Pemakaian Kata TETAPI Seperti Ini Salah, TETAPI …..

Pemakaian Kata TETAPI Seperti Ini Salah, TETAPI .....

Ngaku deh! Saya bukan pemakai bahasa Indonesia yang baik Banyak sekali kesalahan dalam berbahasa Indonesia, terutama sejak memilih blogger sebagai hobi. Kesalahan yang diperbuat semakin hari semakin banyak saja.

Salah satu kesalahan dalam berbahasa yang paling sering dlakukan adalah tentang pemakaian kata TETAPI. Dalam setiap tulisan yang hadir di berbagai blog, kesalahan itu terus dan terus dilakukan. Seperti orang bodoh saja, ada kesalahan tetapi tidak diperbaiki.

Dan, disitulah masalahnya.

Kesalahan yang dilakukan dalam hal ini dilakukan dengan sengaja dan penuh kesadaran. Bukan karena tidak paham cara memakai kata TETAPI yang baik dan benar.

Suka atau tidak suka, sebagai seorang yang pernah kuliah di jurusan bahasa, urusan tata bahasa bukanlah sesuatu yang asing. Bukan hanya bahasa Jepang, Inggris, tetapi juga bahasa sendiri, Indonesia. Maklum saja, kalau mau lulus kuliah, nilai bahasa Indonesia harus paling tidak C, jadi setiap mahasiswa tetap akan mempelajari berbagai hal tentang bahasa ibunya orang Indonesia.

Jadi, yah, saya paham sekali cara menggunakan TETAPI dengan benar.

Buktinya, saya tahu

  • bahwa tetapi itu kata penghubung intrakalimat , yaitu yang menghubungkan klausa induk (induk kalimat) dan klausa anak
  • kata penghubung ini dipergunakan untuk menghubungkan dua bagian kalimat yang bermakna pertentangan
  • kata TETAPI tidak bisa menjadi awal kalimat
  • kata tetapi akan ditemani dengan koma (,) di depannya

Contoh kalimat memakai TETAPI yang benar bisa dilihat di bawah ini

“Ia bukan orang yang biasa berbohong, tetapi karena sudah
terlanjur emosi, ia terpaksa melakukan itu saat diskusi berlangsung.”

Itu contoh pemakaian kata tetapi sesuai dengan pelajaran tata bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Disanalah, letak kesalahan yang sering saya buat sejak menjadi blogger. Saya kerap menuliskannya dengan cara seperti di bawah ini :

“Ia bukan orang yang biasa berbohong. Tetapi, karena sudah terlanjur emosi, ia terpaksa melakukan itu saat diskusi berlangsung.”

Bisa lihat bedanya.

Belum ditambah dengan kebiasaan memulai paragraf dengan kata itu, seperti :

Tetapi, bukan karena hal itu saya memutuskan untuk ngeblog. Ada alasan lain, yaitu kesenangan dan kegembiraan saat menulis.”

Sering lihat kan?

Saya tahu itu salah.



Tetapi, disitulah masalahnya.

Ketika sebuah kalimat digabung maka sebuah kalimat menjadi “panjang”. Membuat lelah yang membaca (ini juga bentuk kesalahan berbahasa yang lain). Apalagi kalau membacanya lewat internet/gadget.

Mata terasa capek sekali mengikuti alur tata bahasa resmi.

Jadilah, dengan penuh kesadaran, dan bukan karena mabuk, saya memutuskan melakukan kesalahan itu berulang-ulang.

Tujuannya agar para pembaca tidak terlalu repot membaca dari ujung ke ujung. Tidak terlalu lelah membacanya. Dan, satu lagi, supaya tidak membosankan dan membuat bete yang baca.

Lagipula, dunia blog bukanlah dunia formal. Walaupun banyak yang menulis agar tulisan dibuat dengan mematuhi penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, hal itu kurang sesuai untuk beberapa jenis blog.

Bagi yang mengelola blog pelajaran tentang bahasa Indonesia, pasti yang seperti ini jangan dipergunakan. Tetapi, buat pengelola blog personal, travel, atau yang sifatnya santai, kesalahan ini justru memberi keuntungan.

Tulisan menjadi pendek-pendek dan kerap memberi kesan santai. Tidak kaku.

Karena itulah, kesalahan-kesalahan itu akan tetap saya lakukan.

Bukan tidak hormat kepada para pendiri bangsa ini. Bukan pula tidak ingat pada Soempah Pemoeda. Tidak juga karena tidak ingat JS Badudu yang dulu mengajarkan penggunaan bahasa Indonesia yang benar.

Tetapi, karena saya melihat, pemakaian TETAPI yang benar justru tidak menguntungkan saat menulis di blog.

Bagaimana dengan Anda? Masih memakai “tetapi” dengan cara yang salah?

8 thoughts on “Pemakaian Kata TETAPI Seperti Ini Salah, TETAPI …..”

  1. hahahahah,,,,, artikel kali ini sangat berkualitas Pak . Sangat bagus sekali jika tulisan dalam bentuk koreksi ini selalu hadir, saya bisa banyak belajar.

    Jangankan Pak Anton, tulisan saya saja mungkin banyak yang salah, tetapi saya sudah terlanjur menyukainya.

    Mungkin para blogger butuh traning dalam menulis yach… dan Blog ini secara tidak langsung bisa melakukannya. 🙂

    Reply
  2. @Kang Nata.. saya mah bukan bikin tutorial ini.. sharing saja karena saya memang banyak melakukan "kesalahan" seperti ini…

    Reply
  3. Kesalahan dalam kaidah bahasa Indonesia tentu sangat banyak saya lakukan dalam penulisan di blog, baik sengaja atau tidak, sadar atau tidak. Tetapi begitulah, bukankah blogging adalah dunia yang bebas dalam menulis. Untuk pelajaran Bahasa Indonesia, setidaknya saya selalu menuruti satu kaidah, yaitu penggunaan huruf kapital setelah titik, hehe.

    Reply
  4. Saya juga sering menulis kata tertentu tanpa kaidah penggunaan yang benar.
    Tetapi…
    Karena saya takut pembaca blog bosan baca tulisan saya karena merasa baca makalah…kaidah bahasa tersebut saya abaikan saja.

    Reply
  5. @Nisa.. sama dong kalau soal yang itu saya mah patuh.. maklum kalau tidak patuh tulisan pasti jadi susah dibaca

    @Teguh.. rupanya sama juga yah… saya banyak teman sejalan euy..

    Reply
  6. saya juga mungkin banyak salah kalau pas nulis artikel Pak, abis saya nulis apa adanya dan enaknya aja. malah gak ngerti kalau kata Tetapi di depan itu salah.

    Makanya waktu saya nulis Buku Antologi banyak banget Revisian.

    Saya jadi ngerti kenapa pak Anton bilang "Nehi" buat nulis buku. karena dalam penulisan buku itu banyak aturan. Mau enggak mau kita harus patuh.

    Reply
  7. @Masandi… hahahaha… iyah, soalnya mau tidak mau kan harus mengikuti aturan standar dan tidak bebas lagi. Malas buat saya yang mengedepankan kebebasan…Tapi kan, ada hasilnya.. iya nggak?

    Reply

Leave a Reply to Kang Nata Cancel reply