Karangan atau Artikel Narasi : Emak-Emak Jagonya

Percayalah dalam hal yang satu ini akan sulit mengalahkan kemampuan para emak-emak blogger. Jikapun ada yang bisa mengimbanginya, kemungkinan berasal dari kalangan blogger lifestyle atau traveler. Jangan harap para master blogger tutorial akan bisa mengimbangi kemahiran mereka dalam membuat karangan atau artikel narasi.

Terkesan mengada-ada, tetapi sebenarnya jika Anda paham mengenai apa itu karangan narasi, dan sering membaca tulisan para blogger ibu-ibu tadi, maka tidak akan coba membantah pernyataan ini.

Apa Itu Karangan atau Artikel Narasi?

Narasi, atau dalam bahasa Inggris “narration” berarti cerita atau bercerita. Jadi, jika didefinisikan, secara singkat karangan atau artikel narasi adalah tulisan yang bersifat bercerita. Dalam tulisan jenis ini, topik bahasannya bisa berupa peristiwa nyata atau fiksi.

Gaya penulisannya menempatkan si penulis sebagai orang yang sedang bercerita tentang suatu hal. Membaca sebuah artikel tipe ini akan membuat pembaca seperti mendengarkan dongeng karena alurnya runtut dari awal hingga akhir. Tidak jarang dilengkapi dengan plot.

Dalam dunia menulis, gaya inilah yang dipergunakan para penulis novel, cerpen, dan sejenisnya.

Nah, di dunia blogging ini, bisa dilihat dari berbagai tulisan para emak-emak blogger atau blogger traveler dan lifestyle saat mereka menceritakan kisah perjalanan wisata, curhat keseharian, dan hal-hal seperti itu.

Itulah mengapa kalangan blogger jenis ini menjadi sangat ahli dalam membuat tulisan dimana mereka menjadi pendongeng.

Gaya yang berbeda dengan yang dipakai para blogger tutorial yang sifatnya lebih ke arah argumentatif dan bukan bercerita. Jadi, sulit bagi blogger dari yang seperti ini atau internet marketer untuk bisa bahkan sekedar mengimbangi para emak-emak blogger untuk memproduksi artikel narasi. Mereka tidak terbiasa dengan cara itu.

Tiga Jenis Karangan atau Artikel Narasi

Teorinya ada tiga jenis karangan atau artikel narasi, yaitu :

1. Narasi Ekspositoris

Ekspositoris berarti menjelaskan, menjabarkan.

Jenis karangan narasi seperti ini biasanya dipergunakan untuk memberikan gambaran sebuah peristiwa sejak awal hingga selesai.

Contohnya :

“Kemarin, tanggal 9 Februari 2018, terjadi kecelakaan di depan Bundaran Hotel
Indonesia. Sebuah truk pengangkut ayam yang membawa ribuan ekor hewan
itu mengalami kecelakaan pada pukul 01.00 dini hari. 

Satiba-tiba dan tidak bisa menguasai kendaraannyat
sedang melaju dengan kecepatan sedang, truk tersebut oleng karena
menghindari penyeberang jalan yang tiba-tiba melintas. Supir yang kaget
membanting setir

Sebagai hasilnya, truk tersebut nyemplung ke dalam kolam Bundaran HI”

2. Narasi Artistik

Artistik berasal dari kata “art”, seni.

Jenis artikel narasi yang satu ini biasanya dipergunakan untuk tujuan menghibur pembaca. Para penulis cerpen atau novel kerap menggunakan jenis yang satu ini.

Contohnya :

“Suatu hari seekor kera tua yang sedang bergelantungan di pohon tiba-tiba terjatuh. Rupanya tangannya tidak lagi kuat untuk bergelantungan di dahan. Iapun kemudian tercebur ke dalam sungai yang mengalir deras.

Susah payah si kera berusaha berenang. Beberapa kali usahanya untuk mencapai dahan pohon yang melintang di atas permukaan sungai gagal karena terlalu tinggi. 

Setelah timbul tenggelam berulangkali dan hanya karena keberuntungan saja selama lebih dari 20 menit ia bisa tetap bertahan dalam derasnya aliran sungai.

……”

3. Narasi Sugestif

Yang satu ini, juga biasanya dipergunakan untuk tulisan yang bersifat menghibur. Meskipun demikian di dalamnya biasanya terkandung pesan atau maksud. Kerap tercampur dengan yang kedua, yaitu narasi arttistik.

Contoh :

“Mau kemana?”, tanyaku dengan nada garang kepada adik. Ia memandangku dengan ketakutan. Beberapa detik diperlukannya untuk menenangkan diri dan kemudian menjawab, “Ke toko buku Kak. Saya perlu membeli buku bacaan untuk membuat resensi”.

“Kamu tahu kakak sedang bokek! Tanggal tua nih! Tidak ada jatah untuk membeli buku seperti itu!”, tukasku. Saya cukup tahu kebiasaannya mengajak ke toko buku berarti ia sedang meminta traktiran dari kakaknya yang sudah bekerja ini. Jadi, pemikiran itu langsung timbul tiba-tiba di kepala saat ia meminta antar ke toko buku.

“Tidak bisa. Titik, tidak ada koma!”, cetusku sambil memasang muka masam. Langsung, saya tarik lagi selimut ke kepala pertanda tidak mau mendengar.

Kudengar suara isaknya. Rupanya suaraku yang bernada kesal sudah membuatnya sedih. 

“Tolong kak. Saya ada uangnya kok untuk membelinya. Tabungan dari uang jajan yang kakak beri cukup kok untuk membeli buku ini. Saya tidak meminta kakak untuk membayar karena saya tahu kakak sedang tidak punya uang dan banyak pengeluaran. Jadi, saya sudah menyiapkan uangnya. Saya hanya minta antar karena sudah larut malam”, jelas adikku sambil terisak.

“Oohh..”

Cuma satu kata itu yang bisa keluar dari mulut. Rasa malu di hati sudah berprasangka buruk mencegahku untuk mengatakan lebih banyak.

“Ya sudah”. “Kakak mandi dulu yah”.

—–

Itulah yang disebut sebagai karangan atau artikel narasi. Jika Anda ingin menjadi seorang blogger lifestyle atau traveler, ada baiknya menguasai berbagai tekni dalam bercerita sehingga narasi yang dihasilkan akan bisa mengikat pembaca.

Maaf saja kalau contoh di atas kurang bagus. Harus diakui dengan jujur, saya bukanlah seorang narator atau pendongeng yang baik. Jadi, harap dimaklum.

8 thoughts on “Karangan atau Artikel Narasi : Emak-Emak Jagonya”

  1. Format penulisan contohnya sepertinya terbagi menjadi beberapa kolom. Akibatnya contoh sulit dibaca dan sukar dipahami. Mungkin bisa dirapikan supaya lebih enak dibaca.

    Reply
    • Makasih pemberitahuannya Nisa.. rupanya saya belum 100% mengerti tentang template ini soalnya di layar edit tidak ada pembagian kolom apa-apa dan semua normal….

      Hadeuh..Makin pengen ganti template..:D

      Reply
  2. Saya memang lebih menempatkan diri saya menjadi seorang pencerita, bukan bloger. Apalagi curhat lewat tulisan bisa membahagiakan saya. Lebih-lebih, pembaca bisa terhibur atau termotivasi. Bahkan, waktu itu saya pernah dipanggil bloger curhatan~ Haha.

    Reply
    • Bagi saya sendiri baca curhat-an seperti itu menarik. Apalagi kalau bloggernya pandai merangkai kata, seringkali jadi seperti dibawa ke dunia lain dan bisa merasakan terlibat dalam hal tersebut

      Reply
  3. Sumber bacaan yg sangat berguna euy…. saya jadi ingat blog saya, sepertinya perpaduan internet marketer plus narasi ekspositoris.

    klu menurut pak Anton bagaimana?

    minta saran euy… 🙂

    Reply
    • Berguna atau tidak.. Itu tergantung pada Kang Nata..:D Bukan yang nulis

      Menurut saya bisa dipadukan. Yang diperlukan adalah kejelian yang menulis untuk mengubah gaya dan menyesuaikan. Yang paling penting merubah gaya penulisan dari argumentatif menjadi cerita

      Reply

Leave a Reply to Anton Ardyanto Cancel reply