Berapa Kerapatan Kata Kunci Supaya Ramah Mesin Pencari?

Berapa Kerapatan Kata Kunci Supaya Ramah Mesin Pencari?

Buat saya tidak penting!

Bahasan mengenai kerapatan keyword atau kata kunci, tidak lagi saya perhatikan saat menulis artikel. Untuk apa? Biarpun banyak master blogger akan mengatakan bodoh, tetapi karena memang sudah diputuskan seperti itu, saya akan menjawab kepada yang mengatakan “Bodo amat lu! Sibuk amat ngurusin hidup orang lain!”

Tapi, saya menyadari bahwa banyak blogger yang ingin membuat artikelnya SEO friendly atau ramah mesin pencari punya pertanyaan  “Berapa banyak keyword yang harus diulang dalam satu artikel?”. Iya kan?

Apakah Anda termasuk? Hayo, ngaku saja! Tidak perlu malu.

Selama itu yang Anda yakini benar, kenapa tidak. Selama Anda tidak memaksakan kepada orang lain kalau hanya itu jalan terbaik, seperti yang biasa dilakukan oleh para internet marketer dan blogger tutorial, ya tidak masalah.

Hak masing-masing lah.

Nah, kalau Anda memakai WordPress Self Hosted, pertanyaan ini akan mudah dijawab. Apalagi kalau menggunakan plugin Yoast SEO. Jawabannya ada disitu.

Jadi, berapa kerapatan kata kunci yang diperlukan? Berapa kali keyword harus diulang?

Jawabannya TERGANTUNG!

Betul, tergantung. Tergantung pada jumlah kata yang ada. Yoast SEO menyebutkan bahwa kerapatan keyword yang diperlukan adalah antara 1,5% sampai 3%.

Ini screenshoot-nya.

Jadi, kalau artikelnya sepanjang 1000 kata, tinggal dikalikan saja 1000 X 1,5% alias 15 kali. Bagaimana kalau 2000 kata? Ya silakan hitung sendiri. Masa sih harus dihitungkan juga.

Catatan tersendiri harus diperhatikan karena ada batasan minimum dan maksimum, 1,5% – 3%. Jadi, juga tidak boleh terlalu banyak. Kalau artikelnya 1000 kata, jumlah kata kuncinya tidak boleh melebihi 30 , misal 31 karena artinya batasan maksimum terlewat. Dan, kalau sudah begini lampu “merah” YOAST SEO akan menyala.

Justru kalau melebihi batas maksium, tulisan tidak lagi SEO Friendly.

Bagaimana menghitungnya? Tenang saja, kalau memakai Yoast, tidak perlu menghitung sendiri. Plugin ini yang akan melakukan kalkulasi.

Kalau pemakaian Latent Semantic Indexing (LSI) yang kerap digembar-gemborkan para master blogger sampai berbuih-buih sebagai pengganti dari teknik kerapatan kata kunci. apakah dihitung oleh Yoast? Tidak. Entah kalau versi pronya. Belum sampai ke versi pro, saya sudah memutuskan untuk tidak menggunakan plugin ini lagi saat menulis.

Jadi, tahukan berapa banyak kata kunci harus diulang dalam artikel supaya kesempatan masuk halaman SERP lebih baik?

Tapi, jangan langsung berpikir bahwa tulisan Anda langusng nongkrong di halaman 1 SERP dan blog langsung kebanjiran pengunjung. Lupakan saja. Masih banyak faktor lain, seperti persaingan, kemudian jumlah kata, dan entah berapa banyak lagi faktor yang harus diperhitungkan kalau berbicara soal SEO.

O ya, catatan satu lagi soal kerapatan keyword ini. Yoast SEO kerap melakukan update dan menyesuaikan sistemnya dengan perkembangan SEO terbaru. Dulu, pertama kali menggunakan plug in ini, batasan kerapatan kata kunci 2,5% – 5%, tetapi kemudian berubah menjadi 1,5% -3 %.

Harap berhati-hati dalam hal ini karena bisa terjadi overstuffing, alias berlebihan dalam kata kunci. Jika kata kunci pada waktu dulu 4,5%, karena batasan maksimum mencapai 5%, ketika update dilakukan jumlah itu melebihi 3%. Tulisan yang dulu SEO bisa menjadi tidak.

Pastikan hal-hal kecil seperti ini juga mendapat perhatian Anda saat mengulang kata kunci dalam artikel. Jangan berlebihan karena dunia SEO adalah dunia yang dinamis dan berubah setiap waktu.

Silakan coba sendiri kalau ingin tahu hasilnya. Cuma, saya sudah tidak perlu mikir yang seperti ini. Bisa bobok cantik karena tidak lagi harus berhitung mengenai kata kunci saat menulis.

Enakan begitu.

13 thoughts on “Berapa Kerapatan Kata Kunci Supaya Ramah Mesin Pencari?”

  1. saya bukan pengarang yang punya banyak stok kata-kata untuk dirangkai. yang penting bagi saya apa yang ingin saya sampaikan bisa tertuang dalam tulisan. masalah kata yang terus berulang, kalau saja dinilai sama plugin (komputer) pasti dapat merah melulu.

    andai saja yoast itu manusia. 😀

    Reply
  2. Kalau saya sih asal kata Yoast ijo ya udah publish tapi kadang kurang tapi tetap saya publish biasanya kalau artikelnya pendek mau ditambah tambahin kw nya malah nanti rancu dibacanya

    Reply
  3. kalau mengacu ke metode ini ujung2nya pasti males ngeblog, karena dibuat rumit dan memakan waktu, otak jadi eror menulisnya.

    Reply
  4. Gak pernah pake Yoast dan sebagainya, soalnya cuma bisa pake blogger doang. Hehe…

    Paling cuma riset keyword aja sih sebelum nulis, ya itu juga belum bener2 amat. Soalnya banyak yang belum tembus page one. wkwkwkw

    Reply
  5. Yoast saya pakek, tapi sekedar untuk melatih diri memadukan antara kata-kata sehari-hari dengan keyword hasil riset. Ya, saya beranggapan warna hijau belum memastikan secara penuh bahwa konten kita berkualitas. heheh, SEO emang gak ada abis-abisnya

    Reply
    • Yup.. memang tool yang bermanfaat banget. Teruskan saja mas, bagus tuh kalau bisa memadukan seperti itu.

      Cuma, kalau saya sih sudah males banget nulis dengan cara seperti itu

      Reply
    • jujur nih, mas anton adalah salah satu panutan ku dalam menulis. Baik di Lovely bogor dan maniak menulis. Feel kemurnian dari hatinya tanpa dibuat-buat dapat banget.

      Tapi lagi-lagi saya tidak bisa memunafikan diri sendiri. Sebagai digital marketer yang sangat bergantung pada ilmu SEO tentunya hal ini harus diperhatikan 🙂

      Reply
    • Semua orang punya jalan dan cara sendiri. Tidak ada yang bisa memaksa kalau tidak mau.

      Cuma mas Bintang, sekarang dengan teori SEO yang mas pakai, kira-kira sudah seberapa jauh menuju kesuksesan? Apakah memang sudah terbukti? Ataukah masih pada tahap awal?

      Maksudnya, akalu saya sih berpikir ada banyak jalan menuju Roma. Yang mau pakai SEO monggo, yang tidak ya tidak masalah.

      Nah, seperti yang mas tulis di atas itu namanya generalisasi, alias kalau mau jadi digital marketer harus memperhatikan SEO. Kalau tidak mau? Gimana? Apakah sudah pasti tidak akan sukses?

      Cara yang saya pakai cocok dengan diri saya.. dan sejauh ini lumayan menjadi bukti bagi diri saya bahwa SEO hanyalah satu cara bukan kewajiban dan keharusan. Kalau ada yang bilang wajib pake SEO, ya aku kemplang…. hahahaha.. karena berarti memaksa orang memakai caranya

      Reply
    • Ya, benar sekali mas. Kalau saya perhatikan juga ilmu SEO ini tidak tetap. Kadang teknik "A" manjur, beberapa pekan kedepan teknik nya mulai mengalami penyusutan.

      Ya, semua kembali kepada selera masing-masing sih mas

      Reply

Leave a Reply to Tri Bintang Utama Cancel reply