Entahlah, hingga saat ini saya masih memandang bahwa usaha banyak blogger Indonesia menulis artikel dalam bahasa Inggris dengan hanya memakai Google Translate adalah sebuah hal yang konyol. Bukan apa-apa, karena pengalaman saya menggunakan fitur penterjemah Google itu menunjukkan bahwa performanya masih jauh dari sempurna. Banyak sekali kesalahan yang ditemukan pada hasil terjemahannya.
Hal ini bisa dimaklumi sebenarnya karena “mesin penterjemah” bukanlah manusia. Ia tidak bisa menangkap nuansa perbedaan budaya, makna, dan masih banyak lain. GT hanya bisa melakukannya berdasarkan program yang sudah dimasukkan ke dalamnya. Dan, hal itu belum bisa menggantikan banyak hal yang ditemukan dalam penerjemahan.
Oleh karena itu, berapapun orang mengatakan bahwa artikel bahasa Inggris hasil dari GT “layak” dibaca, saya tetap berpandangan “tidak”. Jauh, dari itu. Kalau ada yang bilang “layak”, rasanya itu karena yang mengatakan tidak bisa berbahasa Inggris, jadi tingkat “layak” yang dia tetapkan berada pada level yang sangat rendah.
Cobalah bandingkan dengan yang akan ditemukan di blog berbahasa Inggris buatan orang Indonesia ini, DISCOVER YOUR INDONESIA. Anda akan menemukan bagaimana tata bahasa, pemakaian kata, diksi, maknanya, semua tersampaikan dengan baik sekali sesuai dengan grammar Inggris yang baik dan benar.
Bukan asal-asalan. Disana terlihat sekali pemakaian tenses yang menunjukkan waktu, yang kerap sulit dilakukan hanya mengandalkan Google Translate.
Tetapi, yang paling menonjol adalah “Gaya” dan “Style” si penulis yang terlihat jelas. Firsta si pemiliknya berhasil mengungkapkan karakternya dalam tulisannya, padahal berbahasa Inggris. Hal ini tidak akan bisa dihasilkan hanya mengandalkan kemampuan si GT saja.
Padahal, hal itulah yang menarik bagi pembaca di luar negeri. Mereka ingin melihat tulisan yang bukan sekedar informasi saja, tetapi juga “emosi”, “karakter”, dan segala hal yang terkait dengan si penulisnya.
Tidak kaku bin memusingkan (mencari arti dan maknanya) ala artikel dalam bahasa Inggris yang dibuat dengan hanya mengandalkan GT saja.
Salah satu hal unik dari blog ini, yang juga mencerminkan kemampuan penulisnya dalam berbahasa Inggris adalah permainan kata. Terlihat sekali ia bebas dan lincah menuliskan apa yang dia mau. Bahasanya tidak kaku.
Bahkan, hal itu sudah ditemukan sejak melihat nama blognya sendiri. “Discover Your Indonesia”, bukan “Discover My Indonesia”. Biasanya blogger akan memilih nama yang terakhir untuk menunjukkan bahwa pembaca akan digiring masuk ke “Indonesia versi penulis”, tetapi tidak demikian yang dilakukan Firsta. Ia mengajak pembaca untuk “menemukan (discover) Indonesia versi mereka”.
Itulah mengapa, walau bercerita tentang traveling yang dilakukannya, ia tidak memaksakan apapun. Tidak ada benar atau salah. Sang penulis membiarkan pembaca “memakai imajinasi” sendiri untuk merasakan apa yang dia rasakan saat berada di suatu tempat.
Satu dari blog berbahasa Inggris buatan orang Indonesia yang paling sering saya kunjungi. Memang ngiler melihat hobinya jalan-jalan. Dugaan saya akan berderet banyak perusahaan yang bersedia mensponsorinya untuk melakukan traveling mengingat ini adalah salah satu blog yang tepat sekali untuk menyasar pangsa pasar wisatawan dari luar negeri. Tidak heran banyak pembacanya berasal dari luar Indonesia.
Enak dibaca.
Jangan bandingkan dengan blog berisi tulisan dalam bahasa Inggris ala Google Translate yah. Jauh banget.
Mungkin, bagi siapapun yang berminat untuk mencoba terjun ke dunia internasional dan berminat menulis dalam bahasa Inggris, blog ini bisa menjadi salah satu tempat belajar.
Tidak ada pelajaran grammar atau bahasa Inggris disini. Lha ya wong ini blog traveling. Tetapi, salah satu hal yang perlu dilakukan dalam belajar bahasa Inggris adalah pembiasaan. Dan, blog ini akan menarik untuk melakukannya.
Kita bisa membaca tulisan berbahasa Inggris sambil santai menikmati keindahan Indonesia. Bisa belajar bagaimana memakai tenses dan grammar yang benar, sambil membaca cerita perjalanan ke berbagai tempat di negeri ini.
Yah, setidaknya bagi saya hal itu cara belaar yang lebih baik daripada sekedar memasukkan “tulisan dalam bahasa Indonesia” ke Google Translate, mengcopynya ke dalam blog, mempublishnya, dan kemudian berteriak “Wooii, saya sudah bisa menulis artikel berbahasa Inggris! Siapa yang mau belajar dari saya?
Paling tidak, saya tidak menipu siapapun, terutama menipu diri sendiri.
Saya punya pendapat yg agak berbeda om anton,,, yaitu tidak mengapa membuat blog berbahasa inggris dengan bantuan google translate asalkan jangan diterjemahkan secara mentah2 lantas langsung dipublish ke blog tersebut. Itu memang konyol, karena dijamin bulenya akan bingung 360 derajat karena bahasanya benar2 jadi amburadul dan bahkan kebolak balik.
Tapi kalau menggunakan (lebih tepatnya memanfaatkan) tools google translate hanya sebagai alat untuk menterjemahkan arti kata perkata dari bahasa indonesia ke bahasa inggris, kemudian tata bahasanya (grammar) diperbaiki semaksimal dan semampu kita, menurut saya hal itu tidak ada salah sebagai sebuah proses belajar.
Apa sebab? Karena kalau kita ingin hasilnya langsung sempurna, maka: semua orang/blogger (yg belum mahir berbahasa inggris) akan takut dan merasa enggan memulainya. Penyebabnya karena takut dicemooh, diejek, diremehkan dan lain sebagainya, baik oleh orang bule maupun orang indonesia 😀
Jika kondisinya telah demikian, pada akhirnya apa yg terjadi? Berawal dari semua ketakutan dan kekhawatiran itu, akhirnya mereka menjadi tidak berani memulai dan mencobanya. Nah karena tidak pernah berani mencobanya, lantas darimanakah dia akan bisa belajar dan memperbaiki setiap kelemahan dan kesalahannya?
Betul apa tidak om? 😀
Tapi bagi saya gak ada istilah takut dikritik, ditertawakan bahkan walau dicemooh sekalipun saya akan tetap lanjut sampai saya benar-benat bisa! Walau memang saya akui itu akan membutuhkan proses yg lama, tapi yg penting mau terus mencoba dan mau belajar! Setuju om?
😀
Dan, bukankah untuk menterjemahkan kata per kata, kemudian menyusun dalam tata kalimat yang benar perlu pengetahuan bahasa Inggris, Bang Izal? Atau tidak? Bagaimana kalau orangnya hanya memiliki sedikit kemampuan dan belum bisa benar-benar memisahkan mana yang salah mana yang benar secara tata bahasa, makna, dan lain terkait bahasa Inggris?
Memasukkan artikel ke dalam Google Translate, menunjukkan bahwa kemungkinan besar tidak bisa berbahasa Inggris, lalu bagaimana ia bisa mengatur atau menyusun kalimat yang benar kalau dia tidak punya kemampuan.
Saya tidak menekankan kesempurnaan. Blog DYI tidak sempurna , banyak kesalahan juga.
Blogger sampai kapaunpun tidak akan sempurna karena blogger adalah manusia yang tidak akan sempurna.
Tapi setidaknya bang Izal setuju bahwa mempublish artikel hasil Google TRanslate tanpa melakukan pengeditan adalah konyol. Hal itu banyak dilakukan blogger INdonesia, Bang.
Mengenai masalah berani untuk maju, berbeda dengan berani malu dan sekedar memikirkan uang. Berani nekad untuk maju harus diimbangi kemauan untuk memperbaiki kemampuan dan belajar, tanpa itu namanya berani malu saja.. Karena tidak ada usaha untuk maju.
Ya caranya tentu saja dengan terus belajar om anton,,, bisa dengan cara kursus bahasa inggris, atau bisa juga belajar secara pelan-pelan (otodidak). Bukankah digoogle banyak blog dengan topik belajar bahasa inggris? Nah dari sanalah kita bisa belajar. Perbanyak membaca, dan selalu cek setiap kesalahan grammar yang ada pada setiap artikel kita.
Saya sendiri dalam 1 hari bisa sampai berkali-kali mengecek dan mengedit artikel bahasa inggris yg telah saya publish sebelumnya Dan setiap kesalahan yg saya temukan, langsung saya perbaiki.
Nah, bukankah semua itu adalah sebuah proses belajar?
Begini om,,, bila cara dan metode diatas selalu saya lakukan setiap hari, maka setiap kesalahan yg saya temukan itu akan selalu terekam dimemori otak saya. Jadi seiring waktu, jika nanti saya sudah bertahun2 menulis artikel berbahasa inggris, maka saya telah tahu kaidah dan tata bahasa inggris secara otodidak.
Itulah yg disebut belajar secara mandiri om anton 🙂
Bukankah saya tidak mengkonyolkan orang yang begitu Bang..:-D Saya menyebut orang yang "hanya" memakai Google Translate untuk membuat artikel berbahasa Inggris sebagai tindakan konyol.
Bagi saya , yang juga belajar bahasa Inggris secara otodidak, saya maklum sekali bahwa akan ada perbedaan cara. Tetapi, biasanya mereka yang berniat belajar akan terbuka terhadap kritikan dan masukan. Berbeda dengan yang tidak mau belajar.
ada debat seru nih nyimak ah…
kok gak di lanjutin OM?
Nanya ke siapa neh..:-D
baru mas Andi yang datang, dah kaburrrr si B nya , 🙂
sepertinya nekad banget si B nya muncul disini…… 🙂
Hahaha.. emang kenapa kalau datang kesini Kang