Adsense Tidak Menyebalkan (Buat Saya)

Adsense Tidak Menyebalkan (Buat Saya)

Selalu ada dua sisi di dunia. Gelap terang. Tinggi pendek. Semua itu berlaku dalam berbagai hal, termasuk dalam hal urusan mencari duit di dunia blog.

Salah satu sumber duit ternama bagi para blogger besutan Google, Adsense juga mengalami hal yang sama. Jutaan blogger “mmeujanya” karena berharap mereka menjadi kaya dengan menayangkan iklannya, tetapi tidak sedikit juga yang “membencinya”.

Coba saja masukkan kata “Adsense sucks” (bahasa Inggris) dan padanannya dalam bahasa Indonesia, “Adsense menyebalkan”. Tidak sedikit juga artikel para blogger yang menunjukkan ketidaksukaannya terhadap periklanan dari Mbah Google ini.

Salah satu hasilnya bisa dilihat di bagian atas. Dan, yang berbahasa Inggris bisa lihat di bawah.

Adsense Tidak Menyebalkan (Buat Saya)

Mengapa ada yang membenci Adsense? Yah, namanya orang pasti punya sudut pandang sendiri. Tidak bisa selalu sama. Belum lagi pengalaman pribadi masing-masing individu tentu berbeda.

Jadi, ada banyak alasannya. Mulai dari yang tidak terima dibanned, sampai yang merasa penghasilannya terlalu kecil dan menganggap Adsense tidak menghargai kerja keras para blogger/penulis.

Yah, yang pasti memang akan selalu ada alasan dibalik ketidaksukaan banyak orang pada Adsense.

Bagaimana dengan Anda? Apakah Anda menyukai atau membencinya?

Bagi saya sendiri?

Loh, kenapa harus ada benci dan suka? Hubungan Adsense dan saya dalam hal ini bukan hubungan percintaan. Jalinan hubungan kami adalah saling memanfaatkan, istilahnya hubungan BISNIS.

Meskipun antara raksasa dan liliput, sebuah hubungan percintaan.. eh bisnis, tetap hubungan bisnis.

Jadi, mengapa harus menjadi suka atau benci? Selama menghasilkan uang bagi saya, ya hubungan berlanjut. Dia tidak percaya terhadap saya lagi, karena alasan yang bisa dimengerti atau tidak, ya berarti hubungan putus. Keduanya tidak percaya, ya bubar.

Sederhana saja.

Sejauh ini saya memiliki hubungan dengan Adsense karena jasanya membuat waktu saya menjadi lebih produktif dalam hal menghasilkan “uang”. Tidak banyak, tetapi lebih bagus daripada sekedar nongkrong di pos satpam gosip ngalor ngidul.

Recehan dari Adsense sudah memberi saya kemampuan membeli notebook, kamera, dan sekarang bantu bayar cicilan mobil.

Tetapi…

Ada tetapinya.

Saya tidak menggantungkan diri dari Adsense. Pengalaman hidup mengatakan bahwa jangan terlalu nyaman bergantung pada sesuatu. Jangan juga terlalu suka pada sesuatu karena terkadang menjadi semakin menyakitkan kalau terjadi sesuatu.

Saya cukup tahu resiko dan kebiasaan Adsense yang kerap menghentikan bisnis tanpa penjelasan sama sekali. Sebelum menandatangani kontrak dengannya, saya sudah menyadari hal itu. Jadi, hal itu sudah dipahami dengan baik.

Oleh karena itu, sejauh ini saya masih belum menjadi Adsense sebagai sumber penghidupan (selain karena jumlahnya belum mencukupi). Terutama karena saya juga menemukan bahwa masih banyak cara lain menggali uang dari blog yang ada.

Tidak usah disebutkan panjang lebar, contohnya seperti menjual barang, afiliasi, atau content placement, dan lain sebagainya. Masih ada cara lain.

Jadi, kalaupun yang terburuk terjadi, alias hubungan saya dan Adsense tidak diperpanjang, dengan alasan apapun, saya tidak akan mempermasalahkannya. Sebal dan kesal pasti, tetapi rasanya tidak akan terlalu lama, sehari dua bolehlah.

Setelah itu, ya MOVE ON.

Dunia terlalu luas untuk meratapi sesuatu yang sudah berlalu.

Apalagi dalam hal bisnis seperti ini.

Tidak ada ikatan emosionalnya. Rasanya akan lebih mudah.

Dengan berpandangan seperti ini, bukan berarti saya tidak akan mematuhi komitmen yang ada, yaitu dalam bentuk TOS yang saya setujui. Tentu saja, saya akan berusaha sebaik mungkin mematuhinya. Hal itu bukan karena takut kehilangan, tetapi karena dalam hal bisnispun ada etika.

Salah satunya adalah mematuhi apa yang sudah disepakati. Saya sudah mengklik tanda setuju. Artinya, saya sudah berjanji. Jadi, saya akan berusaha sebaik mungkin mematuhinya.

Bukan apa-apa, tetapi hal itu berkaitan dengan harga diri saya sebagai manusia bukan karena saya terlalu cinta kepadanya. Pelanggaran kesepakatan adalah hal yang terburuk dalam dunia bisnis dan dimanapun, baik secara etika dan hukum.

Tetapi, kenapa harus melibatkan benci dan suka dalam hal ini? Bisnis tidak perlu melibatkan suka atau tidak suka. Lebih baik memandang dari segi menguntungkan atau tidak. Kalau menguntungkan jalan terus, kalau tidak ya berhenti.

Dengan begitu, setidaknya kita akan terbebas dari emosi dan terhindar dari merengek dan memaki-maki di dunia maya. Tidak ada gunanya dan justru hanya menyakiti diri sendiri.

12 thoughts on “Adsense Tidak Menyebalkan (Buat Saya)”

  1. Setuju Banget, Jangan terlalu percaya pada adsense karena kita tak tahu kedepannya sperti Apa. Saya punya teman satu kecamatan, tadinya sebulan bisa 180 juta tapi tahu tahu kena Banned. AKHIRNYA sekarang pensiun main adsense dan beralih ke apk. Aplagi publisher seperti saya dapatnya cuma recehan, berharap terlalu banyak ujung ujungnya kecewa. Kalau saya lebih memilih diservikasi usaha lain spt toko online atau jualan offline juga

    Reply
  2. Benci dan menyebalkan pasti ada sebabnya, kalau bisa bayar cicilan mobil, mengapa harus benci dengan Adsense, betul ngk pak. 🙂

    Reply
  3. Memisahkan antara bisnis dan perasaan ya, Pak, hehe.
    Tapi Bapak ada aja ya, ide buat mencari kata kunci tersebut di Google. Jadi mau browsing juga.

    Reply
  4. @Kang Nata.. Baca yang benar, bantu bayar cicilan mobil, bukan bayar cicilan mobil

    @Nisa … betul Nisa, bisnis sebaiknya jangan pakai perasaan, tetapi perhitungan. Yah, coba bertindak out of the box

    @Rich Ard .. hahahahaha…sete baru yah?

    Reply
  5. "jadikan aku yang kedua buatlah diriku bahagia" –Kutipan lagu

    lebih baik mendua memang dalam hal mencari uang, jangan fokus pada satu sumber. kalau sumber yang satu tertutup masih ada sumber lain.

    google adsense memang bisa menjadi sumber penghasilan, namun jangan terlalu jatuh cinta dan terlena.

    kalau tiba-tiba di putus bisa sakit hati. 🙂

    sambil jalan yuk cari pintu kedua, ketiga keempat atau lebih banyak pintu rizki lainnya.

    Reply
  6. @Masandi… berani ga ngomong gitu sama kumendan di rumah? Kalau ga berani.. #cemen … wkwkwkwkwk.. dan saya pilih jadi cemen deh kalau disuruh ngomong kayak gini ke kumendan di rumah..

    Tapi betul mas.. jangan terlalu terlena sama satu sumber kalau dalam hal ini… persiapkan berbagai kemungkinan

    Reply

Leave a Reply to Rich Ard Cancel reply