Membaca Tulisan Blogger Wanita Itu Menyenangkan

Membaca Tulisan Blogger Wanita Itu Menyenangkan

Wanita itu identik dengan yang namanya keindahan. Lebay memang terdengarnya, tetapi sejak zaman dahulu kala hingga sekarang pandangan itu tetap sama, kaum wanita sering menjadi simbol kecantikan dan keindahan.

Meskipun demikian, bukan karena itu saya menyukai membaca tulisan blogger wanita. Toh, juga kebanyakan saya tidak tahu seperti fisik penulisnya. Bisa jadi ia pesek, hitam, gendut. Sangat bisa jadi karena jarang sekali saya membaca halaman “Tentang” dan melihat fotonya.

Biasanya saya baru melakukan hal itu kalau tulisannya memang memikat. Ingin tahu seperti apa sih orangnya.

Yang membuat membaca artikel buatan blogger perempuan menarik adalah karena gaya bahasanya.

Yah, terus terang, seringnya bertele-tele dan panjang lebar. Terkadang repot juga mencari inti dari tulisannya sendiri. Selalu butuh waktu untuk bisa menemukan titik kunci artikelnya. Selalu. Bahkan, sebuah hal kecil saja bisa menjadi sebuah karangan sepanjang 1000-1500 kata.

Jarang sekali artikel buatan kaum hawa ini “to the point”. Biasanya cenderung berputar dan penuh pernak-pernik dan bunga-bunga kata sebelum sampai kepada intinya. Sepertinya, artikel itu ingin menyampaikan seluruh rasa dan ide yang ada di kepala penulis.

Keceriaan, kegembiraan, kekesalan, kegeraman, kegalauan. Semua tergambar secara rinci.

Tetapi, mungkin itulah yang membuatnya betah untuk membacanya.

Disana ada “rasa” dan “passion” dari penulisnya. Kaum hawa cenderung (tidak semuanya) agak eksplosif dalam mengutarakan pemikirannya. Mereka tidak ragu menuangkan perasaannya ke dalam tulisan. Rasanya itulah yang menyebabkan tulisan-tulisan mereka lebih terasa “asam garam”nya.

Artikel buatan kaum hawa sepertinya  lebih menekankan pada “bercerita” dan “sharing” apa yang mereka rasakan dan alami. Mereka sepertinya tidak berniat menggurui (walau tetap ada juga yang begitu).

Berbeda sekali dengan gaya menulis kaum pria. Kaku dan formal. Cenderung menonjolkan ego dari penulisnya dan seperti ingin mengatakan kepada dunia “Siapa saya?”. Cita rasanya seperti bukan berbagi atau sharing.

Mungkin, pepatah lama ada benarnya, “Pria berpikir dengan logika, wanita berpikir dengan perasaan”. Itulah mengapa membaca artikel blogger wanita kesan “rasa” lebih kuat dibandingkan buatan blogger pria.

Mungkin karena itu pulalah saya menyukainya. Disana ada “rasa” dan tidak hambar atau datar.

Tetapi, yang pasti, tidak menggurui.

Bosan mendengar orang yang selalu mencoba mengajarkan kepada orang lain tentang ini dan itu. Ada kalanya, manusia lebih suka dianggap sebagai teman dibandingkan sebagai murid yang harus diberi pelajaran.

8 thoughts on “Membaca Tulisan Blogger Wanita Itu Menyenangkan”

  1. saya juga sering membaca beberapa blog yang ditulis oleh para wanita, inti tulisannya adalah menceritakan.

    seru2 jg cerita mereka yang sepertinya berasal dari pengalaman mereka sendiri.

    saya terkadang lupa nama blog2 mereka, karena mendapatinyi dari kolom komentar dibanyak blog yang saya kunjungi.

    saya tidak peduli apakah penulisnya cantik atau tidak, kalau isi tulisnnya berupa pengalaman saya langsung tertarik.

    biasanya mereka menulis dengan kejujuran, walau terkadang tidak rajin posting.

    memang butuh kesabaran untuk membaca artikel mereka, saat membacanya jg kita seperti sedang berhadapan langsung.

    Reply
    • Ya begitulah.. tetapi menyenangkan sekali bacanya.. kadang saya tertawa sendiri…

      Seru banget kalau sudah baca tulisan mereka

      Reply
  2. saya juga Pak suka baca -baca blog wanita,yang kebanyakan isinya cuma curhatan, lucu juga sih. tetapi yang saya heran itu yang komen dan followernya bisa banyak gitu ya.

    padahal isinya cuma curhat, kadang cuma beberapa baris, yang respon bisa banyak.

    teori para internet marketer gak di pake sama sekali malah.

    Reply
    • Karena mereka mengandalkan kedekatan sesama blogger. Non teori malah.

      Blogwalking dilakukan benar-benar untuk mencari teman dan bukan sekedar backlink

      Reply

Leave a Reply to Anton Ardyanto Cancel reply