Semakin Dijalani Semakin Terasa Ringan

Semakin Dijalani Semakin Terasa Ringan

Banyak blogger yang mengatakan ngeblog itu berat. Anda pun mungkin merasakan seperti itu. Mungkin ya, tidak memastikan.

Jujur saja, saya pun “PERNAH” merasakan kegiatan blogging itu berat, tetapi itu “DULU”. Makanya, kata PERNAH dan DULU diberi huruf besar karena hal itu tidak lagi saya rasakan. Sekarang buat saya ngeblog itu sangat ringan, dan terasa menyenangkan.

Kok bisa demikian? Adakah trik khusus supaya ngeblog terasa ringan?

Yah, sebenarnya tidak ada trik atau tips khusus yang perlu dilakukan. Tidak perlu juga berguru dan mengikuti kursus supaya blogging tidak menjadi beban. Justru kalau ikut kursus, menurut saya ngeblog malah tidak akan terasa ringan dan justru menjadi berat.

Yang diperlukan hanyalah sedikit memanage diri sendiri, seperti :

1. Awal selalu berat, tetapi paksakan untuk terus menulis

Dalam kegiatan apapun, bagian awal adalah bagian terberat. Pada saat itu, pengetahuan dan pengalaman kita masih pada level minim.

Jadi, bisa dipastikan bahwa akan ada proses belajar. Akan banyak sekali kesalahan. Akan ada banyak sekali hal-hal menyebalkan yang hadir.

Tetapi, perlahan tetapi pasti, seiring dengan pengetahuan yang bertambah, maka kita akan mampu mengeliminasi kesalahan-kesalahan yang kita lakukan, dan kita semakin pandai.

Ini adalah bagian dari siklus kehidupan manusia dalam bidang apapun. Jadi, hal itu harus diterima dan ditempuh.

Bila Anda seseorang yang baru terjun ke dunia blogging, terimalah fakta ini. Teruskan dan paksakan untuk menulis, seberapapun beratnya. Jangan pernah berhenti karena kalau berhenti, maka ngeblog akan selalu jadi berat. Pada saat yang bersamaan, belajarlah sedikit demi sedikit.

2. Memanage Keinginan dan menyesuaikan dengan kemampuan

Saya ingin seperti Linda Ikeji! Yah, kisah-kisah seperti ini memang seperti pisau bermata dua. Di satu sisi akan membangkitkan semangat untuk bisa menghasilkan yang sama, tetapi di sisi lain juga memberikan “beban” tersendiri.

Kisah-kisah seperti ini melahirkan yang namanya KEINGINAN, CITA-CITA, atau apalah namanya.

Fakta juga bahwa manusia akan memiliki hal itu. Tetapi, acapkali kita bermimpi terlalu indah dan berharap terlalu tinggi yang seringkali tidak sesuai dengan kemampuan diri sendiri.

Linda Ikeji memiliki banyak hal yang sudah ia punya sebelum terjun ke dunia blogger. Sedangkan, banyak dari kita tidak memiliki hal itu. Jadi, bermimpi menjadi seperti dirinya adalah sebuah kesalahan karena kita menempatkan cita-cita yang tidak sesuai dengan kemampuan diri.

Itulah mengapa, pada akhirnya saya berhenti membaca kisah-kisah seperti itu. Saya mencegah diri untuk bermimpi terlalu besar dan tidak sesuai dengan kemampuan. Saya coba meredam keinginan apapun dari blogging dan memfokuskan diri pada menikmati proses dibandingkan mengejar hasil.

3. Menyadari bahwa ngeblog adalah perjalanan panjang

Sebuah kenyataan. Kebanyakan blogger sukses adalah mereka yang sudah terjun di dunia ini lebih dari 5 tahun dan mereka konsisten.

Hanya, kebanyakan para internet marketer dan para blogger tutorial tentang blogging, entah demi alasan apa, lalai dalam menyebutkan fakta ini. Tidak ada blogger sukses yang bisa berhasil dalam 1-2 tahun. Mereka butuh waktu yang lumayan lama.

Pelajaran ini saya temukan setelah bermain ke berbagai blog dan menyadari bahwa ada “penyesatan” yang disengaja oleh kalangan tertentu, demi menaikkan omset blog mereka.

Jadi, saya ubah ulang strategi ngeblog saya. Tidak ada lagi target jangka pendek, kecuali dalam jumlah produksi artikel saja. Selebihnya adalah target jangka panjang, yang saking panjangnya bisa disebut tanpa target khusus.

Dengan melakukan ini, saya berhasil mengurangi KEINGINAN untuk sukses dan bisa lebih menikmati proses menulisnya. Terasa sekali lebih lega dan ringannya.

4. Masa depan tidak ada yang bisa memastikan

Yah, kenyataan juga kan? Siapa yang bisa tahu apa yang akan terjadi sejam, sehari atau seminggu ke depan?

Tidak ada.

Bisa jadi, kita sudah mati saat itu. Iya ndak?

Jadi, mengapa saya harus berpikir terlalu jauh dengan membuat target ini dan itu yang memberatkan pikiran?

5. Tidak mengikuti cara orang lain

Saya tidak lagi bingung tentang mana jalan yang terbaik yang harus dilakukan dalam ngeblog. Padahal, dulu, saat memulai, saya kerap bingung mana pendapat dan cara yang harus diikuti saat ngeblog.

Setelah beberapa lama, saya akhirnya menyadari bahwa banyak tulisan-tulisan yang menjanjikan kesuksesan itu lahir dari tangan orang yang juga belum mengecap sukses. Mereka juga sedang berusaha menggapai ke arah sana.

Jadi, kenapa saya harus belajar dari mereka? Mengapa saya tidak melakukan dengan cara saya sendiri? Sama-sama belum tentu berhasil, tetapi setidaknya dengan mengikuti dan melakukannya dengan cara sendiri, saya sudah bisa menikmati prosesnya.

Saya sudah mendapatkan hasil.

6. Saya semakin terbiasa menulis

Tidak terasa, kemampuan saya menulis pun berkembang seiring dengan waktu. Jika dulu rasanya susah menemukan ide, sekarang ide terlalu banyak untuk bisa ditulis sekaligus. Kalau dulu bingung bagaimana memulai sebuah tulisan, saat ini, darimanapun memulai sebuah tulisan bukanlah sebuah masalah.

Pemakaian kata-kata pun semakin bisa bervariasi. Tidak lagi monoton.

Soal gaya penulisan? Tidak masalah juga. Sekarang, kalau saya mau tutorial, maka saya pakai “topeng” guru dan menjelaskan secara rinci. Tetapi, saat saya harus menulis soal keindahan alam, maka gaya penulisan ala travel blogger pun bisa dilakukan tanpa masalah.

Dan, saya yakin, jika saya terus menulis seperti ini, maka di masa depan, ngeblog akan lebih terasa ringan lagi dibandingkan saat tulisan ini dibuat.

Jadi, saran saya, persis seperti kata Enda Nasution, si Bapak Blogger Indonesia, paksakan menulis. Jangan berhenti.

Berat pada awalnya, tetapi percayalah, ada waktunya dimana kegiatan itu terasa sangat ringan dan menyenangkan.

3 thoughts on “Semakin Dijalani Semakin Terasa Ringan”

  1. Kadang, sesuatu yang baik dimulai dari terpaksa. Tapi ketika sudah terbiasa, rasanya ringan saja. Adapun dalam hal blogging, saya memulainya dari rasa suka. Maka sampai ke sini pun rasanya senang saja. Mungkin juga karena saya tidak membebani diri sendiri dengan tuntutan yang muluk-muluk.

    Reply

Leave a Comment