Apakah Ada Perbedaan Memakai Domain Berbayar Dengan Gratisan ?

Apakah Ada Perbedaan Memakai Domain Berbayar Dengan Gratisan ?

Beberapa waktu yang lalu, tepatnya kemarin, saya membaca sebuah blog yang dikelola salah seorang anggota IAPD, yang “dianggap” master atau “memandang dirinya master”, tentang 5 hal yang harus dilakukan kalau mau bermain multiblog alias memiliki banyak blog.

Salah satu sarannya, sebenarnya sempat membuat saya ingin berkomentar panjang tetapi saya urungkan, mengatakan bahwa “sebaiknya” memakai domain berbayar dan bukan gratisan. Alasannya karena hal itu menyangkut kredibilitas, profesionalitas, otoritas, dan yang seperti itulah.

Tepatnya ia mengatakan seperti ini.

Apakah Ada Perbedaan Memakai Domain Berbayar Dengan Gratisan ?

Inginnya, tangan langsung mengetik jari dan mengomentari panjang lebar pandangan yang seperti itu. Apa kaitan antara profesionalitas dan domain berbayar atau gratisan? Bagaimana bisa sebuah kredibilitas dibangun hanya karena hal seperti itu?

Cuma, saya batalkan. Tidak ada gunanya berdebat panjang lebar dengan mereka yang pandangan soal domain TLD dan non TLD seperti itu. Mereka akan susah menerima penjelasan bahwa profesionalitas dan kredibilitas adalah sesuatu yang dibangun dalam waktu lama, dan tidak bisa semudah itu didapat hanya dengan melihat domainnya berbayar atau tidak.

Buktinya web “strukturkode.blogspot.com” yang masih pakai subdomain gratisan bisa dikata dikelola secara profesional oleh pemiliknya. Sebaliknya, ratusan blog dengan domain berbayar/TLD ternyata isinya ancur-ancuran.

Jadi, profesional atau tidak, sulit dilihat hanya dari domainnya saja di masa sekarang. Di masa dulu lain karena biasanya yang mengelola domain TLD adalah sebuah organisasi dan memiliki tujuan, tetapi di masa sekarang, semua orang juga bisa melakukannya. Nilai sebuah domain berbayar sudah turun di mata pembaca.

Sayang yang menulis itu tidak peka terhadap perubahan zaman.

Meskipun demikian, hari ini saya membeli 2 buah domain berbayar, TLD (Top Level Domain). di Google Domain  Bukan cuma satu. Dua.

Satu untuk Maniak Menulis sehingga namanya berumah menjadi www.maniakmenulis.com dan satu lagi untuk Celoteh Hijau, di www.celotehhijau.com. Yang terakhir adalah blog yang hiatus lama sekali dan isinya baru 38 artikel saja.

Pembelian ini bukan karena saya terpengaruh karena sang blogger kecanduan profesionalitas dan jargon-jargon ala internet marketer itu. Sama sekali bukan.

Hal itu saya lakukan karena memang ada perbedaan memakai domain berbayar dan gratisan. Tetapi, yang pasti bukan pada diri pembaca, tetapi pada diri sang blogger itu sendiri, yaitu “saya”.

Selama ini, dengan menggunakan subdomain blogspot, saya agak terlena alias kurang agresif dalam membuat ide. Masalahnya, mungkin karena secara tak sadar ada pemikiran “toh gratisan” ini. Jadilah saya kurang “bertanggungjawab” terhadap blog-blog itu tadi, terutama sang Celoteh Hijau.

Padahal, justru blog yang terakhir itu, ada sesuatu yang ingin saya sampaikan kepada dunia, yaitu tentang kepedulian lingkungan. Tetapi, justru tidak digarap dengan baik dan ditelantarkan.

Nah, dengan membeli domain TLD, dan memakaikan baju “domain berbayar” pada blog Maniak Menulis dan Celoteh Hijau, saya ingin memacu diri sendiri untuk membangun dan mengembngkan keduanya lebih jauh lagi.

Kok bisa?

Ya karena sudah dibayar, sayangkan kalau disia-siakan. Jadi, saya harus memacu diri sendiri kalau tidak mau uang yang keluar sia-sia. Memang tidak besar, tetapi tetap saja tidak boleh disia-siakan karena namanya mubazir.

Itulah yang saya rasakan perbedaannya dalam hal domain berbayar atau gratisan. Ada tambahan sedikit rasa tanggungjawab di dalam yang berbayar. Sesuatu yang diharapkan bisa memacu diri sendiri untuk terus mengembangkan blog-blog itu

Alasan inilah yang mendorong saya untuk merencanakan membeli beberapa domain TLD lainnya untuk blog-blog yang mangkal di blogspot. Kalau ada uang sisa tentunya. Untuk memacu diri sendiri.

Bukan karena patuh sama sang “master blogger” yang mengatakan domain berbayar itu lebih profesional dari yang gratisan.

10 thoughts on “Apakah Ada Perbedaan Memakai Domain Berbayar Dengan Gratisan ?”

  1. kalau pendapat saya sih domain berbayar
    1. untuk memudahkan dalam penyebutan.
    2. lebih keren juga disebut.
    3. ini penting juga dulu ada penghapusan domain gratisan masal kalau pakai domain berbayar nama domain selamat, meskipun mungkin hostingnya dibaned.
    4. kalau domain berbayar, upaya untuk branding ini lebih sreg yaitu karena namanya yang singkat
    pendapat ya tak harus sama

    Reply
    • Lha ya boleh berbeda pandangan mah. Kalau nggak seragam malah nggak seru

      1. relatif : mudah atau tidak tergantung pada orangnya
      2. Keren : lha ya wong banyak sekali nama jelek yang dipakai sebagai nama sebuah domain
      3. kisah masa lalu kan, lalu kok masih dipakai dalam perhitungan
      4. Branding lebih kepada nama blog bukan domain, seperti Maniak Menulis yang jauh lebih dikenal daripada nama domainnya dulu.. iya kan… Jadi branding tidak tergantung pada nama doman

      Reply
  2. Alasan utama saya beli domain TLD waktu itu, karena ditawari oleh Google Domain. Ibarat toko yang baru buka, saya penasaran mau belanja di sana. Jadi lah saya beli domain TLD, walaupun cuma satu 🙂

    Reply
  3. jika ditanya masalah perbedaan, saya yg sdh terlanjur jadi pengamat Maniak Menulis ( uhuk – uhuk )……. perbedaan yg mencolok terletak pada rangking DA PA blog…..

    blog dng TLD ranking DA PA nya akan selalu naik, namun blog tanpa TLD akan selalu pada angka 1.

    itu saya perhatikan pada blog Maniak menulis sebelum memakai TLD, blog lain jg begitu asal jika tdk menggunakan TLD ttap pd DA PA 1.

    namun seandainya blog MM dari awalnya sdh ber TLD saya yakin angkanya pasti sdh tinggi sebab blog ini sudah lama.

    itu klu masalah perbedaan.

    nmun pemakain TLD klu sekedar utk dikatakan profesional, sepertinya perlu dibuktikan.

    itu menurut saya yg masih newbie ini……

    Reply
    • Yang saya tahu kalau dulu DA-nya mengikuti DA Blogger dan pernah sampai 90-an, tetapi rupanya kemudian Google dan MOZ melakukan perubahan sehingga DA-nya menjadi 1 walau pakai blogspot.

      Cuma, saya sudah lama tidak mengikuti perkembangan DA dan PA-nya. Tidak begitu peduli lagi karena perhatian saya fokus pada menulis saja, mau DA 1 atau 2 pun saya nggak ambil pusing.

      Buat saya perbedaannya sedikit sekali, hanya ada dorongan untuk berkreasi lebih banyak lagi.

      EGP.. saya sudah lama tidak ngecek yang seperti ini dan memang memilih memusatkan perhatian pada menulis saja.

      Ke depannya, tetap akan demikian. kalau Kang Nata mau bantu ngecekin ya sukur deh. Hehehehe…

      Reply
      • mmmm…. dulunya mengikuti Subdomain blogger rupanya, sekarang ini sdh berubah.

        DA PA penting ngk penting sebetulnya, namun saya penasaran kenapa DA PA bisa naik dan tidak bisa turun.

        beda dng ranking alexa yang bisa naik turun.

        yg saya kesal informasi Faktor penyebabnya belum saya temukan di mesin pencari secara meyakinkan.

        sehingga saya ingin memperhatikan beberapa blog dng gaya masing2 si adminnya dalam menulis / mengelolah blog.

        sehingga siapa tahu ada sebuah kesimpulan yang akan melahirkan sebuah pengetahuan utk para blogger di Tanah air.

        klu saya ambil pusing Pak, hahahah…..

        saya bersyukur blog MM, pakai TLD sehingga saya bisa memantau perkembanganya, spertinya saya coba riset kecil2an,

        saya bantu diam2 utk ngeceknya Pak, 🙂

      • DA dan PA bisa turun juga kok.. Hanya naik turunnya tidak drastis seperti Alexa. Saya pernah mengalami penurunan juga, sekitar 1-2 poin.

        Biasanya menyangkut backlink yang dulunya ada kemudian hilang.

        Yah silakan pusing deh Kang.. saya mah belajar sebenarnya yang seperti itu nggak banyak gunanya juga. Hanya memuaskan ego saja. Kalaupun sudah tahu, ya sudah.. tidak memberikan manfaat terlalu banyak.

        Kecuali kalau statistiknya itu bisa dipakai untuk membangun atau mengembangkan blog, barulah saya agak peduli.

        Silakan saja Kang kalau mau mengamati.. kalau sudah ada kesimpulannya, tolong kasih tahu saya ya..hahahahaha

Leave a Reply to Agoes Supriyono Cancel reply