Mentalitas Sersan Pas Untuk Ngeblog

Mentalitas Sersan Pas Untuk Ngeblog

Sumpah, maksudnya bukan memakai mentalitas militer saat ngeblog. Meski banyak kebaikan dari kedisiplinan dan sikap pantang menyerahnya, penerapan gaya militer seratus persen saat blogging, malah membuat sulit berpikir kreatif karena militer kebanyakan menunggu instruksi dari komandan. Apalagi kalau pangkatnya sersan, bintara, yang atasannya jelas banyak banget.

Sersan yang dimaksud adalah istilah yang pertama kali saya dengar tahun 1980-an. Bukan dari kalangan militer, tetapi dari kalangan mahasiswa konyol dan tukang banyol. Entah siapa yang pertama kali mempopulerkan, tetapi grup lawak DKI (Dono Kasino Indro) yang sekarang filmnya banyak di-remake (dibuat ulang) merupakan salah satu yang sering memakai istilah “sersan” yang satu ini.

Dulu juga ada acara radio yang namanya “Sersan Prambors”.

Kata sersan dalam hal ini bukanlah terkait pangkat ketentaraan, tetapi merupaan singkatan dari “Serius Santai“. 

Intinya, masalah-masalah serius tidak selalu harus disikapi dengan terlalu serius , bisa juga disikapi dalam nuansa santai dan tenang pada saat mencari solusi. Kira-kira begitulah intinya. Mahasiswa-mahasiwa masa itu mungkin terinspirasi (dalam hal kebalikan) pada rezim orde baru, terutama mungkin Pak Harto yang jarang senyum dan terlalu terlihat serius dan kesannya tidak santai.

Sikap dan pemikiran sersan sendiri mungkin merupakan cetusan para mahasiswa bengal itu bahwa hal-hal yang serius sebenarnya tidak perlu selalu membuat kening berkerut. Bisa juga dihadapi dalam suasana penuh canda tawa.

Mentalitas sersan seperti inilah yang menurut saya cocok untuk seorang blogger. Tidak maksa tapinya karena semua ada pilihan masing-masing.

Serius : 

Yah, walau sebenarnya menyebalkan bersikap serius, tetapi dalam hal ini, serius cukup berperan sapaya kegiatan ngeblog kita terasa lebih berarti dan memiliki arah.

Memang menyenangkan bebas sebebas bebasnya, tetapi tanpa arah tujuan yang jelas, situasinya tidak beda dari gelandangan di jalan. Penuh kebingungan.

Bukan berarti harus meniru gaya para profesor yang mukanya manyun terus karena menjaga image. Hal seperti itu memang menyebalkan sebenarnya.

Maksudnya, serius dalam artian bahwa ngeblog itu harus punya tujuan. Tidak perlu besar-besar targetnya, tetapi harus tetap ada agar lebih terarah.

Sikap serius juga diperlukan saat ngeblog untuk menghindari kesan menganggap enteng. Hal itu juga buruk karena kesan anggap enteng akan melahirkan kemalasan dan kesombongan. Sesuatu yang tidak seharusnya terjadi.

Jadi, serius saat ngeblog itu “PERLU”

Santai :

Tapi, nggak berarti juga harus terus memasang muka dilipat seperti pak dosen. Tidak juga berarti berlagak seperti dosen saat menulis supaya dianggap serius. Jangan pula blogging diperlakukan sebagai masalah hidup mati.

Take it easy saja.

Meskipun tujuannya mengejar uang sekalipun, tidak berarti harus terus-menerus manyun dan sibuk melototin komputer setiap saat. Tidak berarti juga harus bicara terus tentang blogging dan berbagai teknik mencapai duitnya.

Life is too short.

Kalau begitu, pada akhirnya kita tidak akan bisa menikmati blogging dan menulisnya. Pikiran cuma tertuju pada duit-duit-duit, trafik-trafik-trafik saja. Banyak yang berpikir bahwa memang harus begitu, tetapi sebenarnya tidak juga.

Karyawan dan pebisnis yang memang jelas tujuannya mendapatkan uang saja terkadang juga guyon dan santai kesana kesini. Lalu, kenapa ngeblog yang sebenarnya kebanyakan masih kegiatan part time kok dibuat terlalu tegang dan serius?

Padahal, para karyawan dan pebisnis saja beranggapan sikap santai itu perlu karena dengan begitu mereka bisa “tahan lebih lama”. Dunia mencari uang itu keras, dan terkadang bisa menyebabkan kebosanan kalau disikapi dengan cara yang sama terus menerus.

Tidak beda dari besi lawan besi, pada akhirnya akan bengkok juga.

Ngeblog dengan cara militan memang bagus, tetapi rentan membuat orang merasa bosan pada akhirnya. Dan, kalau sudah begitu pada akhirnya membuat orang menjadi malas dan pada akhirnya berhenti ngeblog.

Jadi, sikap santai diperlukan sekali untuk memastikan bahwa semua kegiatan di dalam blogging bisa dinikmati dan sekaligus menghindari terjadinya kebosanan.

Maklum saja, ngeblog itu adalah maraton tanpa garis finish. Kalau lari maraton bisa diketahui garis finish ada 42,9 kilometer dari garis start, ngeblog mulai tahun 2014 tapi entah kapan berhentinya.

Sikap dan mentalitas sersan itulah yang dimaksud dan rasanya cocok untuk ngeblog. Serius bisa memberikan arah dan kedisiplinan, sedangkan santai bisa memastikan perjalanan panjang ini tidak berhenti di tengah jalan, selain bisa dinikmati juga.

Dan, saya sedang berusaha membentuk mentalitas seperti ini dalam diri. Seperti biasa, ternyata lebih mudah membaca teori dibandingkan mempraktekkannya. Menulis postingan ini cuma butuh di bawah 15 menit, tetapi selama 4 tahun ngeblog , tetap saja mencari titik keseimbangan antara keduanya itu tidak mudah.

Kadang terlalu serius, kadang terlalu santai.

Maklumlah, namanya juga masih manusia.

5 thoughts on “Mentalitas Sersan Pas Untuk Ngeblog”

  1. Membaca postingan ini ada tiga kesan yang saya dapat, pertama kagum, kagum karena gaya menulisnya (teknik bertutur maksud saya) hebat sekali, kedua manggut, maksud saya setuju karena pesanya dapat, logis, dan sudah pasti bisa diterima nalar, ups jangan bilang pak dosen ya kang. Terakhir, ampun mama yo, kocak abis, lihat aja kalimat ini Kadang terlalu serius, kadang terlalu santai.

    Maklumlah, namanya juga masih manusia.

    Kalimat di atas hanya orang yang tidak ada selera humor sama sekali yang tidak bergeming, bukankah seperti itu kang?

    Reply
  2. @Martin Karakabu : hahaha bisa saja si akang.. tapi benar kan, saya masih manusia

    @Nisa : berarti sama kan, masih manusia..:-P

    Reply
  3. Benar kang masih manusia hihkhihk, manusia sejati yang menghidupkan manusia yang lain, ups jangan salah tafsir maksudnya manusia yang memberi inspirasi kepada yang lain kwkkw,

    Reply

Leave a Reply to Vina Lamoren Cancel reply