Pengetahuan Yang Didapat Dari Menerbitkan Artikel Super Pendek

Pengetahuan Yang Didapat Dari Menerbitkan Artikel Super Pendek

Yang ini panjang. Janji, tidak akan cuma 16 kata seperti pada postingan “[TERBUKTI BENAR] Artikel Super Duper Pendek Pun Tetap Ada Yang Baca“. Yang ini bisa berkali-kali lipat panjangnya, ratusan kata dan bukan jenis artikel super pendek.

(Terus terang, kalau kemudian Anda mencoba menghitung kata di artikel ini, berarti Anda benar-benar kurang kerjaan)

Terus terang, saya tertawa geli juga, saat menerbitkan artikel tersebut. Sudah sedikit terbayang apa hasilnya bahkan sebelum tombol publish ditekan. Tetapi tertawa saya tambah lebar membaca komentar-komentarnya dan melihat hasil dari tindakan yang “di luar kebiasaan” itu.

Eniwei baswei..

Artikel yang disebutkn di atas dan diberi link, sebenarnya bukan sekedar karena iseng, walau unsur iseng dan jahilnya cukup besar, hanya tidak 100%. Yah, mungkin 75%. Ada sedikit keingintahuan tentang beberapa hal dan sedikit bukti tentang beberapa hal yang lain lagi. Rumit yah bahasanya?

Dan, ternyata semua terjawab dengan baik. Nah, ini kira-kira apa yang didapatkan dari menerbitkan artikel super pendek seperti itu.

1. Artikel Pendek Pun Tidak Masalah, Pembaca Tetap Ada

Mau para internet marketer atau pakar blogger Indonesia bilang sampai berbusa-busa mulutnya bahwa artikel pendek itu tidak menguntungkan dan tidak bisa mengundang pembaca, saya akan bilang “Bullshit“, Omong Kosong!

Ini buktinya.

Pengetahuan Yang Didapat Dari Menerbitkan Artikel Super Pendek

Memang tidak wah angkanya, tetapi “ADA” yang baca. Padahal, baru 1 hari yang lalu artikel super duper pendek itu terbit. Angka itu akan bertambah (apalagi kalau banyak yang mengklik link di paragraf paling atas). (Catatan : tidak dipromosikan loh!)

Wangsit dari para master dalam hal ini adalaj “ZONK” belaka alias tidak bernilai karena tidak berdasarkan fakta sama sekali. Lebih cenderung agar orang lain mengikuti cara yang dilakukannya, bukan menggambarkan fakta. Terlalu men-generalisir alias gebyah uyah.

Panjang atau pendek tidak selalu menentukan datang tidaknya pembaca. Banyak hal lain yang mempengaruhinya, seperti “Apakah blog sudah dikenal? Apakah sudah ada pengunjung tetap?”. Sebuah blog/website  yang sudah dikenal dan pengunjung tetapnya ada, panjang pendek artikel tidak terlalu berpengaruh karena pembaca setianya akan cenderung membuka apapun yang baru diterbitkan.

Coba lihat saja Detik.

Bahkan, yang belum seterkenal itupun, tetap akan ada pembacanya. Salah satu blog fotografi saya yang lumayan banyak postingan super pendek dengan hanya satu foto dan 1-3 baris kalimat saja, tetap ada yang dibaca. Padahal, tidak dipromosikan sama sekali.

Dan, artikel super pendek yang saya terbitkan kemarin, membuktikan secara sah, kadang para internet marketer dan blogger tutorial tentang blogging, kebanyakan menyebarkan mitos tak berdasar dan juga termakan mitos karena hobinya menyamaratakan tadi.

Tidak selalu benar.

2. Clickbait Masih Laku

Kenyataannya, artikel yang teramat sangat pendek itu, tidak memakai judul yang berdasarkan teori clickbait atau umpan klik. Tidak ada kata-kata bombastis, seperti ajaib, hebat, ampuh, dan sebagainya.

Hanya kata-kata biasa saja. Cuma ada sedikit permainan kata dengan memakai huruf besar di bagian awal dan penambahan kata asing “duper” pada judul. “Duper” sendiri adalah istilah slang dalam bahasa Inggris yang memberi penekanan dengan makna “teramat sangat”.

Bukan clickbait.

Tetapi bisa mengundang pengunjung kan? Nah, bagaimana kalau kata-kata yang mengusik rasa keingintahuan, atau rasa serakah manusia dipakai, seperti pada artikel clickbait? Rasanya pasti akan lebih menggoda dan akan mengundang orang mengklik link yang diberikan.

Pendeknya, yah, suka atau tidak suka, yang namanya clickbait akan masih menjadi salah satu cara efektif dalam mendapatkan pengunjung di blog.

3. Efektif kah Snippet (Banyak yang tidak membacanya)

Snippet = ringkasan, atau potongan dari artikel. Bagian ini sebenarnya bisa memberikan gambaran tentang apa yang ada dalam versi artikel penuhnya.

Dan, rupanya, mungkin karena terpengaruh judul, banyak yang memutuskan tidak membaca (atau entah apa alasan lainnya).

Kok bisa disimpulkan begitu?

Yah, karena semua artikel Maniak Menulis akan tampil di profil Google Plus dan Homepage-nya saja. Keduanya akan menampilkan snippet dengan 25 kata (kalau saya nggak salah ingat waktu ngesetnya).

Di kedua tempat itu sebenarnya sudah terlihat jelas sekali apa yang ada di dalam artikel, yaitu posting sepanjang 16 kata. Coba lihat saja.

Lewat mesin pencari tidak mungkin karena pasti belum keindex mengingat blog MM DA dan PA-nya masih teramat sangat rendah. Jadi, rasanya tidak akan ditemukan dari mesin pencari. Pengunjung hanya datang dari kedua sumber ini.

Promosi dan tebar link? Lha, saya itu sudah lama tidak promosikan semua blog yang ada, saya cuma menulis saja. Lagipula sudah lama tidak meninggalkan jejak saat blogwalking  .

Banyak orang tidak baca snippet Pengetahuan Yang Didapat Dari Menerbitkan Artikel Super Pendek

Banyak orang tidak baca snippet Pengetahuan Yang Didapat Dari Menerbitkan Artikel Super Pendek

Kalau snippet ini dibaca, dan disitu jelas terlihat 16 kata, sebenarnya tidak perlu mengklik link-nya karena isi postingan sudah terlihat seluruhnya.

Kalau ada yang ternyata ngeklik, berarti dia tidak baca snippetnya.Cuma lihat judulnya.

4. Menimbulkan Rasa, Kesan, dan Emosi Itu Tidak Selalu Harus Panjang Lebar

Marah.

Kesal.

Jengkel.

Lucu.

Semua itu adalah emosi atau rasa yang ada di dalam diri manusia. Meskipun banyak orang bilang menyamakan emosi sama dengan marah, sebenarnya tidak sama sekali. Emosi itu beragam. Hampir mirip dengan “rasa” dan “kesan”.

Rasanya bisa dipastikan pembaca artikel super pendek yang disebut di atas itu, paling tidak akan “nyengir”, entah karena merasa lucu, atau bahkan jengkel karena merasa ditipu.

Dan, hal itu dihasilkan hanya oleh 16 kata saja? Padahal, para pakar blogger selalu menekankan bahwa untuk menimbulkan kesan, sebaiknya tulisan harus rinci sekali dan panjang.

Sebenarnya salah sama sekali. Penggemar fotografi pasti akan menentang hal seperti ini karena sebuah foto saja, bahkan tanpa kata-kata sekalipun bisa menghadirkan emosi.

Bullshit lagi? Bisa jadi. Atau karena harus berprasangka baik, saya akan bilang bukan omong kosong, tetapi karena kesan yang ingin mereka tampilkan adalah “hebat”, “wah”, “luar biasa”, “pintar”, maka tulisannya dibuat panjang lebar. Karena itu salah satu trik marketing juga, semakin panjang semakin bikin bingung orang, dan ujungnya karena yang membaca tidak mengerti, ia akan beranggapan yang ngomong memang orang pintar.

5. Mengenali Pembaca Itu Sebuah Pengetahuan

Bagaimana saya tahu bahwa artikel sependek itu akan dibaca dan bahkan menimbulkan emosi (entah dalam bentuk yang mana)?

Apakah saya yakin tidak akan sia-sia menerbitkan postingan seperti itu?

YAKIN. 100%.

Saya yakin ada yang baca.Sama yakinnya saya akan ada yang nyengir, tertawa, dan merasa lucu. Tidak kalah yakinnya akan ada yang jengkel juga.

Bukan apa-apa.

Saya cukup mengenal kebiasaan sebagian pembaca blog MM. Ada dari mereka yang tetap “setia” bermain kesini dan membuka apapun yang saya terbitkan. Bahkan, kalaupun cuma sebuah foto dan judul saja, juga tetap akan dilihat oleh mereka.

Jadi, tidak ada alasan artikel itu tidak ada yang membaca. Pasti ada. Bahkan, di blog fotografi saya yang tidak ada kolom komentar, tidak dipromosikan, dan segala macam tidak lainnya, pembaca tetap saja ada. Lalu, kenapa dengan beberapa langganan yang blog MM punya, saya tidak yakin soal pembaca?

6. Memberi Kesan Berbeda Dengan Mempergunakan Ekspektasi Pembaca

Pengetahuan tentang pembaca juga sangat berguna untuk menghilangkan nuansa monoton yang kerap hadir dalam tulisan.

Pembaca Maniak Menulis selama ini terbiasa dengan tulisan super panjang – panjang – setengah panjang – agak panjang. Tidak pernah ada yang pendek.

Semua terbiasa dengan yang seperti itu. Semua berekspektasi bahwa artikel apapun yang diterbitkan minimal ada di level “agak panjang”.

Lalu, kenapa tidak diputuskan untuk memberi satu warna lain, supaya tambah seru dan berwarna. Tidak monoton.

Dan memberi unsur surprise alias kejutan.

Jadi, tidak akan monoton karena saya bisa memanfaatkan situasi ke depannya untuk menggunakan lebih banyak variasi panjang artikel.

7. Tidak Ada Yang Melarang Memakai Artikel Super Pendek

Terus terang.

Saya tidak mendapat teguran apapun dari pemilik Blogspot, si Google karena artikel super duper pendek itu. Tidak ada email peringatan dari mereka.

Apa mungkin karena mereka belum sadar?

Atau, karena memang sebenarnya tidak ada larangan untuk itu?

Kalau baca TOS-nya, tidak ada sih. Jadi, kenyataannya begitu kan?

Jadi acuhkan saja segala sabda dari para empu blogger Indonesia bahwa tulisan pendek itu tidak boleh karena tidak SEO dan cenderung menjadi sampah internet. Kalau perlu, tabok saja mereka sambil bilang “Elu siapa! Yang punya rumah saja nggak melarang!”.

Kenyataannya, memang tidak ada yang melarang untuk itu, kecuali diri sendiri. Keinginan untuk tampil hebat, pandai, brilian lah yang mendorong blogger untuk menulis panjang lebar. Bukan karena adanya larangan itu sendiri.

Para empu blogger, menyarankan dan memerintahkan demikian karena mereka berpikir itu satu-satunya cara supaya dapat pembaca. Padahal sebenarnya tidak juga.

Bebas-bebas saja.

Panjang pendek itu adalah pilihan individu, opsi cara saja. Masing-masing cara sudah membuktikan bisa berhasil.

Lalu, kenapa harus terpola harus selalu panjang?

8. Artikel Super Pendek Berguna Untuk Yang Lagi Malas Update Blog

Malas sih boleh, asal jangan keterlaluan.Nggak maju-maju nantinya.

Masa, update blog seminggu sekali saja tidak bisa. Lagi pula, nggak perlu panjang-panjang kan?  Dengan cara seperti yang saya lakukan juga tidak masalah. Tidak ada yang melarang.

Setidaknya, kalau mau berpikir sebagai seorang pemasar atau customer service, sebuah artikel seperti itu setidaknya memberitahukan pada yang berkunjung kalau si empunya blog masih hidup dan bernafas.

Cuma lagi malas.

Dengan begitu, setidaknya sinyal yang diberikan, persis kata Jendral McArthur saat invasi ke Filipina, “I shall return“, saya akan kembali (entah kapan).

Anggaplah pembaca itu tamu, dan tentunya kalau tidak disuguhi akan timbul ketidakenakan dan kesan kurang bagus pada diri si pemilik rumah.  Dan, biasanya lebih baik sekedar menyuguhkan air putih daripada tidak sama sekali.

Begitu juga blog. Pengunjung yang sudah bolak balik ingin membaca sesuatu tidak dapat suguhan apa-apa. Bete lah pastinya.

Mau tiap hari lebih bagus karena perlahan tapi pasti akan ada keterikatan yang dibangun antara yang punya blog dan blognya. Sesuatu yang sangat diperlukan untuk membangun yang namanya konsistensi ngeblog.

Walau pendek, tetap harus menulis kan?

Cocoklah buat blogger pemalas… Kayak saya.

Tapi, itu terserah sih. Cuma sekedar pemikiran saja, bukan sebuah ajaran, apalagi paksaan.  Cuma, kalau saya sudah memutuskan jadi blogger, ya saya usahakan untuk konsisten menulis, walau cuma satu kali seminggu.

Lagi juga, poin terpenting sebenarnya bukan buat pembaca. Kalau memang mau cuek sama pembaca, ya jangan cuek sama diri sendiri.

Menulis itu adalah skill dan skill bisa hilang kalau tidak diasah. Terlalu lama berdiam diri dan tidak menulis hanya akan mengikis kemampuan itu secara perlahan. Mau tidak mau kalau memang sayang sama kemampuan sendiri, ya harus terus diasah. Mahal loh kemampuan menulis itu! Banyak yang berani bayar mahal untuk ikut kursus menulis.

Terus, kita sudah bisa, eh dibuang percuma.

Tapi.. lagi lagi

It is your choice mate!

Nah, kira-kira itulah sedikit pengetahuan yang bisa didapat dari artikel super pendek yang lalu. Boleh kok kalau ada yang mau menyebutnya sebagai sampah juga.

Tidak ada masalah.

Bebas-bebas saja.

It is a free world.

Cuma boleh kan nanya? Saat baca artikel super duper pendek itu, apa yang Anda rasakan? Rasanya beda nggak dengan baca artikel panjang ini.

Kalau saya sih terus terang lebih suka yang super duper pendek itu. Yang ini agak membosankan dan capek menulisnya.

2 thoughts on “Pengetahuan Yang Didapat Dari Menerbitkan Artikel Super Pendek”

  1. mas, jujur setelah selesai membaca artikel artikel blog ini di related post nya selalu berisi tentang hal-hal yang membuat saya ingin klik, ditambah lagi judulnya yang selalu bikin penasaran. rasanya terhipnotis berlama-lama di blog mas ini. pengen rasanya punya blog gado-gado seperti ini. 🙂

    Reply

Leave a Reply to Anton Ardyanto Cancel reply