang manjur untuk menaikkan branding terhadap penulisnya. Keren, berpendidikan, gaul, update akan bisa melekat pada diri si penulis.

Sayangnya, hal itu kerap menjadi bumerang karena pembacanya bisa jadi tidak mengerti. Ingat saja mereka mencari artikel tutorial dengan harapan bisa mendapatkan pengetahuan tentang langah-langkah melakukan sesuatu. Kehadiran istilah asing kerap bisa menjadi hambatan tersendiri karena mereka tidak memiliki pengetahuan tentang itu.

Padahal, tulisan tutorial seperti itu ditujukan untuk mereka, dan bukan untuk penulisnya.

Pemakaian bahasa sederhana dan tidak penuh dengan istilah asing akan membantu tercapainya tujuan tutorial itu dibuat, yaitu untuk pembaca. Mereka akan bisa mengerti lebih cepat dan bukan bertambah kepusingannya.

Kalaupun harus memakai istilah asing, berikan penjelasan singkat disampingnya agar yang membaca tahu artinya.

4) Panjang Pendek Bukan Masalah

Pernah membaca WIKIHOW, salah satu website terkenal yang isinya tentang berbagai “Cara Melakukan Ini dan Itu”? Disana terlihat contoh bagaimana panjang atau pendek sebuah tulisan tutorial bukanlah sebuah masalah.

Bila memang dirasa perlu membuatnya sangat panjang sekali, ya tidak masalah kalau memang hal itu diperlukan. Tetapi, tidak jarang yang sangat pendek di bawah 100-200 kata saja sudah cukup dan artinya tidak perlu dipaksakan menjadi panjang agar menjadi “RAMAH MESIN PENCARI”.

Ingat saja, tutorial dibuat untuk mereka yang tidak tahu dan bukan untuk mesin pencari

5) Tidak Penuh “KEMBANG”

Inti dari sebuah artikel tutorial adalah konten yang berisi langkah-langkah melakukan sesuatu dan bukan penjelasan tentang latar belakang atau argumen dari penulisnya.

Oleh karena itu, tidak perlu dipaksakan untuk penuh dengan “kembang” tulisan yang sifatnya hanya mengedepankan ego dari penulisnya supaya terlihat keren dan pandai. Tidak perlu juga ditutup dengan paragraf-paragraf berisi ajakan atau himbauan panjang.

Tulisan yang bersifat mengajarkan, sebenarnya sudah selesai ketika penjelasan tahap-tahap pelaksanaan atau cara melakukan selesai. Selebihnya hanyalah “bunga-bunga” pelengkap saja, yang sebenarnya tidak penting.

6) Diperlengkapi Gambar Pendukung

Bukan gambar ilustrasi yang tidak berkaitan dengan tulisan di dalamnya.

Contohnya, penjelasan cara mengoperasikan mesin cuci, butuh foto atau image tombol untuk menyalakan atau mematikan. Jadi, pemasangan foto tombol ini akan sangat mendukung tulisan, tetapi memasang foto mesin cucinya tidak membantu sama sekali karena sifatnya ilustrasi saja.

Pemasangan foto/gambar akan sangat membantu bila dilakukan dengan tepat seperti contoh di atas. Bagaimanapun, tidak semua orang memiliki pengetahuan (dan harus dianggap orang bodoh dalam hal ini) tentang hal yang ditulis (untuk itulah mereka mencari pengetahuan). Mereka terkadang sulit membayangkan kalau hanya dijelaskan dalam tulisan saja.

Hal itu bisa dipersingkat dan diperjelas kalau ada foto atau image pada tulisan.

7)  Memiliki Topik Yang Sempit (Dan Banyak)

Buku panduan akan selalu membagi penjelasan dalam topik-topik kecil. Contohnya, cara mengeringkan baju dengan mesin pengering atau cara membilas. Pada kamera bahkan lebih terperinci lagi, seperti cara memotret dengan fitur HDR, atau cara mengaktifkan fitur Aperture Priority.

Semuanya kecil dan sempit.

Hal itu dilakukan dengan tujuan agar tidak membingungkan dan memusingkan yang membaca. Dengan topik yang dibuat sesempit mungkin, para pencari informasi bisa mendapatkan pengetahuan sepotong demi sepotong dan menyerapnya secara perlahan.

Resikonya memang penulisnya akan capek karena harus menulis satu persatu, tahap demi tahap, dan langkah demi langkah. Tetapi, semua itu memang menjadi resiko penulis artikel tutorial dan tidak seharusnya dihilangkan hanya karena ingin gampangnya saja.

Bandingkan saja dengan tutorial “cara menghasilkan uang lewat blog” yang banyak ditulis oleh para blogger. Sempit? Lebar sekali!

  • Platform blog sendiri banyak macamnya
  • Cara mendapatkan uang lewat internet, tidak terhitung banyak caranya
  • Prosesnya akan berbeda setiap orang

Artikel seperti ini sulit disebut tutorial karena sebenarnya bukan mengajarkan sesuatu tetapi sekedar menjual mimpi saja. Karena biasanya memang apa yang tertulis dalam tulisan seperti ini, tidak menjamin orang yang melakukannya dapat mencapai tujuannya, yaitu menghasilkan uang.

Topik yang diusung terlalu lebar dan luas.

Nah itulah beberapa inti dari prinsip foolproof yang seharusnya diadopsi oleh para blogger, tentunya yang bergelut dalam dunia membuat artikel tutorial.

Penjabarannya dalam tindakan akan tergantung masing-masing disesuaikan dengan apa yang ditulis dan gaya penulisnya. Tetapi, kalau memang tujuannya agar orang yang membaca mengerti, inti dari prinsip foolproof di atas, seharusnya dipakai.

Bagaimana dengan tulisan ini? Apakah sudah menerapkan prinsip “Anti Orang Bodoh”?

Jauh dari itu. Tulisan ini tidak dibuat untuk mengajarkan sesuatu, tulisan ini ditujukan untuk sekedar “mengajak berpikir saja”. Tentunya, untuk yang mau saja. Kalau tidak ya sudah.

Leave a Comment