Menulis di Banyak Blog Seperti mengemudi Mobil

Menulis di Banyak Blogr Seperti mengemudi Mobil

Konyol memang. Apa kaitannya anatara menulis dengan mengemudi mobil? Yang satu berurusan dengan komputer dan satu lagi dengan kendaraan. Tetapi, begitulah rasanya kalau menulis di banyak blog. Tidak berbeda jauh dengan mengemudi mobil. Paling tidak, kalau mobilnya manual dan tidak memakai persneling otomatis.

Saat berkendara memakai mobil, setiap pengendara pasti harus siap berhadapan dengan situasi yang beragam. Mulai dari lancar jaya dan tidak ada halangan untuk ngebut, sampai kemacetan parah yang membuat satu kilometer saja ditempuh dalam waktu dua jam. Selama itu selain memperhatikan jalan dan memegang setir, seorang pengendara harus selalu siap sedia untuk berganti persneling.

Jika kondisi macet apalagi. Tangan harus rajin dan siap berpindah dari gigi satu kedua, dari dua ke netral, dan terus begitu.

Bandingkan saja dengan kalau harus mengupdate artikel dengan tulisan yang baru. Kalau satu, maka yang harus dipakai hanyalah satu gaya menulis saja. Tetapi, bayangkan kalau blognya ada beberapa/banyak, tentunya gaya penulisan pun harus menyesuaikan dengan blog itu sendiri. Coba bayangkan saja kalau punya blog tentang wisata dan otomotif, mungkinkah sama gaya penulisannya? Tentu tidak bisa.

Gaya blog wisata biasanya agak santai, sebaliknya blog otomotif akan berbau informatif dan tutorial.

Mau tidak mau, misalkan ingin mengisi keduanya sekaligus pada hari yang sama, setelah menulis tentang perjalanan traveling ke sebuah tempat, kemudian harus beralih dalam waktu singkat menjadi seorang “montir” yang menjelaskan tentang apa fungsi karburator.

Berbeda.

Itulah yang saya alami, karena kegilaan yang saya putuskan dengan sengaja, dengan menghadirkan banyak blog ke dunia ini. Dan, temanya tidak sama semua. Ada yang bercerita tentang kota, ada yang mengajarkan bahasa Inggris, ada yang membahas tentang orangtua, ada yang berceloteh tentang lingkungan.

Tidak mungkin hanya mempergunakan satu gaya penulisan saja. Tidak semua tema atau topik cocok dengan hanya satu gaya.

Jadilah, mau tidak mau harus bisa melakukan perubahan gaya penulisan dalam waktu sesingkat-singkatnya. Mirip sekali dengan saat ganti persneling saat mengemudi mobil. Harus cepat dan tepat menyesuaikan dengan kondisi di lapangan.

Kalau sedang menulis di Lovely Bogor, maka gaya santai dan tidak terlalu berat yang dipakai. Lebih kepada bercerita kepada “entah siapa”. Setelah selesai beberapa saat kemudian harus beralih ke LB Fotografi, blog tentang dunia potret memotret yang banyak unsur teknisnya, jadilah harus mengkondisikan otak agak menjadi blogger tutorial. Pindah lagi ke Umum Sekali, tema gado-gadonya yang bebas membuat agak santai, tetapi juga harus bisa memberikan “sesuatu” informasi yang agak unik kepada pembaca.

Pindah sana. Pindah sini.

Capek dan ruwet juga sebenarnya karena otak dan hati memerlukan waktu beberapa saat untuk menyesuaikan dengan hal yang berbeda. Oleh karena itulah, setiap hendak berpindah blog, maka saya memberikan jeda waktu 5-10 menit untuk menetralkan kembali pikiran dan rasa pada titik normal  supaya tidak bercampur aduk.

Berhasil kah cara ini? Banyak berhasil, kadang tidak. Terutama kalau sedang di tanggal tua ketika persediaan dana untuk rumahtangga pada posisi tipis. Pikiran menjadi tambah ruwet dan kacau dalam kondisi ini. Harus diakui, saya tetap manusia yang tidak bisa 100% selalu berhasil, tetap saja pasti ada unsur gagalnya.

Meskipun demikian, cara memberi jeda ini, cukup lumayan membantu saat menulis di banyak blog dalam waktu yang berdekatan. Lumayan, setidaknya menurut diri sendiri.

Tetapi, segala kerepotan ini sebenarnya  menyenangkan juga. Tidak membuat bosan. Tidak monoton dan penuh lika liku. Lagi-lagi tidak beda dengan saat menyetir. Ketika di jalan tol yang lancar, maka saya jarang berganti persneling dan terus berada di gigi paling besar, 4 supaya bisa melaju cepat dan hal itu cenderung menimbulkan rasa kantuk karena monoton. Sebaliknya, susahlah bisa mengantuk kalau berada di jalan macet karena selain kesal juga harus terus bersiaga untuk maju agar kendaraan di belakang tidak mengklakson karena merasa terhambat.

Yah, selalu ada untung dan ruginya. Begitulah dunia.

18 thoughts on “Menulis di Banyak Blog Seperti mengemudi Mobil”

  1. Kalau semua blog yang kita miliki diumpamakan dengan dunia Olahraga, maka dimenit2 pertama kita akan menggunakan gaya Boxing, dimenit berikutnya berubah menjadi gaya kupu -kupu, eeee….dimenit2 berikutnya harus berubah lagi beraya Loncat Indah atau gaya panjat tebing. 🙂

    Itulah kenikmatan kalau memiliki banyak blog, bukankah begitu Pak ?

    Reply
  2. Awas pak jangan rem mendadak, nanti ke jungkal.

    itu juga pak yang bikin saya pingin punya beberapa blog, kadang saya pingin nulis gaya konyol, kadang pingin kayak pujangga, kadang pingin nulis gaya nyeleneh. kadang pingin nulis opini. pingin juga nulis cerpen.
    banyak maunya ya saya. 🙂

    Reply
  3. Saya punya blog, tapi tetap masih sama temanya. Gado-gado, jadi seandinya pindah gigi ,tidak begitu repot dengan gaya bahasanya. Karena saya menulis hanya untuk hiburan ,tidak mau terkekang dengan peraturan yang bikin pusing kepala. Tapi yang namnya blog, walau dibuat tema seperti apa pun, rasa egosentrisnya tetap ada.

    Reply
  4. pernah juga sih pengen buat blog baru awalnya sudah menetapkan niche blog yang sudah terancang rapi… tapi karena emang dari awal nulisnya seperti itu jadi yahhh di blog satunya ketularan dari blog sebelumnya wahahah

    Reply
    • Bagusnya sih disesuaikan dengan temanya, jangan sama .. Bisa menambah perbendaharaan dan pengetahuan kita juga… cuma kalau memang menikmati dengan cara itu, ya jalani saja.. enjoy yang penting.

      Reply

Leave a Reply to Anton Ardyanto Cancel reply