Menyenangkan orang lain itu tidak pernah mudah. Bahkan bisa dikata tugas maha berat. Kita harus mau mencoba mengerti :
- Apa yang dikehendaki orang itu?
- Apa masalah yang sedang dihadapi orang itu?
- Apa gaya yang dikehendaki orang itu?
- Apa kesukaan orang itu?
Inti dasarnya, kita harus mengenal orang itu untuk bisa melakukan sesuatu yang bisa menyenangkan hatinya. Kalau kita bisa mengetahuinya maka akan ada kemungkinan, kita akan bisa membuatnya senang dan terhibur.
Masalahnya, kita hanyalah manusia dan hampir tidak mungkin menebak apa yang ada di kepala orang lain. Memang, kita bisa menduga, tetapi kemungkinan melesetnya besar sekali. Bukan merupakan sebuah kepastian.
Begitu juga dalam hal menulis.
Jika memang niatnya untuk menyenangkan orang lain, tentunya kita harus paham betul apa yang dimaui oleh pembaca kita. Tanpa itu semua, maka kita akan sulit membuat mereka senang.
Contohnya, kalangan anak muda masa kini yang senang dengan bahasa gaul, maka mereka akan malas membaca tulisan yang ditulis dengan formal. Mereka sering akan berhenti membaca kalau paragraf pembukanya saja sudah tidak mengena di hati mereka.
Belum lagi kalau sasarannya para pemikir berat dan memiliki pengetahuan luas. Mereka tidak akan pernah puas hanya dengan penjelasan pendek sedikit dan tanpa didukung fakta. Orang-orang dari kalangan seperti ini butuh lebih dari itu, lebih dari sekedar gaya petantang petentengnya para internet marketer. Mereka butuh bukti dan fakta.
Jadi, mau tidak mau, kalau memang tujuan menulis Anda adalah untuk menyenangkan orang lain, berarti Anda harus paham betul karakter pasar pembaca yang dituju. Tanpa itu, maka jangan harap Anda akan bisa menarik hati mereka.
Masalahnya, hal itu hanya bisa dilakukan kalau kita memiliki pengalaman, data, informasi, terkait kalangan pembaca kita. Itulah mengapa banyak perusahaan akan memiliki tim peneliti pasar untuk menggali informasi dan data tentang apa yang disukai oleh calon pembeli. Mereka berusaha mengerti dan memahami pasarnya agar mereka bisa membuat sesuatu yang menyenangkan hati calon pembeli.
Bagaimana dengan blogger?
Sebaiknya, para blogger menulis untuk diri sendiri saja. Tidak perlu berpikir untuk mencoba menyenangkan orang lain.
Alasannya :
- Tidak ada dana untuk melakukan riset
- Tidak ada waktu untuk mencari data
Tidak mungkin bisa memahami pembaca kalau tidak ada data dan hampir semua blogger tidak punya keduanya, kecuali yang sudah besar dan sukses.
Tanpa itu yang ada hanyalah menebak yang kemungkinan besar melesetnya sangat besar.
Lagi pula, hampir tidak mungkin memahami seluruh kemauan pembaca saat menulis. Jika 1 orang, mungkin masih bisa untuk coba disenangkan. Tetapi, kalau 100 orang, bisakah kita membuat mereka semua merasa senang?
Kemungkinan besar? TIDAK. Keinginan setiap orang pasti berbeda. Si A suka gaya begini, si B suka gaya begitu. Lalu, gaya mana yang harus diikuti? Siapa yang harus lebih dulu disenangkan?
Tidak akan mungkin menyenangkan semua orang sekaligus. Pasti ada yang suka dan tidak suka. Itu adalah kewajaran di dunia.
Tetapi ada satu orang, dimana kita punya data, fakta, kenal karakter, tahu gayanya, mengerti keinginannya. Diri sendiri. Ya, jelas kita tahu lebih banyak tentang diri sendiri daripada kita mengenal orang lain.
Jadi, lebih baik menulis untuk menyenangkan diri sendiri saja. Ini hal yang paling memungkinkan karena kita paham betul tentang diri sendiri. Tentunya, kita bisa mengarahkan tulisan agar bisa membuat hati kita senang.
Bagaimana dengan orang lain?
Menulis tidak beda dengan berkawan. Kalau mereka memang mau berkawan dengan kita, maka mereka harus mau menerima apa adanya kita. Tidak perlu kita harus berusaha untuk selalu menyenangkan mereka.
Begitupun menulis. Jika memang, pembaca menganggap tulisan-tulisan disini bisa menyenangkan hati, ya silakan, tetapi bagaimana kalau tidak, ya tidak masalah juga.
Saya tidak menulis untuk menyenangkan orang lain. Itu sebuah tugas yang maha berat yang tidak akan bisa saya tanggung, setidaknya untuk saat ini. Saya lebih menyukai menulis untuk diri sendiri. Mau disukai syukur, tidak ya tidak masalah.
Bagaimana dengan Anda?
itu adalah jalan Ninja yang berat klu targetnya untuk menyenangkan orang lain.
Klu saya tidak mewajibkan seorang penulis menulisnya untuk saya, tulislah dengan gaya masing2 dan suka2lah. Nanti malah saya menjadi suka – suka. 🙂
Percayalah Bu Susi tidak akan menengelamkan tulisan kita, seberapa buruknya tulisan tsb. kok seperti ngk nyambung koment saya dng tulisan diatas. 🙂
untuk kesekian kali artikel maniak menulis, mampu membuat saya jadi rajin menulis.
ngeblog jadi terasa ringan
yap. menulis untuk diri sendiri itu lebih baik.jadi lebih produktif.
Rajin dong om.. jadi saya punya bacaan 😀
setuju pak. makasih banyak atas pencerahannya. suka sekali saya membaca di blog ini.
sama-sama om