Lifestyle Blogger Atau Blogger Gaya Hidup Harus Seperti Apa ?

Lifestyle Blogger Atau Blogger Gaya Hidup Harus Seperti Apa ?

Garuk-garuk kepala juga. Padahal, kepala tidak ada kutunya dan ketombe cuma ada sedikit sekali. Yang banyak justru uban. Maklum juga karena usia sudah semakin mendekati kepala 5.

Memang bukan karena itu, tetapi karena membaca sebuah pernyataan dari seorang blogger dalam tulisannya tentang blogger lifestyle. Ia menyatakan bahwa blogger lifestyle itu blogger gado-gado atau nama kerennya multi-topic blogger. Sebuah “genre” dimana dalam sebuah blog berisi campur aduk berbagai macam topik.

Tidak ada yang spesifik.

Dan, blogger atau narablog yang mengelola website atau blog seperti itulah yang dinamakan blogger lifestyle atau blogger gaya hidup. (Lifestyle , kata dalam bahasa Inggris yang kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi gaya hidup).

Entah apa alasannya. Bisa jadi karena di beberapa media massa online, biasanya selalu ada kategori “Lifestyle” yang temanya beragam. Kadang diisi dengan kuliner, kadang diisi dengan traveling, dan banyak lagi topik lainnya.

Mungkin, berdasarkan kebiasaan inilah pandangan itu lahir. Jadi, blogger lifestyle atau blogger gaya hidup, ya gado-gado seperti itu. Membahas banyak tema.

Cuma, kepala menjadi tiba-tiba terasa gatal karena hal yang sebenarnya tidak penting seperti ini. Padahal, sebenarnya, saya harus berpatokan pada apa yang dikatakan Shakespear, sang pujangga terkenal, “Apalah artinya sebuah nama?”,

Dengan begitu hidup akan tenang dan damai. Tidak dibuat ruwet memikirkan sesuatu yang seperti ini.

Masalahnya satu. Blog Maniak Menulis sejak awal dibangun dengan fondasi sebagai blog “USIL”. Dilahirkan dari pemikiran usil seorang manusia usil uang gemar mengutak-atik hal kecil tidak penting. Hobinya jelas nyentil sana nyentil sini.

Jadi, percuma saja Shakespear terus menerus mengatakan apalah artinya sebuah nama, bahkan dari dalam kuburnya sekalipun. Tetap saja, keusilan itu tidak akan hilang.

Apalagi, kalau hal itu berarti bertambah lagi satu tulisan di blog usil ini.

Hasilnya, ya jadilah masalah super duper mini bin kecil, seperti blogger lifestyle itu dijadikan bahan tulisan. Tertutama, karena si pengelola blog usil ini punya sesuatu yang berkaitan dengan blog gado-gado.

Yang punya blog Maniak Menulis punya banyak blog dan sebagian (besar atau kecil, terserah Anda) bertema blog multi topik, alias gado-gado.

Contohnya saja, blog MM, si usil, tema utamanya berkaitan dengan membaca dan menulis, tetapi memiliki banyak sekali sub tema, seperti Adsense, Cari Uang, Inspirasi, dan beberapa lainnya. Tidak tunggal topiknya. Gado-gado.

Begitu juga di Lovely Bogor. Temanya tentang Kota Hujan, bogor, tetapi isinya beragam. Mulai dari sekedar foto pemandangan, sosial budaya, kesenian, makanan, tempat wisata, dan entah berapa macam topik lainnya. Yang buat saja kadang lupa ada kategori itu di dalam blognya.

Itu belum termasuk blog Umum Sekali. Kadang isinya tentang tekstil. Besoknya sudah diisi tentang tempat menyeramkan. Dua hari kemudian tentang flora dan fauna. Kalau inget, juga diisi dengan opini dan tetek bengek lainnya.

Campur aduk.

Gado-gado saja kalah isinya. Gado-gado cuma paling banyak 5 sayuran, blog-blog yang saya kelola kadang ada lebih dari 20 topik.

Tetapi, pertanyaannya adalah ….

Apakah dari sana pembaca bisa mengetahui bagaimana gaya hidup yang saya terapkan dalam keseharian? Fashion seperti apa yang saya pakai sehari-hari? Makanan mahal atau murah kah yang masuk ke mulut saya ?

Lifestyle seperti apa yang ada di benak Anda dari membaca blog-blog itu?

Mungkin, ada beberapa hal yang sudah diketahui, terutama oleh rekan-rekan yang rutin bermain ke blog-blog itu, seperti :

  • Saya penggemar fotografi
  • Saya tinggal dan hidup di Bogor
  • Saya gemar menulis
  • Saya tukang usil

Tapi, apakah itu gaya hidup yang diterapkan dalam kehidupan saya?

Padahal, kalau menurut teori blog lifestyle = blog gado-gado, semua blog itu harus sudah bisa mencerminkan tentang gaya hidup penulisnya.

Bisakah Anda membantu menjawab?

Lifestyle Blogger Atau Blogger Gaya Hidup Harus Seperti Apa ?
Ini
foto hasil jepretan sendiri loh.. keren nggak? Nama makanannya Selimut
Pisang Coklat di Kafe Seniman Stories Bogor. Apakah ini bukti saya
blogger lifestyle?

Apa Itu Blogger Lifestyle atau Blogger Gaya Hidup? Spesies Seperti Apakah Yang Satu Ini?

(Catatan : Kebijakan pembaca diperlukan dalam hal ini. Pandang apa yang tertulis, seperti biasa, sebagai pandangan dari seorang usil saja. Bukan hukum. Bukan aturan. Bukan norma. Apalagi yang namanya kebenaran. 

Pertimbangkan dengan baik menurut logika Anda sendiri. Tidak perlu memaksa memakai logika saya. Diterima, ya syukur. Ditentang, malah lebih bagus lagi karena ada pertukaran pendapat.

Jangan lupa pilihan lain, yaitu bisa langsung dibuang ke tempat sampah dan dilupakan.)


 LIFESTYLE = GAYA HIDUP.

Berulangkali dicoba diterjemahkan dari bahasa Indonesia ke Inggris dan sebaliknya, hasilnya tetap sama. Kamus Inggris – Indonesia mengatakan hal yang sama. Kamus Indonesia – Inggris, kata orang Jawa, podo wae alias sama saja.

Tidak ada yang menerjemahkan sebagai gado-gado atau campur aduk atau multi topik.

Gaya hidup adalah tentang manusia dan pola kebiasaannya dalam menjalani hidup selama di dunia. Syahrini dikenal memiliki gaya hidup mewah yang diimpikan oleh jutaan orang lain, pengikutnya.

Pelesiran ke luar negeri. Memakai pakaian dengan merk yang tidak akan dikenal orang berpenghasilan UMR. Kalung dan perhiasannya berkilau-kilau seperti toko perhiasan berjalan.

Makan di retoran yang harga sepiring makanan pembuka bisa menghidupi satu keluarga miskin versi pemerintah selama sebulan. Minumnya dengan gelas kristal yang jelas terbuat dari bahan yang lebih mahal dibandingkan bohlam di rumah. Kakinya berada di dalam halusnya alas kaki yang harganya bikin mules banyak orang karena bisa lebih dari gaji mereka perbulan.

Itulah gaya hidup sang Inces.

Gaya hidup yang diimpikan banyak followernya dan entah berapa banyak lagi emak-emak atau gadis-gadis yang mencoba meniru lifestyle sang selebritas.

Itulah gaya hidup, lifestyle.

Sifatnya tidak tunggal, tetapi akan selalu jamak.

Gado-gado dong? Kan unsurnya beragam?

Yap. Pasti beragam. Namanya juga manusia, makhluk bersel banyak dan bukan bersel tunggal. Manusia terbentuk oleh ribuan unsur dan melakukan tak terhingga tindakan dan kegiatan sepanjang usianya.

Jadi, pasti beragam.

Oleh karena itu, sebuah blog lifestyle, hampir pasti adalah blog gado-gado dengan berbagai topik di dalamnya.

Tidak bisa tidak. Karena kalau satu topik tidak akan bisa mencerminkan gaya hidup yang dipakai.

Tetapi, berbeda dengan blog gado-gado biasa, gaya hidup seseorang akan memberikan kesan dan impresi bagi yang melihatnya.

Dalam kasus Syahrini, yang terlihat adalah gaya hidup selebriti, mahal, mewah, HORAANGG KAYA.

Iya kan?

Lifestyle Blogger Atau Blogger Gaya Hidup Harus Seperti Apa ?
Hasil jepretan sendiri juga saat berwisata ke Lampung, tapi apakah menunjukkan lifestyle saya?

Sekarang coba bandingkan sebuah blog berisikan tutorial blogging, kemudian bahas wisata, ditambah dengan membahas resep, menganalisa tentang kamera, melakukan review tentang kosmetik.

Gado-gado kan?

Tetapi, bisakah memberikan gambaran gaya hidup penulisnya?

Kemungkinan besar TIDAK. Semuanya tidak sinkron dan memiliki keterkaitan satu dengan yang lain.

Tidak ada “kesan” atau citra tersendiri yang disampaikan kepada pembaca. Semuanya seperti gado-gado biasa saja, makanan rakyat biasa.

Padahal, kesan, impresi, citra itulah yang menjadi penentu dari sebuah blog lifestyle atau blog gaya hidup. Analoginya seperti dalam cerita Syahrini di atas.

Kesan/Citra

Citra atau brand.

Itulah inti dari sebuah blog atau blogger lifestyle/gaya hidup. Tanpa itu, ya tidak akan masuk genre blog yang satu ini.

Kesan.citra yang ingin disampaikan oleh lifestyle blogger sebenarnya bukan hanya sebagai orang kaya yang gemar traveling saja. Banyak sekali gaya hidup yang bisa ditampilkan.

  • Gaya hidup hijau yang menggambarkan betapa sang bloggernya ramah dan sangat peduli terhadap kelestarian lingkungan
  • Gaya hidup petualang untuk menghadirkan citra orang yang gemar mengunjungi tempat-tempat eksotik di seluruh negeri
  • Gaya hidup agamis bahwa bloggernya merupakan salah satu calon penghuni surga
  • Dan, silakan buat sendiri tambahan berbagai jenis citra gaya hidup yang ingin ditampilkan karena semua orang akan berbeda satu dengan yang lain

Cuma, pengalaman mengatakan bahwa yang bisa mendatangkan penggemar atau follower yang banyak adalag “gaya hiduo” horang kaya, alias mewah dan kaya. Maklum saja, impian hidup mayoritas manusia di dunia adalah menjadi kaya raya dan bergelimang uang.

Jadi, pasarnya sangat besar sekali karena hampir semua orang di seluruh dunia mengimpikan hal ini.

Tidak heran banyak lifestyle blogger akan menampilkan betapa mewah dan nyaman tinggal di hotel INI dan ITU. Makan makanan yang enak buanget sampai susah ditelan. Pakai pakaian yang bermerk PRADA atau HERMES dan bukan sekedar POLO. Mandi di Indonesia, sarapan di Singapura, makan siang di Hongkong, makan malam di Tokyo. (Kalau sakit perut? Ya, ke WC atau toilet dong)

Gaya hidup berikutnya adalah traveling, sesuai dengan karakter generasi milenial yang gemar berbelanja pengalaman dibandingkan barang.

Berikutnya, gaya hidup agamis, karena siapa sih yang tidak ingin masuk surga setelah mati nanti.

Kalau bisa memang sekalian ketiganya, supaya sesuai dengan prinsip “Muda hura-hura, tua kaya raya, mati masuk surga”. (Entah yang terakhir itu apa bisa dibuktikan dan ditampilkan dalam bentuk teks atau foto).

Ada begitu banyak citra dan kesan yang bisa ditampilkan oleh blogger kalau mau menjadi lifestyle blogger atau blogger gaya hidup.

Tetapi, citra itu harus tercermin dalam blognya.

Personal

Lifestyle Blogger Atau Blogger Gaya Hidup Harus Seperti Apa ?
Ga tau siapa nama obyeknya – yang penting menarik untuk difoto

Selfie. Wefie.

Swafoto.

Istilah-istilah fotografi ini bisa dengan tepat menggambarkan seperti apa sebuah lifestyle blog seharusnya.

Semua kata ini merujuk pada kebiasaan “berbicara” tentang diri sendiri. Bedanya dengan blog gaya hidup adalah selfie dan wefie dalam bentuk “visual”, sedangkan blog gaya hidup dalam bentuk teks bercampur foto (bisa dibuat sendiri atau tidak) dan berupa cerita.

Dasarnya sama, bercerita tentang “diri sendiri”.

Tidak bisa membahas tentang orang lain. Kalau membahas tentang orang lain, namanya bukan blog lifestyle dan lebih mirip berita, atau media. Bloggernya menjadi wartawan/jurnalis.

Kategori lifestyle tentang selebriti di Detik atau media online lainnya adalah produk jurnalistik dan bukan produk blogger. Kategori ini bercerita tentang gaya hidup orang lain, posisi penulisnya (dan pekerjaannya) sebagai wartawan, bukan blogger.

Sebuah blog lifestyle haruslah bersifat personal. Bisa dilakukan oleh seseorang atau se-dua-tiga-orang alias keluarga (dianggap kesatuan). Tidak bisa di luar itu, contohnya komunitas sepeda motor, mereka memang satu “kesatuan” tetapi memiliki gaya hidup yang berbeda dan tidak menyatu.

Sifat personal ini harus ada di dalam blog lifestyle.

Coba perhatikan blog gado-gado umum, apakah mereka memberikan kesan “personal” seperti ini? Berbicara tentang diri sendiri terus menerus dalam setiap postingannya?

Biasanya TIDAK.

Selesai.

Maksudnya, pandangan blogger usil di belakang Maniak Menulis tentang bagaimana seharusnya lifestyle blogger atau narablog gaya hidup seharusnya.

Silakan untuk menyetujui. Tidak setuju juga bagus sekali. Punya penjelasan lain, ya silakan juga. Bagi saya, bukan sebuah problem.

Setidaknya gatal di kepala menghilang setelah tulisan ini mendekati akhir. Maklum, saya menulis bukan untuk menyenangkan orang lain, masih lebih banyak menyenangkan diri sendiri saja.

Jika kepala Anda tiba-tiba pusing dan merasa mengantuk, jelas kesalahan ada di kepala Anda. Kok ya mau membaca tulisan orang usil tentang hal remeh temeh nan tidak penting ini. Kok ya mau membaca sampai bagian akhir postingan dari tukang nyentil yang tersentil urat usilnya.

Iya memang tersentil sekali dengan pernyataan dari blogger “Yang tidak baik disebutkan namanya” tentang lifestyle blogger = blogger gado-gado.

Terusik nih.

Karena saya bangga menjadi blogger gado-gado dan punya banyak blog salad atau karedok. Kenapa harus tiba-tiba dilabeli blogger lifestyle? Nggak seru! Justru saya tidak nyaman memperlihatkan gaya hidup sendiri ke banyak orang.

Maklum, bukan HORANG KAYA.

That’s me. I am proud to be I am now.

6 thoughts on “Lifestyle Blogger Atau Blogger Gaya Hidup Harus Seperti Apa ?”

  1. Saya tidak nyaman memperlihatkan gaya hidup sendiri ke banyak orang.

    I am proud to be I am now.

    Proud, tapi ngga nyaman memperlihatkan, hmmm

    hehe 🙂

    Reply
  2. Kalau rusuh di Forum, itu termasuk Lifestyle ngak sich ? 🙂 lifestyle kalau menurut saya kebiasaanya lebih spesifik, misalnya suka berbaju gaya norak atau hobi makan dedaunan..doang. 🙂

    Reply
  3. @Kang Nata… kalau unsur-unsur lainnya memiliki pola yang sama, bisa saja membentuk sebuah gaya hidup…

    Lifestyle, seperti disebut di atas tidak bisa dilihat hanya dari satu sisi saja. Biasanya terbentuk dari banyak elemen. Jadi, kalau rusuh di forum, terus ganggu tetangga, suka bikin gara-gara dimana-mana, bisa jadi gaya hidupnya memang untuk membuat rusuh dunia..

    😀

    Reply
  4. Kalau saya menulis adalah berbagi pak, gak peduli dibilang pamer.
    Toh saya gak selalu 'pamer' kebahagiaan.
    Kebanyakan malah 'pamer' kesedihan hahaha

    Karena saya lebih suka membagikan pengalaman saya, lebih mudah aja mengubah apa yang pernah saya alami ke dama bentuk tulisan.
    Ketimbang opini, yang mungkin juga karena saya males berdebat kali ya pak.

    Kalau pengalaman, gak bakal ada sesi berdebat panjang apalagi sampai baper-baperan.
    Karena share kisah nyata.

    Kalau orang lain gak setuju pun gak bisa bilang saya salah.
    Orang saya menceritakan pengalaman saya hahaha.

    Kalau saya lebih suka disebut personal blogger sih.

    Menulis pengalaman pribadi, meninggalkan jejak buat anak cucu saya nanti, insha Allah 🙂

    Reply

Leave a Reply to Anton Ardyanto Cancel reply