Pembaca Sakit Hati Karena Membaca Tulisan Anda? Apa Yang Harus Dilakukan?

Pembaca Sakit Hati Karena Membaca Tulisan Anda? Apa Yang Harus Dilakukan?

Beresiko tinggi. Bisa menyebabkan “kuping merah” dan sakit hati. Paling tidak itulah yang dihadapi Maniak Menulis dan pemiliknya. Pemilihan gaya blak-blakan dan pemilihan kata yang terkadang “keras”, bahkan “kasar” (walau menurut saya tidak), sangat memungkinkan ada pembaca yang merasa sakit hati setelah membaca tulisan yang diterbitkan.

Resiko yang memang sudah dipahami ketika blog ini lahir.

Blog MM memang diniatkan untuk menjadi tandingan alias penyeimbang bagi pemikiran para blogger tutorial “tentang blogging” dan internet marketer. Pemikiran yah bukan orangnya. Karena, mayoritas dari kedua kalangan itu gemar sekali “menyempitkan” ruang berpikir dan berusaha mempengaruhi banyak orang, terutama blogger pemula untuk ikut pula berpikir sempit.

Dan, Maniak Menulis memang ditujukan untuk membuka batasan yang kalangan itu perbuat.

Hal itu memang bisa menjadi masalah tersendiri karena secara langsung berhadapan dengan kedua kalangan itu. Padahal, sangat besar kemungkinan penolakan terhadap kedua kalangan itu akan terbaca oleh mereka.

Jadilah, resiko itu hadir.

Terlebih lagi, budaya masyarakat Indonesia masih kental dengan nuansa “ewuh pakewuh” dan lebih menekankan pada silaturahmi kerap membuat seorang penentang dipandang sebagai musuh/lawan.

Komplit sudah.

Jalan yang diambil blog ini memang riskan untuk membuat orang sakit hati. Sudah pemikirannya bertolak belakang dengan yang umum, gaya bahasa yang dipakai persis petinju yang ngajak berantem. Jadi, tidak akan heran kalau ada yang merasakan sakit hati, tersinggung, kesal, dan marah setelah membaca disini.

Tidak akan menyenangkan bagi banyak orang. Dan, bisa dipastikan akan mengundang reaksi keras dari pihak yang tersinggung.

Buruk bagi sebuah blog atau website, kata para pakar mah.

Lalu, apa yang saya lakukan supaya pembaca tidak sakit hati?

Tidak ada.

EGP.

Itu masalah mereka. Bukan masalah saya.

Pembaca yang sakit hati berarti mereka tidak memahami apa makna “rambut boleh sama hitam, isi kepalanya bisa berbeda”. Perbedaan pendapat adalah kodrat setiap manusia. Tidak bisa seorang manusia memaksakan kehendaknya kepada orang lain, kalau orang itu tidak mau.

Dan, blog adalah ruang dimana setiap manusia bebas berpendapat, tentunya selama masih berada di dalam koridor hukum yang ada, maka semua orang bebas berekspresi.

Oleh karena itu wajar saja kalau blog berisi pandangan dan pemikiran seseorang yang ditulis dengan gaya orang itu. Salah pembaca itu yang masuk kesana dan membaca yang tidak sesuai dengan kemauannya. Kalau dia mau, dia cukup menekan tombol back/close dan pergi.

Tidak perlu menunggu sampai sakit hati.

Selesai.

Jadi, saya mah memakai sikap “Emang Gue Pikirin” dalam kasus pembaca sakit hati dan tersinggung.

Lagipula, ada kolom komentar yang disediakan untuk mengungkapkan ketidaksetujuan dan perbedaan pandang. Maniak Menulis hanya akan mendelete komentar spam dan yang hanya berisi satu kata saja, seperti “Pertamax”, “JOSS”, atau sejenisnya.

Maaf, saya tidak butuh pujian ngawur dan basa-basi seperti itu.

Rasanya lebih senang ketika menerima komentar pedas dan bertentangan dibandingkan kata-kata seperti itu. Blog MM menjadi kaya dengan pemkiran. Kecuali sudah menggunakan kata-kata kasar, seperti “Anjing, Babi, dan sejenisnya”, barulah saya akan menekan tombol delete. Tidak sesuai norma kesopanan.

Jadi, tidak masalah buat saya kalau ada pembaca yang sakit hati karena tulisan di blog MM ini. Tidak mau saya mikirin.

Apalagi kalau yang sakit hati dari kalangan blogger tutorial dan internet marketing, saya cuma bisa ucapkan sukurin. Berarti pesan tersampaikan.

Bagaimanapun mereka juga sebenarnya kerap “merendahkan” pembaca dengan menulis :

  1. Cara benar untuk menjadi kaya dengan cepat? (Berarti cara yang lain salah)
  2. Anda mau jadi blogger cerdas, ikuti panduan ini (berarti kalau nggak ikut, blogger bego)
  3. Ingin cepat kaya ikuti panduan ini (padahal yang nulis juga belum kaya, menipu berarti)
  4. Daripada menulis cepat tapi tidak berkualitas, lebih baik menulis lambat tapi berkualitas (emangnya kalau orang mau cepat berarti pasti tidak berkualitas?)

Saya hanya mengatakan sesuatu yang sama, tetapi dengan cara yang blak-blakan saja. Kalau bego, ya katakan bego saja. Tidak perlu eufimisme (memperhalus) dalam hal ini.

Seperti yang saya katakan pada artikel “[Siapa yang mewajibkan] Strategi “Artikel Berkualitas Nomor Satu” Di Dunia “. Jelas, kata-kata disana sangat keras dan tidak akan bikin nyaman telinga. Jangankan seorang blogger atau internet marketer, pembaca biasa pun akan merasakan tidak enak mendengar kata itu.

Tidak heran kalau ada yang sakit hati.

Tapi, that’s me. Saya akan katakan secara blak-blakan dalam kata yang juga jelas dan terang. Kenapa juga saya harus memikirkan orang lain, karena saat ini saya tidak menulis untuk menyenangkan mereka. Tentu, kalau mereka mau ikut senang, ya sudah kita senang bersama. Tetapi, kalau tidak ya silakan rasakan sendiri saja.

Saya mah tetap enjoy dan senang-senang saja.

Jadi, tidak. Tidak ada yang akan saya lakukan supaya pembaca blog MM tidak sakit hati. Saya tidak bisa menjamin dan berjanji untuk hal itu. Blog ini berisikan apa yang saya pikirkan dan rasakan. Saya tidak minta Anda senang untuk itu.

Tetapi, kalau Anda paham tentang perbedaan pendapat dan meyakininya, Anda akan bisa menerimanya sebagai sebuah sudut pandang lain.

Kalau tidak?

Yo wis ben. Bodo amat.

5 thoughts on “Pembaca Sakit Hati Karena Membaca Tulisan Anda? Apa Yang Harus Dilakukan?”

  1. hahahah….setahu saya blm ada ( korban ) yg sakit hati pak gara2 baca tulisan di blog MM, malahan jadi berbunga2 setelah bacanya. 🙂

    klu pun sakit hati… obatnya cuma satu " baca asikpedia saja " hahahaha….. 🙂

    Reply

Leave a Comment