Banyak Blogger Indonesia Merasa Dirinya Syahrini – Tahu Diri Lah Supaya Bisa Berpikir Jernih

Banyak Blogger Indonesia Merada Dirinya Syahrini
Kredit Foto : Tribunnews

Tidak terhindarkan. Sangat tidak terhindarkan kalau saya pada akhirnya merasa banyak blogger Indonesia merasa dirinya Syahrini. Mungkin sindrom itu sudah menebar sampai ke tingkat akut.

Buktinya, dimana-mana, banyak sekali yang bertanya seperti di bawah ini.

Banyak Blogger Indonesia Merada Dirinya Syahrini

Mungkin dia berpikir bahwa dirinya sama levelnya dalam urusan ketenaran sama dengan si Incess, yang bahkan sekedar posting di Instagram “Hey, saya sedang mandi!” saja bisa mengundang ribuan LIKE dan komentar.

Banyak yang beranggapan bahwa mereka memiliki daya tarik yang sama dengan si Manja itu sehingga berpikir bahwa apapun yang keluar dari mulut mereka akan diperhatikan banyak orang.

Padahal kenyataannya tidak demikian. Tidak sama dalam urusan popularitas. Berbeda jauh. Hal itu bisa terlihat bahwa setiap gerak-gerik Syahrini akan mengundang banyak perhatian dan tentunya pro kontra. Wajar saja, kepopulerannya sudah sampai pada level, dia buang air saja bisa menjadi sebuah bahan perbincangan dimana-mana.

Berbeda dengan mayoritas dari kita, blogger. Yang bahkan, kalaupun kita mati sekalipun, tidak akan ada yang peduli kecuali keluarga dan teman. Itupun banyak yang hanya akan mengirimkan pesan duka cita via Whatsapp.

Wake up. Bangun woy, bangun. Jangan mimpi di siang bolong.

Kalau memang mau setidaknya menjadi blogger terkenal, berusahalah ke arah sana. Tulis yang banyak, belajar SEO lebih banyak, dan berjuanglah terus. Jangan baru memulai langsung bertanya kenapa pengunjungnya sedikit.

Dunia itu keras bung. Tidak akan ada hasil tanpa usaha. Tidak akan ada hasil hanya dengan bertanya kenapa begini dan kenapa begitu. Berusahalah terus dan terus. Perbaiki kesalahan yang dibuat agar kita bisa menjadi lebih baik di masa datang.

Tidak ada orang sukses di dunia ini yang bisa menjadi orang sukses tanpa bekerja keras. Tidak ada juga yang berhasil karena merasa dirinya pantas menjadi orang sukses. Kesuksesan itu harus diperjuangkan dan diraih.

Mungkin, kalau saya berada dalam komunitas blogger itu, saya akan berkomentar “EMANG ELU SIAPA?”. Baru 16 postingan saja sudah berharap pengunjung berduyun-duyun datang.

Sebuah pertanyaan yang konyol.

Yang bertanya terkena sindrom delusi yang parah sekali dimana ia membayangkan menjadi seorang superstar sehingga apa yang dia posting harus segera mendapatkan perhatian.

Tahu dirilah bahwa ketenaran pun harus diraih dengan jalan perjuangan.

Boleh lah membayangkan diri sebagai Syahrini, tetapi bukan Syahrini di masa sekarang yang pergi kemana-mana naik jet pribadi dan mendapat sorotan lampu. Bayangkan diri sebagai Syahrini dulu, jauh sebelum Anang Hermansyah digosipkan berpacaran dengannya.

Saat itu belum banyak yang tahu siapa dirinya.

Jelas sekali pada saat itu si Princess pun juga berjuang untuk mendapatkannya. Sudah pasti bukan sesuatu yang diberikan secara gratis. Hanya saja, perjuangannya kerap tidak diingat dan orang hanya melihatnya pada kondisi sekarang.

Mungkin ini saran yang bagus buat mereka-mereka yang hendak menekuni dunia blogging. Tahu dirilah sedikit bahwa kita bukan siapa-siapa. Jadi, jangan berharap terlalu muluk. Bahkan, satu orang pembaca dan pengunjung ke blog saja adalah sesuatu yang patut disyukuri karena berarti blog itu ada perkembangan.

Dengan begitu akan menghentikan pertanyaan konyol seperti di atas tadi dan mencegah sindrom ini berkembang dalam diri.

8 thoughts on “Banyak Blogger Indonesia Merasa Dirinya Syahrini – Tahu Diri Lah Supaya Bisa Berpikir Jernih”

  1. Kebanyakan memang nggak pada sadar kalau usahanya itu belum ada apa-apanya.

    Haha 16 postingan berharap pengunjung di atas 30 orang. Hadeh… emang dia siapa? Makannya apa? Keturunan siapa? Prestasinya apa? Berjasa apa?

    Bener-bener gak tau diri!

    Untuk judul mungkin tanda strip "-" diganti tanda koma "," aja pak.

    Itu sih saran saya, saya sendiri gak begitu tahu sih aturannya. Tapi kebanyakan kaya gitu.

    Biasa saya tukang ikut-ikut tren. Walaupun tren salah sekalipun.

    Reply
    • Yah… kadang orang lupa diri sih mas..

      Soal judul, makasih sarannya, tetapi tidak akan saya pakai yah.. hahahaha.. Maklum saya blogger bengal yang jarang mau ikut aturan. Saya akan melakukan apa yang saya suka. Mau pakai koma atau -, buat saya tergantung apa yang saya mau. Bukan tergantung apa yang orang lain pakai, atau bahkan kaidah bahasa Indonesia saat ngeblog. Beda kalau saya sedang buat laporan atau tulisan resmi.

      Hahahaha… maaf yah..

      Reply
  2. Pernah saya mengalami hal semacam ini. Jangankan 16 post 1 postingan saja dulu setelah saya publish belum ada yang komen di hati rada jleb gimana gitu. Yah maklum ya karna saya newbie. Ternyata untuk memperoleh visitor blog yang banyak itu perlu proses dan itu tidak sekali langsung jadi.

    Reply
    • Hemm.. mungkin karena Mas berharap banyak dan menganggap diri sendiri terlalu "tinggi" alias berpikir bahwa diri kita orang terkenal waktu itu.

      Waktu saya newbie, dan sampai sekarang tetap newbie, saya tidak pernah berpikir bahwa orang harus langsung mengapresiasi tulisan kita. Karena saya tahu bahwa hal itu tidak mungkin terjadi..

      Tidak ada yang instan

      Reply
  3. Memang benar yang dibilang Kang Anton; Tidak akan ada hasil tanpa usaha. Aku aja pernah ngalamin kok yang nulis tanpa ada yang baca kecuali diri sendiri. Yah tapi namanya mau belajar n usaha, pasti bisa. Yang buat aku semangat ya kalau baca blog nya para master yang banyak gagal bahkan ada yang blognya dihapus permanent tapi mereka tetap semangat.

    Reply
    • Betul mas… Saya banyak membaca perjuangan para blogger, jadi sejak awal saya tahu perjalanannya tidak akan mudah.

      Lagipula, pengalaman hidup saya juga menunjukkan hal yang sama. Merangkak dari bawah, jadi saya tidak berharap dan berpikir bahwa ngeblog itu mudah dan orang akan langsung mengapresiasi apa yang kita buat.

      Pasti butuh perjuangan

      Reply

Leave a Comment