Mengapa Saya Memilih Belajar Dari Blogger Luar Negeri? Salah Kah?

Mengapa Saya Memilih Belajar Dari Blogger Luar Negeri? Salah Kah?

Dalam beberapa postingan belakangan ini, saya memang kerap menyebutkan beberapa nama blogger yang bukan berasal dari negeri sendiri, Indonesia. Nama-nama yang dimasukkan ke dalam postingan adalah nama orang asing, seperti Darren Rowse atau Neil Patel, yang mungkin sebagian besar kalangan blogger Indonesia kurang akrab dengannya. Padahal, mereka adalah blogger kelas atas di dunia blogging internasional dan sudah diakui oleh berbagai kalangan, seperti Forbes, yang merupakan media internasional.

Rupanya, salah satu pembaca setia, sekaligus rekan blogger sangat cermat mengamati sikap dan tindak-tanduk saya dalam berbagai tulisannya. Rekan blogger itu adalah Kang Nata, si boss blog Asikpedia yang merupakan teman bergurau.

Dalam salah satu tulisannya, yang Anda bisa kunjungi di sini.menyebutkan bahwa saya condong untuk mencontoh atau belajar dari blogger luar negeri.

Begini katanya :

Mengapa Saya Memilih Belajar Dari Blogger Luar Negeri? Salah Kah?

Keberatan kah saya dengan apa yang ditulisnya? Benarkah saya memang condong mencontoh blogger luar negeri? Kenapa saya tidak belajar dari blogger dalam negeri saja? Apakah saya menganggap blogger luar negeri lebih pandai daripada blogger Indonesia?

Mungkin, pertanyaan-pertanyaan seperti itu akan muncul di benak orang kenapa saya lebih suka belajar dari Neil Patel atau Darren Rowse dibandingkan mas Dharmawan dari PanduanIM atau bahkan mas Sugeng sekalipun? Mungkin yah, bisa juga Anda tidak peduli sebenarnya.

Jawabannya, TIDAK. Saya tidak berkeberatan dengan apa yang dikatakan sang bos Asikpedia. Bahkan, salut dengan kecermatannya dalam mengikuti dan mengamati apa yang saya lakukan. Ia bisa melihat hal-hal yang mungkin bagi orang lain biasa saja.

Jadi, memang benar, saya sudah cukup lama memutuskan untuk mencari pengetahuan tentang blogging dari luar negeri saja. Hampir tidak pernah lagi saya mengunjungi blog-blog tentang tutorial blogging dalam negeri.

Bukan karena saya menganggap blogger luar negeri pasti lebih pandai daripada blogger Indonesia. Pengalaman hidup mengatakan bahwa orang dimana saja sama. Ada yang bodoh dan ada yang pintar. Orang asing pun banyak yang bodoh, tetapi tidak sedikit yang pintar juga. Begitu juga orang Indonesia, yang pinter banyak, yang bego juga tidak terhitung.

Sama saja.

Keputusan untuk lebih menggali pengetahuan dari luar negeri berdasarkan pada logika sederhana yang tercakup dalam beberapa pertanyaan kecil ini :

  1. Kalau Anda mau kaya, kepada siapakah Anda harus menimba ilmu? Seorang yang berpenghasilan US$ 100/bulan atau yang US$ 20,000/bulan?
  2. Kalau Anda mau terkenal, kepada siapakah Anda akan mencoba mencari caranya? Syahrini (orang terkenal) atau saya (yang cuma blogger biasa)?
  3. Kalau Anda tahu dimana guru dari guru Anda, masihkah Anda mau belajar kepada guru Anda? atau, Anda akan pergi ke guru dari guru tersebut dan belajar darinya?

Bisakah Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan ini? Silakan coba jawab di kolom komentar kalau mau.

Nah, logika saya mengatakan bahwa jawaban logisnya adalah sebagai berikut

1. Ya belajar dari yang berpenghasilan US$ 20 ribu perbulan (Darren Rowse menghasilkan ini setiap bulan hanya dari iklan saja)

Tentunya, ia lebih berpengalaman dan hasilnya menunjukkan bahwa ia memiliki pengalaman untuk itu. Kenapa juga saya harus belajar dari seseorang yang baru berpenghasilan US$ 100 kalau ada yang lebih lagi?

Kenapa saya harus belajar dari PanduanIM, yang tidak jelas berapa penghasilannya perbulan? Padahal, ada orang yang berpenghasilan besar sekali dan rutin sharing pengetahuannya kepada siapapun yang mau membaca.

Kenapa saya harus belajar dari blogger-blogger tutorial Indonesia yang sering penghasilannya di bawah penghasilan ngeblog saya?

Logis kah? Logis sekali karena hal bodoh belajar dari orang yang sebenarnya tidak bisa melakukan apa yang disarankannya atau tidak jelas.

Iya nggak?

2. Ya, Syahrini, jelas! 

Siapa yang mau belajar menjadi terkenal dari seorang blogger, yang tidak terkenal sama sekali seperti saya ?  Kalau mau terkenal, lebih baik belajar tips dan triknya dari sang mojang genit asal Bogor itu. Ia punya ratusan ribu follower. Jadi, sudah pastilah tahu bagaimana memanfaatkan media untuk mengundang ketertarikan pada dirinya.

Normal sekali dan sangat masuk akal. Yang tidak masuk akal justru kalau ada yang mengatakan ingin belajar terkenal dari saya.

Sekarang, blogger-blogger asing yang saya sebutkan sudah terbukti keterkenalannya. Darren Rowse pernah masuk dalam daftar 100 selebriti internet dunia ala Forbes (majalah internasional yang terkenal dalam urusan orang-orang terkenal dan kaya). Neil Patel, sudah tak terhitung namanya disebut di berbagai media, seperti New York Times dan diakui berbagai kalangan sebagai salah satu internet marketer terbaik dunia.

Sedangkan di Indonesia, saya dihadapkan pada pilihan PanduanIM, Writepreneurs, Sekte Karungan, Blogodolar, yang terkenalnya hanya dalam kalangan terbatas saja, yaitu kalangan blogger saja.Belum ada yang nama-namanya beken di dunia nyata dan media massa terakreditasi. Yang ada nama mereka menyebar karena tulisan para blogger di blognya masing-masing saja.

Nama-nama seperti Agus Mulyadi atau Trinity bahkan lebih meng-Indonesia dibandingkan nama-nama yang mengaku dirinya tenar dan berhasil dalam dunia internet marketing. Bukti yang disuguhkan Trinity dengan buku dan film yang berdasar blognya menunjukkan namanya sebenarnya lebih besar daripada yang mengaku dirinya “besar”.

Sayangnya, dua nama terakhir tidak menulis tentang ngeblog. Jadi, tidak ada panduan tips dan trik mereka.

Jangan tanya soal keberhasilan dalam hal materi dari para tokoh blogger terkenal Indonesia itu. Orangnya seperti apa juga tidak jelas sama sekali. Betul tidaknya mereka berhasil meraup dan bergelimang uang karena kegiatan ngeblognya juga tidak jelas sama sekali.

Lalu, untuk apa saya harus belajar dari mereka?

Tidak bisa saya hanya belajar dari mereka karena rekan-rekan sesama blogger memuja mereka. Tidak logis sama sekali dan seperti menggantungkan sesuatu kepada yang tidak jelas. Kalaupun mau, saya akan belajar dari Agus Mulyadi dan Trinity karena mereka sudah membuktikan di dunia nyata dan dunia maya bagaimana mengelola blog yang berhasil.

3. Saya pilih langsung pergi ke guru dari guru saya

Kalau Anda bisa berbahasa Inggris, sedikit saja, Anda akan menemukan banyak hal yang ada di blog-blog tutorial Indonesia, yang terkenal sekalipun adalah mengutip dari dua nama blogger asing yang saya sebutkan.

Hanya saja, bentuknya diolah dan dikemas sebegitu rupa sehingga seperti berbeda dari asalnya.

Banyak blogger Indonesia mengadopsi dan mengambil dari blog-blog luar negeri, dan dua diantaranya ya dari Darren Rowse dan Neil Patel. Kemudian, dikemas dalam gaya yang berbeda dan diterbitkan dengan nama “artikel original”.

Hal itu saya ketahui setelah membaca blog-blog tutorial blogging Indonesia dan kemudian membandingkan dengan banyak blog bertema sama di seluruh dunia.

Pertanyaannya, untuk apa saya membaca tulisan serapan tersebut kalau saya menguasai kunci untuk membaca langsung dari sumbernya? Dengan begitu saya bisa mendapat lebih banyak dan lebih jelas, tidak bias. Tidak ada salah pengertian.

Kenapa saya harus berguru pada si A kalau saya bisa berguru pada gurunya si A?

Tiket kesana saya punya, yaitu kemampuan berbahasa Inggris, walau biasa-biasa saja tetapi cukup untuk memahami dengan jelas, tanpa salah pengertian, apa yang disampaikan dalam bentuk tulisan.

Belum lagi fakta bahwa blogger-blogger guru itu tidak pelit ilmu. Mereka masih menulis sampai hari ini dan terus berbagi info-info terupdate. Mereka juga sering membagikan informasi tempat-tempat dimana bisa belajar hal-hal lain lagi.

Mereka konsisten juga dan terus menulis.

Bandingkan dengan blog-blog tutorial Indonesia yang cenderung pelit ilmu. Rupanya buat para master blogger Indonesia yang penting murid banyak dan bukan bagi ilmu yang banyak. Yang diajarin itu-itu saja nggak masalah, yang penting pemasukan lancar.

Jadi, kenapa saya harus belajar dari blogger dalam negeri dalam hal ini? Saya akan mendapat lebih banyak kalau belajar dari blogger luar.

Dan, sebagian dari yang saya baca disana, saya bagi disini. Lumayan buat nambah jumlah artikel di MM dan mungkin saja bisa membuka mata rekan sesama blogger untuk melihat bahwa banyak sisi lain di dunia blogger.

Tidak semua seperti apa yang diwangsitkan dan disabdakan para master blogger dan internet marketing Indonesia.

Dunia lebih luas dari celana kolor mereka.

Akhirul kata, terima kasih Kang Nata atas tulisannya. Setidaknya, dari sana ide tulisan ini lahir. Satu artikel tambahan bisa terbit disini.

7 thoughts on “Mengapa Saya Memilih Belajar Dari Blogger Luar Negeri? Salah Kah?”

  1. Hahahaha…..weleh….weleh…. Ternyata ide tulisan ini bersumber dari Artikel saya yach,,,,,, 🙂 dipasang link juga, makacihhhh…kakakkk… 🙂

    Saya akui untuk mencapai ke blog Berbahasa Inggris, terutama blog orang2 luar negeri yang disebutkan diatas saya tidak Punya TIKET.

    Salah satu cara yang paling mudah ialah memperhatikan blog Pak Anton atau bertanya langsung, sehingga paling tidak ada beberapa pengetahuan yang berasal dari situs yang pak Anton kunjungi bisa diserap.

    Tapi saya khawatir kalau Ilmu yang diturunkan diblog ini atau blog lainnya cuma 10 % saja, Kan nanggung ! . syukur2 pengetahuannya ditulis semuanya pak, biar kami bisa nguping,hehehehe….

    Setelah itu paling tidak dimasa akan datang blog2 kami bisa 11 12 lah, tingkat kesuksesanya dengan blog Pak Anton.

    AYo dong Pak, gali lagi trik2 blog2 milik si Orang luar Negeri itu. Biar kami bisa ketularan pinter,,,,heheheh.

    Reply
    • Nggak lah Kang.. Niat saya benar-benar berbagi dan kalau memang sudah sempat semua yang saya baca akan dibagikan. Tidak akan disimpan sendiri saja.

      Cuma, ya harus pelan-pelan karena kan harus dijadikan tulisan baru yang menyesuaikan dengan budaya disini. Kalau langsung diterjemahkan, kadang agak sulit dimengerti juga.

      Lagi pula, sayang kan lumayan buat ide bikin artikel di MM.. biar nggak kosong..:-D

      Reply
    • Bukan lumayan lagi Pak, tepat sekali pak,,,soalnya blog ini banyak membahas seputar Dunia blogging.

      Jadi lahannya tepat dan subur. 🙂

      Reply
  2. Belum pernah dan saya nggak peduli. Itu kan pandangan pribadi. Lagipula, kalau mereka tidak protes, berarti mereka tidak fair. Kalau dipuji mereka diam saja karena mendapatkan keuntungan, tetapi kalau dikritik, kok marah. Tidak adil.

    Jadi, saya tidak peduli. Saya memang beranggapan kalau belajar dari luar negeri lebih baik daripada belajar dari mereka.

    Reply

Leave a Reply to Kang Nata Cancel reply