Tulisan Yang Memberi Manfaat Itu Harus Seperti Apa ?

Tulisan Yang Memberi Manfaat Itu Harus Seperti Apa ?

Tahukah Anda? Salah satu hal yang paling sering disarankan kepada para pemula dalam dunia blogging adalah agar mereka rajin mengeluarkan tulisan yang memberi manfaat, atau istilah kerennya artikel bermanfaat. Kalau saja ada survey, istilah ini, seharusnya menempati peringkat kedua di bawah “artikel berkualitas” saking sering disebut dan dipetuahkan.

Seorang blogger, jika memang mau blognya ramai dikunjungi haruslah selalu berpikir keras untuk mengeluarkan postingan yang ditujukan dengan niat “menolong” atau “membantu” pembacanya. Coba saja kalau tidak percaya, baca sendiri saran dari para blogger terkemuka, baik di Indonesia dan dunia, bahkan termasuk Neil Patel atau Darren Rowse.

Sesuatu yang wajar karena kebanyakan pencari informasi adalah kalangan yang “butuh” bantuan. Mereka mencari informasi dan solusi dari masalah yang sedang dihadapinya. Ada yang berat sekali tentang masalah rumah tangga, tetapi ada juga yang ringan sekali seperti petunjuk arah.

Jadi, pasar pembaca blog biasanya datang dari kalangan seperti ini, apalagi yang berkunjung karena menemukannya vie mesin pencari.

Itulah alasan mengapa kebanyakan blog akan berisi berbagai hal yang bersifat tutorial, atau mengajarkan sesuatu. Cara untuk inilah, cara untuk itulah, harus beginilah, harus begitulah adalah pola yang umum dipakai banyak blogger saat membuat tulisannya.

Istilah “tulisan yang memberi manfaat” diterjemahkan menjadi bentuk “pengajaran” dimana blogger menjadi guru dan pembaca blog menjadi murid.

Salah kah?

Tidak lah. Benar sekali malahan. Tulisan bersifat tutorial memang akan membantu banyak orang dalam mendapatkan penjelasan cara mengerjakan sesuatu.

Yang salah itu adalah ketika ada blogger yang mengatakan dan berpandangan bahwa frase “memberi manfaat” dan “memecahkan masalah” hanya bisa dilakukan dengan menjadi guru dan membuat tulisan yang bersifat mengajarkan.

Yap. Kalau ada yang berpikir demikian dan kemudian menerjemahkannya hanya pada satu jenis tulisan saja, sebaiknya segera berpikir ulang. Dunia tidak sebegitu sempit sehingga hanya bisa ada satu cara menjadi seseorang yang bermanfaat.

Penjelasan tentang ini ada pada kata “manfaat” itu sendiri. Kata ini sifatnya umum dan cenderung subyektif. Sesuatu bisa bermanfaat atau tidak akan tergantung “sudut pandang” dari orang lain, pengetahuan, pengalaman, dan kreatifitasnya.

Contoh sederhana saja bisa dilihat pada beberapa kejadian umum dalam kehidupan sehari-hari di bawah ini.

  • Botol plastik kososng bekas air minum mineral : bagi sebagian besar orang adalah benda tak berguna dan harus dibuang, tetapi bagi sebagian orang yang kreatif, botol ini bisa menjadi pot tanaman, dijual lagi dan menghasilkan uang, menjadi pernaik-pernik, dan banyak lagi lainnya.
  • Obeng dibuat khusus untuk memutar sekrup, tetapi dalam banyak kondisi bisa juga berfungsi sebagai pengungkit untuk membuka kaleng, dan bahkan untuk melukai orang

Manusia adalah makhluk yang diberi akal dan kreatifitas oleh pencipta-NYA, oleh karena itu mereka memakai sesuatu menyesuaikan dengan keadaan dan kondisinya. Tidak akan selalu sama.

Jadi, berpikir bahwa hanya ada satu cara adalah sebuah “KESALAHAN”. Ada ribuan bahkan jutaan cara yang kerap tidak terpikirkan sebelumnya.

Begitupun dalam hal menulis, blogging, menjadi bermanfaat bagi orang lain tidak harus selalu berarti menghadirkan tulisan bersifat tutorial.

>> Sebuah tulisan bersifat curhat dari seseorang yang sedang mengalami patah hati ditinggal kawin pacarnya pun bisa memberi manfaat. Tulisan sejenis ini akan membuat mereka yang mengalami hal yang sama “memiliki teman” senasib. Manusia makhluk aneh kalau ada orang yang mengalami penderitaan yang sama sering merada dirinya lega dan tidak merasa sendirian

>>   Sebuah tulisan yang bercerita pengalaman bersama keluarga ke sebuah tempat wisata dan kemudian merilis di blognya tulisan tentang pengalamannya tersebut bisa memberikan gambaran bagi mereka yang hendak berkunjung ke lokasi yang sama. Apalagi kalau diperlengkapi foto Tulisan itu akan memberikan gambaran dari tangan pertama dan menjadi bahan pertimbangan. Jangan tanyakan keuntungannya bagi tempat wisata itu yang terbantu karena dipromosikan

>> Sebuah tulisan cerita seorang ibu yang kebingungan mengasuh anaknya yang rewel bisa menimbulkan interaksi antara banyak orang, yang artinya menghadirkan silaturahmi antar manusia

Bisa dilihat kan, bahwa banyak hal yang kerap disebutkan “tidak memberi manfaat” di kalangan blogger, seperti curhat, sebenarnya bisa bermakna lebih dan menolong orang lain.

Masalah utamanya adalah mayoritas blogger seperti diindoktrinasikan oleh blogger lainnya bahwa tulisan yang memberi manfaat itu hanyalah yang bersifat tutorial saja. Tulisan yang berguna dan dicari orang adalah yang mengajarkan sesuatu.

Terjadi penyempitan arti kata “bermanfaat”.

Sebenarnya tidak demikian.

Semuanya tergantung pada pembacanya. Mampukah mereka mengolah apapun yang disampaikan oleh sang blogger menjadi sesuatu yang berguna bagi dirinya? Bisakah mereka memanfaatkan kreatifitas yang diberikan Tuhan untuk merubah apa yang dibacanya menjadi bermanfaat?

Bukan blogger yang menentukan bermanfaat atau tidaknya sebuah postingan. Blogger hanya menulis dan menceritakan. Keputusan akhir sebuah tulisan untuk bermanfaat atau tidak ada di tangan pembaca.

Dan, dengan puluhan juta orang setiap harinya berselancar di internet dan membaca berbagai tulisan di website dan blog, maka tidak akan terhingga kemungkinannya. Tidak akan bisa disempitkan sama sekali.

Saran saya hanya satu. Dan, sederhana saja. Jika Anda ingin merasa menjadi orang bermanfaat, tuliskan saja apa yang Anda tahu, apa yang Anda alami, apa yang ingin Anda sampaikan.

Tulis.

Jangan pernah mempertimbangkan apakah nanti akan memberikan manfaat bagi pembacanya atau tidak. Lupakan keinginan seperti ini. Bebaskan diri saja. Ketikkan tangan Anda di keyboard komputer apa yang ada di kepala Anda.

Lalu, biarkan pembaca menentukan, berkreasi, dan menggunakan haknya untuk memanfaatkan apa yang Anda, sebagai blogger, sampaikan.

Tidak perlu berpura-pura menjadi guru atau pakar. Bagaimanapun, meski Anda berpura-pura dan menganggap diri sebagai ahlinya, keputusan akhir tentang itu ada di tangan pembaca.

Bukan Anda.

10 thoughts on “Tulisan Yang Memberi Manfaat Itu Harus Seperti Apa ?”

  1. Noted pak, setuju banget!
    tulis!

    Terserah mau bermanfaat atau nggak.

    Saya sering takjub sendiri dengan beberapa tulisan curhat saya, yang meskipun awalnya niat curhat doang, tapi dilengkapi dengan kiat-kiat atau tips, pas saya baca ulang, semacam tercerahkan sendiri.

    Minimal nantinya tulisan saya bermanfaat terhadap saya sendiri dulu ya πŸ™‚

    Reply
    • Betul banget.. yang paling penting bermanfaat bagi penulisnya dulu, baru orang lain. Setidaknya sudah ada satu yang merasakan manfaatnya

      Reply
    • hahaha, kok tulisan ini muncul di featured, kan jadi baca komen saya lagi πŸ˜€

      Tapi beneran loh pak, saya termasuk golongan orang yang merasa lebih baik kalau ada teman.

      Misal saya kecewa ama suami yang begini begitu, terus saya baca curhatan orang atas masalah yang sama, seketika saya merasa lebih baik, bukan karena merasa senang orang lain punya masalah, tapi semacam ada masukan ke saya, kalau yang namanya hidup ya gitu, selalu ada tantangan.

      Dan semua orang melewati hal itu, bukan hanya saya, begituh..

      Karena itulah saya jadi lebih berani menulis di blog, dan setelah 2 tahun aktif ngeblog, saya semacam amazed sendiri hampir tiap minggu selalu dapat email maupun DM di medsos dari orang yang curhat, berterimakasih dengan tulisan curhatan saya, sedikit banyak mereka merasakan apa yang saya rasakan, dan mereka jadi lebih terhibur dan semangat berbenah karenanya.

      Itu rasanya bahagia banget sih πŸ˜€

      Reply
    • Bukankah pada akhirnya kita jadi merasa "bermanfaat" iya kan Rey? Padahal kita tidak berniat begitu. Jadi, betul kan bahwa bermanfaat itu bukan urusan kita sebenarnya, tapi urusan pembaca…:-D

      Kenapa tulisan ini muncul lagi, ya karena yang punya blog munculin lagi. Topiknya kan nggak lekang waktu… iya nggak?

      Reply
  2. Saya kadang masih nganggep tulisan untuk dokumentasi, mas. Maklum saya pelupa. Jadi apa sekiranya pengin ditulis ya nulis aja sekedar biar gak lupa. Pernah lho, saya geleng2 kepala liat tulisan sdr sambil ngomong ama diri sendiri, wah ternyata saya dulu pernah ngalamin ini ya! Haha..

    Buat saya setiap tulisan bermanfaat sih. Meski yg receh sekalipun. Terlepas bentuk tutorial atau curhatan. Ya, selama bisa menemukan pembaca yg klik dengan bahasannya.

    Setuju deh.

    Reply
    • Saya pun, setidaknya, sebagian diri saya masih membuat tulisan sesuai dengan ide dasar blog, yaitu untuk dokumentasi kok mbak…Nggak heran kalau mbak masih sering seperti itu, saya sendiri juga pernah dan sering mengalami hal yang sama.

      Saya sih tidak pernah berpikir untuk menyebut tulisan siapapun receh. Semua tulisan itu menunjukkan hal "berarti" bagi si penulis dan saya coba selalu memandangnya dari sisi ini

      Reply
  3. Saya kadang suka bingung kalau mau nulis, kira-kira ini nanti ada manfaatnya nggak ya? Jadinya banyak tulisan yang nggak terselesaikan karena takut itu jelek dan nggak guna. Tapi di lain sisi pengen banget nerbitin tulisan itu karena sayang aja kalau cuma jadi draft. Dilema saya ya di situ…
    Supaya nggak terlalu numpuk draft kadang saya bikin selang-seling. Hari ini nerbitin yang agak bermutu besok nerbitin yang seadanya😁

    Reply
    • Yah kan itu menurut Astria, menurut pembaca belum tentu loh. Sangat bisa jadi mereka berpendapat tulisanmu bagus dan bermanfaat.

      Ga usah bingung, tulis saja apa yang mau dikau tulis..

      Setelah itu, biarkan pembaca yang menentukan. Kita mah fokus pada menulis artikel berikutnya.

      Iya nggak?

      Reply
  4. Couldn't agree anymore! Saya ingin banget jadi orang yang bermanfaat, dan salah satu yang bisa saya lakukan adalah dengan menulis.

    Itu kenapa sejak tiga tahun yang lalu, saya memutuskan untuk lebih "serius" nulis topik-topik yang lebih berfaedah di blog, walaupun bentuknya masih curhatan sehari-hari sih. Dan saya udah nggak lagi baper kalo postingan saya nggak ada yang berkomentar atau angka viewnya terlalu kecil. Karena sebagai blogger, tanggung jawab saya hanya di tulisan yang sudah saya buat. Setelah tulisan tersebut di-publish, saya serahkan semuanya kepada pembaca. Jadi betul yang dibilang pak Anton, keputusan sebuah tulisan yang bermanfaat atau menginspirasi atau nggak balik lagi ke pembaca.

    Terima kasih lho untuk wejangannya ini. Ada hikmahnya juga tulisan ini muncul di feature, padahal tulisan beberapa bulan yang lalu ya πŸ˜€

    Reply
    • Jane sudah bermanfaat dan berguna.. itu yang saya tahu dari blognya Jane. No doubt sama sekali.

      Memang sengaja Jane, beberapa tulisan lama akan dinongolkan lagi mengingat temanya masih relevan dengan masa sekarang. Hahaha.. Sekalian mendaur ulang tulisan lama.

      Bukan wejangan atuh… ini namanya sharing pemikiran saja kok, dari seorang teman saja, bukan dari seorang guru…

      Semangat Jane.. !!

      Reply

Leave a Comment