Tips Menulis Blog Tentang Kota Sendiri

Tips Menulis Tentang Kota Sendiri

Sebenarnya menulis blog tentang kota sendiri, atau tempat dimana kita tinggal, sangat potensial kalau ditinjau dari sudut “bisnis”. Kurang begitu populernya tema ini, mungkin karena kebanyakan blogger berpandangan bahwa kurang bisa menarik pembaca atau tidak bisa memberikan klik iklan ber-BPK (Biaya Per Klik) tinggi.

Padahal, sebenarnya tidak juga. Sama saja dengan topik-topik lainnya. terkadang dapat klik ber-BPK besar, tidak jarang dapat yang kecil sampai yang kecil sekali.

Cuma, kenyataannya, semua itu menghasilkan pemasukan yang lumayan juga. Lovely Bogor yang saya kelola saat ini cuma bisa disaingi oleh anak-anaknya sendiri, si Pojok Menulis. Yang lain belum bisa mengimbangi.

Jadi, secara bisnis sangat berpotensi. Apalagi kalau kota dimana kita tinggal memiliki banyak lokasi wisata, kuliner dan tempat menarik. Bukan sesuatu yang mesti karena apapun sebenarnya di sekitar kita bisa dijadikan bahasan dan tulisan yang menarik.

Menulis adalah tentang orang yang menulis dan bukan bahannya.

Memang berdasarkan pengalaman mengelola blog bertema kota sendiri agak berbeda dengan blog tutorial, atau lifestyle. “Agak” karena sebenarnya sih sama saja dalam hal ngeblognya. Cuma beberapa hal saja yang harus konsisten dilakukan untuk memastikannya hidup dan berkembang.

Berdasarkan pengalaman, beberapa hal/kebiasaan ini akan membantu sekali, yaitu :

1. Harus Rajin “Jalan”

Maksudnya, jangan seperti klomang yang nongkrong di rumah terus melototin layar monitor. Tidak akan jalan kalau berpola seperti ini.

Memang, internet banyak menyediakan informasi tentang apapun, termasuk kota dimana kita tinggal, tetapi kalau hanya berdasarkan itu “feel”-nya tidak dapat. Kita tidak merasakan sendiri suasananya dan hal itu akan tercermin dalam tulisan.

Jadi, yang pertama harus dilakukan adalah memotivasi kemauan untuk jalan.

Tidak perlu harus selalu secara khusus pada waktu tertentu saja, tetapi bahkan saat mengantar istri ke pasar sekalipun bisa menjadi peluang untuk mendapatkan bahan tulisan. Yang terpenting, merasakan kehidupan di kota kita.

2. Jangan Pernah Lupa Bawa Smartphone

Saya orang yang paling malas untuk ngobrol via telpon atau melakukan chat. Seringnya, kalau sudah di rumah, ponsel itu dilempar dan baru dicari lagi kalau mau keluar rumah. Itu saking malasnya saya dalam berurusan dengan benda itu.

Banyak teman protes karena chat-nya atau telponnya tidak terjawab. Biasanya saya cuek dan jelaskan, kalau sudah sampai rumah atau libur, saya tidak mau berurusan dengan ponsel atau HP.

Manusia juga perlu istirahat dan ponsel kerap menghambat saya beristirahat.

Cuma, kalau sedang libur sekalipun, kalau istri mengajak belanja bulanan saja, saya akan sibuk mencari itu hape. Bukan karena bersedia kalau ada yang menelpon, tetapi karena saya butuh kameranya. Biar sudah banyak goresan masih bisa menghasilkan foto yang lumayan.

Tidak mungkin bawa si Canon saat mengantar istri belanja, bisa dimanyunin 2 minggu kan gaswat.

Jadi, bawa selalu ponsel Anda karena hal itu penting untuk mendapatkan foto.

3. Siapin Budget

Ya mau nggak mau harus ada dana tersendiri yang dianggarkan. Tidak mungkin ingin menulis tentang kuliner, mengambil fotonya, tetapi tidak mau mengeluarkan uang. Bisa dijitak sama si penjual makanan.

Sebuah blog tentang kota, pasti akan perlu menulis tentang kebiasaan makan memakan di kota tersebut. Salah satu daya tarik bagi pembaca zaman sekarang, jadi harus dibahas. Untuk itu tetap harus ada budget kan?

Tidak perlu besar dan tidak perlu harus makan makanan yang mewah dan terkenal saja. Berkelana di warung-warung pinggir jalan pun sudah cukup. Tetapi, kalau memang ada dana lebih, sesekali coba masakan yang agak istimewa

4. Ajak Keluarga

Pernah coba makan sendiri demi untuk menulis? Saya pernah dan rasanya nggak enak sama sekali. Bukan apa-apa, karena saya terbiasa bepergian bersama keluarga sih.

Biar semangat menulis, tetap rasanya nggak enak.

Makanya, untuk urusan menulis soal kuliner, saya akan mengajak “kumendan” dan “si kribo” cilik. Bikin perjanjian kalau mau makan di luar, harus pilih yang baru. Biar selain dapat makanan, dapat ide tulisan juga.

Nah, akhirnya saya dapat triple, dapat rasa senang bisa berkumpul sama keluarga, tentunya makanannya, dan tentunya ide + foto.

Lebih bagus lagi kalau mereka mau terlibat dan tertarik ngeblog, bisa bentuk tim penulis sendiri. Yan gini masih susah dan belum tercapai.

5. Jangan Ragu Bertanya

Meski tinggal di kota sendiri, tidak berarti saya tahu semua hal tentang Bogor. Banyak sekali hal yang tidak saya mengerti dan tahu walau sudah 40 tahun tinggal disana.

Dan, mau tidak mau, saya harus mencari tahu.

Tidak susah sebenarnya, yang perlu dilakukan terkadang hanya bertanya.

Sering saya mendapatkan informasi justru dari orang-orang yang ada di sebuah lokasi. Penjelasannya panjang lebar dan lebih mendetail dibandingkan yang ditulis di blog.

Dan, itu biasanya dimulai dengan membuka percakapan, yaitu bertanya. Mirip seperti jurnalis atau wartawan.

6. Jangan Hanya Kuliner dan Wisata

Memang, dua topik ini akan menjadi intinya, tetapi sebuah kota pasti berisi banyak hal, dan tidak selalu seperti mangkuk bakso atau keindahan saja. Kalau tulisan seperti itu, nanti image kotanya tidak terbentuk dengan baik. Pembaca bisa berasumsi itu blog tentang makanan atau wisata saja, bukan blog tentang kota.

Jadi, coba bahas juga hal-hal seperti sosbud, tingkah laku, informasi, dan segala sesuatu terkait kota itu. Mau yang jelek juga nggak apa apa karena setiap kota pasti punya sisi buruk.

Dengan begitu “blog kota” kita tidak menjadi seperti “surga” yang isinya bagus-bagus saja, tetapi juga tidak jadi seperti “neraka” yang penuh kesusahan.

Tulis saja apa adanya dari sudut pandang sendiri.

7. Perhatikan Jadwal Acara

Setiap kota pasti punya acara tertentu setiap tahunnya, seperti Kota Bogor dengan CGM Bogor Street Festival yang selalu hadir setiap tahun.

Luangkan waktu. Kalau perlu cuti sehari. Bergabung dengan penonton dan nikmati suasananya. Tentunya, jangan lupa mengambil foto dan sebanyak mungkin ide cerita dari acara itu.

Mau bersama keluarga juga OK, yang penting ikut “terlibat”. Jadilah warga kota yang baik dengan meramaikan acara itu, sambil sekaligus mencari bahan tulisan.

Menyenangkan rasanya. Saya mendapat banyak hal dari yang seperti ini. Bukan hanya ide cerita, tetapi juga banyak teman baru.

8. Ikut Komunitas Kota di Media Sosial

Saya paling malas bermain Facebook. Tidak tahu apa senangnya mengupdate status. Punya Twitter sudah jarang mencuit apapun. Cuma Instagram saja yang agak lumayan karena terkadang pengen pamer hasil foto setelah hadir di acara tertentu.

Selebihnya hampir zero, nada, nihil. Marc Zuckerberg, si boss Facebook pasti sebel kalau baca yang seperti ini. Medsos karyanya tidak akan laku kalau semua seperti ini.

Cuma, saya  beberapa tahun pertama, memaksakan diri ikut beberapa komunitas Bogor disana. Bukan apa-apa, disana banyak bahan cerita, informasi awal yang bisa diolah menjadi bahan tulisan.

Nah, dulu ketika awal-awal mendirikan Lovely Bogor , komunitas ini sesekali dijadikan pasar bagi “Link” Lovely Bogor. Walau akhirnya capek dan saya merasa malas sendiri. Cuma bertahan sebentar saja.

Tapi, saya menyadari bahwa hal itu sebenarnya kurang bagus dari sisi marketing dan tidak sesuai dengan anjuran para master blogger. Bodo amir lah, daripada malah merasa tertekan sendiri.

Tips yang ini silakan diikuti atau tidak, tetapi kalau boleh saran, jangan tiru saya yang terlalu malas untuk hal yang beginian dan bersifat promosi.

Nah, kira-kira itu saja tips mengelola blog tentang kota sendiri yang saya tahu. Silakan pakai kalau cocok, kalau tidak, ya abaikan saja.

Tips terakhirnya adalah, ini yang paling penting sebenarnya, hanya saya tulis paling akhir dan tidak diberi nomor, yaitu tulis apa yang Anda mau tulis, lihat, dengar di kota Anda. Bentuknya berita, gosip, atau apapun, tulis saja.

Hal itu akan memperkaya blog Anda dengan cepat. Mau sekedar jadwal bus atau apapun, jangan pernah ragu untuk membuat tulisannya. Mau tamannya semrawut atau kotanya sepi sekalipun tulis saja.

Bukankah dengan begitu orang lain yang membacanya punya gambaran tentang bagaimana suasana di kota itu? Meski tidak banyak dan dari sudut pandang Anda saja, tetapi hal itu lebih baik daripada tidak ada sama sekali.

Iya kan?

9 thoughts on “Tips Menulis Blog Tentang Kota Sendiri”

  1. Judulnya Kerennn Pak , Berbau SEO 🙂

    Tips2 yg ditulis saya benarkan pak,soalnya dulu saya pernah bikin blog tentang kota, hasilnya trafik masih datang walau sdh lama ditinggalkan.

    Reply
  2. Iya saya baru tercerahkan saat ini.
    Yang pada akhirnya sy harus meninggalkan kota asal sy karena ketidakbetahan infrastriktur yg ada. Padahal, apa yg Om Anton blg ini, bs jd bahan ternyata :p

    Yg pasti tipsnya masuk referensi sy selanjutnya hehehe
    Salam kenal om

    Reply
  3. Diblog saya juga saya kasih kategori Seputar Bekasi, maksudnya sih mau mengexplore kota sendiri tapi ya itu saya jarang jalan-jalan jadi belum bisa maksimal paling meliput satu kelurahan saja

    Reply
  4. tanya dong pak, misal kita dalam satu kali jalan. memungkinkan enggak sih peristiwa itu di bahas dalam beberapa blog.

    misal main ke museum. kan bisa saya tulis di blog pribadi, terus saya tulis juga di kutuaspal atau mungkin nanti saya tulis di blog khusus tentang jakarta.(jadi kepingin buat blog khusus Jakarta) 🙂

    triknya gimana? sah ajakan satu foto dipake rame-rame?

    dan satu lagi.

    gimana cara pak Anton memanage artikel, kan udah foto-foto nih terus kan postingnya pasti nanti.

    apakah di buat list-list posting
    atau pak Anton bikin catatan artikel yang sudah di posting dan belum?
    maaf kebanyakan nanya.

    soalnya saya suka asal posting, jadi kalau liat foto lagi jadi suka lupa yang ini udah pernah di posting apa belum?

    terutama di blog kutu aspal yang acak-adul.

    🙂

    Reply
  5. @Masandi

    Sangat memungkinkan.

    1. satu foto mau dipakai berulangkali di 100 blog juga tidak masalah, triknya hanya ganti nama foto dan alt text nya saja.
    2. Satu foto bisa menjadi 1000 cerita selama dikau mau dan bisa diposting di sebanyak mungkin blog. Triknya hanya, jangan sama dan coba tulis dari berbagai sudut pandang.
    3. Saya ga pake list, cuma sebelum bikin tulisan, misalkan di blog 1, saya cari dulu kata kuncinya misalnya museum AAAA, kalau sudah ada barulah saya lihat ahrus tulis di sudut mana
    4. Kadang 1 foto menjadi dua tulisan yang mirip intinya, tetapi beda bahasanya/gaya penulisannya (spinner) tetapi manual dan diolah lagi

    Pokoknya prinsip 1 foto seribu kata dipake dan dipergunakan secara bebas. Jangan batasi diri sendiri.

    Tidak ada trik khusus, hanya anggap satu blog itu satu individu yang berbeda. Jadi, kalau mau tulis, ya tulis saja.

    Reply

Leave a Comment