Tips Promosi#3 : Buang Rasa Malu Kalau Mau Jadi Internet Marketer

Tips Promosi#3 : Buang Rasa Malu Kalau Mau Jadi Internet Marketer

Internet marketer adalah istilah dalam bahasa Inggris yang artinya “Pemasar Daring” atau bisa juga “Salesman Via Online”. Media yang dipergunakan bisa beragam, mulai dari media sosial seperti Facebook atau Twitter hingga blog (atau ada jenis lainnya). Yang manapun media yang dipergunakan, selama medan yang dipakai memakai internet, maka semuanya mengacu pada orang yang melakukan kegiatan pemasaran/penjualan tetapi melalui internet.

Dasarnya sebenarnya tidak berbeda dengan yang dilakukan para penjual/salesman/pemasar di dunia nyata, yaitu memasarkan sesuatu. Hanya medan dan medianya saja yang berbeda. Oleh karena itulah, berbagai prinsip dasar yang berlaku dalam dunia marketing juga berlaku pada para “salesman dunia maya ini”.

Salah satu prinsip paling dasar marketing yang harus dipegang kalau Anda mau terjun ke dunia (internet) marketing adalah “MEMBUANG RASA MALU”.

Itu hal yang paling pertama yang harus dipahami.

Mengapa? Karena ketika rasa malu ada, maka seorang marketer tidak akan bisa mengembangkan dirinya secara maksimal karena ada batasan (rasa malu) di hati.

Nah, perhatikan contoh yang ada di kehidupan sehari-hari ini. Pasti pernah kan pergi ke toko atau mall dan mendengar panggilan dari pelayan atau staf toko yang mengajak orang  yang lewat untuk masuk?  Itu adalah tindakan marketing paling sederhana tetapi merupakan inti dari kegiatan pemasaran, yaitu mengundang perhatian orang.

Lalu, bisakah Anda melakukannya kalau ada rasa malu untuk berteriak memanggil orang yang tidak dikenal untuk mampir?Jawabnya TIDAK. Anda tidak akan bisa mengundang perhatian kalau malu menguasai hati. Anda akan diam dan tidak akan ada orang yang menaruh perhatian dengan diam.

Banyak perusahaan Jepang yang melakukan pendidikan terhadap tenaga pemasaran memfokuskan diri pada hal yang satu ini. Mereka memberikan satu tugas khusus pada pemasar pemula untuk membantu menghilangkan rasa malu, yaitu menyuruh mereka berdiri di sudut jalan yang ramai dengan lalu lalang orang dan kemudian menyuruh mereka meneriakkan produk atau merk yang akan dijualnya.

Sepanjang hari.

Suaranya pun harus keras dan terdengar oleh atasan mereka yang mengamati dari jarak tertentu. Hal ini untuk memastikan sang pemasar pemula berteriak dan bukan berbisik.

Dalam dunia internet marketing yang memanfaatkan blog, membuang rasa malu ini bisa diwujudkan dalam beberapa hal, seperti :

1. Memasang foto pada blognya (Buang malu pada diri sendiri)

Wajib hukumnya jika Anda ingin menjadi internet marketer. Pembeli akan selalu ingin tahu dengan siapa mereka berhubungan.

Pastikan juga fotonya jangan asal-asalan, misalkan bergaya alay dengan tangan membentuk tanda “V” dan mulut dimonyongkan ala selfie. Buat foto yang seprofesional mungkin, enak dilihat, dan bisa mengundang kepercayaan pembaca.

Sejelek apapun Anda, jangan berpikir untuk tidak memajang foto Anda di blog. Toh juga ada banyak software pengedit foto supaya tidak terlalu kelihatan “kejelekan” Anda.

2. Mengatakan bahwa tulisannya jelek (Buang malu pada kemampuan)

Sebagai blogger boleh saja mengatakan “Harap maklum yah kalau tulisan saya masih amburadul, kebetulan masih newbie dan baru terjun ngeblog 10 tahun“.

Tetapi, jika Anda seorang internet marketer, lupakan gaya bahasa merendah seperti ini. Kebiasaan budaya Timur adalah merendah, tetapi kerap kebiasaan itu menimbulkan dampak negatif bagi seorang pemasar.

Pembeli bisa langsung menganggap Anda sebagai orang yang tidak kompeten dan tahu tentang produk yang ditawarkan. Ia juga akan meragukan apakah penjelasan yang diberikan benar-benar mewakili produk yang mereka beli.

3. Buang malu pada produknya

Kalau Anda seorang blog-marketer, istilah yang saya pakai untuk merujuk mereka yang memasarkan blog buatan sendiri ke orang lain, point 2, memakai point kedua juga menunjukkan ketidakpercayaan diri pada produknya sendiri.

Sebagai seorang yang sedang menjual “blog”-nya sendiri kepada orang lain, blog dan isinya itulah yang menjadi produk.

Lalu, dengan mengatakan “Harap maklum, maaf, tulisannya masih jelek”, berarti Anda sebagai penjual sudah mengatakan kepada pembeli “Maaf, barang ini buruk/jelek, sebaiknya jangan dibeli”

Sesederhana itu. Kalau Anda blogger, tidak ada masalah mengatakan itu, bebas-bebas saja semau gue, tetapi kalau Anda sedang memasarkan dan ingin pembaca “membeli” apa yang Anda tulis, mengatakan hal seperti itu adalah kesalahan. Hal itu akan mengurangi respek dari pembaca kepada diri Anda dan hasilnya kesulitan untuk membuat mereka percaya lebih besar.

Intinya buang rasa malu. Tugas Anda adalah “menjual” dan itu sulit dilakukan kalau Anda merasa malu terhadap diri sendiri, produk, dan kemampuan.

Bukan hal yang mudah karena berkaitan dengan karakter seseorang, tetapi suka atau tidak suka, mau tidak mau, jika memang tujuan Anda adalah menjadi marketer, ya harus bisa menghilangkan malu itu.

Mungkin, Anda akan bertanya mengapa di blog ini pemiliknya tidak memasang foto profilenya. Padahal di atas menyarankan untuk memasang foto sebagai wujud membuang rasa malu kepada diri sendiri.

Simple saja.

Saya disini bukan hendak menjual sesuatu, bahkan tidak artikel-artikel di blog ini. Saat ini saya sedang dalam “blogger mode : ON” alias sebagai blogger saja. Bukan penjual.

Memang,  pekerjaan sehari-hari saya sangat erat dengan apa yang ditulis karena saya sudah lebih dari 20 tahun bekerja di bagian marketing perusahaan tekstil, tetapi blog ini hanyalah ruang untuk menyalurkan hasrat untuk menulis saja. Termasuk berbagi pengalaman tentang pemasaran itu sendiri.

Kalau ada yang mau baca, ya syukur, nggak ada juga, ya ga papa. Mau percaya boleh, tidak juga ya tidak masalah.

Karena penempatan diri sebagai blogger saja itulah, maka blog ini sama sekali tidak dipromosikan kemana-mana. Tidak memakai teknik SEO. Tidak ada link building. Pemiliknya tidak melakukan share link kemana-mana. Tidak ada fanpage. Tidak ini dan itu.  Satu-satunya yang bisa dianggap promosi adalah bahwa blog ini terhubung dengan laman Google Plus dan otomatis ketika sebuah artikel baru terbit, maka akan dibagikan ke laman tersebut. Itu saja.

Bukan karena saya malu, tetapi karena saya saat ini adalah sebagai blogger dan bukan internet marketer atau blog marketer.

Entah kalau nanti berubah pikiran.

14 thoughts on “Tips Promosi#3 : Buang Rasa Malu Kalau Mau Jadi Internet Marketer”

  1. Mudah2an berubah pikiran yach Pak….. 🙂 Amin. 🙂

    Poin Ke 1 sepertinya saya sedikit terkena…. 🙂

    Sepertinya rasa malu harus dibuang ke air yang dibelakang si Penjual diatas.

    Tambah lagi dong Pak,,,,, Artikel tentang Dunia Marketingnya, saya jadi tertarik nich…. apalagi Pak Anton Kerja di Bag. Marketing, pasti banyak ilmu2 rahasia. 🙂

    Reply
    • Terkena apa kang di poin satu.. bukannya fotonya udah cakep banget gitu..:-D

      Pelan-pelan yah… saya memang berniat melakukan itu, cuma lum sempet nelaah pengalaman pribadi dalam bidang ini.

      Reply
  2. sepakat dengan membuang perasaan malu dan nggak percaya diri, apalagi berprofesi sebagai internet marketer, lebih khusus lagi jangan merasa malu pada produk yang kita pasarkan, karena ternyata dagang ubi seperti saya pun bisa beli mobilio loch…hehe

    Reply
    • Bentul sekali Mang Lembu… Malu itu penghambat kemajuan.

      Kalau mau maju ya buang rasa malu, selama halal dan tidak melanggar hukum, ya jalani..

      Reply
  3. Saya baru berani komentar di sini karena yang mau saya komentari ternyata komentar juga di sini.

    Salam kenal, pak Anton. Saya belajar banyak di sini.

    Reply
    • Lha.. yang punya blog ini menakutkan yah.. hahaha.. nggak kok, saya orang yang baik hati dan tidak sombong… 😀

      Salm kenl juga Imah.. kalau lagi nyoba resep tolong kirim kuenya yah, jangan cuma ke Kang Nata saja kirimnya. Dan, jangan lupa diminum obatnya

      Reply
      • Bukan menakutkan, pak. Saya takut salah ucap. Soalnya baca artikel di sini serius semua, padahal baru juga baca beberapa. Jadi bawaannya juga serius melulu.

        Terimakasih banyak, pak.
        Kuenya tidak dikirim ke mana-mana, pak. Kalau mau, ambil sendiri di rumah ya. Hehehe…

      • Iya juga sih… bener juga.. saya terlalu serius. Masukan yang bagus mbak.. makasih makasih.. saya coba ubah dengan gaya santai ke depannya.. (Tau bisa atau nggak hahaha soalnya mungkin karena topiknya saja)… Coba ke Lovely Bogor mbak.. disana kayaknya saya lebih santai (walau ga jamin juga seh.. hahahaha)

        Hadeuh.. jauh kalau ke rumah teh Imah mah..

Leave a Reply to Anton Ardyanto Cancel reply