Uang. Satu kata yang menjadi buruan milyaran orang di dunia ini. Segala sesuatu di masa sekarang sangat sering ditujukan untuk menghasilkan gepokan uang dalam jumlah besar. Maklum lah, di zaman kapitalisme merajai seperti sekarang semua orang perhatiannya akan terfokus untuk menemukan cara untuk membuat tumpukan uang yang dimiliki semakin banyak.
Bukan sesuatu yang salah. Bagaimanapun uang bisa mendatangkan “kebahagian”, memberi “power” yang besar, menaikkan status seseorang di mata masyarakat, dan masih banyak hal lain yang bisa didapatkan dengan uang. Memang, katanya kebahagiaan tidak bisa dibeli dengan uang, tetapi pada kenyataannya banyak manusia yang tidak berbahagia karena tidak memiliki uang.
Bukti kecilnya adalah di dunia yang sedang saya, dan Anda mungkin, tekuni sekarang, dunia blogging alias dunianya para blogger. Setiap hari dan di banyak tempat banyak sekali mereka yang menggelutinya misuh-misuh, merajuk, mengeluh, dan putus asa karena penghasilan iklan yang tidak sesuai yang diharapkan.
Gilanya lagi, bahkan karena tidak diterima permohonannya oleh Adsense, penyedia iklan kelas wahid dunia saja, bisa menyebabkan rutukan panjang pendek keluar dari mulut mereka. Dunia seperti berakhir ketika email penolakan terhadap permohonannya diterima.
Semua itu karena banyak yang memandang bahwa dengan tidak diterimanya pengajuan permohonan mereka sama artinya dengan peluang mengeruk “duit”, nama lain dari uang, tertutup. Kesempatan menjadi kaya, orang yang memiliki tumpukan duit banyak, seperti sirna dan tertutup.
Uang. Uang. Uang.
Bukan sebuah masalah. Kenyataannya zaman memang menuntut demikian.
Yang menjadi masalah adalah ketika mereka yang menjadikan uang sebagai tujuan utama tidak menyadari satu pepatah dalam bahasa Inggris yang sangat sederhana tetapi maknanya sangat dalam.
Pepatah itu adalah :
THERE AIN’T NO SUCH THING AS A FREE LUNCH
atau kerap juga disingkat “NO FREE LUNCH”.
Artinya : Tidak ada yang namanya makan siang gratis di dunia.
Maknanya dalam bahwa untuk mencapai atau mendapatkan sesuatu yang diinginkan, maka seseorang harus mau berusaha, bekerja keras, bekerja cerdas.
Fakta di lapangan memang menunjukkan hal itu. Mereka yang tidak mau bekerja keras, kreatif, dan berusaha dengan sungguh-sungguh, biasanya akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan apa yang dikehendaki.
Tidak akan ada yang mau memberikan apa yang kita mau kalau kita tidak berusaha dan berjuang untuk menggapainya. Jangan pernah berharap bahwa seseorang akan datang membawa puluhan gepok uang di atas nampan emas secara cuma-cuma.
Semua ada harganya.
Begitupun dalam dunia blogging. Tujuan ngeblog setiap orang berbeda-beda. Ada yang cuma iseng. Ada yang ingin menggunakan blog supaya terkenal. Ada yang karena memang tidak punya kerjaan lain. Dan, tentunya ada , bahkan sangat banyak yang ngeblog dengan tujuan mencari uang dan menjadi kaya lewat blog.
Sah-sah saja.
Cuma tentunya, kalau memang tujuannya adalah uang, maka perlakuan dan cara pandang terhadap kegiatan ngeblog sendiri akan berbeda dengan mereka yang sekedar iseng atau menyalurkan hobi saja. Jauh sekali bedanya.
Sayangnya, kebanyakan terjebak berada di tengah antara kata “Blogger” dan “Wirausaha/Bisnisman”. Entah kenapa ?
Padahal, seharusnya apa yang harus dilakukan sudah terpapar jelas. Terutama dengan semakin populernya para internet marketer yang memberi jutaan tips dan trik untuk menghasilkan uang dari blog (walau mungkin mereka sendiri belum bisa kaya dari sana).
Blogger “murni” vs Blogger Wirausaha
Dua-duanya bisa sama-sama memakai blog. Apalagi di masa sekarang dimana banyak bisnis melihat kekuatan blog dalam membentuk pasar. Dua-duanya juga bisa menyebut dirinya blogger, tetapi sebenarnya memiliki mentalitas yang berbeda jauh.
Pada titik ekstrimnya, beberapa perbandingan bisa dibuat antara blogger “murni” dan blogger “wirausaha”. Kedua istilah dipakai hanya untuk mempermudah pemahaman saja karena pada kenyataannya keduanya seperti campur aduk.
Promosi
Blogger munir : Setelah publish artikel, tidak melakukan apa-apa. Lanjutkan saja kehidupan seperti biasa
Blogger wirausaha : sebar link kesana kesini. Undang orang untuk datang ke blognya. Ajak orang untuk share artikel yang baru saja terbit. Segala sesuatu akan dilakukan untuk membuat orang membaca artikel tersebut, kalau perlu bahkan mengeluarkan uang untuk iklan
Pendapatan
Blogger murni : karena kebanyakan blogger kategori ini punya penghasilan lain, adanya pemasukan dari blog adalah sekedar tambahan saja. Mereka tidak merasa perlu mengejar-ngejar dan berusaha lebih keras lagi untuk meningkatkan pendapatan. Kalau banyak syukur, sedikit tidak masalah.
Blogger wirausaha : Rugi dong kalau pendapatan hanya sedikit. Sudah susah-susah menulis tetapi kok penghasilan sedikit. Jadi, biasanya kategori yang ini akan terus mengutak-atik penempatan iklan atau bahkan menghubungi para pengiklan agar mau memasang iklan di blog. Tujuannya agar pemasukan bagi dirinya terus bertambah
Apa Yang Ditulis
Blogger murni : tidak terarah. Cenderung menulis apa saja yang terlintas di kepalanya
Blogger wirausaha : setiap tulisan harus membawa hasil. Jadi, isi tulisan harus tepat mengenai sasaran yaitu pangsa pasar pembacanya. Itulah kenapa niche blogging sangat laku bagi blogger dari kategori ini
Blogger murni : menulis ya menulis saja. Caranya terserah saya dong
Blogger wirausaha : SEO itu wajib hukumnya. Mencari backlink haram kalau tidak dilakukan
Sikap
Blogger murni : menunggu. Ada yang baca syukur. Nggak ada ya terus saja menulis
Blogger wirausaha : agresif. Kalau tidak ada yang baca, ya harus buat supaya pembaca mau datang ke blog
Blogwalking
Blogger murni : silaturahmi dan menjalin ikatan dengan sesama orang yang mempunyai hobi sama
Blogger wirausaha : pengunjung blog itu harus ada yang menjadi pembaca di blog saya. Tanam backlink. Tebar pesona di kolom komentar orang lain.
Sudah dulu yah. Kepanjangan kalau dirunut semua perbedaan antara dua kategori blogger ini. Masih banyak lagi hal yang bisa diperbandingkan dan menunjukkan perbedaan antara keduanya.
Tetapi, seharusnya disini bisa terlihat sebuah perbedaan besar antara sikap mental blogger yang benar-benar blogger, menulis untuk kesenangan, dengan blogger yang bertujuan untuk uang.
Pasif vs aktif.
Pasif vs agresif.
Dunianya berbeda.
Blogger murni memandang kegiatannya sebagai sarana kesenangan belaka. Blognya mirip anjing pudel piaraan yang dirawat dan dielus karena memberikan kesenangan pada dirinya. Blogger wirausaha memandang blognya sebagai sapi, kambing, atau kuda yang bisa memberikannya pemasukan semaksimal mungkin.
Pola pikirnya berbeda.
Itulah mengapa saya pernah menulis satu artikel sebelum ini bahwa kalau “Ngeblog karena uang , Berhenti jadi Blogger!”
Anda harus jadi seorang bisnisman/wirausahawan kalau memang tujuannya adalah uang. Mentalitas kapitalis harus tertanam dalam diri. Mengejar uang tetapi dengan mentalitas pasif ala blogger (blogger murni) tidak akan membuat bisa menggapai hasil yang diinginkan.
Butuh rencana dan strategi.
Keduanya tidak ada di dunia blogger “murni” karena sifat mencari kesenangan dan menyalurkan hobi saja. Keduanya ada di kuadran wirausaha.
Jadi, perlu perubahan mentalitas dari sisi yang satu ke sisi yang lain.
Berdiri di tengah, hanya akan membingungkan diri sendiri. Mau uang, tetapi hanya menunggu. Terus terang kalau hal itu dilakukan di dunia nyata, ya jangan harap bisa mendapatkan hasil. Anda akan dilibas oleh para pesaing yang lebih agresif, lebih kreatif, dan lebih mau bekerja keras.
Kalau memang uang menjadi tujuan utama, katakan dengan lantang saja “Saya memang mengejar uang lewat blogging”. Setidaknya dengan begitu, kita tahu bahwa kita adalah blogger pengejar uang dan kemudian tinggal menyesuaikan tindakan dan strategi untuk mendapatkan uang.
Hal itu lebih baik daripada “Saya ngeblog buat senang-senang saja”, tetapi kemudian ketika pendapatan Adsense menurun “Hadeuh, kok pendapatannya kayak gini sih.. Adsense benar-benar tidak menghargai jerih payah penulis!”.
Bisa lihat kontradiksinya?
Jadi, katakan dengan jelas pada diri sendiri! Setidaknya kita tahu dimana posisi kita secara jelas.
Tidak masalah juga kalau tujuannya memang UANG.
Iya nggak sih?
Saya baru baca separuh isi artikelnya, nanti saya lanjutkan, krn saya harus makan dulu, 🙂
Tapi ngomong2 Pak Anton termasuk Blogger Murni atau Blogger Wirausaha ?
Klu saya sepertinya masuk ke Kategori blogger murni , soalnya tulisan dan blog saya blm terarah, cenderung semau gue… 🙂
Yawda.. selesaikan dulu makannya.. nanti saya jawab.. hehehehe
Kalau saya sudah 100% menjadi blogger wirausaha, saya tidak akan meneruskan mengelola Maniak Menulis karena paling tidak menguntungkan dibandingkan yang lain. Tetapi, saya betah ngurus blog ini
Ibarat cerpen, artikel ini tidak habis dibaca sekali duduk. Tadi sempat terjeda karena ada telpon masuk saat sedang membaca.
Pembahasannya lumayan panjang. Tapi saya yakin ada saja yg bingung menempatkan diri di posisi mana. Sebagian besar akan berkata, saya sepertinya masih bloger murni, karena belum maksimal. Tapi di sisi lain berkata, pemasukan saya masih begini-begini aja nih.
Jadikan dua kali duduk Nisa..
Yah begitulah. Karena kebanyakan berharap disuguhi dan bukan diperguangkan
Istilah Blogger Wirausaha sepertinya baru saya tahu Pak, selama ini saya cuma tahu istilah blogger Marketing, apakah artinya sama Pak ?
Artikelnya berisikan info yang padat dan bermutu. 🙂
Hemm. itu istilah yang saya buat saja. Karena ada blogger yang menggunakan blog sebagai ajang mencari duit persis kayak wirausaha. Kalau blogger marketing kan cuma terfokus pada pemasarannya saja, sedangkan kalau wirausaha kan justru mengandalkan blog untuk mencari duit.
Saya tidak nyaman memakai istilah blogger profesional karena sebenarnya sejauh ini masih ada salah kaprah soal kata profesional. Kebanyakan memakainya cuma karena terkesan keren tanpa tahu maknanya
hahahah… pantesan istilah tsb saat saya tanya ke Paman Guggle, Si Pamannya bilang " silakan tanyakan kembali ke Anton saja… 🙂 "
saya setuju kalau penamaannya 'blogger wirausaha " kalau pakai kata blogger Profesional, saya sendiri kurang pede, 🙂
Penjelasan kata " profesional " oleh pak ANton dahulu, membuat saya mengerti dimana seharusnya menempatkan kata profesional. 🙂
Ohh masih inget juga tulisan lama saya itu.. hahaha…
maaf Pak, saya baca artikelnya ke jeda sholat jumat, sebab panjang betul. 🙂
kalau di lihat dari pembahasannya, posisi saya sepertinya masih di blogger murni.
padahal saya juga pengen jadi blogger wirausaha. saya pingin jadi content writer, dalam arti menulis dan mendapat bayaran. Atau ghost writer mungkin!
saya mau menjadi penulis, menghasilkan buku, dan karyanya di filmkan?
ada solusi?
biar lebih jelas, kayaknya saya mesti main ke bukit cimangu nih.
Bukankah lebih enak jadi blogger murni.. ga pusing..:-D
Solusinya, temukan pada diri sendiri. Itulah kunci keberhasilan dari banyak orang sukses. Bertanya kepada orang lain tidak akan menemukan solusi apapun, selain tambahan pertanyaan saja
ha.. ha.. iya juga sih, saya gak harus pusing walapun gak nerbitin artikel, saya gak harus pusing walapun gak ada penghasilan dari ngeblog.
solusinya saya tanyakan ke diri sendiri, dan ternyata hati ini lebih jujur.