GODAM – Si Thor Indonesia Tanpa Palu

Foto :Wikipedia

GODAM namanya. Bisa terbang dan memiliki semacam “selimut” yang entah fungsinya apa? Sesuatu yang dulu menyebabkan banyak anak-anak mengikatkankan sarung ke leher dan bergaya bisa terbang.

Tokoh ini adalah salah satu pahlawan super besutan lokal, selain si Gundala Putra Petir. Pengarangnya bernama Wid NS, yang merupakan singkatan dari Widodo Nur Slamet, pria kelahiran tahun 1938.

Dulu, di masa saya anak-anak, masih belum berwarna dan masih sekedar hitam putih. Jadi, foto di wikipedia ini pastinya adalah kreasi baru. Maklum saja, saat itu komik asli karya lokal, kebanyakan masih hitam putih.

Meskipun demikian, sama seperti si Putra Petir, komik Godam pun punya penggemar tersendiri, salah satunya saya. Basanya anak-anak berkerumun di tempat penyewaan komik dan membayar 25-50 rupiah untuk menyewa sehari atau dua hari.

Tokoh ini sangat terasa sekali mendapatkan pengaruh dari tokoh superhero dari luar negeri, kali ini dari Marvel Comic. atau bisa juga tokohnya si Jerry Siegel, Superman. Bisa disebut demikian karena tokoh Godam sepertinya lahir dari “perkawinan” kedua tokoh itu.

Kekuatan andalan si superhero lokal ini adalah tenaga dan kemampuannya untuk terbang. Ia tidak memiliki sinar X dari mata ala Superman.

Thor tidak bisa terbang tanpa palunya, sedangkan Godam bisa. Ia bak superman dan tanpa palu sekalipun ia bisa terbang, mirip superman. Meskipun demikian, pakaian yang dipergunakannya mirip sekali dengan si putera Odin, Thor dan berbeda dari superman. Belum lagi kalau melihat nama yang dipergunakan, yaitu GODAM yang artinya palu.

Tidak heran kalau kedua tokoh itu menginspirasi pengarangnya karena Thor dan Superman lahir lebih awal dari si superhero lokal. Thor pertama kali dikenal publik tahun 1962 dan Superman diperkenalkan pada tahun 1933. Sangat mungkin tokoh Godam terinspirasi dari keduanya.

Meskipun diciptakan oleh dua komikus berbeda, banyak komik pada masa itu yang menampilkan Gundala dan Godam bekerja sama. Kadan Godam hadir dalam komik karya Hasmi (pencipta Gundala), dan sebaliknya si Putra Petir, suaminya Merpati ini, hadir pada kisah karya Wid NS.

Entahlah, apakah tokoh ini masih bertahan di tengah gempuran superhero impor? Rasanya berat dan susah sekali mengingat daya jualnya jelas kalah bersaing dengan yang asal impor. Bukan kekuatannya yah karena kayaknya belum teruji mana yang lebih sakti dalam hal kekuatan supernya.

Tetapi yang jelas, kemampuan bersaing merebut pasar pembaca lokal kalah jauh. Sering bolak-balik Gramedia dan beberapa toko buku, tetapi sepertinya hampir tidak ada komik dengan tokoh ini terpasang di rak-rak buku. Kepopulerannya kalah bersaing dengan komik Doraemon yang masih tetap saja diburu anak-anak.

Setidaknya tulisan ini akan sedikit mengingatkan bahwa Indonesia juga punya superhero yang bisa terbang juga. Jangan sampai, anak-anak di masa depan lupa sama sekali tentang hal itu karena tokoh ini pernah membuat anak-anak berlari kesana kemari dengan sarung bapaknya sambil mencoba mengangkat lemari karena ingin menirunya.

3 thoughts on “GODAM – Si Thor Indonesia Tanpa Palu”

    • Nggak sih… saya bukan orang yang sentimentil. Cuma saya juga ingin siapapun yang membaca Maniak Menulis juga kenal jagoannya Indonesia karena yang seperti ini sedang menuju kepunahan.

      Jadi, ada bagusnya untuk mengingatkan dan memperlihatkan sebelum benar-benar menghilang

      Reply
  1. Sayangnya, sampai detik ini … belum ada satupun tokoh legenda Indonesia sanggup dilirik perfilman Hollywood.
    Misal : Jaka Tarub – Nawang Wulan, Gatotkaca

    Coba seandainya, tokoh2 legenda Indonesia itu dibikin kekinian beradegan adu laga dengan tokoh superman atau godam … waaah … pasti seruuu !

    Reply

Leave a Comment