Apakah Sepinya Mobil Perpustakaan Keliling Ini Menunjukkan Minat Baca Yang Rendah?

Apakah Sepinya Mobil Perpustakaan Keliling Ini Menunjukkan Minat Baca Yang Rendah?

Foto mobil perputakaan keliling ini diambil di ajang Car Free Day Bogor, Desember 2017 yang lalu. Sepi. Hanya ada satu dua orang dari ribuan orang pengunjung ajang itu yang mendekati mobil yang memiliki konter untuk melayani pengunjung ini. Padahal, ada ratusan buku di dalamnya.

Bukan sebuah pemandangan yang menyenangkan. Berbeda sekali dengan sebuah berita di salah satu televisi nasional beberapa waktu yang lalu, dimana anak-anak mengerubuti seseorang yang secara swadaya berkeliling dengan sepeda motornya dan membawa berbagai buku bekas. Anak-anak itu berebut untuk bisa membaca buku-buku yang terkadang sudah lusuh sampulnya.

Menyedihkan bahkan.

Sepinya pengunjung yang mendatangi mobil perpustakaan keliling di Bogor ini seperti paralel dengan fakta dan data bahwa minat dan budaya membaca buku di Indonesia masih sangat rendah. Sebuah berita pernah menyebutkan bahwa Unesco pernah melakukan survey di Indonesia tentang berapa banyak buku yang dibaca dalam satu tahun oleh orang Indonesia.

Temuannya ternyata sangat mengejutkan.

SATU, ya 1 buku saja dalam setiap tahun. Itulah rata-rata buku yang dibaca orang Indonesia dalam satu tahun. (Sumber berita di sini). Bandingkan sendiri dengan jumlah buku yang dibaca masyarakat negara maju, seperti Amerika Serikat yang mencapai 12 buku atau satu buku dalam satu tahun (Sumber : Statistica.com).

Bisa lihat betapa bedanya.

Padahal, buku adalah gudang pengetahuan dan membaca adalah salah satu kuncinya. Bagaimana bisa mendapatkan ilmu pengetahuan ketika mereka tidak mau membuka gudangnya.

Banyak yang berdalih bahwa mereka sudah beralih ke internet sebagai sumber pengetahuan, tetapi banyak yang tidak menyadari bahwa apa yang tersedia di internet hanyalah sebagian kecil saja. Juga, mayoritas tulisan di internet tidaklah mendalam dan terinci karena kebanyakan dikemas dalam bentuk populer saja. Belum ditambah tulisan-tulisan di internet kebanyakan tidak lahir dari sebuah sistem yang menjamin nilai informasi dan pengetahuan sebagaimana yang ada dalam sebuah buku.

Buku sejauh ini masih tetap merupakan sebuah sumber pengetahuan yang belum bisa tergantikan 100% oleh internet. Hal yang sepertinya kurang disadari oleh masyarakat Indonesia.

Mungkin, itulah yang membuat Indonesia tidak bisa menjadi negara maju dengan cepat dan sudah lebih dari 30 tahun label yang disandangnya masih saja “Negara Berkembang”. Ingat lho bahwa Indonesia sudah mendapatkan label sebagai negara berkembang dan calon Naga Asia sejak tahun 1980-an, hampir 40 tahun yang lalu dan hingga saat ini, tahun 2018, label itu masih belum berubah sama sekali.

Rasanya, itu ada kaitannya dengan sepinya mobil perpustakaan keliling dan berbagai perpustakaan lainnya, yaitu karena minat baca yang sangat rendah dan pada akhirnya penyebaran ilmu pengetahuan menjadi lamban pula.

Hiks. Sayang sekali padahal fasilitas sudah disediakan.

Sayang sekali.

2 thoughts on “Apakah Sepinya Mobil Perpustakaan Keliling Ini Menunjukkan Minat Baca Yang Rendah?”

  1. Tak dipungkiri salah satunya adalah saya mas..padahal banyak ilmu yang didapatkan dari membaca buku.tapi lebih seneng baca berita berita juga seeh hehe..semoga kedepane saya lebih seneng baca baca blog artikel.contohnya blog masnya ini 😂

    Reply

Leave a Comment