Statistik pengunjung itu bisa menjadi penting, paling tidak untuk membangkitkan kepercayaan pembaca. Sebuah blog yang “terlihat” memiliki ratusan ribu pengunjung atau setidaknya pageviews akan membuat pembaca baru percaya bahwa blog ini berisi hal-hal “berkualitas” dan bisa dipercaya.
Oleh karena itu, tidak mengherankan kalau banyak blogger yang menggunakan widget/plugin statistik pengunjung di halaman blognya. Widget istilah untuk Blogspot. “plugin” untuk WordPress.
Sebuah pemikiran yang sebenarnya tidak salah sama sekali. Di dunia nyata sendiri jumlah pembeli atau pelanggan sebuah produk sering dijadikan “senjata” untuk menarik lebih banyak pengunjung baru. Banyak perusahaan yang berlomba-lomba menyebutkan bahwa produknya dipergunakan oleh jutaan orang, ribuan pelanggan, dan lain sejenisnya.
Blogger yang kontra dengan pemasangan widget statistik pengunjung biasanya menekankan bahwa widget ini akan memperlambat loading. Pendapat yang tidak salah juga karena tambahan fitur memang akan menambah waktu tampilnya sebuah laman di layar monitor pembaca. Meskipun demikian, hal itu bisa menjadi tidak sia-sia kalau widget ini bisa berfungsi membentuk branding bahwa sebuah blog layak dipercaya.
No pain. No gain.
Masalahnya, widget statistik pengunjung ini dari segi marketing terlalu jujur. Bisa disebut juga bermuka dua, karena bisa memperlihatkan hasil yang mendukung atau justru menjatuhkan.
Jujur dalam artian, widget ini akan menampilkan data apa adanya. Banyak ya banyak, sedikit ya sedikit.
Yang seperti ini bisa bermasalah, kalau memang tujuannya demi branding (kalau tidak sih yah bodo amat). Pengunjung yang “sedikit” akan menampilkan kesan sebaliknya dari tujuan. Pembaca baru yang datang setelah melihat angka yang terpampang pada laman bisa berpikiran “Ah, nih blog sedikit amat pengunjungnya. Berarti kurang bagus, makanya orang males datang!”.
Bertentangan banget dengan tujuan awal.
Blog-blog yang baru saja berjalan akan mengalami situasi ini dimana angka statistiknya tidak mengundang selera pembaca. Sulit menarik minat dengan hanya ada 4 digit angka terpampang.
Blog-blog lama dan tua lebih baik dan berada pada posisi diuntungkan karena angkanya biasanya sudah gendut dan ada paling tidak 6 digit angka berderet di statistik. Kesan “terpercaya” akan timbul ketika melihat widgetnya.
Itulah mengapa disebut bermuka dua. Bisa membantu. Bisa juga justru mematahkan semangat orang lain untuk membaca.
Bila memang keinginan untuk branding sebagai blog terpercaya bisa terbantu dengan memasang widget ini, ada baiknya berhitung sejenak tentang sifat muka duanya ini. Jangan sampai justru memberikan imbas negatif kepada pembaca.
Perhatikan waktu pemasangan widgetnya.
Ada baiknya widget tidak langsung dipasang sejak awal blog berjalan.
Bukan apa-apa, tetapi saat awal berdiri blog belum bisa mengundang banyak pembaca. Alhasil, pergerakan angkanya sangat lamban. Sehari terkadang cuma 1-10 saja pertambahannya.
Yang seperti ini berarti kemungkinan impresi “kurang baik” hadir sangat besar dan lama. Untuk mencapai angka 1000 saja bisa memakan seratus hari. Waktu yang lumayan panjang.
Tetapi, kalau pengunjung sudah stabil di angka ratusan saja perhari, widget ini bisa menguntungkan karena pergerakan angkanya lebih cepat.
Lebih bagus lagi kalau sudah berhasil meraup ribuan pembaca perhari. Angkanya bisa muter-muter cepat seperti baling-baling pesawat.
Memang, pada awal dipasang, statistik dimulai dari angka yang sama, 0, tetapi karena pergerakannya cepat, waktu yang diperlukan agar menampilkan angka yang “mengundang” hanya sebentar saja. Misalkan kalau butuh angka 100.000 terpampang, dengan pengunjung 5000 per hari perlu hanya sekitar 20 hari saja. Bandingkan dengan kalau pengunjung masih 100 saja perhari yang perlu 1000 hari atau lebih dari 3 tahun mencapai angka tersebut.
Jadi, kalau memang widget statistik pengunjung dirasa sangat diperlukan, sebaiknya tunda memasangnya sampai blog berjalan dengan baik dan bisa mengundang pengunjung agak banyakan. Selama itu cukup pakai saja data dari Google Analytics atau yang lain tanpa memajangnya agar terlihat pembaca.
Lakukan, setelah blog sudah berjalan dan kebanjiran pengunjung.
Itu kalau mau.
Jangan tiru saya yang memang tidak mau memasang widget/plugin ini. Bukan karena blognya baru berjalan, bukan pula karena pengunjungnya sedikit, tidak juga karena takut waktu loading lamban, tetapi lebih karena saya tidak melihat widget tersebut diperlukan.
Ya, karena merasa tidak perlu, untuk apa memasangnya.
Iya kan?
wkwkwkwk bener banget bang, saya ga pasang widget ginian di blog..
Biar ga ketauan blognya sepi :)))
Hahahahaha… boong banget neeh…
Kalau blog saya masih sepi Pak, 🙂
Sama dong..:-D
saya gak pasang takut Riya Pak, he..he..he..
Entah saya membaca di laman Adsense bagian mana, pemasangan widget ini disangka mengelabui Adsense bagi blogger yang baru ingin bermitra dengannya.
Entah ini benar tidaknya
Saya malah baru tahu ada gosip seperti itu..
Saya juga sudah hapus pak, kagak ada fungsinya kayaknya hahaha.
Terlebih selalu beda ama Google Analytic.
Dan lagian, mengundang orang ga bertanggung jawab untuk usilin blog kita.
Biarlah saya sendiri yang tahu sudah berapa penayangan blog saya, 😀
Hahahaha.. memang sebenarnya fungsinya ga banyak..