Ketika Kesombongan Ketemu Batunya – Promosi Perlu Memperhatikan Waktu, Tempat, dan Cara

Kalau boleh saran, kalau mau nyombong lihat tempat dan lingkungan, juga jangan dilakukan terlalu sering. Lama-lama orang juga bosan melihat atau membaca sesuatu yang isinya hanya berbicara tentang klaim keberhasilan diri sendiri. Makan nasi kebanyakan saja orang bisa sakit, apalagi mendengar orang mengagulkan diri sendiri seperti makan obat.

Memang, seorang internet marketer kerap menggunakan trik “memperlihatkan keberhasilan diri sendiri” untuk memancing ketertarikan orang kepada dirinya. Dan, hal itu banyak diikuti oleh para blogger Indonesia.

Salah satu member anggota IAPD – Indonesia Adsense Publisher Discussion memang terkenal kerap menggunakan trik ini. Berulangkali dan bisa dikata tiada hari tanpa dirinya berusaha memperlihatkan betapa dirinya adalah blogger berhasil dan hebat.

Belakangan ini , setelah sempat berhenti beberapa lama, ia kembali gencar meneriakkan keberhasilannya mengelola blog berbahasa Inggrisyang disebutnya blog bule.Walau kalau mengingat bagaimana cara dia menghasilkan blog itu membuat saya sendiri geleng-geleng kepala, menggunakan Google Translate saja, ia tetap gencar memamerkan data statistik dari blog barunya tersebut sebagai bukti keberhasilannya.

Angkanya sih sebenarnya wajar saja tidak ada yang istimewa. Apalagi kalau mengingat kebiasaannya untuk share sana share sini. Tidak menunjukkan apa-apa.

Jadi, bukan itu yang menarik bagi saya pagi ini. Yang menarik justru komentar yang hadir di bawahnya.

Ketika Kesombongan Ketemu Batunya

Komentar yang paling menarik adalah yang paling bawah.

Satu kata saja.

USELESS.

Entah apa si member IAPD itu mengerti artinya. Tetapi, kalau saya sih bakalan merah muka karena artinya “TIDAK BERGUNA”.

Sudah capek-capek ngomong dan pamer, disebut tidak berguna.

Hadeuh. Sakitnya tuh disini.

Tetapi, saya ragu bahwa ia akan menangkap alasan di belakang mengapa komentar itu keluar. Ragu bahwa ia bisa menangkap “sinyal” karena rasanya ia terlalu terfokus pada diri sendiri.

Sinyal itu terjadi karena ada beberapa hal dalam teori promosi yang sudah “dilanggar”karena terlalu sibuk dengan diri sendiri.

Promosi itu bukan sekedar hanya cuap-cuap , memamerkan hasil, dan melakukan branding/pencitraan saja. Promosi itu juga harus mempertimbangkan waktu, tempat, dan cara.

Waktu : Jika dilakukan berulang-ulang dan terus menerus, bisa jadi hasilnya adalah berkebalikan. Orang bisa menjadi sebal dan kesal melihatnya. Coba saja tanyakan diri sendiri apakah tidak kesal melihat salesman terus menerus berbicara tentang dirinya sendiri.

Tempat : Kata orang, kalau mau badung jangan di kampung sendiri. Di kampung orang lain saja lebih bagus. Hampir semua member tahu bahwa ia sebenarnya tidak mampu menulis artikel berbahasa Inggris . Hal itu sudah diberitahukan berulang-ulang, termasuk oleh saya mengenai betapa ancurnya artikel berbahasa Inggris buatannya yang hanya mengandalkan Google Translate.

Nah, dia memamerkan hasilnya di tempat dimana sebenarnya semua orang sudah tahu tentang ketidakmampuannya. Lalu, apa yang diharapkan?

Lagi pula, untuk apa promosi blog berbahasa Inggris di sebuah tempat yang mayoritas tidak menguasai bahasa itu?

Cara : Memamerkan keberhasilan adalah satu cara promosi, tetapi bukan satu-satunya. Seorang pemasar harus bersikap kreatif dalam menemukan cara untuk menghindarkan kebosanan pada sang target. Terus menerus memakai sistem pamer tentang diri sendiri hanya akan menghadirkan kebosanan pada diri yang membaca. Monoton.

Lama kelamaan promosi seperti ini juga akan memberi kesan “sombong” bagi pembaca. Sesuatu yang akan dihindari para pemasar karena memberikan jarak dan kesan negatif pada dirinya.

Menjadi marketer atau pemasar itu harus cerdik dan pandai membaca situasi. Jangan hanya terfokus pada diri sendiri, tetapi justru harus lebih fokus pada sasaran atau targetnya.

Berbicara tentang diri sendiri terus menerus, tidak pernah disarankan dalam dunia marketing. Hal itu lama kelamaan akan menjadi kesombongan dan suatu waktu akan ketemu batunya.

Dan, saya rasa kali ini, batunya sudah ketemu.

Mudah-mudahan hal itu tidak terjadi kepada saya.

(Untungnya, saya sudah keluar lagi dari IAPD supaya tidak terpancing berkomentar dengan nada yang keras, walau masih kerap datang mencari pemikiran-pemikiran nyeleneh yang dikeluarkan dari orang yang kadang tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu)

6 thoughts on “Ketika Kesombongan Ketemu Batunya – Promosi Perlu Memperhatikan Waktu, Tempat, dan Cara”

  1. Kalau saya sendiri lebih sering bertemu dengan hal serupa di grup-grup tentang SEO.

    Saya yakin jika ada orang seperti itu tingkahnya, maka bisa ditebak orangnya pasti baru belajaran.

    Seperti halnya anak kecil baru bisa naik sepeda. Dia akan sering membandingkan dirinya dengan anak-anak lain yang menurut dia belum bisa naik sepeda.

    Daripada keluar dari grup, mending tendang saja itu member useless nya.

    😆😆

    Reply
    • Orangnya sepertinya baru belajar Mas, kayak saya, hahahah…..

      Saya tahu siapa yang diomongkan diartikel kali ini.

      Trik yang ia Pakai untuk menarik perhatian orang2, sehingga orang2 akan mengarah ke Blognya, kemudian trafiknya terdongkrak melalui member IAPD, lalu mejeng tuch tulisnnya di Halaman Pertama.

      Selain ia memanfaatkan aliran trafik dari Forum IAPD, ia rajin share ke Medsos.

      Jadi trafik awalnya bukan dari trafik Organik, melainkan dari forum dan medsos, ini salah satu trik yang diajarkan oleh ….ahhh saya lupa oleh siapa, hahahah…..

      Tapi ilmunya kurang lengkap, sebab belum membaca pengalaman Mbak Indri si Bos Juragan Cipir pemilik forum IAPD.

      Salah satu point pengalaman Mbak Indri adalah " KENA JAHIL " Oleh seseorang, .

      Jadi semakin sering pamer, maka akan menyebabkan orang2 berpikir dan bertindak iseng terhadap blog kita, misalnya Bum klik, hack dll….

      Jadi kesimpulannya adalah Si Tukang Pamer itu siap2 saja dapat hadiah dari orang iseng. 🙂

      Reply
    • Pasti belajar dari Kang Nata yah.. wissss.. mantaps euy Akang Jet Li.. Muridnya saja sudah berhasil banget…

      Tolong ajari saya dong..

      Reply
    • Wiss… Mang Nuhan galak ternyata. Kalau saya sih berpikirnya karena saya orangnya gatelan, maka saya lah yang harus direm. Itulah kenapa saya lebih baik mundur dan diam. Daripada gatel pengen komentar terus.. ga bagus buat sayanya.

      Makanya kan kalau diluar enak, bisa cuma baca dan kemudian buat saja artikelnya. Daripada masih jadi member, bawaannya pengen komentar, cara ini lebih produktif.. hahahaha

      Reply
    • hahahah…bukan murid Pak, tpi saya pernah menjadi saudara seperguruan saja,,gkgkgkgkkk…..

      Tpi kalau Ilmunya si ,,,,,terus menerus dipakai, bisa jadi Bumerang buat diri sendiri, makanya saya lebih memilih mencari " GOLOK NAGA " saja, agar bisa memerangi Kejahatan.

      Reply
    • Suhu, angkat aku jadi muridmu..wkwk
      Ternyata kang Nata bertebaran disini udah punya murid toh.
      Kapan nih pengangkatan murid lagi..he

      Saya juga sering nemuin hal serupa gitu, Kang. Tapi saya lebih baik diam sih. Cukup nyimak lah, ya walaupaun pada ribut di komen..he

      Reply

Leave a Comment