Ganti Template Tidak Dengan Niat Menaikkan Trafik Pengunjung

Sungguh. Jauh dari pikiran semacam itu. Tidak terpikirkan sama sekali tentang menaikkan trafik pengunjung sebagai alasan utama ganti template di Maniak Menulis. Boro-boro.

Jadi, jangan pernah berharap bahwa saya akan melaporkan tentang perkembangan statistik pembaca di blog ini setelah berganti “baju”. Tidak akan terjadi. Bukan karena pelit berbagi, tetapi untuk aoa?

Ganti Template Tidak Dengan Niat Menaikkan Trafik Pengunjung

Mengganti template bagi saya tidak berbeda dengan ganti “dekorasi rumah” saja. Berbeda dengan banyak orang yang memandangnya seperti ganti “dekorasi toko”.  Kalau yang terakhir bertujuan untuk memanjakan “pembeli (pembaca)”, yang pertama untuk memanjakan diri saja.

Tentu saja, saya cukup “ngelotok” dengan wejangan dari para empu dunia blogging Indonesia bahwa template itu penting dan kritikal dalam usaha meningkatkan pembaca. Jadi, harus hati-hati dalam memilih dan juga memasangnya. Template itu harus “fast loading, SEO Friendly, dan bla bla bla”.

Percayalah, saya hapal sekali poin-poin apa saja yang harus diperhatikan saat memilih template.

Tujuannya, ya itu tadi karena para empu berpikiran bahwa “orang ngeblog selalu pasti bertujuan utama membuat diri menjadi tenar, hebat, dan kaya”. Pembaca menjadi sangat penting dan harus dimanjakan, seperti juga Mbah Google, si makelar pembaca blog, yang tidak luput harus dibelai dan dielus dengan template SEO friendly.

Tetapi, tidak semua.

Saya tidak melakukannya demi mengikuti anjuran para mbah Blogger, atau untuk membuat Google betah kesini. Niat ganti template di blog MM dan satu blog lainnya, ya itu tadi “memuaskan” keinginan diri sendiri saja.

Bayangkan saja saya punya lebih dari 5 blog (mendekati 10) dan empat diantaranya memakai template yang sama. Ibaratnya, saya punya 4 rumah dengan model yang sama, desain yang tidak berbeda, warna yang bahkan juga mirip-mirip. Cuma isinya saja yang berbeda.

Sepet. Mata saya maksudnya.

Masuk ke blog A, seperti tidak berbeda dengan berada di blog B. Pindah lagi ke blog C, ya sama juga. Walau saya nggak suka buka blog sendiri, tetap saja terasa karena di Blogspot saat membalas komentar “terpaksa” harus melihat tampilan.

Bosan juga.

Itu saja alasannya. Bosan. Jadilah, dua blog diganti dengan menggunakan Viomagz buatan mas Sugeng.

Memang , saya juga sadar bahwa nama pembuatnya itu adalah “master dalam pembuat template”. Ikut kata Iwan Fals, dianggap 1/2 dewa di dunia blogging. Sampai ada yang membuat tulisan yang benar-benar sulit dicerna oleh akal sehat.

Banyak orang beranggapan bahwa template karyanya bisa “membantu” mendatangkan trafik pengunjung dan meningkatkan CTR – Click Through Rate iklan Adsense.

Tidak heran kalau ada yang ingin tahu performa dari template terbaru dalam kedua hal ini. Apalagi template Viomagz adalah keluaran terbaru sang mahaguru.

Sayangnya, saya bukanlah penganut kepercayaan “template ajaib pengundang pembaca dan klik”. Tidak pernah ada bayangan bahwa pembaca datang hanya karena templatenya ajaib. Terlalu banyak hal yang menjadi faktor penentu dan bukan hanya sekedar pemakaian template tertentu.

Promosinya juga tidak menyebutkan bahwa akan bisa secara drastis mengundang pembaca. Saya rasa mas Sugeng di kolom komentarnya juga sangat bijak. Ia menyebutkan bahwa masih tergantung pada hal lain, bukan sekedar templatenya.

Ini salah satu dari jawabannya terhadap salah satu komentar yang masuk yang menunjukkan bahwa mas Sugeng tidak menjanjikan hal itu.

Ganti Template Tidak Dengan Niat Menaikkan Trafik Pengunjung

Jadi, sama sekali tidak terpikirkan bahwa blog Maniak Menulis akan langsung kebanjiran pengunjung hanya karena sekedar ganti template dengan buatan sang “master”.

Hanya sekedar “ingin” saja. Mengusir kebosanan dan bukan dengan tujuan tertentu.

Jadi, mohon maaf kawan. Saya bukan blogger penganut kepercayaan “template ajaib”. Saya pikir menulis adalah inti dan kunci dari datangnya pengunjung dan bukan sekedar template.

Jadi, kalau Anda bertanya apakah ada peningkatan pageview atau trafik pengunjung, yah, saya tidak akan menjawabnya. Maklum lah saya seorang “pemalas” yang terlalu malas untuk memperhatikan hal-hal seperti itu.

Tolong dimaklum yah.

10 thoughts on “Ganti Template Tidak Dengan Niat Menaikkan Trafik Pengunjung”

  1. hehehe yang pastinya walaupun traffic gak naik yang penting bikin adem diliatnya ya kak dan betah berlama2 d blognyaa,, selamat datang template baruuu.. xixixi seger kak templatenya baguss

    Reply
  2. Saya tahu kok Pak Anton ndak ada niat yang macem2, cuma kepingin coba saja, warna merahnya mengingatkan saya pada acara Cap Go Meh 2018 di Kota Bogor. 🙂

    Reply
    • Niatnya semacam saja kang.. jangan banyak-banyak. Pusing sendiri.

      Merah dipakai di blog ini karena yang punya "biang rusuh". Sesuai kan jadinya

      Reply
    • hahahahah, saya tadi ingin mengatakan seperti itu, 🙂 namun batal, khawatir jadi ngamuk dan rusuh benaran, hahahah…..

      Reply
  3. mantap bang.. saya malah masih baru di dunia blog. tampaltepun masih standar.. mau ganti tapi belum nemu yg cocok

    Reply
  4. Pada intinya ganti template ini harus yang lebih bagus, entah dari sudut atau sisi manapaun. Tapi yang lebih penting, loading lebih cepat sehingga pengunjung tidak keburu kabur sebelum artikel tampil sempurna. Dengan loading cepat, pembaca betah berlama-lama.
    Kata kunci sehebat apapaun ,kalau templatenya berat juga percuma juga.
    Nah kalau soal ini, bagaimana dengan tema blog saya? 🙂

    Reply
    • Lha yang mengharuskan siapa toh mas.. blog-blog saya, ya saya kan boleh milih jalan sendiri.. iya nggak sih.. 😀

      Reply
  5. Berarti memang gak jauh beda dengan saya. Ganti template buat memuaskan nafsu belaka.

    Tapi selain untuk memuaskan nafsu belaka, saya ganti template juga bertujuan memberi kenyamanan untuk pembaca saya.

    Apa lagi blog saya tentang cerpen, kalau templatenya gak nyaman di mata, bisa bisa cerpen saya nggak habis kebaca. Bisa mubazhir.

    Reply
    • Bisa jadi.. sekali-kali pengen jajan.. jajannya template saja.

      Terus terang saya sih ga mikir apa pembaca suka atau nggak, yang penting saya suka. Kalau mereka suka, ya syukur, nggak ya mau ngomong apa?

      Reply

Leave a Reply to Nuhan Nahidl Cancel reply