Sejak menjadi blogger, kira-kira 3 1/2 tahun yang lalu, sudah menjadi kebiasaan untuk turun ke jalan, hampir setiap akhir pekan. Kamera di tangan, mata jelalatan melihat apakah ada sesuatu yang menarik untuk dijadikan bahan tulisan. Yah, berburu cerita perlahan kemudian menjadi bagian dari kehidupan saya, terutama karena blog yang dibahas adalah tentang kota sendiri, Bogor.
Bisa dikata, hampir tidak pernah terlewat setiap Sabtu atau Minggu, berbekal kamera, pada awalnya hanya smartphone sebelum kemudian berubah menjadi kamera DSLR seperti sekarang, saya menjelajahi jalan-jalan di Bogor.
Kadang pagi. Tidak jarang juga siang. Bukan tidak pernah juga sore dan malam hari. Tergantung pada ketersediaan waktu dan kerelaan sang mantan pacar melepas kepergian saya, tetapi kegiatan rutin berburu cerita harus tetap dilakukan sesuai jadwal.
Biasanya yang menjadi buruan adalah tempat wisata, taman, bangunan bersejarah, dan kuliner. Yah, sebagai seorang blogger juga harus jeli melihat apa yang menarik bagi pembaca, dan hal-hal seperti itu adalah sesuatu yang selalu dicari. Harap maklum juga, sebagai kota wisata, para pembaca yang datang ke Bogor biasanya mencari hal-hal seperti itu.
Meskipun demikian, dalam perjalanannya, ternyata ada satu hal yang tidak putusnya rasa bersyukur hadir di dalam hati. Bersyukur bahwa keputusan menjadi seorang blogger ternyata menyadarkan kepada saya bahwa kehidupan yang saya dan keluarga nikmati selama ini sudah merupakan rahmat yang luar biasa dari-NYA.
Sulit untuk tidak merasakan hal seperti itu timbul. Kota Bogor memang terkenal sebagai kota wisata, sibuk, dan penuh keceriaan. Tetapi, selama berkeliling dari satu tempat ke tempat lain, tidak jarang saya disguhi pemandangan yang mengenaskan.
Banyak orang yang terlihat kesulitan dalam menjalani kehidupan ini. Bahkan, untuk sekedar mencari sesuap nasi pun sepertinya mereka mengalami kesukaran. Berbeda sekali dengan saya dan keluarga, yang Alhamdulillah, hingga saat ini masih bisa merasakan nasi yang pulen dan lauk pauk yang lumayan lengkap dan nikmat.
Belum lagi, mata dan kepala melihat berbagai hal yang mengingatkan bahwa kasur yang sudah kurang empuk di rumah ternyata masih lebih nyaman dibandingkan kerasnya beton yang kerap dijadikan alas tidur oleh mereka-mereka yang tidak mampu.
Pemandangan yang mau tidak mau kadang membuat saya menghela nafas karena tidak banyak yang bisa lakukan untuk membantu.
Hal-hal yang mungkin kerap luput saat berada di atas motor atau kendaraan seperti terlihat dengan jelas dan gamblang ketika berbaur di dalamnya.
Sebuah hal yang merupakan keuntungan menjadi blogger yang tidak pernah disebutkan sebelumnya, yaitu diberi pengingat oleh Yang Maha Kuasa untuk terus menjauhkan rasa iri kepada yang berlebih. Bersyukurlah dengan apa yang dimiliki, karena masih banyak sekali orang lain yang belum bisa menadapatkannya.
ini baru blogger soleh…lanjutkan bersukurnya dan jangan lupa bayar pajak haha
Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah, tetap jalani hidup ini dengan rasa syukur yang tak terhingga ke padaNYA
Aaamin.. betul mas
Ah itu mah pengalaman belum seberapa. Kalau saya pernah di introgasi polisi, diusir satpam. Bahkan dibentak ibu-ibu kantor yang tidak mau diphoto atau divideo.
Hahaha.. saya pun sedikit banyak pernah ngalamin mas
Melihat keprihatinan langsung dari mata sendiri memang obat agar sadar untuk jangan lupa bersyukur
Tul mas Agoes.. setidaknya saya diingatkan terus