Menerima Sanggahan atau Bantahan : Konsekuensi Menulis Yang Anti Mainstream

Menerima Sanggahan atau Bantahan : Konsekuensi Menulis Yang Anti Mainstream

Wow. Maniak Menulis menerima sebuah komentar berupa bantahan atau sanggahan terhadap salah satu tulisannya. Tulisan yang dimaksud berjudul “Membaca Artikel Blog Terbaik Indonesia – Buang-Buang Waktu Saja“.

Sebuah hal yang menyenangkan.

Tentu saja menerima sanggahan atau bantahan seperti itu bisa diharapkan karena isi dari artikel tersebut menentang arus utama para blogger, Indonesia dan dunia, untuk membuat peringkat blog-blog terbaik. Sejak awal bisa diprediksi bahwa akan ada (dan bahkan banyak) yang merasa tersinggung oleh artikel tersebut.

Nah, kali ini bantahan datang dari Blog PERINGKAT BLOGGER. Adminnya, entah bagaimana bisa menemukan Maniak Menulis, meninggalkan jejak di kolom komentar. Isinya silakan dibaca sendiri ya di screenshoot di bawah :

Menerima Sanggahan atau Bantahan : Konsekuensi Menulis Yang Anti Mainstream

Jelas kan inti bantahannya. Ia beranggapan bahwa apa yang dikatakan dalam artikel Maniak Menulis tidak berlaku bagi blog yang dikelolanya karena ia sudah meluangkan waktu 2 bulan untuk menulisnya. Hasilnya, tentu menurutnya cukup kredibel dan tidak akan membuang waktu yang membaca.

Lalu, apa jawaban saya?

OK saya pasang screenshootnya disini, atau jika mau baca langsung, silakan kunjungi artikel terkait.

Menerima Sanggahan atau Bantahan : Konsekuensi Menulis Yang Anti Mainstream

Iya. Justru membaca artikel berjudul “100 blog terbaik di Indonesia dari berbagai Niche” di blog tersebut semakin menguatkan apa yang saya tulis.

Berbagai hal yang menjadi dasar pemikiran kalau membaca artikel berjudul “blog terbaik Indonesia” adalah buang-buang waktu saja justru mendapatkan bukti sahih dari blog yang mengaku sudah menghabiskan waktu selama 2 bulan untuk menulisnya.

Mengapa bisa demikian?

Kalau tanpa alasan, maka saya adalah orang konyol. Tanpa pernah membaca artikelnya, berarti saya mau menang sendiri. Jadi, artikel yang menurut admin blog Peringat Blogger ini dibuat dalam dua bulan, sudah saya baca dari awal hingga akhir.

Jujur saja, sempat ingin berhenti di tengah jalan karena sulit berhenti tertawa. Bahkan belum selesai bagian 1, saya sudah bisa mengambil kesimpulan bahwa tulisan-tulisan seperti ini dibuat sekedar untuk menarik blogger pemula dan bersaing di mesin pencari Google saka dengan kata kunci “Blog Terbaik Indonesia”.

Itu saja tidak lebih.

Silakan lihat beberapa hal di bawah ini yang membuat saya tertawa.

Pertama lihat bagian Kriteria :

Tentu saja, membuat peringkat tanpa ada kriteria sudah merupakan sesuatu yang absurd. Jadi, pak admin peringkat Blogger cukup logis dalam hal ini. Terlepas dari beberapa kriterianya yang sebenarnya tidak bisa diukur, tetapi setidaknya ada kriteria.

Nah, kriteria Peringkat Blog Terbaik Indonesia ala Peringkat Blogger adalah :

Kriteria Peringkat Blog Terbaik Indonesia Ala Peringkat Blogger
Kriteria Blog Terbaik Indonesia ala Peringkat Blogger

Terbaca kan.

Cukup perhatikan yang diberi kotak merah saja. Tidak perlu membaca semua. Jangan buang waktu Anda.

Tertulis :

Harus aktif dengan kata lain tidak terbengkalai artinya blog tersebut masih beroperasi dan dikelola pemiliknya dengan memposting artikel-artikel terbaru.

Kriteria yang bagus sekali. Pastilah blog yang tidak diurus, tidak seharusnya menempati posisi terbaik. Logis.

Kedua : Lihat Tanggal Terbit Artikel Tersebut

Rupanya artikel 100 blog terbaik Indonesia ala Peringkat Blogger masih baru, walau lumayan paten di mesin pencari.

Kalau melihat hasil pencarian, maka terlihat bahwa artikel tersebut diterbitkan bulan Juli 2017. Belum lama juga kan?

Menerima Sanggahan atau Bantahan : Konsekuensi Menulis Yang Anti Mainstream

Ketiga : Lihat Isi

Nama-nama yang disebutkan hanya sedikit yang asing. Sisanya ya itu lagi – itu lagi. Tidak banyak bedanya.

Tetapi, saya ambil contoh beberapa nama saja yang sudah umum dan pasti akrab bagi para blogger (dan disebutkan sebagai blog terbaik dalam niche masing-masing), yaitu :

1. Raditya Dika

2. Juragan Cipir

3. Blogguebo

Tiga saja sudah cukup sebagai contoh menunjukkan bahwa ada kekonyolan dalam artikel di Peringkat Blog tersebut.

Mulai dari

Raditya Dika :

apakah raditya dika blogger terbaik indonesia

Ingat kriterianya kan, blognya harus masih beroperasi dan tidak terbengkalai. Nah, ini ketika blog komedian terkenal itu dibuka.

Menerima Sanggahan atau Bantahan : Konsekuensi Menulis Yang Anti Mainstream

Blog Raditya Dika adalah salah satu yang dulu sering saya masuki. Cuma, setelah itu saya berhenti karena menyadari bahwa blog tersebut sudah tidak pernah diupdate lagi oleh pemiliknya. Tahun 2016 saja, si komedian sudah tidak ada artikel fresh.

Dan, hari ini saat tulisan ini dibuat, itulah tampilannya.

Juragan Cipir :

Ampuun.

Saya pelanggan blog asuhan Indri Lidiawati sejak lama. Setiap hari saya datang kesana. Tetapi, sekarang kalau inget dan kepingin saja.

Alasannya sederhana, sejak akhir tahun 2016 atau awal tahun 2017, pemiliknya menghilang entah kemana. Sudah tidak ada lagi artikel baru yang terbit. Meski di forumnya kadang ada satu dua member yang posting.

Selebihnya tidak ada apa-apa selama hampir setahun lebih.

Blogguebo :

Blog ini pun sudah lama tidak aktif. Sepengetahuan saya, pemiliknya sedang sibuk menyelesaikan studi di luar negeri dan tidak lagi update postingan baru.

Sudah paling tidak setengah tahun lebih tampilannya ya seperti ini terus. Kok saya bisa tahu? Karena saya dulu sering kesini.

Menerima Sanggahan atau Bantahan : Konsekuensi Menulis Yang Anti Mainstream

Cukup buktinya?

Saya rasa cukup.

Bukti-bukti ini mengatakan : Penulis artikel 100 blog terbaik indonesia dari berbagai niche di Blog Peringkat Blog tidak melakukan PR-nya, ia tidak melakukan riset seperti yang dikatakannya menghabiskan waktu 2 bulan

1. Bagaimana bisa blog yang bertentangan dengan kriteria yang dibuatnya sendiri masuk daftar terbaik

2. Bagaimana bisa blog yang sudah tidak terurus dianggap terbaik

3. Bagaimana bisa blog yang tidak operasional dianggap blog terbaik

Lucunya, artikel terbit di 1 Juli 2017, padahal 3 blog yang saya sebutkan tadi sudah tidak aktif jauh sebelum itu.

Cukup paham kan mengapa artikel tentang blog terbaik Indonesia sebenarnya ya begitu-begitu saja. Penulisnya biasanya tidak melakukan riset dan mengawasi sekitar 3 juta blog yang ada di dunia maya Indonesia. Paling hanya riset baca blog-blog lain dan kemudian ditulis ulang dengan versi sendiri.

Tetapi…

Inilah resiko menulis sesuatu yang anti mainstream, yang berlawanan arus. Sanggahan atau bantahan ini harus dianggap wajar. Sudah sesuatu yang umum bagi para blogger membuat sesuatu yang bombastis, keren, dan hebat, agar terlihat profesional dan keren di mata pembaca. Bertentangan dengan pola umum seperti itu tidak jarang menghasilkan sanggahan, bantahan, atau kritikan.

Hal itu harus diterima.

Dan, saya menerimanya dengan senang hati.

Komentar seperti ini memberikan kesempatan kepada saya untuk menulis tentang kekonyolan dan betapa tidak sahihnya berbagai artikel tentang blog terbaik Indonesia.

Saya belum sempat meninggakan jejak di blog terkait. Tetapi, karena saya rasa sang admin juga ingin mempromosikan blognya, maka saya bantu dengan membuat artikel ini. Saya dengan senang hati bantu mempopulerkan tulisannya.

Hanya, dengan cara saya, yang sekaligus memperlihatkan beberapa hal sebagai pengimbang.

Silakan nilai sendiri dan mana yang bisa lebih dipercaya. Yang ini sih urusan Anda, bukan saya.

Tabik.

6 thoughts on “Menerima Sanggahan atau Bantahan : Konsekuensi Menulis Yang Anti Mainstream”

  1. Blogguebo itu mah udah lama banget gak aktif, juragan cipir ? Hah. apalagi Raditya Dika sibuk ngurusin stand up comedy dia.

    kriteria penilaian yang di langgar?

    Rupanya ada rahasia di balik rahasia.

    maaf ngaco…

    soalnya saya sedang mabuk SEO.

    Reply
  2. Semestinya Blog RAditya Dika atau Blog Mbak Indri diganti dengan nama Blog Asik Pedia saja Pak, biar tambah seru,,,,,hehehe.

    semestinya judul yang diberikan adalah " 100 blog Terpopuler Di Indonesia "

    bukan menggunakan kata " Terbaik " ,,,karena kalau menggunakan kata TERBAIK, maka orang cenderung ingin membuktikan dasarnya dari mana bisa mengatakan terbaik.

    itulah pak, tujuannya mungkin untuk menjaring trafik saja.

    Kalau ia mau menjaring blog terbaik, semestinya blog Lovely Bogor, Maringenet, Asik Pedia, dan blog MasAndiwibowo,,,,, masuk kategori.Betul ngk Pak ? 🙂

    Reply
    • Wakksss… itu namanya narsis bro…

      Terpopuler sendiri butuh pembuktian tentang jumlah pembaca dan dibandingkan blog-blog lain. Membuat peringkat itu tidak semudah yang dibayangkan dan butuh data serta fakta untuk mendukungnya

      Reply
  3. Wah postingan ini bagus. Membuat saya harus membuka artikel yang di link diatas, ingin tahu komentar dan isi tulisannya.

    Tapi saya setuju dengan penilaian yang sebenarnya subyektif karena sebelum menilai sudah melihat nama besar terlebih dahulu sampai-sampai bertentangan dengan kriterianya sendiri.

    Kecuali kalau penilaian berdasarkan Domain Authority, mungkin nama-nama besar itu memang menang. Karena blog lawas.

    Reply
    • Yah begitulah adanya.

      Kalau soal domain authority memang lebih terukur, tetapi juga tidak berarti yang terbaik karena banyak faktor lainnya

      Reply

Leave a Reply to Anton Ardyanto Cancel reply