Menjadikan Media Sosial Sebagai Sumber Ide? Kenapa Tidak?

Menjadikan Media Sosial Sebagai Sumber Ide? Kenapa Tidak?

Saya punya akun Twitter. Anda punya juga kan? Bagaimana dengan Facebook? Atau Google Plus? Ternyata, saya punya semua. Bahkan untuk yang Google Plus, saya punya banyak.

Cuma, ada cumanya yah… hampir semua tidak aktif. Kecuali akun Google Plus yang aktif karena dihubungkan dengan Blogspot yang secara otomatis akan men-share artikel baru ke laman medsos kepunyaan Google ini.

Sementara Facebook, sudah lama tidak diupdate statusnya. Bahkan, foto profile-nya saja belum diganti sejak si kribo cilik kelas 3 Sekolah Dasar (sedangkan sekarang sudah kelas 10 alias 1 SMA). Tujuh tahun berlalu dan wall-nya ya begitu-begitu saja. Paling banter, kalau sedang Pilpres dipakai buat berantem dan berargumen dengan “pendukung” calon lainnya saja.

Kalau Twitter, sudah sejak 2012 bergabung, tetapi sudah lebih dari 3-4 tahun terakhir tidak pernah diikuti. Tidak heran sempat lupa juga password dan bahkan nama akunnya. Hanya ada 16 follower dan memfollow 60 saja.

Meman sebenarnya saya kurang suka menggunakan berbagai media sosial. Agak aktif ketika baru pertama ngeblog dan dipakai untuk promosi blog saja. Itupun hanya sebentar, sebelum kemudian tidak lagi disentuh dan dikunjungi.

Tetapi, beberapa waktu belakangan ini, setidaknya sejak awal tahun 2018, saya kembali aktif berkunjung ke berbabagi media sosial yang saya punya. Kadang harus dengan susah payah mengingat passwordnya.

Alasannya bukan karena tergiur untuk memanfaatkannya sebagai alat promosi blog, tetapi sebaliknya. Sepertinya saya membutuhkan media sosial untuk mencari ide bahan tulisan yang terkait dengan beberapa blog yang saya kelola.

Pelajaran yang saya dapat dari memperhatikan beberapa media massa dan blog di luar negeri, media sosial dapat menjadi sebuah sumber ide yang luar biasa besar, dan dalam berbagai bidang. Banyak blog yang menerbitkan artikel dengan berbasis cuitan di Twitter atau sekedar screenshoot dari Facebook.

Kebanyakan bersifat opini dan berita.

Dan, itu sangat menarik. Terutama bagi seorang blogger yang waktunya sama sekali tidak banyak. Masalah ide dan bahasan kerap merupakan hal yang sulit dikompromikan dengan waktu yang tersedia. Oeh karena itu, dengan begitu banyaknya tulisan pendek yang berserakan di dunia maya , seharusnya masalah keterbatasan bahan untuk tulisan bisa dipecahkan.

Itulah yang sedang saya pelajari dan bagaimana cara mengolahnya agar menjadi menarik. Kalau komentar dari blog sendiri saja bisa dijadikan bahan tulisan, lalu kenapa tidak bisa menggunakan hal yang sama dari media sosial.

Tetap, saya akan jarang mencuit di Twitter atau mengupdate status di FB, tetapi saya akan berkelana di dunia media sosial. Demi kepentingan sebagai blogger yang butuh bahan untuk ditulis.

Jadi, selamat datang kembali Twitter dan Facebook.

8 thoughts on “Menjadikan Media Sosial Sebagai Sumber Ide? Kenapa Tidak?”

  1. Kadang saya juga ingin menulis yang idenya dari medi social terutama facebook tapi takut sumbernya malah berita Hoak repot deh nanti nasibnya bisa seperti Jonru Ginting padahal tulisannya banyak mengutip artikel web web besar

    Reply
    • Jonru ditahan bukan karena memanfaatkan sumber dari website besar. Ia membangun opini untuk menebarkan kebencian dan bukan karena memakai informasinya. Kalau baca tulisannya, ia berusaha menggiring pembaca untuk membenci pihak yang tidak disukainya.

      Jadi, selama kita tidak berniat dan mengarahkan tulisan ke arah kebencian itu, saya rasa sih tidak ada salahnya

      Reply
  2. Sama, Kang. G+ juga punya lebih dari 3, apalagi fb, banyak..hehe
    email, apalagi..wkwk

    Tapi dengan nggak digantinya foto profil orang akan lebih mengenalnya. Intinya saling melengkapi antara mesdos dan blog ya, Kang.

    Reply
  3. Betul sekali Pak, Medsos memang salah satu tempat mencari ide utk sebuah tulisan yang menarik.

    Di Medsos banyak hal2 menarik dan lucu untuk kita tulis, dari pada koment2 dimedsos mendingan dibuat artikel. lumayan bisa tambah2 tulisan terbaru….. 🙂

    Reply
  4. Saya pak..
    banyak grup FB demi ide hahaha.

    Paling sering dapat ide tulisan di grup yang saya ikuti sesuai tema, misal parenting, saya dapatnya dari grup parenting, biasanya saya baca thread yang ada, muncul ide tulisan, saya catat di notepad, tema dan sub temanya.

    Saat saya buka laptop, semua tulisan ide itu saya pindahkan di draft.

    Jadi, saat saya mau nulis dan lagi ga ada ide, ya tinggal buka draft aja, cari bekal ide yang udah kesimpan hahaha

    Reply

Leave a Comment