Buku Tua Bersampul Karton Ini Pernah Mengajarkan Saya Banyak Kosa Kata Bahasa Inggris

Buku Tua Bersampul Karton  Ini Pernah Mengajarkan Saya Banyak Kosa Kata Bahasa Inggris

Don’t judge a book by its cover. Jangan nilai buku dari sampulnya. Begitu kata pepatah lama. Maknanya jangan nilai seseorang dari penampilannya saja.

Pepatah yang tidak lekang oleh zaman dan masih sangat berlaku bahkan di kehidupan masa lalu dan kini.

Pemikiran itu pula yang menjadi pegangan kami, saya dan almarhum ayahanda untuk gemar berburu bekas kemana-mana. Kami, secara terpisah sering pergi ke berbagai kios buku loakan dimanapun, termasuk diantaranya di Pasar Senen.

Hasilnya, salah satunya bisa dilihat di foto atas. Sebuah buku tua bersampul karton berjudul “Floris” sebuah novel yang bercerita tentang percintaan di abad pertengahan.

Isinya keren dan menarik. Walau saat pertama kali membacanya, saya membutuhkan waktu lumayan lama, karena keterbatasan dalam kota kata bahasa Inggris. Butuh waktu lumayan panjang juga karena harus berulangkali membuka kamus Bahasa Inggris – Bahasa Indonesia karangan Hasan Sadely.

Sejak awal dibeli, memang buku itu sudah tidak memiliki cover aslinya dan yang ada hanyalah cover yang terbuat dari kardus/kertas tebal. Judulnya pun hanya sekedar ditulis tangan saja. Itu salah satu ciri buku bekas tua yang biasa ditawarkan penjajanya di Pasar Senen.

Buku ini sendiri sudah cukup tua saat dibeli. Usinya sudah sekitar 20 tahun saat berpindah tangan dari sang penjual ke saya.

Buku Tua Bersampul Karton  Ini Pernah Mengajarkan Saya Banyak Kosa Kata Bahasa Inggris

Harganya? Pasti bikin terbelalak karena saya membelinya seharga Rp. 1.000.- saja tahun 1990-an. Murah yah? Karena memang sulit menjual sesuatu yang sudah tidak ada sampul utamanya dan menarik orang lain. Hanya mereka yang benar-benar mencintai buku saja yang tidak akan mempedulikan hilangnya cover aslinya, dan saya termasuk di antaranya.

Jangan heran pula, karena masih ada yang lebih murah dari itu. Saya pernah membeli 3 buah buku seharga Rp. 1000 pada tahun 1990-an ketika ada bursa buku bekas di Kampus Universitas Sastra, Universitas Indonesia. Lebih murah kan?

Mengapa tetap saja beli buku yang sudah tanpa cover seperti itu? Sederhana saja. Lihat saja pepatah itu. Inti buku bukan ada pada covernya, inti buku adanya di bagian dalamnya. Jadi, sebenarnya ada atau tidak adanya covernya, tidak mempengaruhi apapun dari intinya.

Dan, memang benar ternyata. Saya menikmati isi buku tua bersampul karton ini. Tidak ada masalah sama sekali dan alur ceritanya sangat menarik untuk diikuti.

Hal itulah yang pada akhirnya meningkatkan kemampuan saya dalam berbahasa Inggris. Banyak sekali kosa kata bahasa Inggris yang terserap selama membaca buku ini. Saya juga perlahan-lahan memahami banyak grammar atau tata bahasa sulit dari buku-buku seperti ini.

Sebuah biaya yang sangat murah jika dibandingkan harus mengikuti kursus bahasa Inggris.

Buku tua bersampul karton ini, hingga saat ini masih ada dan tersimpan. Agak berdebu karena ayahanda sudah tiada, tetapi masih tersimpan dengan baik di rumah yang sekarang ditempati ibu dan adik-adik.

Buku ini pula yang saya tunjukkan kepada si kribo kecil hari ini dengan harapan suatu waktu ia bisa memahami bahwa cover dan sampul hanyalah asesori dari sebuah buku, bukan intinya. Cover hanya dipergunakan untuk menarik perhatian saja. Tidak akan ada masalah kalaupun harus hilang.

Saya juga ingin mengajarkan kepadanya bahwa jangan menilai buku dari harganya, kertasnya, tetapi nilailah isinya, yang tentunya hanya bisa dilakukan setelah membacanya.

Mudah-mudahan ia mengerti dan memahami dengan baik pepatah  “Jangan nilai buku dari sampulnya”.

3 thoughts on “Buku Tua Bersampul Karton Ini Pernah Mengajarkan Saya Banyak Kosa Kata Bahasa Inggris”

  1. bagaimana sich Pak cerita " Percintaan di Abad Pertengahan " ?

    sepertinya sebuah buku yg bernilai historis buat Pak Anton.

    Dan mungkin sekarang ini cuma Pak Anton yg masih memilikinya Didunia ini. Antik.

    klu dibandingkan dng th 2018 harga bukunya terbilang super murah, dimana tahun itu harga Tekwan cuma 25 perak per-porsi. 🙂

    Reply
    • Pokoknya keren lah.. alur ceritanya bagus banget . Yah memang bernilai historis karena membuat saya semakin suka membaca buku novel bahasa Inggris

      Reply
      • Kalau dulu, saya suka Baca Novel karya " Fredy's "… masalah percintaan diabad moderen sich… tapi Indonesia Punya.

Leave a Comment